Kuliah : Dr Herman Dau, Sp. An Tanggal : 2 September dan 16 September 2003 berencana maka resikonya pun jauh lebih besar (dilakukan 1-2 jam sebelum operasi). Kegunaan secara khusus terhadap persiapan pra anestesi meliputi :
1. Persiapan anestesi sangat berperan thd keselamatan penderita. 2. Persiapan anestesi merupakan support mental bagi penderita krn
dirinya merasa diperhatikan sehingga penderita dapat lebih tenang.
menunjang terhadap pemeriksaan yang kita lakukan kepada penderita sebelum dilakukan anestesi dan pembedahan. Pemeriksaan sebaiknya dilakuakn beberapa hari atau satu hari sebelum dilakukan operasi dan anestesi supaya kita dapat mempersiapkan penderita lebih baik. Ini untuk penderita yang operasinya berencana (operasi elektif). Pada operasi-operasi darurat/emergency, mengingat waktu yang terbatas maka persiapan tidak bisa selengkap seperti operasi-operasi
1. Breath (nafas) Merupakan pemeriksaan anamnesa dan fisik dari sistem pernafasan : misal sesak, batuk, pilek, asma, merokok dan berapa banyak (sebab orang
Pada operasi-operasi besar kita dapat meminta pemeriksaanpemeriksaan lain : CT Scan (trauma kepala), faal paru (paru), faal hemostatis (berdarah)
2. Menentukan masalah yang ada pada penderita sesuai data Masalah yang ada biasanya : Masalah medik : Penyakit tertentu yang ada pada penderita di luar operasi. Ex : Os. Asma bronkhial, Gang.faal liver, ginjal, AMI dll Masalah bedah
- ASA 1 Penderita tidak didapatkan kelainan organik atau sistemik, selain penyakit yang dioperasi. Misal pada kasus opeasi patah tulang, kutil dll. - ASA 2 Penderita didapatkan kelainan sistemik ringan sampai sedang, selain penyakit yang akan dioperasi. Misal DM yang terrkontrol, hipertensi ringan. - ASA 3 Penderita didapatkan kelainan sistemik berat tapi belum mengancam jiwanya, selain penyakit yg dioperasi. Misalnya DM tak terkontrol, asma bronkial, hipertensi. - ASA 4 Penderita dengan kelainan sistemik berat yg mengancam jiwanya selain penyakiy yang akan dioperasi. Misalnya asma bronkiale yg sesak, koma diabetikum - ASA 5 Suatu penyakit dimana penderita dilakukan atau tidak tindakan operasi akan mengancam jiwa penderita.
6. Menentukan obat dan cara anestesi Dari data yang ada kita dapat melakukan anestesi dengan menentuykan obat premedikasi untuk penderita. Misalnya : penderita dengan hipertensi maka diberiobat anestesi yang tidak berefek menaikkan tekanan darah (ketamin tidak boleh diberikan). Premedikasi Adalah obat atau penerangan yang diberikan kepada pasien sebelum dilakukan anestesi dengan tujuan : Supaya penderita bisa tenang dan mengurangi rasa takut Mengurangi rasa sakit/nyeri Mengurangi dosis dan hasil ikutan obat anestesi Menambah khasiat obat anestesi
Cara pemberian obat anestesi Suntikan melalui im, biasanya diberikan - 1 jam sebelum anestesi dan operasi dilakukan
sirkulaso berat dan penderita dengan tekanan intrakranial yang tinggi Kita memberikan narkotika bila anesthesi yang dilakukan dengan obat-obat yang sifat analgesiknya rendah. Pada obat-obat anesthesi yang berefek mual primer = flutam. Dosis yanng diberikan :
Dosis golongan obat transquilezer : Valium : dipakai 1 jam sebelum operasi Diazepam Paling sering dipakai sebagai obat premedikasi. Dewasa 10 mg im (1 ampul). Anak 0,3 mg-0,5 mg/kg BB im. Obat ini agak susah diberikan karena suntikan diazepam menimbulkan rasa nyeri yg sangat sakit, jadi jarang
Cairan yang diberikan utk maintenance biasanya RL 2 Sebaiknya infus dipasang 2-3 jam sebelum op sebagai DS 0,25 NS diberikan kepada anak-anak Untuk persiapan infus anak-anak yang tidak bisa diinfus
Sulfastropin (SA)
diinduksi dulu dengan ketamin IM setelah os tidur baru langsung diinfus Gigi palsu harus dilepas. Dilepas sebelum masuk ke kamar operasi, saat mau berangkat dari kamar perawatan
Dewasa 0,5 mg im (1 ampul= 0,25 mg sulfas atropin), anak-anak 0,01 mg/kg BB im.
