Anda di halaman 1dari 64

Anestesiologi dan Terapi Intensif

Dr. Mario Simamora, Sp.An


Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih
Sejarah anestesi
 Anestesi merupakan salah satu bidang
kedokteran yang baru berkembang pada
abad ke 20.
 Perkembangan ilmu anestesi
berhubungan dengan perkembangan
ilmu bedah dan disiplin ilmu intervensi
lainnya.
 Tindakan pembedahan dimulai sejak
abad ke 18, namun tindakan bedah
merupakan tindakan medis yang
direkomendasikan terakhir saat itu.
 Ilmu bedah mulai berkembang pesat
pada akhir abad ke 19 sejak dimulainya
tindakan asepsis dan antisepsis.

 Tindakan sepsis dan antisepsis


mengurangi angka morbiditas dan
mortalitas akibat tindakan bedah.
Sejarah Anestesi
 Pre 1846 : dimulainya penemuan regimen
yang menjadi cikal bakal obat
anestesi

 1946-1900: Penggunaan obat anestesi dalam


pembedahan

 Abad 20 : Perkembangan pesat ilmu anestesi

 Abad 21 : Anestesi modern


BC attempts
Nyeri
Trauma fisik
Trauma psikologis
Ilmu anestesi mulai diperkenalkan pada abad ke
18-19
Definition
 ANESTHESIA - Partial or complete
loss of sensation with or with out loss
of consciousness as result of disease,
injury, or administration of an
anesthetic agent, usually by injection
or inhalation.
Anestesi
 Anestesi identik dengan anestesi umum
 Pemberian anestesi umum memiliki arti
hilangnya kesadaran yang sifatnya reversibel
oleh karena obat disertai dengan hilangnya
sensasi nyeri dari tubuh
 Pemberian obat anestesi berimbang (Balanced
anesthesia) melibatkan trias anetesi
Trias Anestesi

 Sedasi: Obat sedasi


 Analgesi: Opioid
 Relaksasi otot: Obat
pelumpuh otot
Pertimbangan pemberian obat
anestesi
 Fisiologi PARU
 Fisiologi JANTUNG
 Fisiologi SISTEM SARAF PUSAT
 Fisiologi HATI
 Fisiologi GINJAL
Organ vital
manusia
Jenis Anestesi

• Anestesi Inhalasi
Anestesi • Anestesi Intravena
Umum

• Lokal/infiltrasi
Anestesi • Blok Perifer
Regional •

Blok Epidural
Blok Spinal (RASAB)
Anestesi Umum
Anestesi umum
 Teknik anestesi umum merupakan teknik
anestesi pertama yang diperkenalkan.
 Anestesi umum menggunakan inhalasi gas
anestesi dan atau anestesi intravena.
 Ether, nitrous oxide (N2O) dan Kloroform
adalah anestesi inhalasi yang digunakan
pertama kali.
Anestesi inhalasi di masa lalu
 Zat anestesi inhalasi pertama yang
dipakai mudah terbakar, sehingga
keamanannya kurang.

 Pada abad ke 20 mulai digunakan zat


flourin untuk anestesi inhalasi yang
tidak mudah terbakar.

 Anestesi inhalasi berflourin seperti:


halotan, enfluran, isofluran,
sevofluran, desfluran.
Stadium Anestesi
 Guedel (1920) membagi anestesi
umum dengan eter dalam 4 stadium
(stadium III dibagi menjadi 4 plana),
yaitu:
Stadium 1
 Stadium I (analgesi) dimulai dari saat
pemberian zat anestetik sampai
hilangnya kesadaran.
Pada stadium ini pasien masih dapat
mengikuti perintah dan terdapat
analgesi
Stadium II
 Stadium II (delirium/eksitasi,
hiperrefleksi) dimulai dari hilangnya
kesadaran dan refleks bulu mata sampai
pernapasan kembali teratur.

 stadium ini harus cepat dilewati karena


dapat menyebabkan kematian.
Stadium III
 Stadium III (pembedahan) dimulai

dengan teraturnya pernapasan sampai

pernapasan spontan hilang.


