TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anestesi
pada setiap pasien. Seorang ahli anestesi harus menyadari pentingnya mental
dan kondisi fisik selama visite preoperatif. Sebab hal tersebut akan
keahlian seorang ahli anestesi. Persiapan yang buruk akan berakibat pada
Rasa takut dan nyeri harus diperhatikan betul pada kunjungan pra-anestasi.
10
Dengan memberikan rasa simpati dan pengertian kepada pasien tentang
masalah yang dihadapi, maka pasien dapat dibantu dalam menghadapi rasa
namun obat anestasi umum tidak hanya menghilangkan rasa sakit akan tetapi
1. hipnotik
2. analgesik
3. relaksasi
11
a. Stadium I (analgesi) dimulai dari saat pemberian zat anestetik sampai hilangnya
kesadaran. Pada stadium ini pasien masih dapat mengikuti perintah dan terdapat
gerakan bola mata yang tidak menurut kehendak, pupil midriasis, refleks
cahaya ada, lakrimasi meningkat, refleks faring dan muntah tidak ada, dan
belum tercapai relaksasi otot lurik yang sempurna. (tonus otot mulai
menurun).
midriasis, refleks cahaya mulai menurun, relaksasi otot sedang, dan refleks
paralisis, lakrimasi tidak ada, pupil midriasis dan sentral, refleks laring dan
peritoneum tidak ada, relaksasi otot lurik hampir sempuma (tonus otot
semakin menurun).
4. Plana 4 : Pernapasan tidak teratur oleh perut karena otot interkostal paralisis
total, pupil sangat midriasis, refleks cahaya hilang, refleks sfmgter ani dan
12
kelenjar air mata tidak ada, relaksasi otot lurik sempuma (tonus otot sangat
menurun).
perut dibanding stadium III plana 4. pada stadium ini tekanan darah tak dapat
pernapasan pada stadium ini tidak dapat diatasi dengan pernapasan buatan.
- Laringoskop (terdiri atas holder dan blade. Pilih blade yang nomor 3 untuk
pasien dewasa dengan ukuran sedang bila lebih besar pakai ukuran 4, untuk
berikut: (umur +2) / 2. misal hasilnya adalah 5 maka siapkan ukuran 4.5,
5, dan 5.5
13
- Jelly
- Precordial
- Kapas alkohol
- Plester
- Xilocain pump
- Naso (buat di hidung. Tidak selalu digunakan.. hanya pada keadaan tertentu)
- Spray alcohol
- Betadin
- Kassa steril
- Bantal
- Spuit 5 cc
1. Sulfas Atropin
2. Pethidin
3. Propofol/ Recofol
4. Succinil Cholin
5. Tramus
6. Sulfas Atropin
7. Efedrin
14
Obat untuk Anestesi Spinal:
buvanest)
1. Atropin
2. Efedrin
3. Ranitidin
4. Ketorolac
5. Metoklorpamid
6. Aminofilin
7. Asam Traneksamat
8. Adrenalin
9. Kalmethason
11. lidocain
15. Adrenalin
15
A. Mesin Anestesi
lakukan pengisian
- cek apakah pipa pembuangan gas sudah terpasang dan terbuang di tempat
yang tepat
- aliran oksigen ada dua jalur, jangan sampai salah memilih jalurnya. Ada jalur
mengikat CO2. laporkan bila sodalime sudah berubah warna sangat tua)
- monitor mesin penting untuk mengetahui keadaan nafas pasien kita. Minta
B. Monitor Anestesi
C. Suction
E. Bantal
16
2.2. Persiapan praanestesi meliputi:
1. Mengumpulkan data
Anamnesis
asma)
- Riwayat diet (kapan makan atau minum terakhir. jelaskan perlunya puasa
sebelum operasi)
obatan)
Pemeriksaan Fisik
17
1. Breath
Keadaan jalan nafas, bentuk pipi dan dagu, mulut dan gigi, lidah dan tonsil.
Apakah jalan nafas mudah tersumbat? Apakah intubasi akan sulit? Apakah pasien
ompong atau menggunakan gigi palsu atau mempunyai rahang yang kecil yang
Tentukan pula frekuensi nafas, tipe napas apakah cuping hidung, abdominal atau
torakal, apakah terdapat nafas dengan bantuan otot pernapasan (retraksi kosta).
Nilai pula keberadaan ronki, wheezing, dan suara nafas tambahan (stridor).
