Anda di halaman 1dari 4

Nama sampel : Kemiri (Aleurites moluccana)

Bagian yang digunakan : Biji

Alasan pengambilan sampel :

Klasifikasi tanaman kemiri:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malpighiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Aleurites

Spesies : A. moluccana

Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau kukui nut tree. Minyak yang
diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk digunakan sebagai bahan
campuran cat. Pohonnya sendiri hidup pada ketinggian 150-1000 meter. Tinggi
tanaman mencapai sekitar 15-40 meter. Daunnya berwarna hijau pucat, bertangkai
panjang, helai daunnya berbentuk bulat telur, bentuk lanset dan hanya pada bagian
pangkal bertulang daun menjari. Kacangnya memiliki diameter sekitar 4–6 cm,
buahnya buah batu, bentuknya bulat telur bola yang lebar dan berdaging, bijinya
berjumlah 1–2 dengan kulit biji yang sangat keras, berbentuk bulat agak gepeng,
warnanya hitam karena penyerbukan dan berlipat. Biji kulit dibuka maka didalamnya
terdapat kemiri berwarna krem. Biji yang terdapat di dalamnya memiliki lapisan
pelindung yang sangat keras dan mengandung minyak yang cukup banyak
(Anonim,2013).

Kemiri sendiri selain sebagai bumbu masak, juga dapat digunakan untuk
menyuburkan rambut. Buah kemiri juga diyakini berkhasiat mengobati buang air
besar yang berdarah, diare, disentri, sakit perut, sembelit, demam, sariawan, dan
sakit gigi.Kemiri mengandung zat gizi dan nongizi. Zat nongizi dalam kemiri misalnya
saponin, falvonoida, dan polifenol. Banyak peneliti telah membuktikan bahwa ketiga
komponen ini memiliki arti besar bagi kesehatan. Kandungan zat gizi mikro yang
terdapat dalam kemiri contohnya protein, lemak, dan karbohidrat. Kandungan kimia
yang terdapat dalam kemiri adalah gliserida, asam linolet, palmitat, stearat, miristat,
asam minyak, protein, vitamin B1, dan zat lemak. Bagian yang bisa dimanfaatkan
sebagai obat adalah biji, kulit, dan daun (Anonim,2012).

Tabel 1. Kandungan gizi per 100 gram daging biji kemiri (Kataren,2008)

Komponen Gizi Jumlah yang terkandung


Energi 636 kalori
Protein 19 g
Karbohidrat 8g
Lemak 63 g
Kalsium 80 mg
Fospor 200 mg
Besi 2 mg
Vitamin B 0,06 mg
Air 7g

Minyak kemiri termasuk kelompok minyak mengering (drying oil). Bagian


buah (biji) mengandung minyak sebesar 55-65 %, dan kadar minyak dalam
tempurung sebesar 60 %. Asam lemak yang terkandung dalam minyak terdiri dari
55% asam palmitat, 6,7% stearat, 105 persen oleat, 48,5 persen linoleat dan 28,5
persen linolenat. Asam lemak palmitat dan stearat termasuk golongan asam lemak
jenuh, sedangkan asam oleat, linoleat dan linolenat termasuk golongan asam lemak
tak jenuh (Ketaren, 2008).

Tanaman kemiri mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia karena


hampir semua bagian tanaman dapat digunakan, namun bagian tanaman yang
memiliki nilai ekonomi yang tinggi adalah biji kemiri. Biji kemiri dapat digunakan
sebagai bumbu masak, obat, kosmetik, dan sebagainya. Salah satu cara
memanfaatkan biji kemiri adalah dengan mengekstraksi biji sehingga dihasilkan
minyak. Biji kemiri memiliki kadar minyak yang tinggi yaitu sekitar 57%-69% minyak
(Ketaren,1986).
Dari uraian ini, kami tertarik untuk mengambil sampel kemiri karena mudah
didapatkan dan tersedia dalam jumlah yang banyak, serta biji kemiri mengandung
57%-69% berat minyak. Minyak kemiri dapat diperoleh dengan cara diperas atau
diekstraksi.

