Anda di halaman 1dari 36

REFERAT

ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEG


AL
LUKA TEMBAK PERUT
KELOMPOK 1

DOSEN PENGAMPU:
dr. Shalahudden Syah, M.Sc
 
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
JAMBI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER JAMBI
PERIODE 28 Januari– 2 Maret 2019
ANGGOTA KELOMPOK

1 . Luciana Lorenza G1A218100


2 . Yessica Destiana G1A218102
3 . Agra Farellio Moniga G1A218092
4 . Muhamad Rifa’i G1A218093
5 . Merry Nildaweni G1A218045
BAB 1
PENDAHULUAN
RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari luka tembak?


2. Apa saja jenis dari senjata api?
3. Bagaimana mekanisme kerja senjata api?
4. Bagaimana proses terjadinya luka tembak?
5. Bagaimana mengklasifikasikan luka tembak?
6. Bagaimana gambaran luka tembak secara makroskopik?
7. Bagaimana gambaran luka tembak secara mikroskopik?
8. Apa saja pemeriksaan radiologis yang dapat digunakan untuk
membantu memberikan gambaran luka tembak?
TUJUAN PENULISAN

1 TUJUAN UMUM

 Untuk mengetahui gambaran luka tembak

2 TUJUAN KHUSUS
 Untuk mengetahui definisi luka tembak
 Untuk mengetahui jenis-jenis senjata api
 Untuk mengetahui mekanisme kerja senjata api
 Untuk mengetahui proses terjadinya luka tembak
 Untuk mengetahui klasifikasi dari luka tembak
 Untuk mengetahui gambaran luka tembak secara makroskopik
 Untuk mengetahui gambaran luka tembak secara mikroskopik
 Untuk mengetahui pemeriksaan radiologis yang dapat digunakan untuk
memberikan gambaran luka tembak
MANFAAT PENELITIAN

BAGI MAHASISWA BAGI R. SAKIT BAGI PENYIDIK BAGI MASYARAKAT

 Meningkatkan  Sebagai bahan  Memberikan informasi  Memberikan informasi


kemampuan dan masukan berupa yang penting untuk dan menambah
penalaran dalam informasi deskripsi proses pengambilan pengetahuan masyarakat
penyusunan dan kematian akibat luka keputusan maupun mengenai gambaran luka
penulisan suatu referat tembak. kebijakan yang terkait tembak
dari beberapa sumber tindakan kriminal di
dan teknik penulisan masyarakat.
 Melatih kerjasama tim
dalam penyusunan suatu
referat
 Menambah pengetahuan
yang berhubungan
dengan ilmu kedokteran
forensik pada jenazah
akibat luka tembak
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SENJATA API

DEFINISI
Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil
perledakan mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang
berkecepatan tinggi melalui larasnya.3
2.1 SENJATA API

JENIS JENIS
SENJATA API
Berdasarkan panjang laras Berdasarkan alur laras

Laras pendek Laras panjang Laras beralur Laras tak


(Rifled bore) beralur atau
 Single-shot pistols  Senapan tabur laras licin
 Derringers (shot gun) (Smooth bore)
 Revolvers  Senapan serbu  Senjata api dengan
 Autoloading (rifle) alur ke kiri
pistols  Senjata api dengan
alur ke kanan
2.1 SENJATA API

AMUNISI

Gambar Struktur penyusun peluru


2.1 SENJATA API

MEKANISME TERJADINYA
TEMBAKAN
Senjata api yang berpeluru memiliki selongsong yang bervariasi. Ada yang terbuat dari
logam, karton, atau plastik. Bagian dasarnya berpinggiran rimmed, berfungsi supaya
selongsong itu tidak bergerak ke depan masuk ke dalam laras dan menyumbat senjata.
Tutup pada dasar berisi sedikit mesiu disebut primer cup atau central firing cap yang akan
meledak apabila diketuk oleh trigger hammer. Bila mesiu dalam central cap terbakar
maka mesiu di dalam selongsong juga akan terbakar dan tekanan yang tibul akan
menyebabkan terdorongnya peluru disertai dengan nyala api. 15
2.2 LUKA TEMBAK

