Anda di halaman 1dari 22

CLINICAL SIENCE SESSION (CSS)

PERSIAPAN PRA ANESTESI


OLEH :
MARWIYAH KHAIRANI (G1A219053)

DOSEN PEMBIMBING :
dr. WIDURI ASTUTI, Sp. An
PENDAHULUAN
 Pada prinsipnya dalam penatalaksanaan anestesi pada suatu operasi terdapat beberapa
tahap persiapan yaitu : Persiapan pra anestesi, tahap penatalaksanaan anestesi, tahap
pemulihan dan perawatan pasca anestesi
 Tahap pra anestesi merupakan tahap persiapan yang sangat menentukan keberhasilan
suatu anestesi
 Hal yang penting dalam tahap ini adalah :
1. menyiapkan pasien yang meliputi riwayat penyakit pasien, keadaan umum pasien dan
mental pasien
2. menyiapkan teknik obat-obatan dan macam anestesi yang digunakan
3. memperkirakan kemungkinan yang akan timbul pada waktu pengelolaan anastesi dan
komplikasi yang mungkin timbul pada pasca anestesi
TINJAUAN PUSTAKA
PRE OP VISITE (KPA)
- OPERASI ELEKTIF : umumnya 1-2 hari sebelum operasi
- OPERASI EMERGENSI : beberapa jam sebelum operasi atau pada saat
dikonsulkan oleh Ahli Bedah

4 HAL PENTING YANG DIEVALUASI PADA PRE-OP VISITE :

1. “SURGICAL DISEASE” yaitu penyakit yang menyebabkan penderita


dioperasi
2. “INTERNAL DISEASE” yaitu penyakit lain yang menyertai surgical disease,
misal: penderita hernia dengan penyakit DM
3. Kesulitan pemberian anestesi, misalnya kesulitan intubasi atau kesulitan
penyuntikan pada analgesia regional
4. Komplikasi anestesi yang mungkin terjadi baik selama dan sesudah operasi
PRE OP VISITE
Kunjungan preoperatif bertujuan untuk :
1. Mempersiapkan mental & fisik pasien secara optimal meliputi : Anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang
2. Merencanakan dan memilih teknik serta obat – obat anestesi, premedikasi, obat atau alat
resusitasi yang sesuai keadaan fisik pasien
3. Menentukan klasifikasi yang sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik, dalam hal ini dipakai
klasifikasi ASA ( Amerika Society of Anesthesiology ) sebagai gambaran prognosis pasien
secara umum
4. Memberikan anestesi yang aman dan efektif.
5. Menjelaskan resiko anestesi pembedahan.
PERSIAPAN PRA ANESTESI
 PEMERIKSAAN PRA ANESTESI
1. ANAMNESIS :
 Identifikasi pasien: nama, umur, JK, BB, alamat, pekerjaan, dll.
 Riwayat penyakit yang pernah atau sedang di derita (asma br, DM, hipertensi, dll).
 Riwayat alergi terhadap obat-obatan atau makanan.
 Riwayat obat-obatan yang digunakan yang mungkin menimbulkan interaksi dengan obat
anestesi, misal : antihipertensi, antibiotik, dll
 Riwayat operasi dan anestesi yang pernah dialami. Apakah ada kesulitan atau komplikasi
pemberian anestesi sebelumnya.
 Kebiasaan sehari-hari yang mungkin dapat mempengaruhi anestesi, seperti perokok
berat, konsumsi alcohol, dan penggunaan narkotika
PERSIAPAN PRA ANESTESI
 PEMERIKSAAN PRA ANESTESI
Evaluasi Keadaan Umum Penderita
a. Keadaan fisik meliputi : status gizi (malnutrisi atau obesitas).
b. Keadaan psikis : gelisah, takut, depresi, kesakitan.
c. Tanda-tanda penyakit saluran napas : batuk berdahak, sputum kental atau
encer, wheezing dll.
d. Tanda-tanda penyakit jantung : dipsnea, ortopnea, sianosis,clubbing finger,
nyeri dada, hipertensi, dll.
e. Kelainan GIT : mual,muntah, diare, hematemesis, melena, ileus, dll.
PERSIAPAN PRA ANESTESI
 PEMERIKSAAN PRA ANESTESI
Evaluasi Keadaan Umum Penderita
f. Kelainan urogenital : gagal ginjal kronik
g. Kelainan endokrin : diabetes melitus, hipertiroid, dll.
h. Kelainan neuromuskuler : hemiparesis, neuropati, dll.

Riwayat keluarga:
Apakah ada penyakit tertentu dalam lingkungan keluarga ?
PERSIAPAN PRA ANESTESI
 PEMERIKSAAN PRA ANESTESI
2. PEMERIKSAAN FISIK :
 Keadaan psikis
 Tinggi badan, berat badan
 Frekuensi nadi, tekanan darah, pola dan frekuensi pernafasan serta suhu
tubuh
 Pemeriksaan jalan nafas/airway
 Pemeriksaan fisik jantung dan paru
 Pemeriksaan fisik abdomen
 Pemeriksaan ekstremitas
PERSIAPAN PRA ANESTESI
 PEMERIKSAAN PRA ANESTESI
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Pemeriksaan Laboratorium :
4. Darah :
 rutin : Hb, eritrosit,leukosit, hitung jenis leukosit, LED.
 faktor bekuan darah : CT, BT & jumlah trombosit.
 Gula darah
 Faal hati : SGOT, SGPT, bilirubin
 Faal ginjal : serum kreatinin & ureum
2. Urine :
Urine rutin
PERSIAPAN PRA ANESTESI
 PEMERIKSAAN PRA ANESTESI
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Pemeriksaan Tambahan, meliputi :
a. Pemeriksaan faal paru : untuk mengetahui kapasitas vital paru serta ada
tidaknya retriksi atau obstruksi.
b. Foto thoraks : pneumothoraks, posisi trakea, dll.
c. Pemeriksaan EKG : usia > 40 th atau orang muda bila ada indikasi.
d. Elektrolit dan analisa gas darah
PENILAIAN MALLAMPATI
PENILAIAN MALLAMPATI
PERENCANAAN ANESTESI

3. Perawatan selama anestesi :


pemberian oksigen dan sedasi.
1. Premedikasi
4. Pengaturan intra operasi, meliputi
monitoring, pengaturan cairan dan
2. Jenis anestesi : penggunaan teknik khusus.

• Anestesi umum: perhatikan manajemen


jalan napas (airway), pemberian obat
induksi, rumatan dan relaksan otot
• anestesi lokal/regional : perhatikan 5. Pengaturan pasca operasi, meliputi
teknik dan zat anestetik yang akan pengendalian nyeri dan perawatan
digunakan intensif (ventilasi pasca oprasi dan
pengawasan hemodinamik).
Menentukan Prognosis

70%
PERSIAPAN PADA HARI OPERASI

Gigi palsu, bulu mata


Pembersihan dan palsu, cincin, gelang Pengosongan kandung
harus dilepaskan, serta
01 pengosongan saluran
pencernaan
02 cat kuku agar tidak 03 kemih atau pemasangan
kateterisasi
mengganggu pemeriksaan
anestesi

Pemberian obat premedikasi secara


Memakai pakaian khusus IM atau oral dapat diberikan ½ - 1
Pembersihan dan evaluasi
jam sebelum dilakukan induksi
04 jalan nafas
05 dan tanda pengenal atau
label
06 anestesi, IV 5-10 menit sebelum
anestesi atau operasi
PREMEDIKASI

FAKTOR YANG
TUJUAN MEMPENGARUHI DOSIS
OBAT
• Usia
1. Memberikan rasa nyaman bagi pasien. • Suhu
a) Menghilangkan rasa khawatir. • Emosi
b) Memberikan ketenangan.
c) Mempersiapkan anestesi. • Penyakit
d) Memberikan analgesi.
2. Memudahkan/memperlancar induksi.
3. Mengurangi jumlah obat-obat anestesi.
4. Menekan refleks-refleks yang tidak diinginkan.
5. Mengurangi timbulnya hipersalivasi,
bradikardi, mual, dan muntah pasca anestesi.
6. Mengurangi keasaman lambung.
OBAT-OBATAN PREMEDIKASI
1. Golongan Narkotik
• Pethidin 1 mg/Kg BB im
• Morfin 0,1 mg/kgBB im

2. Golongan sedatif
• Luminal 100mg im (dws),anak 3-5mg/kgBB im
• Nembutal 100mg im (dws)
• Pentobarbital 100-200mg (dws), anak 2 mg/kg

3. Golongan transquilezer
• Diazepam 10 mg im (dws), anak 0,3-0,5mg/kgBB im
• Dehidrobenzperidol (DHBP)2,5-5mg/kgBB (dws), anak 0,2-0, 5mg/kgBB im

4. Golongan obat pengering


• Sulfas atropin 0, 05-0,01mg/kgBB iv.
• Skopolamin 0, 5 mg im, anak 0,01mg/kBB im
5. Golongan profilaksis aspirasi
• Antagonis reseptor histamin-2 (Ranitidine)
• Antaside
KESIMPULAN
• Pada persiapan pra-anestesi, harus terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan pre-operasi anestesi, perencanaan anestesi, dan menentukan
prognosis penderita dengan menentukan status fisiknya.
• Status fisik yang diperiksa tidak hanya vital sign tetapi juga hal lain yang
terkait dengan keadaan fisik pasien seperti tinggi dan berat badan, dll.
Karena tinggi dan berat badan sangat mempengaruhi jenis dan jumlah
obat yang akan diberikan.
• Tujuan utama pemberian premedikasi dan preoperative tidak hanya
untuk mempermudah induksi dan mengurangi jumlah obat-obat yang
digunakan, akan tetapi terutama untuk menenangkan pasien sebagai
persiapan anestesi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai