Anda di halaman 1dari 3

Seorang wanita 24 tahun/50kg datang ke UGD dengan keluhan nyeri perut mendadak, pada

pemeriksaan didapatkan telapak tangan dingin, nadi lemah 134x/menit, tekanan darah 80/54
mmHg, Direncanakan Explorasi laparatomy.

a.      Apa tindakan saudara?

b.      Termasuk Physical Status/ ASA berapa?

c.       Bagaimana persiapan dan rencana anestesi pada pasien ini?

d.      Bagaimana pelaksanaan anestesi pada pasien ini?

e.      Apa critical point pada pasien ini?

f.        Bagaimana terapi cairan perioperatif pada pasien ini?

JAWAB

a. Yang saya lakukan adalah :


1. Pertama-tama lakukan primary survey untuk mengatasi kegawatdaruratan pasien
tersebut dalam hai ini syok nya. Pastikan A-B-C- D- E aman, pemeriksaan dilakukan
secara cepat dan simultan, bila ada petugas yang lain maka dilakukan
serentak/bersamaan.
- Pastikan jalan nafas pasien bebas, tidak terdapat obstruksi. Jika ada obstruksi,
bebaskan.
- Berikan terapi oksigen dengan menggunakan nasal prong (2-3 lpm) atau dengan mask
(6-8 lpm)
- Lakukan resusitasi cairan dengan pemasangan infus, bila perlu 2 jalur dengan cairan
kristaloid. Lakukan pengukuran tekanan darah, nadi, periksa darah lengkap pasien
(terutama Hb + crossmatch untuk persiapan transfusi).
- Lakukan pemeriksaan kesadaran pasien
- Untuk mencegah hipotermia pasien bisa diberikan selimut
- Selanjutnya konsulkan ke dokter Bedah dan dokter Anestesi untuk rencana Explorasi
Laparotomi CITO
2. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan secondary survey, dilakukan heteroanamnesa
(dengan menanyakan pada keluarga pasien) yaitu menanyakan identitas pasien tersebut,
menanyakan keluhan yang dirasakan pasien, keluhannya sejak kapan, seberapa berat
nyeri yang dirasakan (bisa dengan menggunakan skala nyeri), kemudian menanyakan
riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam keluarga, riwayat social ekonomi,
riwayat konsumsi alcohol dan merokok, riwayat alergi terhadap obat-obatan makanan
atau minuman tertentu, riwayat pembedahan dan anestesi sebelumnya.

b. PS ASA pasien ini adalah PS ASA IVE yaitu pasien penyakit bedah disertai dengan
penyakit sistemik berat yang secara langsung mengancam kehidupannya dan tanda E
ditambahkan karena tindakan pembedahan pada pasien ini dilakukan secara darurat.
c. Persiapan dan Rencana Anestesi pada pasien ini
1. Persiapan preanestesi : Identitas, anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, konsul bedah dan anestesi sudah dilakukan di primary survey,
selanjutnya siapkan informed consent, SIO, SIA, dan sedia darah.
2. Rencana anestesi pada pasien ini : General Anesthesia
d. Pelaksanaan Anestesi pada pasien ini :
- Pre Anestesi : lengkapi identitas pasien, SIO, SIA, hasil pemeriksaan laboratorium
(Hb, Trombosit, PT (CT) , APTT (BT)), persiapan bag darah, lakukan pemeriksaan
tekanan darah, nadi, saturasi, frekuensi pernapasan pasien, pasang infus (pastikan
tidak macet).
- Premedikasi :
Tujuan : untuk merilekskan pasien agar mudah diinduksi, pasien dapat diberikan
pethidin dan midazolam
- Induksi/Medikasi : pasien dianestesi dengan general anesthesia dengan pertimbangan
operasi yang akan dilakukan terhadap pasien yaitu laparatomy (operasi besar) dan
kondisi awal pasien yang mengalami syok. Diberikan : O2 100% selama 15 menit
sebelum induksi dimulai, ketamin (pasien shock), atrakurium (pelumpuh otot)
- Maintenance : pertahankan kondisi tidak sadar pasien dengan pemberian obat-obat
anestesi dalam dosis yang lebih rendah dan sesuai. Di akhir operasi, pasien dapat
diberikan ranitidine dan ondansetron untuk mengurangi mual dan muntah sehngga
mengurangi resiko aspirasi pada pasien. Pasien juga dapat diberikan Metamizole Na
untuk mengurangi nyeri pasca operasi.
- Recorvery : dijaga agar waktu gelisah pasien tidak jatuh dan pantau pernapasan
pasien, serta tanda-tanda vital selama diruang recorvery. Lakukan pemeriksaan
Aldrete.s score, bila > 8 pasien dapat ditransport ke ruangan.
e. Critical Point :
Pada pasien ini berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang didapatkan anemia dan tanda-
tanda syok hipovolemik. Anemia dapat mengakibatkan transport oksigen oleh haemoglobin
akan berkurang. Hal ini berarti untuk mencukupi kebutuhan oksigen jaringan, jantung harus
memompa darah lebih banyak sehingga timbul takikardi, murmur, dan kadang timbul gagal
jantung pada pasien dengan anemia.
Peran anestesi adalah memastikan bahwa organ vital menerima oksigen yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme, selama prosedur bedah berlangsung. Penentu transport
oksigen termasuk di antaranya ialah pertukaran gas di pulmo, afinitas Hb-O2, konsentrasi
total Hb, dan cardiac output. Seluruhnya bekerja dalam satu sistem dan menyediakan
kapasitas oksigen yang adekuat. Apabila ada penurunan pada satu komponen di atas, maka
menyebabkan komponen lain terpengaruh. Dari komponen tersebut, haemoglobin
mempunyai kemungkinan terbesar untuk dimanipulasi sehingga dapat meningkatkan
transport oksigen.
f. Terapi cairan perioperative :

Anda mungkin juga menyukai