2. Blood
Tekanan nadi, pengisian nadi, tekanan darah, perfusi perifer. Nilai syok atau
3. Brain
4. Bladder
5. Bowel
Pembesaran hepar. Bising usus dan peristaltik usus. cairan bebas dalam perut atau
massa abdominal?
6. Bone
18
Kaku kuduk atau patah tulang? Periksa bentuk leher dan tubuh. klainan tulang
belakang?
f. Pemeriksaan pelengkap atas indikasi seperti gula darah 2 jam post prandial,
g. Pada operasi besar dan mungkin bermasalah periksa pula kadar albumin,
Penyakit Kardiovaskular
19
Pada pasien dengan gagal jantung perfusi organ menjadi buruk. Ambilan gas
setelah penghentian obat jauh lebih berat diandingkan dengan resiko karena
meneruskan terapi.
Penyakit Pernafasan
pascaoperasi.
Penundaan operasi elektif pada pasien yang menderita infeksi saluran nafas
atas karena efek obat sedative dan atropine, dan penurunan respons imunologi
yang terjadi karena anestesi umum dapat meningkatkan resiko infeksi dada
pascaoperasi
Diabetes Mellitus
hampir semua obat anestesi bersifat meningkatkan glukosa darah. Penderita diabetes
yang tidak stabil seharusnya tidak dianestesi untuk pembedahan elektif, kecuali jika
20
Penyakit Hati
Metabolisme obat-obatan anestesi akan terganggu akibat adanya gagal hati. Obat-
obatan analgesic dan sedative juga menjadi memiliki masa kerja yang panjang karena
Anestesi pada pasien ikterus mempunyai dua resiko nyata. Pertama adalah perdarahan
akibat kekurangan protrombin. Resiko yang kedua adalah gagal ginjal akibat bilirubin
1. Pengosongan lambung : dengan cara puasa, memasang NGT. Lama puasa pada
orang dewasa kira-kira 6-8 jam, anak-anak 4-6 jam, bayi 2 jam (stop ASI). Pada
operasi darurat, pasien tidak puasa, maka dilakukan pemasangan NGT untuk
dekompresi lambung.
21
Tujuan
Cara:
- Intravena (5-10 menit sebelum anestesi dilakukan, dosisnya 1/3 – 1/2 dari
dosis intramuscular)
- Oral misalnya, malam hari sebelum anestesi dan operasi dilakukan, pasien
dengan hipertensi.
2. Ketenangan sedative
22
10. Kurangi kebutuhan dosis anestesi narkotik hypnosis
1. Golongan Narkotika
darah hipotensi
- Morfin adalah obat pilihan jika rasa nyeri telah ada sebelum pembedahan
Depresan SSP
23
Penyempitan bronkus
- Golongan ini berfungsi sebagai obat penenang dan membuat pasien menjadi
mengantuk.
Barbiturat
Diazepam
- Mengendalikan kejang
24
3. Golongan Obat Pengering
1. ASA 1
Pasien tidak memiliki kelainan organik maupun sistemik selain penyakit yang
akan dioperasi.
2. ASA 2
Pasien yang memiliki kelainan sistemik ringan sampai dengan sedang selain
penyakit yang akan dioperasi. Misalnya diabetes mellitus yang terkontrol atau
hipertensi ringan
3. ASA 3
Pasien memiliki kelainan sistemik berat selain penyakit yang akan dioperasi,
tetapi belum mengancam jiwa. Misalnya diabetes mellitus yang tak terkontrol,
25
4. ASA 4
Pasien memiliki kelainan sistemik berat yang mengancam jiwa selain penyakit
yang akan dioperasi. Misalnya asma bronkial yang berat, koma diabetikum
5. ASA 5
Pasien dalam kondisi yang sangat jelek dimana tindakan anestesi mungkin
saja dapat menyelamatkan tapi risiko kematian tetap jauh lebih besar.
6. ASA 6
Pasien yang telah dinyatakan telah mati otaknya yang mana organnya akan
membutuhkan.
Untuk operasi darurat, di belakang angka diberi huruf E (emergency), contoh: operasi
1. Teori Koloid
Bukti : eter, halotan hambat gerak dan aliran protoplasma pada amoeba
2. Teori Lipid
Ada hubungan kelarutan zat anestesi dalam lemak dan timbulnya anestesi.
26
Kelarutan anestesi makin kuat
menyebabkan anestesi.
4. Teori biokimia
oksidatif).
5. Teori Neurofisiologi
mempertahankan kesadaran.