Stadium III Plana 2
 Pernapasan teratur, spontan, dada dan perut
seimbang, terjadi gerakan bola mata yang
tidak menurut kehendak pupil miosis, refleks
cahaya ada, lakrimasi meningkat, refleks
faring dan muntah tidak ada dan belum
tercapai relaksasi otot lurik yang sempurna
(tonus otot mulai menurun).
Stadium III Plana 2
 Pernapasan teratur, spontan, perut-
dada, volume tidak menurun, frekuensi
meningkat, bola mata tidak bergerak,
terfiksasi di tengah, pupil midriasis,
refleks cahaya mulai menurun, relaksasi
otot sedang, dan refleks laring hilang
sehingga dapat dikerjakan intubasi.
Stadium III Plana 3
 Pernapasan teratur oleh perut karena
otot interkostal mulai paralisis, lakrimasi
tidak ada, pupil midriasis dan sentral,
refleks laring dan peritoneum tidak ada,
relaksasi otot lurik hampir sempurna
(tonus otot semakin menurun).
Stadium III Plana 4
 Pernapasan tidat teratur oleh perut
karena otot interkostal paralisis total,
pupil sangat midriasis; refleks cahaya
hilang, refleks sfingterani dan kelenjar
air mata tidak ada, relaksasi otot lurik
sempurna (tonus otot sangat menurun)
Stadium IV
 Stadium IV (paralisis medula oblongata)
dimulai dengan melemahnya pernapasan
perut dibanding stadium III plana 4.

 Tekanan darah tak dapat diukur, denyut


jantung berhenti, dan akhimya terjadi
kematian.
Anestesi Inhalasi saat ini
 Anestesi intravena mulai diperkenalkan
setelah ditemukannya syringe steril.

 Obat anestesi intravena yang sering


digunakan adalah
◦ Golongan barbiturat (thiopental,
phenobarbital, secobarbital),
◦ Golongan benzodiazepin (diazepam,
lorazepam dan midazolam),
◦ Ketamine,
◦ Propofol,
◦ Etomidate.
Anestesi Regional
 Tahun 1884, anestesi topikal
diberikan oleh Carl Koller pada
operasi mata.

 Pada tahun 1898, RASAB pertama kali


dilakukan oleh August Bier

 Pada tahun 1921, anestesi epidural


diperkenalkan oleh Fidel Pages
Anestesi topikal
Anestesi Infiltrasi
Blok Perifer
Blok Spinal dan Epidural
Anestesi lokal

Golongan Ester Golongan Amida

Benzocaine Bupivacaine
Chloroprocaine Lidocaine
Procaine Mepivacaine
Tetracaine Ropivacaine
Cocaine
Assesmen Preoperatif
Peri-operatif
PRAANESTESI

EVALUASI PREOPERASI PREMEDIKASI

INTRAOPERATIF

INDUKSI ANESTESI MONITORING

PASCAANESTESI
PULIH SADAR NYERI POST OPERASI
Trias Anestesi

 Sedasi: Obat sedasi


 Analgesi: Opioid
 Relaksasi otot: Obat
pelumpuh otot
Pertimbangan pemberian obat
anestesi
 Fisiologi PARU
 Fisiologi JANTUNG
 Fisiologi SISTEM SARAF PUSAT
 Fisiologi HATI
 Fisiologi GINJAL
Anaesthesia for medical students
 Pre-operative care/assestment
 Drugs, fluids, monitoring
 Care of the unconscious patient
 Post-operative care including
analgesia, intravenous fluid
management, and management of
common complications
 Practical procedures
 Evaluasi preoperatif penting untuk
menilai kondisi pasien sebelum
menjalani operasi

 Penilaian pasien yang dilakukan harus


bersifat menyeluruh.
Penilaian yang dilakukan meliputi:

 Kardiovaskuler

 Pulmo

 Endokrin atau metabolik

 Hematologi dan koagulasi

 Hepar dan ginjal


Klasifikasi Status Fisik :
 ASA I : Pasien normal / sehat
 ASA II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan
 ASA III : Pasien dgn peny. sistemik berat sehingga
aktivitas rutin terbatas
 ASA IV : Pasien dengan peny. sistemik berat tidak dapat
melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya –
mengancam kematian
 ASA V : Pasien emergensi dengan atau tanpa operasi
hidupnya tidak lebih dari 24 jam
 Penilaian yang dilakukan akan
menentukan pilihan teknik anestesi
yang akan digunakan.

 Persiapan lain yang perlu dilakukan


preoperasi adalah puasa dan
pemberian premedikasi.

 Puasa diperlukan untuk menurunkan


kemungkinan terjadinya aspirasi saat
induksi anestesi.
 Premedikasi merupakan tindakan
pemberian obat-obatan sebelum
anestesia, untuk mendapatkan kondisi
yang diharapkan ahli anestesi.

 Tujuannya dapat berupa:


◦ Mengurangi kecemasan
◦ Mengurangi nyeri
◦ Mengurangi sekresi saluran nafas
◦ Membantu pengosongan lambung
◦ Membantu mengurangi asam lambung
 Pemberian informasi dan persetujuan
tindakan yang telah ditandatangani
keluarga pasien dan pasien.

 Pasien dan keluarga harus


mengetahui keuntungan dan kerugian
tindakan operasi dan tindakan
anestesi yang akan dijalani.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai