(The Utilization of Rice Bran Waste to Oil as Raw Material for Medicine)
Sri Handayani*, Melati Zahra Nur Abrar, Olivia Yolanda Bellanimalona, Enjarlis
Abstrak
Dedak padi adalah hasil samping dari pengolahan padi yang umumnya digunakan untuk makanan
ternak. Minyak dedak padi dapat digunakan sebagai bahan baku bidang farmasi, kosmetik, dan minyak
pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi asam fosfat dan jenis
adsorben terbaik yang digunakan dalam pemurnian minyak dedak padi dan diharapkan akan diperoleh
minyak dedak padi yang memenuhi standar baku mutu untuk obat dengan melihat 4 parameter, yaitu
bilangan asam, bilangan peroksida, bilangan iodin, dan komposisi asam lemak. Proses pemurnian
dilakukan dengan 3 tahap, yaitu proses degumming, netralisasi, dan adsorpsi. Variabel konsentrasi
asam fosfat yang digunakan, yaitu 6, 9, dan 12% (v/v) terhadap minyak dan jenis adsorben, yaitu zeolit
dan bentonit dengan pemakaian adorben 25% dari berat minyak dedak padi kasar. Hasil penelitian
didapatkan bilangan asam dari tiap variabel konsentrasi berturut-turut nilainya adalah 11,54; 6,6;
6,64%, bilangan peroksida adalah 10; 9,77; 2,36 mgrek/kg, dan bilangan iodin adalah 103,50; 126,45
dan 73,42 gr I2/gr minyak. Hasil pemurnian terbaik dari ketiga parameter tersebut terdapat pada
konsentrasi asam fosfat 9% yang kemudian dilanjutkan dengan proses netralisasi menggunakan NaOH
dan proses adsorpsi dengan menggunakan dua jenis adsorben, yaitu zeolit dan bentonit. Hasil analisis
asam lemak menggunakan GCMS pada adsorben zeolit adalah 41,4% asam oleat dan 25,7% asam
linoleat, dan pada adsorben bentonit adalah 42,6% asam oleat dan 20,7% asam linoleat. Dari hasil
analisis asam lemak tersebut, kedua jenis adsorben baik zeolit maupun bentonit dapat digunakan
sebagai adsorben pada proses pemurnian minyak dedak padi karena memberikan nilai komposisi asam
lemak yang memenuhi persyaratan sebagai bahan baku obat.
Kata Kunci : degumming, asam fosfat, adsorben, minyak dedak padi, asam oleat
Abstract
Rice bran is a by-product of rice processing which is generally used for animal feed. Rice bran oil can
be used as raw material for pharmaceuticals, cosmetics, and food oils. The purpose of this study was to
obtain the concentration of phosphoric acid and the best type of adsorbent used in refining rice bran oil
and it is hoped that rice bran oil will meet quality standards for medicine by looking at 4 parameters,
namely acid number, peroxide number, iodine number, and fatty acid composition. The purification
process is carried out in 3 stages, namely degumming, neutralization, and adsorption processes. The
variable concentrations of phosphoric acid used were 6, 9, and 12% (v/v) for the oil and the type of
adsorbent, namely zeolite and bentonite, with the use of adorben 25% of the weight of crude rice bran
oil. The results showed that the acid number of each concentration variable was 11.54; 6,6; 6.64%, the
peroxide number is 10; 9.77; 2.36 mgrek/kg, and the iodine value is 103.50; 126.45 and 73.42 g I2/gr
oil. The best purification results from these three parameters were found at a concentration of 9%
phosphoric acid which was then followed by a neutralization process using NaOH and an adsorption
process using two types of adsorbents, namely zeolite and bentonite. The results of fatty acid analysis
using GCMS on zeolite adsorbents were 41.4% oleic acid and 25.7% linoleic acid, and 42.6% oleic acid
and 20.7% linoleic acid on bentonite adsorbents. From the results of the fatty acid analysis, both types
69
Pemanfaatan Limbah Dedak PadiMenjadi Minyak Sebagai Bahan Baku Obat
Sri Handayani, Melati Zahra Nur Abrar, Olivia Yolanda Bellanimalona, Enjarlis
of adsorbents, both zeolite and bentonite, can be used as adsorbents in the rice bran oil refining process
because they provide a fatty acid composition value that meets the requirements as raw materials for
drugs.
