Anda di halaman 1dari 1

Walaupun bukan obat tidur dan tidak berkhasiat analgesi, tetapi dalam praktek anestesi modern

maupun terapi intensif, obat ini telah digunakan secara luas. Pada saat ini, hampir semua tindakan
anestesi umum, menggunakan obat pelumpuh otot.

Asal mula penggunaan obat ini berdasar pendapat Griffith dan Jonsson (1942) bahwa δ-
tubokurarin adalah obat pelumpuh otot yang aman digunakan untuk membuat relaksasi otot selama
pembedahan. Setahun kemudian Cullen menguraikan penggunaan curare pada
anestesi cyclopropane untuk pembedahan abdomen pada 131 pasien. Tetapi Beecher dan Todd (1952)
melaporkan bahwa pada penggunaan tubokurarin menimbulkan kematian 6 kali lipat dibandingkan
dengan yang tidak menggunakannya.

Hal ini disebabkan oleh pengetahuan tentang blok neuromuskuler yang belum memadai.
Selanjutnya angka kematian bisa diturunkan setelah farmakologi pelumpuh otot dipahami, dilakukan
monitoring yang baik dan antisipasi yang tepat.

Penggunaan pelumpuh otot makin populer dengan ditemukannya obat-obat baru dengan
berbagai sifat, sehingga memungkinkan dilakukan pemilihan sesuai dengan kondisi pasien.

Pada dosis tertentu obat ini menimbulkan relaksasi atau kelumpuhan otot termasuk otot – otot
pernafasan sehingga penderita tidak dapat bernafas. Karena itu, pelumpuh otot harus diberikan oleh
orang yang terlatih mengelola jalan nafas.

Selama kelumpuhan otot-otot pernafasan, pita suara juga membuka sehingga memudahkan untuk
tindakan intubasi, peristaltik dan gerakan usus juga berhenti sehingga memudahkan operasi pada
rongga perut.

Karena mekanisme kerja obat golongan ini menghambat transmisi neuro muskuler, maka lebih dulu kita
bicarakan mulai dari fisiologi transmisi neuro muskuler.

Anda mungkin juga menyukai