Anda di halaman 1dari 41

DASAR-DASAR ANESTESI

Rapto Hardian
FK Unlam-SMF Anestesiologi

RSUD Ulin Banjarmasin


What is anesthesiology?
Anesthesia berasal dari bahasa latin
An ( = “tidak” )
Aesthesia ( = “rasa” )
anesthesia = tanpa rasa, disertai dengan hilangnya
kesadaran
analgesia = tanpa rasa, TANPA disertai hilangnya
kesadaran

Bius dari bahasa sansekerta


Be ( = “tanpa” )
Hoss ( = “sadar” )
Bius = tanpa sadar = anesthesia
• Ruang lingkup anestesiologi :
1. Menilai, merancang, menyiapkan pasien untuk anestesia
2. Membantu pasien menghilangkan nyeri pada saat pembedahan, persalinan
atau pada saat dilakukan tindakan diagnostik-terapeutik

3. Memantau & memperbaiki hoemeostasis pasien perioperatif & pasien yang


sakit kritis
4. Mendiagnosis & mengobati sindroma nyeri
5. Mengelola & mengajarkan resusitasi jantung paru (RJP)
6. Membuat evaluasi fungsi pernapasan & mengobati gangguan pernapasan
7. Mengajarkan, memberi supervisi & mengadakan evaluasi tentang penampilan
personel paramedik dalam bidang anestesi, perawatan pernapasan &
perawatan pasien sakit kritis
8. Mengadakan penelitian tentang ilmu dasar & ilmu klinik untuk menjelaskan &
memperbaiki perawtan pasien terutama tentang fungsi fisiologis & respon
terhadap obat
9. Melibatkan diri dalam administrasi RS, pendidikan kedokteran & fasilitas
rawat jalan yang diperlukan untuk implementasi pertanggungjawaban
Di kamar operasi :
ahli anestesi adalah the “perioperative physician” 
( “peri-” meaning ”all-around” ), yaitu dokter yang
memberikan terapi medis pada setiap pasien yang
menjalani pembedahan

Hal ini melingkupi :


1. Preoperative
Evaluating the patient before surgery.
2. Intraoperative
Providing pain control and support of life function during surgery.
3. Postoperative
Supervising care after surgery and medically discharging the patient
from the recovery unit.
Secara garis besar ada beberapa
jenis anestesi :
1.Anestesi umum
2.Anestesi regional
• Neuroaxial block
• Peripheral nerve block
Anestesi umum
• Cara pemberian anestesi umum
– Parentral (im/iv)
– Perektal
– Anestesi inhalasi
Urutan anestesi umum
1. Pemeriksaan perioperatif (pre-op visite)
2. Premedikasi
3. Preoksigenasi
4. Induksi
5. Intubasi (bila pakai endotracheal tube)
6. Maintenance
7. emergence
PRE-OP VISITE (EVALUASI PRABEDAH)

- OPERASI ELEKTIF : UMUMNYA 1-2 HARI SEBELUM OPERASI


- OPERASI EMERGENSI : BEBERAPA JAM SEBELUM OPERASI ATAU
PADA SAAT DIKONSULKAN OLEH AHLI BEDAH

4 HAL PENTING YANG DIEVALUASI PADA PRE-OP VISITE :

1.“SURGICAL DISEASE” yaitu penyakit yang menyebabkan penderita di


operasi
2.“INTERNAL DISEASE” yaitu penyakit lain yang menyertai surgical
disease, misal : penderita hernia dengan penyakit DM
3.Kesulitan pemberian anestesi, misalnya kesulitan intubasi atau kesulitan
penyuntikan pada analgesia regional
4.Komplikasi anestesi yang mungkin terjadi baik selama dan sesudah
operasi
TUJUAN KUNJUNGAN PRE-ANESTESI

1. Mempersiapkan mental & fisik pasien secara


optimal
 Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium
- Pemeriksaan lain
TUJUAN KUNJUNGAN PRE-ANESTESI

2. Merencanakan & memilih teknik serta obat -


obat anestesi sesuai keadaan fisik pasien 
Komplikasi minimal
3. Menentukan klasifikasi/status fisik pasien 
gambaran prognosis
Klasifikasi ASA
PRE-OP VISITE (EVALUASI PRABEDAH)

PETUNJUK PUASA OPERASI ELEKTIF


JENIS MAKANAN MINIMAL LAMA PUASA (JAM)