6. Teori Fisika
Anestesi terjadi oleh karena molekul yang inert (bergerak) dari zat anestesi
akan menempati ruang di dalam sel yang tidak mengandung air sehingga
27
Stadium 1 : Stadium analgesia atau disorientasi
Stadium 3 :
- Lakrimasi
- Volume tidal
- Frekuensi nafas
28
- Pupil : terfiksasi ditengah, midriasis
- Refleks cahaya
- Lakrimasi (-)
- Tonus otot
- Tonus otot
- Pupil midriasis
Ventilasi normal :
29
- Wanita dewasa : dominan abdomen (diafragma)
Pupil
Stadium III : pupil mulai midriasis lagi karena pelepasan adrenalin pada
anestesi dengan eter atau siklopropan tapi tidak terjadi pada halotan dan IV
3. Hipoksia
30
N : sentuhan berkedip (kontraksi)
Refleks cahaya :
N : Pupil miosis
infuse.
2. Tunggu instruksi. Setelah lapor ke konsulen, dan operator sudah siap. Berarti
31
6. Tunggu sampai refleks bulu mata hilang.
7. Bila refleks bulu mata telah hilang pasang masker dengan posisi benar. (Jaw
thrust, chin lift, tekan masker dengan ibu jari dan telunjuk)
10. Tetap berada dalam posisi seperti itu. Sambil kadang-kadang lakukan
11. Bila diperlukan pasien rileks maka berikan Succinil cholin atau tramus
12. Selanjutnya tinggal seni anestesinya. Kalau tensi naik dan turun, kalau nadi
naik atau turun, kalau nafas kurang spontan, lambat atau cepat. Yang kita
lakukan bisa perdalam atau kurangi obat anestesi, tambah obat tertentu, atur
13. Bila operasi sudah hampir selesai kurangi dosis perlahan sampai kemudian
14. Operasi selesai bawa pasien ke RR. Dan tunggu sampai pasien bangun.
1. Kedalaman anestesi
2. Kardiovaskuler :
32
- EKG
- CVP
3. Ventilasi respirasi:
- Stetoskop
- Capnometer
7. Sirkuit anestesi
33
DOSIS OBAT-OBATAN
mg/cc
ampul
aquadest 9cc
10cc pengenceran
(Tramus/ relaksasi:
Tracrium) 0,08,
maintenance:
0,1-0,2
34
aquadest 9cc
pengenceran mg
5 mg (anak)
pengenceran
pengenceran
prostigmin +
1 ampul SA
(Sedacum) pengenceran
pengenceran
HCl pengenceran
35
Onset dan Durasi yang penting
Keterangan
1. Ketamin/ketalar
- Efek analgesia kuat sekali. Terutama utk nyeri somatik, tapi tidak utk nyeri
visceral
- Refleks pharynx & larynx masih cukup baik batuk saat anestesi refleks
vagal
- disosiasi mimpi yang tidak enak, disorientasi tempat dan waktu, halusinasi,
gaduh gelisah, tidak terkendali. Saat penderita mulai sadar dapat timbul
eksitasi
36
- Aliran darah ke otak, konsentrasi oksigen, tekanan intracranial (Efek ini dapat
melalui urin
- Ketamin bekerja pd daerah asosiasi korteks otak, sedang obat lain bekerja pd
Indikasi:
Untuk prosedur dimana pengendalian jalan napas sulit, missal pada koreksi
jaringan sikatrik pada daerah leher, disini untuk melakukan intubasi kadang
sukar.
37
Pada pasien dengan resiko tinggi: ketamin tidak mendepresi fungsi vital.
Pasien asma
Kontra Indikasi
Dekompensasi kordis
Bentuk cairan, emulsi isotonik, warna putih seperti susu dengan bahan pelarut
yang terdiri dari minyak kedelai & postasida telur yang dimurnikan.
10cc propolol jarang pada anak karena sakit & iritasi pada saat pemberian
38
Saat dipakai utk induksi juga dapat tjd hipotensi karena vasodilatasi & apnea
sejenak
Efek Samping
Bradikardi.
