Anda di halaman 1dari 35

ASKAN PADA BEDAH MINOR

EKSTREMITAS

EMANUEL I. LEWAR
A. PENDAHULUAN
Bedah Minor merupakan pembedahan dimana
secara relatif dilakukan secara simple,
umumnya tidak ada atau minimal komplikasi
bagi pasien
Tindakan anestesia pd Bedah Minor
Ekstremitas
1. Tumor jinak,, al :
• Kutil (verruca vulgaris)
• Kutil bertangkai (papiloma)
• Mata ikan (clavus)
• Benjolan lemak (lipoma)
• Benjolan berisi cairan (kista)
• Benjolan berisi nanah / bisul (abses)
• Benjolan berisi jelly (ganglion / ganglioma)
• Keloid
2. Luka sayat / robek akibat benda tajam atau tumpul.
3. Infeksi kuku dan posisi kuku masuk kedalam.
Pilhan Anestesi
1. Anestesi lokal, mungkin tidak disertai dengan tim
anestesi
2. Prosedural analgesia dan sedasi ( PSA) . obat yang
dapat digunakan diantaranya adalah etomidate,
midazolam, fentanil, dan propofol.
Lokal Anestesi
• Prosedur anestesia lokal tanpa sedasi dapat
digunakan dengan atau tanpa vasokontriktor.
• Obat anestesia lokal : kokain, benzokain, dan
lidokain, ( yang paling sering digunakan adalah
lidokain)
• Konsentrasi lidokain 2-4%
• Dosis yang aman : 3-4 mg/kgBB,
PSA

• Pemberian melalui TIVA


• Pasien akan merasa setengah sadar dan mengantuk
tetapi dapat segera bangun bila diajak bicara/
disentuh pasien mungkin tidak akan mengingat
dengan detail tahapan prosedur yang dilakukan.
• Efek farmakologis : ansiolitik, amnesia, atau analgesia
• Obat anestesi : golongan haloperidol dan obat golongan
opioid
• Pasien akan tetap dimonitor sebelum, selama dan
setelah prosedur dilakukan
B. METODE ASKAN
I. PENGKAJIAN
1. Anamnesis :
• Identitas pasien,
• Riwayat penyakit sekarang,
• Riwayat penyakit terdahulu
• Riwayat penyakit keluarga
• Riwayat sosial.
• Riwayat pemakaian obat,
• Riwayat operasi,
• Makan terakhir
• Alergi obat
Cont..
. Pengkajian Anestesi :
- Riwayat anestesi dan operasi sebelumnya.
- Riwayat penyakit sistemik (diabetes melitus, hipertensi,
kardiovaskuler, tb, asma)
- Pemakaian obat tertentu, seperti anti diabetik, antikoagulan,
kortikosteroid, antihipertensi secara teratur.
- Riwayat diet (kapan makan atau minum terakhir. Jelaskan
perlunya puasa sebelum operasi)
- Kebiasaan-kebiasaan pasien (perokok berat, pemakai alkohol atau
obat-obatan)
- Riwayat alergi
- Kehilangan cairan saat dikaji (perdarahan, muntah, diare)
- Tanggal mensturasi terakhir
- Riwayat penyakit keluarga
Cont..
. Status Kesehatan Saat ini :
- Hilangnya gigi - Pingsan
- - Kejang
Masalah leher pendek
- Stroke
- Batuk
- Sedang hamil
- Sesak napas
- Kelainan tulang belakang
- Gangguan saluran napas - Obesitas
atas - Tingkat kecemasan:
- Nyeri dada - Nyeri
- Denyut jantung tidak
normal
- Muntah
Cont..
2. Pemeriksaan fisik
• Tanda-tanda vital pasien,
• berat badan, tinggi badan
• Pemeriksaan fisik : 6 B ( respirasi,
hemodinamika, saraf, gastrointestinal,
urogenital, dan muskuloskeletal)
3. Pem diagnostik :
• Test darah pasien : Hb, Ht, Eritrosit, Leukosit, masa
perdarahan dan masa pembekuan.
• Urin : pemeriksaan fisik, kimiawi dan sedimen
urin.
• Pemeriksaan radiologi : CT Scan, X-ray.
4. ASA
5. Pertimbangan Anestesi :
• Lokal
• PSA
II. MASALAH KES. ANEST YG SERING
MUNCUL
Masalah kes Anest ( sesuai Starkomnas PA):
a. Pre Anestesi :
1. Kecemasan
2. Nyeri
3. RK Agen Anestesi
b. Intra Anestesi :
Masalah Intra Anest diperoleh Monitoring
Capem Intra Anest
1. Risiko Trauma Pembedahan
2. RK Agen Anestesi
c. Pasca Anest
Masalah Pasca Anest diperoleh Dari Monitoring
Capem Pasca Anest
1. RK Disfungsi Respirasi ( hipoksia )
2. Tidak efektif fungsi respirasi ( obstruksi jln napas,
tidak efektif pola napas, aspirasi, napas, henti napas )
3. RK Disfungsi KVS ( Penurunan CO, hipotensi,
hipertensi, disritmia/aritmia, cardiac arest )
4. Predarahan
5. Nyeri pasca bedah
6. Risiko terlambatnya pemulihan
III. INTERVENSI
Evaluasi Pra Anestesi
1. Persiapan Fisik
• HE agar pasien : menghentikan kebiasaan
merokok, minuman keras, dan obat-obatan
“tertentu” minimal 2 minggu sebelum anastesi
atau minimal dimulai sejak evaluasi pertama kali
dipoliklinik .
• Melepaskan segala macam protesis (gigi palsu)
dan asesoris
• Tidak menggunakan cat kuku atau cat bibir
• Puasa
Cont..Evaluasi Pra Anestesi