Keyword : degumming, phosphoric acid, adsorbent, rice bran oil, oleic acid
____________________
*Penulis Korespondensi. Tepl:+62 8128327412
Alamat E-mail : sri.handayani@iti.ac.id
70
Jurnal IPTEK, Vol. 5, No. 2, Agustus 2021: 69 - 79
Specific Gravity (30°) 0,910 − 0,920 Bahan yang digunakan adalah dedak
Refractive Index (40°C) 1,466 − 1,4730 padi, aquades, asam fosfat (Merck), alkohol,
Proses pemurnian crude rice bran oil NaOH (Merck), fenolftalein, kloroform, larutan
melalui serangkaian proses untuk menghilangkan Wij’s, kalium iodida (Merck), natrium tiosulfat
senyawa yang tidak diinginkan, memenuhi (Merck), larutan kanji, dan asam asetat glasial
standar kualitas minyak, dan memperpanjang (Merck). Alat yang digunakan seperangkat alat
umur penyimpanannya. Proses pemurnian minyak ekstraksi dan evaporator, alat centrifuge, beaker
pada umumnya terdiri dari empat proses, yaitu glass, magnetic stirrer, gelas ukur, pipet ukur,
proses pemisahan getah (gum), proses pemisahan buret, erlenmeyer, labu ukur, corong, pipet tetes,
asam lemak bebas (netralisasi), proses propipet, dan timbangan analitik.Variabelnya
penghilangan bau (deodorisasi) dan proses adalah proses degumming menggunakan asam
penghilangan warna (bleaching). Namun, pada fosfat (H3PO4) dengan variasi konsentrasi asam
penelitian ini difokuskan pada proses pemisahan fosfat, yaitu 6%, 9%, 12% (v/v) terhadap minyak
getah (degumming), netralisasi, dan adsorpsi. dan proses adsorpsi menggunakan adsorben, yaitu
Proses degumming merupakan zeolit dan bentonit. Dengan menggunakan
pemisahan getah yang terdapat dalam minyak. parameter kadar asam lemak bebas/bilangan
Getah dalam minyak merupakan zat pengotor asam, bilangan peroksida, bilangan iodin, dan
yang bersifat larut dalam minyak, seperti asam komposisi asam lemak yang terkandung dalam
lemak bebas, hidrokarbon, keton, tokoferol, minyak.
glikolipid, fitosterol, fosfolipid, protein, pigmen Prosedur Percobaan :
(zat warna) dan resin. Senyawa fosfolipid dalam 1. Proses persiapan bahan baku, yaitu dedak
minyak terdiri dari dua jenis, yaitu dapat terhidrat padi hasil penggilingan ditimbang 100 gram,
(Hydratable Phospholipid) dan tidak terhidrat dimasukkan ke dalam kertas saring. Lalu,
(Non-Hydratable Phospholipid). Fosfatida dimasukkan ke dalam soxhlet. Sedangkan
hydratable mudah dipisahkan dengan untuk pelarutnya, yaitu heksana diukur 500 ml
penambahan air pada suhu rendah. Penambahan dan dimasukkan ke dalam labu ekstraksi.
air ini mengakibatkan fosfolipid akan kehilangan Kemudian, dipasangkan labu ekstraksi beserta
sifat lipofiliknya dan berubah sifat menjadi soxhlet dan kondensornya. Proses ekstraksi
lipofobik sehingga mudah dipisahkan dari minyak ditunggu selama 3 jam, dengan waktu 1
[13]. Fosfatida non hydratable harus dikonversi siklusnya adalah 20 menit. Setelah proses
terlebih dahulu menjadi fosfatida hydratable ekstraksi, dilanjutkan dengan proses evaporasi
dengan penambahan larutan asam [7]. Proses yang bertujuan untuk memisahkan minyak
degumming yang digunakan menggunakan dengan pelarutnya. Proses evaporasi
metode acid degumming yaitu penghilangan berlangsung selama 1 jam dengan temperatur
getah menggunakan asam. Pemilihan asam fosfat 80 °C.