DEFINISI ARTI KLINIS LUKA TEMBAK

Luka tembak merupakan trauma yang Pada waktu senjata ditembakkan, maka
timbul pada tubuh atau sebagian tubuh yang keluar dari laras senjata api adalah: 16
akibat kontak dengan senjata api.  Api
 Mesiu yang sama sekali terbakar (jelaga,
roetneerslag)
 Mesiu yang hanya sebagian saja yang
terbakar
 Mesiu yang tidak terbakar
 Kotoran minyak senjata, karatan dan lain
sebagainya
 Anak pelurunya sendiri
2.2 LUKA TEMBAK

DESKRIPSI LUKA TEMBAK


1. Lokasi
2. Deskripsi luka luar
3. Residu tembakan yang terlihat
4. Perubahan
5. Track
6. Penyembuhan luka tembakan
7. Luka keluar
8. Penyembuhan fragmen luka tembak
9. Pengambilan jaringan untuk menguji residu
2.2 LUKA TEMBAK

MEKANISME LUKA TEMBAK


2.2 LUKA TEMBAK

IDENTIFIKASI LUKA TEMBAK

1. LUKA TEMBAK MASUK 2. LUKA TEMBAK KELUAR


 Luka tembak masuk jarak jauh. Latar belakang variasi bentuknya adalah
 Luka tembak masuk jarak dekat. sebagai berikut:
 Luka tembak masuk jarak sangat  Anak peluru terpental dari dalam tubuh
dekat atau menempel dengan kulit. sehingga keluar dari tempatnya masuk
 Anak peluru mengalami perubahan bentuk
 Anak peluru hancur di dalam tubuh
 Anak peluru yang mengenai tulang atau
tulang rawan.
 Anak peluru yang melewati kulit
2.2 LUKA TEMBAK

KLASIFIKASI LUKA
TEMBAK
Luka Tembak Masuk
Luka Tembak Tempel
Luka Tembak Jarak Dekat
Luka Tembak Jarak Jauh

Luka Tembak Keluar


2.2 LUKA TEMBAK
Perbedaan Luka Tembak Masuk dan Luka Tembak Keluar
NO, LUKA TEMBAK MASUK LUKA TEMBAK KELUAR
1. Ukurannya kecil, karena peluru menembus kulit Ukurannya lebih besar dan lebih tidak teratur dibandingkan
seperti bor dengan kecepatan tinggi luka tembak masuk, karena kecepatan peluru berkurang
sehingga menyebabkan robekan jaringan

2. Pinggiran luka melekuk kearah dalam karena peluru Pinggiran luka melekuk keluar karena peluru melekuk
menembus kulit dari luar keluar

3. Pinggiran luka mengalami abrasi Pinggiran luka tidak mengalami abrasi

4. Bisa tampak kelim lemak Tidak terdapat kelim lemak


NO LUKA TEMBAK MASUK LUKA TEMBAK KELUAR
5. Pakaian masuk ke dalam luka, dibawa oleh peluru Tidak ada
yang masuk
6. Pada luka bisa tampak hitam, terbakar, kelim tato, Tidak ada
atau jelaga
7. Pada tulang tengkorak, pinggiran luka bagus Tampak seperti gambaran miripkerucut
bentuknya
8. Bisa tampak warna merah terang akibat adanya zat Tidak ada
karbon monoksida
9. Disekitar luka terdapat kelim ekimosis Tidak ada
10. Perdarahan hanya sedikit Perdarahan lebih banyak
11. Pemeriksaan radiologi atau analisa aktivitas netron Tidak ada
mengungkapkan adanya lingkaran timah atau zat
besi di sekitar luka
2.2 LUKA TEMBAK

Pengutaraan Jarak Tembak dalam Visum et


Repertum
Bila pada tubuh korban terdapat luka tembak masuk dan tampak jelas adanya jejas laras,
kelim api, kelim jelaga atau tato; maka perkiraan atau penentuan jarak tembak tidak sulit.
Kesulitan baru timbul bila tidak ada kelim-kelim tersebut selain kelim lecet. Bila ada
kelim jelaga, berarti korban ditembak dari jarak dekat, maksimal 30 cm. Bila ada kelim
tato, berarti korban ditembak dari jarak dekat, maksimal 60 cm, dan seterusnya. Bila
hanya ada kelim lecet, cara pengutaraannya adalah sebagai berikut: “Berdasarkan sifat
lukanya luka tembak tersebut merupakan luka tembak jarak jauh“, ini mengandung arti :
2.2 LUKA TEMBAK
Pengutaraan Jarak Tembak dalam Visum et
Repertum
 Memang korban ditembak dari jarak jauh, yang berarti diluar jangkauan atau jarak tempuh butir-butir
mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar.
 Korban ditembak dari jarak dekat atau sangat dekat, akan tetapi antara korban dengan moncong senjata
ada penghalang; seperti bantal dan lain sebagainya