DASAR-DASAR ANESTESI
Dosen : dr. Retna Utami, Sp. An Tgl : 9 September 2003
3. Teori Adsorbsi dan tegangan permukaan Hubungan potensi zat anestesi dan kemampuan menurunkan tegangan permukaan proses metabolisme dan transmisi neural terganggu menyebabkan anestesi. 4. Teori biokimia Secara in vitro zat anestesi menghambat pengambilan O2 di otak (fosforilasi oksidatif). 5. Teori Neurofisiologi
Teori anestesi umum : 1. Teori Kolloid Obat anestesi penggumpalan sel koloid anestesi yang reversibel
John Snow (+) 1 Stadium : stadium paralisis (kelebihan obat per Iv) Goedel secara sistimatik Gillespie (1943) menyempurnakan stadium-stadium menurut Guedel - Tanda-tanda perubahan pada sistem nafas, akibat insisi kulit - Sekresi air mata - Refleks Laring
Stadium-stadium Anestesi : - Eter - Premedikasi Tanda-tanda Anestesia Trias Anestesi : Analgesia Hipnosis Arefleksia / relaksasi Stadium 2 : stadium hipersekresi atau eksitasi atau delirium Jenis jenis Pembagian Stadium Anestesi : eter oleh Morton Pounly (1877) 3 stadium - Kesadaran (-)/ refleks bulu mata (-) ----- ventilasi teratur - Terjadi depresi pada ganglia basalis rx berlebihan bila ada rangasang (hidung, cahaya, nyeri, rasa, raba) Stadium 1 : Stadium analgesia atau disorientasi - Induksi kesadaran hilang - Nyeri ( ) o.k bedah kecil - Berakhir : refleks bulu mata hilang
Stadium I : tidak melebar ok psikosensorik dan pengaruh emosi Stadium II : pupil midriasis ok rangsang simpatik pada otot dilatator
10
Abdomen : besar dengan organ abdomen, mendesak diafragma (dada) mempengaruhi pertukaran udara
11
E. Kavum thorax kecil Gerakan iga terbatas Infant : nafas lebih banyak tergantung dari gerak diafragma daripada dewasa 6. Ductus arteriosus patent dapat persistent sampai 6 bulan atau lebih 7. Susunan saraf pusat : Akhir medula spinalis penting untuk punksi lumbal Dewasa : VL1 Anak : VL3, ukuran sama dgn dws stlh 1 thn Perbedaan fisiologi : 1. Metabolisme energi : Basal metabolisme rate anak > dewasa konsumsi O2 anak (6 ml/kg BB > dewasa (4 ml/kgBB Toleransi thd hipoksia rendah ok FRC rendah 2. Sistem respirasi : Pusat respirasi : immatur, cenderung irregular Kecepatan respirasi : lebih cepat, TV relatif kecil. MV : 220 ml/kg pada anak
Lidah besar, adenoid, tonsil > a. Sekresi Edem glotis Edem subglotis hubungan dengan : infeksi, iritasi mekanis batuk sulit nafas
B. Jalan nafas/udara :
Dangkal/sempit dan resistensi nafas kerja nafas nafas Obstruksi jalan nafas retraksi (substernal, suprasternal, intercostal) jelas terlihat saat dispneu berat
C. Dead space respirasi : 1/3 TV (2ml/kgBB) (pharynx, trachea, bronchi, bronchioli). TV : 3 x DS (6 ml/kgBB) D. Laring
Pada anak lebih tinggi dibanding dewasa. (anak C3/C4, dewasa C5/C6) Tempat : lebih anterior
12
HR 120x/m
TDS lahir : 70-90 mmHg HR dan TD sama dengan dewasa setelah 5 tahun Cuff TD : 2/3 lengan atas Volume darah : berdasar BB (80 ml/kg), perlu transfusi : perdarahan > 10% BV 4. Susunan saraf otonom : Dominant vagal cenderung : bradikardi, spasme laring, hipersekresi 5. Cairan Elektrolit Anak : pergantian metabolisme cairan > dewasa Blood volume : 7-8 % BB Batas aman : sangat sempit. Replacement perlu bila kehilangan 10% BV
Suhu tubuh ok : produksi panas dan retensi panas Pertumbuhan hipertemi selama anestesi bahaya predisposisi
o o Panas Dehidrasi
o Suhu ruangan
o o Obat penghambat keringat (SA, Scopolamin) atau gangguan regulasi suhu (GA) Selimut/penutup berlebihan Hipertemi maligna Hipotermi 1. Panas hilang lewat konveksi udara 2. Kotak dengan obyek dingin 3. Evaporasi keringat
13
Dosis, Aksi obat, Efek samping tidak sama dengan dewasa Dosis BB Perbedaan dosis
Relaksan
o Suxamethonium 3 aksi :
Infant : fasciculasi (-) Resistent suxameth pada neonatus dan infant sangat muda Sering bradikardi Dosis neonatus (28 hari) : 2mg/kg/iv Dosis anak : 1 mg/kg/iv atau 2-3 mg/kg/im
A. Obat Premedikasi :
Atropin : 10 gr/kg
14
15
Operasi elektif : neonatus : 4 jam pre anestesi Infant/ > : 4 jam Cairan iv mengandung glukosa (cegah hipoglikemia)
Petidin diberikan dengan osis kecil pada kasus : a. Anestesi + nafas spontan b. Obstruksi jalan nafas : tonsil, adenoid c. Os dengan diabetes, lambung penuh MANAGEMENT INTRA OP : 1. Periksa mesin dan alat anestesi dan teknik anestesi sebelum operasi 2. Perhatikan !!! Dosis berdasar BB anak dan ukuran ET sesuai umur (ukuran no lebih kecil) 3. Maintenance cairan selama operasi. Dasar : status hidrasi anak dan Berat Badan 4. Volume darah anak : tergantung BB dan umur Indikasi :
5. Premedikasi : a. b. c. Keringkan sekresi Kurangi insiden reflex yang tak diinginkan Sedai anak sebelum op Potensiasi dengan obat anestesi dosis
d.