pada metode acid degumming dikarenakan 2. Proses pemurnian crude rice bran oil, yaitu:
asamnya tidak bersifat racun, mengikuti regulasi a. Proses degumming dengan variasi
peratutran untuk makanan, dan biayanya yang konsentrasi asam fosfat 6%, 9%, 12%.
terjangkau [13]. Selain bersumber pada kekuatan Asam fosfat 6%, 9%%, 12% (v/v) dari
asam menurut derajat ionisasinya, kekuatan asam berat CRBO ditambahkan ke dalam
berdasarkan kemampuan menyerap getah dalam CRBO, kemudian diaduk secara konstan
minyak menunjukkan asam fosfat lebih kuat dan selama 40 menit hingga terbentuk gum
menghasilkan residu yang lebih kecil pada campuran. Kemudian, minyak
dibandingkan asam lemah lainnya. Jika disentrifugasi selama ±30 menit. Dari
dibandingkan dengan asam organik (asam sitrat tahap ini, diperoleh kondisi yang optimum
(640 gr/l), asam oksalat (600 gr/l), dan asam yang diketahui dari hasil analisis bilangan
tartarat (1000 gr/l)), ketiga asam tersebut asam, bilangan iodin, dan bilangan
memiliki kekuatan asam lebih kecil dibandingkan peroksida. Diagram alir pemurnian CRBO
asam fosfat (85 wt %) [13]. dapat dilihat pada Gambar 1.
Setelah melalui proses degumming, b. Proses netralisasi dilakukan setelah
biasanya dilanjutkan dengan proses adsorpsi. mendapatkan variasi konsentrasi asam
Proses adsorpsi merupakan peristiwa terjadinya fosfat yang terbaik. Setelah melalui proses
kontak antara padatan dengan suatu campuran degumming, selanjutnya minyak
fluida sehingga sebagian zat terlarut dalam fluida ditambahkan NaOH 0.1 N 1% dari berat
tersebut teradsorpsi yang menyebabkan terjadinya minyak. Diaduk selama beberapa menit,
perubahan komposisi fluida. Partikel yang kemudian minyak disentrifugasi selama
terakumulasi disebut adsorbat dan material yang 30 menit. Setelah itu, minyak
mengadsorpsi disebut adsorben [14]. ditambahkan air panas 10% yang
bertujuan untuk menghilangkan sisa
3. Metodologi sabun yang masih terdapat di dalam
71
Pemanfaatan Limbah Dedak PadiMenjadi Minyak Sebagai Bahan Baku Obat
Sri Handayani, Melati Zahra Nur Abrar, Olivia Yolanda Bellanimalona, Enjarlis
72
Jurnal IPTEK, Vol. 5, No. 2, Agustus 2021: 69 - 79
buah instrumen, yaitu kromatografi gas yang asam, minyak dengan kualitas tinggi memiliki
berfungsi untuk memisahkan senyawa menjadi asam lemak bebas yang rendah atau bilangan
senyawa tunggal dan spektroskopi massa yang asam rendah. Namun, minyak hasil ekstraksi
masih memiliki bilangan asam yang tinggi. Pada
berfungsi mendeteksi jenis senyawa
bilangan asam, minyak dengan kualitas tinggi
berdasarkan pola fragmentasinya. Prinsip kerja memiliki asam lemak bebas yang rendah atau
dari alat GCMS, yaitu sampel yang bilangan asam rendah. Namun, minyak hasil
diinjeksikan ke dalam kromatografi gas akan ekstraksi masih memiliki bilangan asam yang
diubah menjadi fasa uap dan dialirkan tinggi. Tingginya asam lemak bebas disebabkan
melewati kolom kapiler dengan bantuan gas oleh adanya reaksi hidrolisis pada minyak
pembawa. Alat GCMS yang digunakan dalam ataupun karena proses pengolahan yang kurang
baik [18]. Proses hidrolisis tersebut menyebabkan
menganalisis komposisi minyak dedak padi
terurainya lemak atau trigliserida oleh molekul air
adalah GC-FID dengan gas pembawa, yaitu yang menghasilkan asam lemak bebas dan
Helium (He). gliserol [18]. Molekul air tersebut kemungkinan
berasal dari pelarut yang digunakan, dimana
4. Hasil dan Pembahasan pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi
Persiapan Bahan Baku minyak dedak padi kemurniannya di bawah 90%.