Bila ada kelim api, berarti korban ditembak dari jarak yang sangat dekat sekali, yaitu maksimal 15 cm (Idris,
1997). Menurut hadikusumo (1998), luka tembak tempel bentuknya seperti bintang, dengan gambaran
bundaran laras senjata api dengan tambahan gambaran vizierkorrel (pejera, foresight) akibat panasnya mulut
laras. Bila larasnya menempel pada kulit, gas peluru ikut masuk ke dalam luka, dan berusaha menjebol keluar
lagi lewat jaringan disekitar luka. Sementara luka tembak jarak dekat ada sisa mesiu yang menempel pada
daerah sekitar luka. Gambaran mesiu ini tergantung jenis senjata dan panjang laras. Mesiu hitam lebih jauh
jangkauannya dari pada mesiu tanpa asap. Sedangkan luka tembak jarak jauh, luka bersih dengan cincin
kontusio, pada arah tembakan tegak lurus permukaan sasaran bentuk cincin kontusionya konsentris dan
bundar.6
2.2 LUKA TEMBAK
EFEK LUKA
TEMBAK
Akibat anak peluru (bullet effect): luka terbuka

Akibat butir-butir mesiu (gunpowder effect): tattoo, stipling


Akibat asap (smoke effect): jelaga
Akibat api (flame effect): luka bakar
Akibat partikel logam (metal effect): fouling
Akibat moncong senjata (muzzle effect): jejas laras
2.2 LUKA TEMBAK

PENGARUH PAKAIAN PADA LUKA


TEMBAK
Jika tembakan mengenai tubuh korban yang ditutup pakaian, dan pakaiannya cukup
tebal, maka dapat terjadi:
 Asap, butir-butir mesiu dan api dapat tertahan pakaian
 Fragmen atau partikel logam dapat tertahan oleh pakaian
 Serat-serat pakaian dapat terbawa oleh peluru dan masuk ke dalam lubang luka
tembak.
2.2 LUKA TEMBAK

Pemeriksaan Khusus Luka Tembak

Pemeriksaan Mikroskopik

Pemeriksaan Kimiawi

Pemeriksaan dengan Sinar-X


2.3 LUKA TEMBAK PERUT

Trauma akibat senjata api pada bagian perut dapat memengaruhi banyak organ dan dapat
melintasi diafragma yang dapat menyebabkan cedera toraks. Luka tembak di perut dapat
diisolasi, namun pada lebih dari seperempat pasien, terdapat kemungkinan ditemukannya
lebih dari 1 cedera. Trauma pada organ berongga adalah yang paling umum, dimana usus
kecil menjadi organ yang paling sering terluka. Trauma pada organ padat dan genitourinari
lebih jarang terjadi tetapi juga harus dipertimbangkan dan dievaluasi. Secara historis, banyak
dari luka-luka ini yang memerlukan eksplorasi laparotomi, namun baru-baru ini,
perencanaan manajemen yang lebih konservatif juga terbukti berhasil.
2.3 LUKA TEMBAK PERUT

Ada 4 zona anatomi rongga perut, yang dapat membantu daalm menentukan jenis cedera
yang berpotensi muncul. Terlepas dari lokasi eksternal cedera dan saluran awal proyektil,
cedera dapat terjadi di lokasi terpencil akibat dampak pantulan dan efek kavitas dari
proyektil. Karena banyaknya kemungkinan cedera intraabdomen, manajemen pasien dengan
luka tembak abdominal awalnya didasarkan pada pemeriksaan fisik dan temuan
hemodinamik. Secara jelas, pasien yang tidak stabil, pasien dengan cedera pengeluaran isi,
atau pasien dengan peritonitis pada pemeriksaan kemungkinan memerlukan intervensi
operasi, namun banyak dari pasien ini pada awalnya stabil secara hemodinamik atau tidak
dapat dinilai karena mereka dibius dan diintubasi. Dalam kasus-kasus yang kabur atau
kurang jelas ini, studi diagnostik harus dilakukan untuk membantu dalam mengidentifikasi
pasien mana yang dapat dikelola secara non-operatif dan pasien mana yang memerlukan
operasi eksplorasi segera.
2.3 LUKA TEMBAK PERUT