Cont.. Persiapan Fisik


• Diharuskan agar keluarga untuk menunggu selama
mengikuti rangkaian prosedur pembedahan
sehingga menjaga kemungkinan penyulit yang tidak
diinginkan.
• Informed Consent
• Mengganti pakaian pakaian khusus kamar
tindakan/kamar operasi
Cont..Evaluasi Pra Anestesi
2. Persiapan Psikis :
• HE pasien dan keluarga agar mengerti ttg
renacana tindakan medis dan anestesi
• Berikan obat sedatif pada pasien stres yang
berlebihan atau pada pasien yang tidak
kooperatif sep pediatric
• Sedatif oral pada malam hari menjelang
tidur dan perectal pada pasien pediatric
Cont..Evaluasi Pra Anestesi

3. Persiapan Peralatan
• Oksigen
• Suction
• Alat kelengkapan untuk tata laksana jalan
napas
• Reversal agents, untuk opiod, atau
benzodiazepines, seperti nalokson, flumazenil
• Obat-obat dan kelengkapan resusitasi
• Akses intravena, untuk sedasi intravena
• Obat-obatan untuk sedasi dan analgesik
Cont..Evaluasi Pra Anestesi
4. Persiapan di Ruang Persiapan
• Evaluasi ulang status pasien dan catatan medik
pasien serta perlengkapan lainnya
• Konsultasi ditempat apabila diperlukan
• Ganti pakaian khusus kamar operasi
• Memberikan premedikasi
• Memasang infus
5. Persiapan presedasi :
– Nilai kembali, apakah pasien secara rutin
mengkonsumsi alkohol, obat-obatan anti
depresan/ relasans otot atau obat tidur (karena
dapat menurunkan efektivitas obat anestesi)
– Pasien menggunakan nasal canul
– Pengukuran TTV
5. Premedikasi
• Petidin 1-2 mg/kgBB,
• Midazolam 0,04-0,1 mg/kgBB,
• Atropin 0,01 mg/kgBB
Intraanestesi
Induksi
• Jenis anestesia neuroleptik.
• Obat anestesi : golongan haloperidol dan obat
golongan opioid
Cont..
Tatalaksana Anestesia
• Fentanil diberikan dengan dosis 1-2 mg/kgBB
secara intravena diikuti dengan pemberian
dehidrobenzperidol 0,2-0,4 mg/kgBB atau
midazolam 2-5 mg intravena.
• Tunggu selama 5-10 menit sambil mengobservasi
tanda-tanda vital pasien.
Cont..Tatalaksana Anestesia
• Selama tindakan berlangsung, lakukan
oksigenasi : 4-6 liter/menit melalui kanul
nasal.’
• Monitoring :
- Respirasi : airway, oksigenasi, ventilasi
- Sirkulasi
- Suhu
- Pemantauan airway :
 Suara napas
 Gerakan dada
- Pemantauan Oksigenasi
 Kadar oksigen inspirasi : pulse oxymetri
 SaO2 : AGD
- Pemantauan Ventilasi :
 Suara napas, gerakan dada,
 End tidan CO2
 Sistem alarm
 Kadar oksigen inspirasi : pulse oxymetri dan SaO2 :
AGD
- Pemantauan Sirkulasi :
 Nadi
 TD non invasif
 Produksi urin
- Pemantauan Suhu :
