Rapto Hardian
FK Unlam-SMF Anestesiologi
CLEAR LIQUIDS 2
ASI 4
SUSU FORMULA 6 (NOT SUGGESTED BY
CONSULTANTS)
SUSU NONHUMAN 6
MAKANAN RINGAN 6
• Emergence
– Akhir anestesi, dimana penderita segera
kembali sadar
– Bahaya laryngospasme & muntah (aspirasi)
Anestesi regional
macamnya
1.Topikal/surface anestesi
2.Infiltrasi/field block
3.Intravenous regional block ( Bier’s Block)
4.Peripheral nerve’s block (axillary block,
popliteal block)
5.Neuroaxial block (subarachnoid block,
epidural block, caudal)
Keuntungan
• Penderita tetap sadar bahaya aspirasi <.
• Pengelolaan jalan napas relatif lebih mudah.
• Komunikasi dengan penderita bisa berlangsung selama operasi.
• Teknik sederhana
• Alat yang diperlukan relatif lebih murah.
• Menghasilkan relaksasi otot yang optimal.
• Tidak memanipulasi sistem respirasi dan kardiovaskular.
• Perawatan paska bedah berkurang.
• Teknik tertentu ideal untuk penderita rawat jalan.
• Mengurangi polusi obat-obat anestesi inhalasi
• Untuk pengelolaan nyeri paska bedah
• Mengurangi perdarahan durante operasi
Kerugian
• Penderita takut selama operasi berlangsung.
• Penderita takut obat sudah habis, sementara
operasi belum selesai.
• Perlu persiapan yang lama.
• Tidak selalu efektif 100%.
• Bisa terjadi intoksikasi bila masuk pembuluh
darah/dosis berlebih.
• Tidak praktis untuk beberapa bagian tubuh.
Perbedaan
SPINAL EPIDURAL
- Relatif mudah dikerjakan - Relatif susah dikerjakan
- Onset cepat - Onset lebih lambat
- Anestetik lokal dosis kecil - Dosis anestetik lokal lebih besar
- Relaksasi otot baik - Relaksasi tidak selalu di dapat
- Level blok tidak dapat diprediksi - Sering memakai kateter untuk
mempertinggi blok dan
memanjangkan durasi
- Hipotensi lebih sering - Dapat untuk penatalaksanaan
nyeripasca bedah
- Tidak dapat mengubah ketinggian
blok bila blok sudah terfiksasi
(kecuali dengan kateter
intratekal).
- Resiko PDPH
MONITORING ANESTESI:
PERIOPERATIF
Memperhatikan
Mengawasi Tujuan tertentu
Memeriksa
Keselamatan penderita
Melibat Reaksi obat terhadap fungsi
Meraba nafas & jantung
Mendengar
1. Diagnosis adanya permasalahan
2. Perkiraan kemungkinan terjadinya kegawatan
3. Evaluasi hasil tindakan, efektivitas, efek
tambahan
Yg dimonitor:
1. Kedalaman anestesi
2. Sistem kardiovaskular:
invasif
- Tekanan darah
noninvasif
- EKG
- CVP
3. Ventilasi/respirasi
- Stetoskop, prekordial
- Pulse oxymetry saturasi
- Kapnometer
- Analisis gas darah
4. Suhu:
- hipertermia maligna
- aksila, rektal, esofagus, nasofaring
5. Blok pelumpuh otot
6. Produksi urin: ½–1 cc/kgBB/jam
7. Th/ cairan
8. Sirkuit anestesi
O2 mesin anestesi corrugated2
masker/ET
pasien