Regio Perut Lokasi


Perut bagian depan Antara linea axillaris anterior; batas atas oleh margo kosta dan batas
bawah oleh lipat pangkal paha.
Area thoracoabdominal Dari superior garis yang melewati puting susu sampai ke distal margo
kosta inferior diantara ujung skapula dan bagian posterior dari margo
kosta inferior. Kerusakan pada daerah ini meningkatkan kemungkinan
terjadinya kerusakan dada, mediastinum, dan diafragma.
Sisi-sisi perut Dari superior margo kosta inferior sampai ke krista iliaka; berhubungan
ke depan dengan linea axillaris anterior dan ke belakang dengan linea
axillaris posterior.
Punggung Diantara linea axillaris posterior mulai dari ujung scapula inferior sampai
krista iliaka.
2.3 LUKA TEMBAK PERUT
Temuan-temuan pada pemeriksaan fisik spesifik untuk mengetahui cedera organ dari luka tembak pada
perut.

Temuan Kemungkinan Lokasi Cedera


Muntah darah Cedera pada esofagus atau lambung
Temuan darah pada pemeriksaan rektal Cedera pada kolon atau usus halus
toucher
Grey Turner atau Cullen Sign Perdarahan retroperitoneal
Hematuria Cedera pada ginjal, ureter, atau kandung kemih
Ekstremitas dingin atau nadi tidak teraba Cedera intraabdominal atau pembuluh darah
pelvik
2.3 LUKA TEMBAK PERUT

(a) Gambaran Radiografi Ginjal/Ureter/Kandung Kemih dari Luka Tembak


Perut dengan Penetrasi pada Peritoneum, (b) CT-Scan dari luka tembak perut
tanpa penetrasi pada peritoneum.
BAB 3
KESIMPULAN & SARAN
KESIMPULAN

Luka tembak merupakan trauma yang timbul pada tubuh atau sebagian tubuh akibat kontak
dengan senjata api. Dalam hal ini kontak yang dimaksud tidak hanya dengan senjata api
namun juga dengan komponen senjata api lainnya seperti mesiu dan peluru.

Jenis-jenis senjata api berdasarkan panjangnya terdiri dari laras pendek dan laras panjang,
sedangkan berdasarkan alur laras terdiri dari senjata laras beralur dan laras tak beralur atau
laras licin.

Senjata api yang berpeluru memiliki selongsong yang bervariasi dan dasarnya berpinggiran
rimmed, berfungsi supaya selongsong itu tidak bergerak ke depan masuk ke dalam laras dan
menyumbat senjata. Tutup pada dasar berisi sedikit yang akan meledak apabila diketuk oleh
trigger hammer. Bila mesiu dalam central cap terbakar maka mesiu di dalam selongsong
juga akan terbakar dan tekanan yang tibul akan menyebabkan terdorongnya peluru disertai
dengan nyala api.
Mekanisme terjadinya luka tembak sama dengan trauma lainnya. Terjadi kerusakan pada
jaringan tergantung pada absorpsi energi kinetik yang juga akan menghaburkan panas, suara
serta gangguan mekanik lainnya. Sistem mekanik dan lesatan peluru degan kecepatan tinggi
mengakibatkan daya dorong peluru ke jaringan hingga terjadi laserasi dan kerusakan
jaringan yang membentuk rongga yang lebih besar dari diameter peluru, ronggga ini akan
mengecil sesaat peluru berhenti.
Luka tembak dibagi menjadi luka tembak masuk dan luka tembak keluar yang dimana
setelah peluru membuat luka tembak masuk dan saluran luka tembakan maka akhirnya
peluru akan mengenai kulit lagi dari sebelah dalam dan kulit terdorong ke luar.
Gambaran makroskopik luka tembak ditemukan luka berbentuk bintang, sedangkan
pemeriksaan mikroskopik pada luka tempel dan luka tembak jarak dekat terlihat kompresi
epitel, distorsi epidermis ditepi luka, epitel mengalami nekrose koagulatif, perdarahan baru
di epidermis, sel-sel dermis mengkerut, dan tampak butir mesiu berwarna hitam atau
kecoklatan.
Pemeriksaan radiologik dengan sinar-X memudahkan dalam mengetahui letak peluru dalam
tubuh korban. Pada keadaan tubuh korban telah membusuk lanjut atau telah rusak, sehingga
pemeriksaan sulit, pemeriksaan radiologi dengan mudah menentukan kasusnya. Pada luka
tembak jarak dekat dibuat percobaan parafin, untuk menentukan sisa mesiu pada tangan
penembak atau sisa-sisa mesiu sekitar luka tembak untuk jarak dekat.
SARAN