Bahan utama yang digunakan adalah Asam lemak bebas terbentuk karena proses
dedak padi. Pengolahan dedak padi meliputi dua oksidasi dan hidrolisa enzim selama proses
faktor penting, yaitu stabilisasi dan ekstraksi. pengolahan dan penyimpanan [18]. Pada bilangan
Stabilisasi dedak padi dilakukan dengan peroksida, besarnya bilangan peroksida pada
pemanasan selama 20 menit dalam oven. minyak hasil ekstraksi dikarenakan adanya
Stabilisasi bertujuan untuk menghancurkan enzim kemungkinan minyak sudah mengalami oksidasi.
lipase yang berada dalam dedak sehingga Hal tersebut diketahui dari bilangan peroksida
rendemen minyak meningkat dan kadar asam yang dihasilkan. Dan pada bilangan iodin,
lemak bebas menurun [17]. besarnya bilangan iodin pada minyak komersial
Dedak padi yang telah distabilisasi mengartikan bahwa asam lemak tidak jenuhnya
dengan pemanasan, dilanjutkan dengan proses tinggi, sehingga kualitas minyak semakin bagus.
ekstraksi. Proses ekstraksi dilakukan selama 3 Rendahnya bilangan iod pada minyak hasil
jam. Untuk mendapatkan minyak dari dedak padi, ekstraksi kemungkinan dikarenakan masih
digunakan ekstraksi dengan pelarut heksana. terkandungnya zat pengotor yang terdapat dalam
Hasil ekstraksi merupakan campuran antara minyak sehingga saat dilakukan analisis,
heksana dengan minyak. Untuk mendapatkan kemungkinan analisis yang dilakukan tidak
minyak murni, maka dilakukan evaporasi berjalan sempurna [18]. Oleh karena itu perlu
sehingga heksana akan menguap dan dilakukan proses lanjutan atau pemurnian, seperti
meninggalkan minyak murni. Minyak dedak padi degumming dan adorpsi agar diperoleh minyak
memiliki kriteria tertentu untuk dapat digunakan. dedak padi yang memenuhi standar nilai minyak
Untuk mengetahui kandungan yang terdapat komersial.
dalam minyak dedak padi, maka perlu dilakukan
uji analisis bilangan, seperti analisis bilangan Pengaruh Konsentrasi Asam Fosfat Terhadap
asam, bilangan peroksida dan bilangan iodin, Berat Gum Pada Proses Degumming
maupun perbandingan warna minyak. Minyak Degumming (pemisahan gum) dilakukan
dedak padi komersial yang telah dipasarkan untuk memisahkan getah dalam minyak yang
menjadi bahan rujukan dalam penelitian agar merupakan zat pengotor bersifat larut dalam
diperoleh kriteria analisis bilangan yang serupa. minyak, seperti asam lemak bebas, hidrokarbon,
Dilakukan analisis pada kedua minyak sehingga keton, tokoferol, glikolipid, fitosterol, fosfolipid,
dihasilkan data yang disajikan pada Tabel 2. protein, pigmen (zat warna) dan resin. Proses
Tabel 2. Hasil Uji Analisis degumming dilakukan dengan cara penambahan
Minyak Dedak Padi asam fosfat ke dalam minyak, kemudian diaduk
Ekstraksi Komersial secara konstan sehingga akan membentuk
Bilangan Asam (%) 7,7 0,7 senyawa fosfolipida yang mudah dipisahkan dari
Bilangan Peroksida 17,2 2,5 minyak. Degumming mengkonversi fosfolipida
(mEk O2/kg) menjadi gum terhidrasi yang tidak larut dalam
Bilangan Iodin 92,6 114,2 minyak dan selanjutnya dipisahkan dengan cara
(grI2/gr sampel) sentrifugasi [8]. Pengaruh konsentrasi asam fosfat
terhadap gum yang terpisah dari minyak disajikan
Minyak hasil ekstraksi memiliki nilai pada Gambar 1.