CLEAR LIQUIDS 2
ASI 4
SUSU FORMULA 6 (NOT SUGGESTED BY
CONSULTANTS)
SUSU NONHUMAN 6
MAKANAN RINGAN 6

Dikutip dari : Perioperative fluid therapy, Murat Isabelle


PREMEDIKASI
• Setelah evaluasi prabedah selesai  langkah
berikutnya adalah menentukan macam obat
premedikasi yang akan digunakan (premedikasi
dalam arti sempit).
• Cara Pemberian :
- intravena (iv)
5-10 menit sebelum anestesi/operasi
- intramuskuler (im)
½ - 1 jam sebelum anestesi/operasi
- peroral  malam sebelum operasi
PREMEDIKASI
• Tujuan Pemberian obat Premedikasi :
- Menghilangkan kecemasan
- mendapatkan sedasi
- Mendapatkan analgesi
- mendapatkan amnesi
- mendapatkan efek antisialogoque

Pada keadaan tertentu juga :


- menaikkan pH cairan lambung
- Mengurangi volume cairan lambung
- mencegah terjadinya reaksi alergi
INDUKSI
• Tahapan dari penderita sadar sampai tidak sadar
dan siap dilakukan intubasi atau pembedahan
• Dapat dilakukan secara :
- intravena (thiopental, propofol, ketamin ,
midazolam, diazepam, ethomidat)
- insuflasi/inhalasi (ether, halothan, sevofluran,
desfluran)
- open drop (chloroform, chlor-ethyl dilanjutkan
ether)
• Maintenance
– Tahapan anestesi yang paling ringan, dimana
pembedahan sudah dapat dilaksanakan dengan
baik

• Emergence
– Akhir anestesi, dimana penderita segera
kembali sadar
– Bahaya laryngospasme & muntah (aspirasi)
Anestesi regional
macamnya
1.Topikal/surface anestesi
2.Infiltrasi/field block
3.Intravenous regional block ( Bier’s Block)
4.Peripheral nerve’s block (axillary block,
popliteal block)
5.Neuroaxial block (subarachnoid block,
epidural block, caudal)
Keuntungan
• Penderita tetap sadar bahaya aspirasi <.
• Pengelolaan jalan napas relatif lebih mudah.
• Komunikasi dengan penderita bisa berlangsung selama operasi.
• Teknik sederhana
• Alat yang diperlukan relatif lebih murah.
• Menghasilkan relaksasi otot yang optimal.
• Tidak memanipulasi sistem respirasi dan kardiovaskular.
• Perawatan paska bedah berkurang.
• Teknik tertentu ideal untuk penderita rawat jalan.
• Mengurangi polusi obat-obat anestesi inhalasi
• Untuk pengelolaan nyeri paska bedah
• Mengurangi perdarahan durante operasi
Kerugian
• Penderita takut selama operasi berlangsung.
• Penderita takut obat sudah habis, sementara
operasi belum selesai.
• Perlu persiapan yang lama.
• Tidak selalu efektif 100%.
• Bisa terjadi intoksikasi bila masuk pembuluh
darah/dosis berlebih.
• Tidak praktis untuk beberapa bagian tubuh.
Perbedaan
SPINAL EPIDURAL
- Relatif mudah dikerjakan - Relatif susah dikerjakan
- Onset cepat - Onset lebih lambat
- Anestetik lokal dosis kecil - Dosis anestetik lokal lebih besar
- Relaksasi otot baik - Relaksasi tidak selalu di dapat
- Level blok tidak dapat diprediksi - Sering memakai kateter untuk
mempertinggi blok dan
memanjangkan durasi
- Hipotensi lebih sering - Dapat untuk penatalaksanaan
nyeripasca bedah
- Tidak dapat mengubah ketinggian
blok bila blok sudah terfiksasi
(kecuali dengan kateter
intratekal).
- Resiko PDPH
MONITORING ANESTESI:
PERIOPERATIF

Memperhatikan
Mengawasi  Tujuan tertentu
Memeriksa
Keselamatan penderita
Melibat Reaksi obat terhadap fungsi
Meraba nafas & jantung
Mendengar
1. Diagnosis adanya permasalahan
2. Perkiraan kemungkinan terjadinya kegawatan
3. Evaluasi hasil tindakan, efektivitas, efek
tambahan
Yg dimonitor:
1. Kedalaman anestesi
2. Sistem kardiovaskular:
invasif
- Tekanan darah
noninvasif
- EKG
- CVP
3. Ventilasi/respirasi
- Stetoskop, prekordial
- Pulse oxymetry  saturasi
- Kapnometer
- Analisis gas darah
4. Suhu:
- hipertermia maligna
- aksila, rektal, esofagus, nasofaring
5. Blok pelumpuh otot
6. Produksi urin: ½–1 cc/kgBB/jam
7. Th/ cairan
8. Sirkuit anestesi
O2 mesin anestesi corrugated2

masker/ET

pasien

Anda mungkin juga menyukai