 Sebaiknya seorang dokter atau calon dokter mampu mendeskripsikan


luka tembak sehingga mampu membuat Visum et Repertum yang baik
dan benar.

 Sebaiknya seorang dokter atau calon dokter tidak hanya mempelajari


ilmu kedokteran tetapi juga mengetahui hokum kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
 Cook P, Lawrence B, Ludwig J. The medical cost of gunshot injuries in the United States. JAMA; 1999.
p. 282, 447-54.
 Small arms and global health. Geneva: World Health Organization; 2011.
 Hueske E. Firearms and Tool Mark The Forensic Laboratory Handbooks, Practice and Resource. 2006.
 Shkrum MJ, Ramsay DA. Forensic science and medicine: Forensic pathology of trauma. New Jersey:
Human Press Inc; 2007.
 Laporan hak asasi manusia [Internet]. 1998 [cited 2014 Sep 05]. Available from:
http:/www.elsam.or.id/pdf/paper/1998/Tri2_98.pdf.
 Idries AM. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa Aksara; p.131-168.
 Idries, A, Tjiptomartono, A. (2010). Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan.
Jakarta: Sagung Seto.
 Knight, Bernard. 1996. Forensic pathology. Second Edition. London; Arnold: 231-241.
 DiMaio, V. Gunshot wounds practical aspects of firearms, ballistics, and forensic techniques. New York:
CRC Press. 2016. 1: 1-12.
DAFTAR PUSTAKA
 Algozi Agus M. 2011. Luka Tembak. (online). (www.fk.uwks.ac.id/elib/ Arsip/Departemen/Forensik
/luka%20tembak.pdf, diakses tanggal 18 April 2011).
 Ashari irwan.2011. Luka Tembak. (online). (http://www.irwanashari.com/luka-tembak/, diakses
tanggal 18 April 2011).
 Indah PS, Lely, Irene, Elena, Luh S. 2011. Gunshot wound. (online). (http://www.freewebs.com/
gunshot_wound/luka tembak pada tulang.htm,, diakses tanggal 18 April 2011).
 Windi, dkk. 2006. Traumatologi Forensik. (online). (
http://www.freewebs.com/ traumatologie2/traumatologi.htm, diakses tanggal 20 April 2011).
 Pounder D.J. 2008. Department of Forensic Medicine, University of Dundee, Lecture Note, Gunshot
Wounds. (online). (http://www.dundee.ac.uk/ forensicmedicine/notes/gunshot.pdf, diakses pada 20 April
2011)
 Eriko Prawestiningtyas. Pedoman Diagnosa dan Tindakan Pemeriksaan Kasus Forensik. Malang: UB Press.
2013. 2(5): Hal 57.
 Anonim. 2007. Arti Klinis Luka Tembak. (online). (http://medlinux.blogspot.com/ 2007/11/arti-klinis-luka-
tembak.html, diakses pada 20 April 2011).
 Di Maio, V.J.M. 1999. Gunshot Wounds Practical Aspects of Firearms, Ballistics, and Forensic
Techniques.Second Edition. New York : CRC Press. page. 72-140.
 Chadha P.V. 1995. Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi. Edisi V. Jakarta : Widya Medika. Hal. 75-
81
 Bruner D, Gustafson CG, Visintainer C. Management of Abdominal Gunshot Wounds. Tersedia dari:
TERIMAKASIH
Dari kelompok 1

Anda mungkin juga menyukai