yang cukup jauh untuk memenuhi standar minyak
komersial seperti pada Tabel 1. Pada bilangan
73
Pemanfaatan Limbah Dedak PadiMenjadi Minyak Sebagai Bahan Baku Obat
Sri Handayani, Melati Zahra Nur Abrar, Olivia Yolanda Bellanimalona, Enjarlis
74
Jurnal IPTEK, Vol. 5, No. 2, Agustus 2021: 69 - 79
75
Pemanfaatan Limbah Dedak PadiMenjadi Minyak Sebagai Bahan Baku Obat
Sri Handayani, Melati Zahra Nur Abrar, Olivia Yolanda Bellanimalona, Enjarlis
dedak padi hasil uji memiliki standar yang data tersebut, maka dari itu, perlu dilakukan
terlampau jauh dengan minyak komersial. proses pemurnian lebih lanjut dengan proses
Namun, memiliki peluang sebagai bahan baku adsorpsi agar diperoleh minyak dedak padi yang
obat. Komposisi asam lemak sebelum adsorpsi memenuhi standar nilai minyak untuk bahan baku
belum memenuhi standar bahan baku obat, obat. Berdasarkan analisis hasil uji GCMS,
terutama pada kandungan asam oleat. Rendahnya diperoleh data komposisi asam lemak dalam
nilai komposisi asam lemak tersebut disebabkan minyak dedak padi yang telah dilakukan
masih adanya sejumlah senyawa pengotor yang pemurnian menggunakan adsorben zeolit dan
berukuran koloid/sangat kecil sehingga bentonit yang dapat dilihat pada Tabel 4, Gambar
mempengaruhi komposisi dari minyak [21]. Dari 5 dan 6.
Tabel 4. Hasil Analisis Uji GCMS pada Minyak Dedak Padi setelah dilakukan Adsorpsi
SBP Board of
Asam Lemak Jenis Asam Sri dkk Setelah Adsorpsi Setelah Adsorpsi
No Consultants & Engineer
(%) Lemak [18] dengan Zeolit dengan Bentonit
1998
1 Asam
Tidak jenuh 33,5 41,4 42,6 40 – 50
oleat
2 Asam
Tidak jenuh 32,7 25,7 20,7 29 – 42
linoleat
3 Asam
Tidak jenuh 1,31 0,65 1,88 29 – 42
linolenat
4 Asam
Jenuh 25 27,6 27,2 12 – 18
palmitat
5 Asam
Jenuh 3 1,00 1,69 0,1
miristat
6 Asam
Jenuh 1,5 2,90 4,31 1–3
stearat
Berdasarkan hasil uji analisis GCMS impuritis, sehingga dihasilkan nilai asam lemak
dengan menggunakan zeolit dan bentonit, dapat tidak jenuh yang lebih tinggi.
dinyatakan bahwa kandungan asam lemak tak Setelah melalui proses adsorpsi, minyak
jenuh pada minyak dedak padi dengan adsorben yang dihasilkan memberikan warna yang sama
bentonit mendekati kandungan minyak dedak seperti warna bahan bakunya yaitu berwarna
dengan adsorben zeolit. Pada minyak dedak padi coklat namun lebih terang. Hal ini dikarenakan
dengan menggunakan zeolit dan bentonit warna pada minyak dedak padi setelah melalui
memiliki bilangan asam lemak tak jenuh sebesar proses pemurnian, tidak dapat sepenuhnya dapat
67,75% dan 65,18%. Hal yang membedakannya dihilangkan.