 Pantau suhu secara kontinyu
Manajemen Pascaanestesi
Prinsip Pemulihan :
1. Early recovery : dimulai dari dihentikannya
obat anestesi supaya pasien bangun,
kembalinya refleks proteksi jalan napas, dan
dimulainya aktifitas motorik.
2. Intermediate recovery bila sudah mencapai
kriteria untuk dapat dipulangkan ke rumah.
3. Late recovery mulai dari dipulangkan sampai
pulihnya fungsi fisiologis ke keadaan seperti
sebelum pembedahan.
1. Early recovery :
• Patensi airway
• Oksigenasi : nasal kanul 2 – 4 L/menit atau
masker 6 – 8 L/menit
• Ventilasi adekuat : SaO2 : 90 – 100 %
• Sirkulasi : hemodinamik stabil
• Suhu : normotermia
2. Intermediate recovery
• Serah terima pasien di RR :
- Masalah tata laksana anestesi
- Penyulit intraanestesi
- Jenis dan teknik anestesi
- Obat-obatan
- Jumlah perdarahan
- Jumlah input cairan
- Produksi urine
- Posisi pembedahan
- Gambaran respirasi, sirkulasi intra opersi/anestesi
• Aldrete score
. Pemulangan (Discharge)
- Program ambulatory yang sukses tergantung pada
pemulangan pasien yang tepat
- Guidelines for Safe Discharge After Ambulatory
Surgery dgn menggunakan penilaian : PADSS (Post
Anesthesia Disharge Scoring System).
- Total nilai PADSS = 10. Bila skor mencapai 9, pasien
cukup aman untuk dipulangkan ke rumah.
PADSS
No Uraian Nilai
1 TTV ( TD, N, R, S) 2 : sekitar 20% dari nilai prabedah
1 : 20%-40% dari nilai prabedah
0 : 40% dari nilai prabedah

II Ambulasi 2 : mampu berdiri/tidak ada pusing


1 : dengan bantuan
0 : tidak ada pergerakan/pusing

III Mual/Muntah 2 : minimal


1 : sedang
0 : berat

IV Nyeri 2 : minimal
1 : sedang
0 : berat

V Perdarahanan 2 : minimal
1 : sedang
0 : berat
. Penundaan Pemulangan
- Terjadi penyulit selama operasi : perdarahan,
operasi berkepanjangan.
- Terjadi penyulit selama anestesi : mual, muntah,
pusing, hipotensi berat, edema laring pasca
intubasi
3. Late recovery
• Early oral feeding pasca ambulatory
- Pasien sudah sadar baik.
- TD dan denyut jantung dalam batas normal.
- Respirasi dalam batas normal
- Pasien dapat mengikuti perintah dengan baik,
seperti dapat menelan ludah, dapat batuk, dapat
mengeluarkan lidah, dan dapat menarik nafas.
• Discharge planning di rumah:
– Sulit bernapas
– Demam tinggi, > 39 0C
– Nyeri pada bagian tubuh yang dioperasi
– Perdarahan atau pembengkakan pada luka
operasi
– Mengalami mual atau muntah > 6 x/hari
– Tidak nafsu makan dan sulit menelan
The End

Anda mungkin juga menyukai