Alasan menggunakan metode ekstraksi sokhletasi :

Ekstraksi minyak atau lemak adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak
atau lemak dari sel-sel bahan yang diduga mengandung minyak atsiri atau lemak.
Metode ekstraksi sokhletasi merupakan suatu metode dengan cara pemanasan,
pelarut yang digunakan mengalami sirkulasi, dibandingkan dengan cara maserasi,
ekstraksi sokhletasi memberikan hasil ekstrak yang lebih baik.

Terdapat beberapa metode ekstraksi untuk mengambil minyak biji kemiri,


salah satu contohnya adalah metode ekstraksi pelarut (solvent) yaitu sokhletasi.
Sokhletasi dipilih menjadi metode percobaan karena pelarut yang diperlukan disini
relatif sedikit dan dapat direfluks sehingga bisa diambil kembali untuk kemudian
dapat digunakan berulang-ulang. Dengan dapat digunakannya lagi pelarut yang
sama untuk percobaan berikutnya, maka metode ekstraksi ini menjadi lebih murah
dan efiesien. Selain itu, metode sokhletasi juga merupakan yang paling efektif untuk
mengekstrak minyak karena dengan metode ini hampir 99% minyak dalam sampel
dapat diekstrak. Atas dasar itulah maka pengambilan komponen minyak dilakukan
dengan metode solvent extraction yaitu sokhletasi. (Fessenden, 1991)

Alasan menggunakan pelarut N-heksan :

Pemilihan bahan pelarut yang sesuai untuk ekstraksi minyak dan lemak
adalah dengan menentukan derajat polaritasinya. Pada dasarnya suatu bahan akan
mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya. (Guenther,1987)

Menurut Prasetyo (2015), beberapa jenis pelarut yang sesuai untuk ekstraksi
lemak (lipid) tertentu antara lain :

a. Senyawa trigliserida yang bersifat non-polar akan mudah diekstraksi dengan


pelarut non-polar misalnya n-heksan
b. Glikopida yang polar akan mudah diekstraksi dengan alkohol yang polar
c. Lesitin atau secara kimia adalah senyawa fosfafidil kolin bersifat basis akan
mudah larut dalam pelarut yang sedikit asam seperti alkohol
d. Fosfadil serin yaitu fosfolipida yang bersifat polar dan asam mudah larut
dalam kloroform yang sedikit polar. Senyawa ini tidak mudah larut dalam
alkohol

Minyak merupakan senyawa yang bersifat non polar, maka pelarut yang
digunakan dapat berupa n-heksan sebagai pelarut yang dapat melarutkan minyak
dalam kemiri karena sama-sama bersifat non-polar. Isometri heksana umumnya
bersifat tidak reaktif dan sering digunakan untuk mengekstrak minyak dari bijinya
seperti pada kacang-kacangan dan flax. Hal ini karena heksana tidak reaktif dan
inert dalam reaksi organik karena bersifat sangan polar, serta memiliki narrow
destillation dan selective power, sehingga tidak memerlukan tingkat pemanasan
yang tinggi dan daya ekstraksnya tinggi yang menjadikan heksana sebagai pelarut
yang baik untuk mengekstrak minyak dari bijinya (Pratiwi,2016)

Minyak kemiri jika diperas dalam kondisi dingin, maka minyak atsiri yang
keluar akan berwarna kuning muda serta rasa dan bau yang tidak enak. Namun, jika
diperas dalam kondisi panas akan berwarna gelap serta bau dan rasa yang tidak
enak.

No. Bahan Sifat fisika Sifat kimia


1. n-heksan - Titik didih 68,7⁰C - Bersifat non-polar
- Titik lebur 95,3⁰C - Rumus CH3
(CH2)4CH3
2. Kemiri - Indeks bias pada - Mengandung
25⁰C : 1,473-1,479 saponin, flavonoid
- Bobot jenis 15⁰C : dan plifenol
0,92-0,929

Anda mungkin juga menyukai