hanya pada jenis adsorben yang digunakan. Peneliti membandingkan hasil minyak
Adsorpsi dengan menggunakan adsorben zeolit adsorpsi yang diperoleh dengan hasil minyak
3A menghasilkan kandungan asam lemak tidak penelitian lain dan standar yang berlaku di dunia,
jenuh lebih unggul 2% dibanding dengan adsorpsi menurut Nurhan Turgut Runford, kandungan
menggunakan bentonit. Hal tersebut dikarenakan asam lemak tak jenuh pada asam oleat berkisar
zeolit 3A merupakan zeolit hasil modifikasi untuk antara 38 – 45%. Sedangkan, kandungan asam
meningkatkan kandungan Al, sehingga dapat linolenat berkisar 16 – 36%. Nilai tersebut
menurunkan rasio Si/Al. Penurunan kandungan mendekati literatur dari SBP Board Of
Al tidak diharapkan karena dapat memperbesar Consultants and Engineer 1998, dimana
rasio perbandingan. Dan, jika nilai rasio kandungan asam lemak tak jenuh pada asam oleat
perbandingan Si/Al tinggi, maka zeolit akan berkisar antara 40 – 50% dan kandungan asam
bersifat hidrofobik dan pori-pori zeolit akan linolenat berkisar 29 – 42%. Kandungan asam
menjadi lebih terbuka. Keunggulan ini membantu lemak tak jenuh yang dihasilkan dari penelitian
dalam mengoptimalkan proses penyerapan sesuai dengan literatur dan peneliti sebelumnya,
76
Jurnal IPTEK, Vol. 5, No. 2, Agustus 2021: 69 - 79
sehingga minyak dedak padi dengan proses digunakan sebagai bahan baku obat. Komposisi
adsorpsi menggunakan adsorben bentonit atau asam lemak ditentukan berdasarkan banyaknya
zeolit sama-sama berpotensi digunakan sebagai ikatan rangkap dan dianalisis dengan uji bilangan
bahan baku obat. iodin sebagai penentu ikatan rangkap dalam
Mutu minyak dalam penyediaan bahan minyak. Bilangan iodin dari hasil analisis yaitu
baku obat dapat dibandingkan dengan standar 126 gr Iod/gr. Berdasarkan buku fermakope,
Fermakope. Fermakope merupakan literatur resmi minyak yang dapat dijadikan bahan baku obat
yang memuat uraian, persyaratan, dan ditentukan oleh bilangan iodin, dimana rentang
keseragaman pengujian mutu obat. Jika dilihat bilang iodin 79 – 180 gr Iod/gr. Sehingga, dapat
dari nilai komposisi asam lemak yang tinggi dapat dikatakan bahwa minyak dedak hasil uji telah
dikatakan bahwa minyak hasil penelitian dapat memenuhi standar bahan baku obat.
77
Pemanfaatan Limbah Dedak PadiMenjadi Minyak Sebagai Bahan Baku Obat
Sri Handayani, Melati Zahra Nur Abrar, Olivia Yolanda Bellanimalona, Enjarlis
Berdasarkan hasil uji GCMS, terdapat 7 jenis Tabel 5. Kandungan Vitamin E pada Minyak
senyawa dalam sampel minyak dedak padi Dedak Padi Setelah Proses Adsorpsi
dengan proses adsorpsi menggunakan adsorben Jenis Adsorben Satuan Hasil
zeolit 3A, diantaranya Miristat, Palmitat, Stearat, Zeolit mg/100 gram < 0,01
Oleat, Linoleat, Gamma Linoleat dan EPA. Bentonit mg/100 gram < 0,01
Sedangkan, pada bentonit mengandung 10 jenis
senyawa dalam sampel minyak dedak padi, yaitu 5. Kesimpulan
Laurat, Miristat, Palmitat, Stearat, Oleat, 1. Pada proses pemurnian minyak dedak
Linoleat, Gamma Linoleat, Alfa Linoleat, EPA, padi, konsentrasi asam fosfat terbaik
dan Pentacosanoat. Minyak dedak padi dari hasil
untuk proses degumming, yaitu 9% (v/v)
pemurnian dengan adsorben zeolit 3A, tidak terhadap minyak.