dikurangi
16
Problem :
b. Os sulit ventilasi dengan masker perlu intubasi cepat c. Os sangat sakit intubasi cepat dan oksigenasi
17
Cairan pemeliharaan : 10 ml/kgBB jam I 5 ml/kg BB REVERSAL Atropin : 20 gr/kg/iv Neostigmin : 50 gr/kg/iv Sebelum extubasi : nafas teratur dan dalam Extubasi : - Nafas 10x dgn O2 100% - Sebelumnya suction faring jam berikutnya
3. Temperatur : Rectal, esofagus Suhu lingkungan : 75-80F Water blanket BB < 5 kg Kurangi evaporasi tubuh : tutup duk Darah/cairan hangat
Setelah extubasi : masker + O2 dan nafas masih adekuat. Dampingi perawat selama di RR TEKNIK ANESTESI LAIN YANG ADA
a. b.
Ketamin :
Respirasi spontan :N2O/O2/Halotan atau Enfluranc. Ketamin iv/im kombinasi dengan diazepam.
Pakai masker dan airway sesuai ukuran Halusinasi diazepam pada anak-anak.
18
Terapi O2 :
- Oksigen tent - Inkubator Keduanya untuk humidifiaksi dan suplemen O2 1. Inkubator : - Kontrol suhu - humidifikasi - Konsentrasi O2 2. Masker dan canul nasal tidak disukai anak Umur 1 hari 2 hari 3 hari 2 minggu 2 bulan 2 bulan 12 bulan 12 bulan 2 tahun 2 4 tahun 4 8 tahun 8 12 tahun > 12 tahun BB Kebutuhan u/ 24 jam 60 80 ml/kg 80 100 ml/kg 100 200 ml/kg 120 ml/kg 100 ml/kg 90 ml/kg 80 ml/kg 70 ml/kg 60 ml/kg 55 ml/kg
19
Trauma minimal : 2 ml/kgBB (6ml/kgBB) Trauma sedang : 4 ml/kgBB (8 ml/kgBB) Trauma berat : 6 ml/kgBB (10 ml/kgBB)
3. Kehilangan darah Ganti darah Ganti kristaloid > 4 tahun 1. Jam I ; hidrasi 15 ml/kgBB ditambah 2. Cairan maintenance 4 ml/kgBB ditambah
JENIS PEMBEDAHAN 1. Bedah kecil : Lama operasi < 30. Anestesi menggunakan masker 2. Bedah sedang : - Rutin pada os sehat - GETA (General Endotracheal anesthesia) - Lama op < 3 jam - Perdarahan < 10% BV 3. Bedah besar : - Lama operasi : > 3 jam - Peradarahan 10% BV - Bedah SSP, KU, paru TRAUMA OPERASI Trauma minimal : TE, bedah plastik dll
Trauma minimal : 2ml/kgBB 6ml/kgBB Trauma sedang : 4 ml/kgBB 8 ml/kgBB Trauma berat : 6 ml/kgBB 10 ml/kgBB
3. Kehilangan darah : sama seperti diatas
20
ANESTESI LOKAL
Definisi : suatu tindakan anestesi tanpa menghilangkan kesadaran Trias anestesi : Hipnosis/sedasi, Analgesia dan Relaksasi Indikasi anestesi lokal :
1. Infiltrasi dilakukan didaerah intra 2. Blok perifer dilakukan pada daeraf saraf perifer yang
mempersarafi Dibagi menjadi : Mayor blok : pada percabangan saraf besar. Contoh : servikal, epidural Perifer
21
22
Cara kerja An. Lokal 1. Larutan An. Lokal sediaan pH asam stabil (kimiawi) Larutan murni bisanya pH 6 Larutan murni + vasokonstriktor pH 4. Karena molekul katekolamin tidak stabil pada pH alkalis. pH rendah onset time anestesi lebih lambat. 2. Pada vial mutidosis ditambah sntimikroba. Hanya untuk sediaan spinal, epidural, caudal anestesi cegah efek neurotoxic.
23