Sebaiknya obat ini tidak diberikan pd penderita dengan ggn jalan napas,
3. Thiopental
Tidak larut dalam air, tp dlm bentuk natrium (sodium thiopental) mudah larut
dalam air
4. Pentotal
Zat dr sodium thiopental. Btk bubuk kuning dlm amp 0,5 gr(biru), 1
Larutan tadak begitu stabil, hanya bisa disimpan 1-2 hr (dalam kulkas lebih
39
Pemakaian dibuat larutan 2,5%-5%, tapi dipakai 2,5% untuk menghindari
Obat mengalir dalam aliran darah (aliran ke otak ↑) efek sedasi & hipnosis
TIK ↓
Metabolisme di hepar
Kontraindikasi
Syok berat
Anemia berat
40
Obstruksi saluran napas atas
1. Halothan/fluothan
Efek:
Menghambat salivasi
41
Pemberian berulang (1-3 bulan) kerusakan hepar (immune-mediated
hepatitis)
Absorbsi & ekskresi obat oleh paru, sebagian kecil dimetabolisme tubuh
Keuntungan
Cepat tidur
Kadang tidak mual & tidak muntah, penderita sadar dalam kondisi yang enak
Kerugian
Overdosis
Aritmia jantung
Cukup mahal
42
Dosis dapat kurang sesuai akibat penyusutan
Gas yang berbau, berpotensi rendah (MAC 104%), tidak mudah terbakar dan
Efek:
3. Eter
- Tidak berwarna, sangat mudah menguap dan terbakar, bau sangat merangsang
- Murah
43
- Memenuhi trias anestesi
- Teknik sederhana
4. Enfluran
Isomer isofluran
Efek depresi nafas dan depresi sirkulasi lebih kuat dibanding halotan dan
5. Isofluran
Cairan bening, berbau sangat kuat, tidak mudah terbakar dalam suhu kamar
Dosis pelumpuh otot dapat dikurangi sampai 1/3 dosis jika pakai isofluran
6. Sevofluran
dipilih untuk induksi melalui sungkup wajah pada anak dan orang dewasa.
44
C. Obat Muscle Relaxant
Bekerja pada otot bergaris terjadi kelumpuhan otot napas & otot-otot
ekstremitas.
Obat ini membantu pada operasi khusus seperti operasi perut agar organ
alkuronium, Pankuronium
45
rekuronium,
Fasikulasi + -
prostigmin)
cardiac arrest)
Hiperkalemi + -
hipersekresi asam
lambung, spasme
bronkhus)
meningkatnya HR dan BP
- Myalgia post op
- Meningkat tekanan
46
intrakranial
- Malignant hyperthermia
- Myoklonus
Durasi:
Antikolinesterase
2. Pitidostigmin
3. Edrofonium
47
- fungsi: efek nilotinik + muskarinik bradikardi, hiperperistaltik, hipersekresi,
Konsentrasi zat anestesi inhalasi dalam alveoli dimana 50% binatang tidak
Halotan : 0,87%
Eter : 1,92%
Enfluran : 1,68%
Isofluran : 1,15%
Sevofluran : 1,8%
Obat Emergency
<90 diberikan)
48
Aminofilin Bronkokonstriksi 5 mg/kgBB
Spuit 24mg/ml
Spuit 5 mg/cc
49
2.10. Cranioplasty
digunakan cangkok tulang dari temoat lain di dalam tubuh atau bahan sintesis.
A. Indikasi
Beberapa faktor yang dapat ditangani dengan tindakan cranioplasty adalah:
- Premature closing dari sutura tengkorak atau craniosynostosis
- Tengkorak yang tidak berkembang
- Faktor genetik yang mengakibatikan cacat lahir
- Trauma
- Cacat tengkorak lain yang mengakibatkan lubang atau daerah sensitif pada
tengkorak
- Kelainan tengkorak yang tidak diketahui penyebabnya yang mempengaruhi
penampilan
50
sendirinya. Saat menunggu untuk melakukan cranioplasty, penting untuk
mencegah perkembangan autograft devitalized atau allograft infeksi. Biasanya
operasi rekosntruktif dilakukan setelah 3 samapai 6 bulan. Namun, jika ada
daerah yang mengalami infeksi, masa tunggu ini bisa selama satu tahun.
Beberapa alasan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan
cranioplasty antara lain :
Nyeri Kepala : Nyeri kepala dapat timbul jika tulang tengkorak yang telah
di angkat tidak digantikan dengan tulang baru.
51
DAFTAR PUSTAKA
3 Juni 2010.
sumber : www.balipost.co.id.
Hal : 159-161.
52
9. Fusetti, S., Hammer, B., Kellman, R., Matula, C., Strong, E B. 2011. Cranial
12. Dr.Gde Mangku, Sp.An. KIC, Standar Pemantauan Dasar Intra Operatif, Ilmu
53