mengandung senyawa Laurat, Alfa Linoleat dan 2. Kedua jenis adsorben zeolit dan bentonite
Pentacosanoat seperti pada pemurnian minyak memberikan komposisi asam lemak tidak
dedak padi dengan adsorben bentonit. Hal jenuh hampir mendekati atau sama, yaitu
tersebut disebabkan karena adsorben zeolit 3A sebesar 67,75% dan 65,18%. Sehingga,
dapat menurunkan asam lemak bebas secara baik zeolit maupun bentonit dapat
optimal, dengan daya serapnya yang besar [9].
digunakan sebagai adsorben pada proses
Senyawa Laurat dan Pentacosanoic merupakan
senyawa asam lemak jenuh, sehingga adsorben pemurnian minyak dedak padi.
zeolit 3A mampu menghilangkan kandungan 3. Kandungan vitamin E dalam minyak
asam lemak jenuh tersebut dari minyak dedak dedak padi setelah hasil uji GCMAS, yaitu
padi untuk meningkatkan asam lemak tak kurang dari 0,01 mg/100 gram. Nilai
jenuhnya. Sedangkan, senyawa Alfa Linoleat tersebut belum sesuai dengan standar
termasuk asam lemak tak jenuh. Senyawa yang vitamin E dalam minyak dedak padi, yaitu
kadarnya cukup tinggi pada kedua sampel dan
merupakan senyawa dominan dalam minyak 48 − 70 mg/100 gram.
dedak padi, yaitu asam palmitat, asam oleat dan
asam linoleat. Daftar Pustaka
78
Jurnal IPTEK, Vol. 5, No. 2, Agustus 2021: 69 - 79
[6] Sumarna, D., 2006. Proses Degumming [17] Hadipernata M., 2007. Mengolah Dedak
CPO (Crude Palm Oil) Menggunakan menjadi Padi (Rice Bran Oil). J. Warta
Membran Ultrafiltrasi. Jurnal Teknologi Penelitian dan Pengembangan Pertamina,
Pertanian, Volume 2. 2007.
[7] Ristianingsih, Y., Sutijan & Budiman, A., [18] Sri Handayani, Sofa Fajriah, Enjarlis.,
2011. Studi Kinetika Proses Kimia dan 2020. Rice Bran Oil Extraction as
Fisika Penghilangan Getah Crude Palm Trioxolane Raw Material. Simetrikal
Oil (CPO) dengan Asam Fosfat. 13(4), pp. Journal of Engineering and Technology.
242-247. Vol. 02, No. 01. pp. 13-19.
[8] Arita, S., Anindya, S. A. & Wildayani, H., [19] De, B. K. & Patel, J. D., 2010. Effect of
2009. Pengaruh Penambahan Asam Pada Different Degumming Processes and
Proses Pemurnian Minyak Jarak Pagar Some Nontraditional Neutralizing Agent
Kasar. Jurnal Teknik Kimia, Volume 16. on Refining of RBO. Journal of Oleo
Science, pp. 121-125.
[9] Setiawan, A., Pato, U. & Hamzah, F.,
2016. Pemurnian Minyak Goreng dari Biji [21] Inayati, Johan, M. R. & Maulana, M. A.,
Karet Menggunakan Zeolit. Jurnal 2015. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi
Faperta, Volume 3. Alkali dalam Pembuatan Enriched Rice
Bran Oil Pada Tahap Awal Proses Isolasi
[10] Prasetyowati, Kurniawan, A. & Saputra, Y-Oryzanol. Ekuilibrium Journal of
D., 2011. Pemurnian Minyak Jelantah Chemical Engineering, 14(1), pp. 23-29.
dengan Adsorben Bentonit. Jurnal Teknik
Kimia, 17(5). [22] Ahmadi, K. & Mushollaeni, W., 2007.
[11] Cheong, L.-Z. & Xu, X., 2019. Rice Bran Pemurnian Minyak Ikan Hasil Samping
and Rice Bran Oil. s.l.: Academic Press Penepungan Ikan Lemuru (Sardinella
and AOCS Press. longiceps) Menggunakan Zeolit Alam
Teraktivasi. Jurnal Teknologi Pertanian,
[12] Erickson, D. R., 1990. Edible Fats and 8(2), pp. 71-79.
Oils Processing: Basic Principles and
Modern Practices. Illionis: American Oil
Chemists' Society Champaign
79