Anda di halaman 1dari 10

Nama : Maurinus Dicky Vidriyanto

NIM : 1905036
ALDRETE SCORE POST GENEGRAL ANESTESI
Aldrete score adalah nilai atau penjumlahan sederhana yang dilakukan pasien post operasi
berdasarkan pengkajian
Aspek yang dinilai :
1. Kesadaran
 Sadar penuh : 2
 Mudah dipanggil : 1
 Idak merespon : 0
2. Sirkulasi
 Nafas dalam : 2
 Nafas dangkal : 1
 Apnea : 0
3. Aktivitas
 4 anggota gerak (tangan dan kaki) : 2
 2 anggota gerak : 1
 Tidak bergerak : 0
4. Tekanan darah
 Apabila pasien post mengalami kenaikan tekanan darah ± 20 mmHg dibanding
tekanan darah pre op : 2
 Apabila pasien post mengalami kenaikan tekanan darah 20-50 mmHg disbanding
tekanan darah pre op : 1
 Apabila pasien post mengalami kenaikan tekanan darah >50 mmHg : 0
5. Saturasi oksigen
 >90 % tanpa alat bantu : 2
 >90 % dengan alat bantu : 1
 <92% dengan alat bantu : 0
Contoh pengkajian :
Didapatkan hasil pasien mampu menggerakkan lengan kanan dan kiri, serta menjawab ketika
dipanggil. TD : 170/95 mmHg (TD pre op 120/80) dan pasien bernafas 28 x/mnt. Saturasi
oksigen 93% dengan bantuan oksigen inhalasi.
Kesadaran :1
Sirkulasi :1
Aktifitas :1
Tekanan darah : 1
Saturasi oksigen : 1
Berdasarkan pengkajian pasien mendapat kan nilai score : 5
Maka pasien belum dapat dipindah kan ke ruang perawatan.
Berdasarkan ketentuan aldrete score pasien dapat dipindahkan ke ruang perawatan jika
nilainya diatas 5
PASCA OPERATIF
Pemulihan dan manajemen pasca operatif
1. Unit perawatan pasca anesthesia
Desain, peralatan, dan tenaga ahli
2. Manajemen pasca anesthesia
Pemantauan serta kriteria discharge
3. Unit pemulihan pasca anesthesia
Disebut juga ruang pemulihan / recovery room (RR). Ruang pemulihan hendaknya
memiliki desain yang khusus, dengan peralatan yang memadai dan tenaga ahli
dibidangnya.
4. Desain ruang pulih
- Lokasi sentral di instalansi bedah
- Berdekatan dengan instalansi radiologi, laboratorium, dan fasilitas rawat
intensif
- Bangsal terbuka → memungkinkan observasi pasien secara simultan
5. Peralatan ruang pulih
- Tiap bed hendaknya dilengkapi dengan monitor SpO₂, EKG, dan NIBP
- Tersedia keperluan monitoring invasif seperti kateter arteri, vena sentral atau
TIK
- Memiliki peralatan bantuan hidup dasar dan lanjutan, termasuk:
Peralatan manajemen airway
Alat defibrilasi dengan kemampuan pacing
Troli emergency dengan obat2an serta syringe pump
6. Petugas ruang pulih
- Petugas di RR terdiri dari perawat yang terlatih dalam perawatan pasca
anestesi, dengan keahlian di managemen jalan nafasdan bantuan hidup
lanjutan,serta permasalahan bedah seperti perawatan luka, drainase dan
perdarahan post op
- Pasien di RR berada dibawah tanggung jawab anestesiologi
7. Manajemen pasca ansetesia
- Masa pemulihan pasca anesthesia merupakan fase kriris yang berpotensi
mengancam nyawa
- Pemantauan hendaknya tetap dilakukan mesti obat telah dihentikan
8. Serah terima di ruang pulih
- Identitas pasien
- Status fisik pasien pra anesthesia
- Prosedur pembedahan
- Jenis/teknik anestesia yang diberikan
- Perjalanan selama anestesia/pembedahan
- Riwayat terapi yang relevan termasuk alergi
- Antisipasi permasalahan
9. Pemamantauan di ruang pulih
- Evaluasi luka operasi
- Penulaian skor aldrette
Saat masuk, menit ke-5, ke-10,dst, hingga nilai optimal (10)
- Pemamtauan serta penanganan masalah pasca operasi
10. Permasalahan di ruang pulih
- Gelisah
Penyebab: hipoksia, asidosis, buli-buli penuh, keskitan, efek samping
ketamine
Penanganan : berikan penenang (eg midazolam)
- Gangguan pernafasan
Penyebab : efek samping obat narkotik, efek sisa obat pelumpuh otot,
gangguan keseimbangan elektrolit
Penanganan : segera berikan bantuan nafas
Identifikasi penyebab →tindakan sesuai penyebab
- Gangguan kardiovaskular
 Hipertensi
Penyebab : nyeri pasca bedah dan iritasi PET, kelebihan infus, buli-buli penuh,
hipoksia-hiperkapni-asidosis
Identifikasi penyebab → tindakan sesuai penyebab
 Hipotensi
Penyebab : hipovelemia → perdarahan/infus kurang/poliuri/sekuesterisasi
cairan, kontraktilitas otot jantung menurun, vasodilitasi
Identifikasi penyebab → tindakan sesuai penyebab
 Gangguan irama
Penyebab : gangguan keseimbangan elektrolit (hipo/hiperkalemia),
asidosis/alkalosis, hipoksia-hiperkapnia, penyakit primer jantung
Identifikasi penyebab → tindakan sesuai penyebab
- Gangguan fungsi ginjal
Penyebab : masalah prerenal (hipovelemik/syok), masalah pada ginjal,
masalah post renal (retensi urin)
Identifikasi penyebab → tindakan sesuai penyebab
Hemodialis k/p
- Mual muntah
Penyebab : pemakaian opioid, bedah intraabdomen, hipotensi (pada
analgiaregional)
Resiko pada pasien belum sadar : sumbatan jalan nafas, aspirasi lambung
→sindrom mendelson
Pilihan antiemetic : dehidrobenzperidol, ondansentron
Apabila terjadi aspirasi asam lambung ; intubasi trakea CITO, berikan nafas
buatan, cuci bronkus, terapi lain sesuai idikasi
- Menggigil
Penyebab : hipotermia ec efek obat bius atau kehilangan panas tubuh,
hipertermia ec efek obat bius inhalasi atau suksinil kolin
Penanganan:
Hipotermi : selimut, pethidin
Hipertermi : dinginkan pasien
- Nyeri pasca bedah
Nyeri akut nosiseptif ec trauma bedah
Respon hormonal : ↓ hormon anabolic (insulin)
↑hormon katabolic ( katekolamin, steroid, glucagon,
tirosin)
Menggangu fungsi organ vital
Terapi : pre-emtif dengan premedikasi selama anestesia-analgesia berikan
suplemenopioid → intratekal/epidural, pelihara dengan opioid atau
NSAID→intramuskular, bolus iv atau drip

Kriterian pengeluaran
a. Skor aldrette 9-10
b. Tidak ada perdarahan luka operasi
c. Setelah 30 menit pemberian opiate terakhir
d. Tidak ada penyulit yang mengancam
e. Tidak memerlukan tindakan/terapi khusus
Pemulihan pasca anestesia
a. Informasi prabedah
b. Pengurangan stress
c. Penanggulangan nyeri
d. Mobilitas/latihan
e. Nutrisi enteral
f. Dukungan faktor pertumbuhan

Anda mungkin juga menyukai