Anda di halaman 1dari 9

Latihan soal Kegawatan Trauma Abdomen

Seorang laki-laki umur 30 tahun,saat menonton sepakbola di keroyok oleh suporter kesebelasan
lawan.laki-laki tersebut kemudian di bawa ke UGD RSU Bahteramas,pasien tiba di RS kira-kira
1 jam setelah kejadian,pasien mengeluh nyeri terutama di bagian perut kanan atas ,dia merasa
telah di tusuk benda tajam 2 kali di bagian perut kanan atas dan sekali d punggung kiri saat di
keroyok ,pasien masih dalam keadaan sadar (compos mentis) tapi merasa lemas.perawat
melakukan TTV: Nadi 13x permenit,Tekanan nadi kecil Respiration :32x ,Tekanan darah :80/40
mmhz,dan suhu 36,5.
1. Apa diagnosa medis kasus di atas?
a. Trauma Tajam abdomen
b. Trauma Abdomen
c. Trauma tumpul abdomen
d. Semua Benar

Jawab :

2. Tindakan keperawatan yang dapat di lakukan kecuali?


a. Lakukan pengkajian fisk secara terus menerus dengan metode IPPA
b. Hindari memindahkan klien sampai pengkajian awal selesai
c. Awasi cedera dada,khususnya fraktur
d. Palpasi adanya nyeri

3. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan kecuali


a. Foto toraks
b. pemeriksaan darah rutin
c. Pain Abdomen Foto Tegak
d. rontgen

4. Seorang laki-laki berusia 30 tahun masuk UGD RS dengan perdarahan hebat karena trauma
abdomen. Pasien gelisah, kesadaran menurun, tampak keringat dingin, kedua ekstremitas
teraba dingin dan TTV: TD= 100/60 mmHg, Nadi = 140x/mnt, teraba lemah; resp: 26x/mnt,
suhu= 36oC.
Pertanyaan: Manakah tindakan berikut yang harus menjadi prioritas perawat pada kondisi
tersebut?
a. Observasi TTV
b. Jahit luka terbuka
c. Lakukan vagal manuver
d. Kolaborasi penanganan takikardi
e. Pasang iv line dan berikan cairan

Referensi: American college of emergency physician. 2013. International Trauma life


support for emergency care provider (7th edition). Julie Levin Alexander: USA

5. Anda adalah perawat ambulan yang ditugaskan pada satu kejadian kecelakaan massal. Saat
anda datang, ada 30 orang pasien di area tersebut. Sebanyak 12 pasien tampak histeris dan
berjalan mondar-mandir disekitar lokasi, 12 orang pasien terduduk mengerang kesakitan dan
6 orang pasien terlihat diam telentang tidak bernafas.\
Pertanyaan:
Sebagai seorang perawat ambulan, tindakan manakah yang pertama kali anda lakukan sesuai
kondisi tersebut?
a. Segera evakuasi pasien yang tampak tidak bergerak
b. Abaikan pasien yang terlihat mondar-mandir
c. Prioritaskan pasien yang dalam keadaan kritis
d. Lakukan RJP pada pasien yang tidak tampak usaha bernafas.
e. Arahkan pasien yang bisa berjalan ke tempat yang aman

Referensi BDLS manual course 3.0

6. Anda adalah perawat yang mendapat order untuk memberikan dopamin infus pada klien
dengan syok. Dosis yang diminta adalah 10 mcg/kg/menit. Diketahui berat badan klien
adalah 50 kg. Anda memiliki 1 ampul dopamin berisi 5 mL (1 mL= 40 mg dopamin).
Pertanyaan:
Berapa mL per menit kah dopamin yang harus anda berikan pada pasien sesuai kondisi
diatas?
a. 0,05 mL/menit
b. 0,025 mL/menit
c. 0,0125 mL/menit
d. 0,00625 mL/menit
e. 0,526mL/menit

Nanti kucari

7. Anda adalah perawat UGD yang sedang menangani pasien dengan keluhan sesak nafas.
Kesadaran pasien compos mentis, TD 110/70 mmHg, frekuensi nafas 20x/mnt, tampak sesak
dan dalam. Saturasi oksigen saat itu adalah 90%. Dokter emergency yang bertugas memberi
order kepada anda untuk memberikan bantuan oksigen pada pasien tersebut.
Pertanyaan: Manakah metode pemberian oksigen yang benar menurut kasus diatas?
a. Nasal kanul 2 liter/mnt
b. Masker venturi 10 liter/mnt
c. Masker sederhana 5 liter/mnt
d. Masker rebreathing 8 liter/mnt
e. Masker non rebreathing 10 ltr/mnt

Kata kunci :
sesak nafas, compos mentis, TD 110/70 mmHg, frekuensi nafas 20x/mnt, tampak sesak dan
dalam. Saturasi oksigen saat itu adalah 90%.

Pembahasan :

Non rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen sampai 80-100% dengan
kecepatan aliran 10-12 liter/menit. Pada prinsipnya, udara inspirasi tidak bercampur dengan
udara ekspirasi karena mempunyai 2 katup, 1 katup terbuka pada saat inspirasi dan tertutup
saat pada saat ekspirasi, dan 1 katup yang fungsinya mencegah udara kamar masuk pada
saat inspirasi dan akan membuka pada saat ekspirasi. (Tarwoto&Wartonah, 2010:37)

Indikasi : klien dengan kadar tekanan CO2 yang tinggi. Tujuan : Memberikan tambahan
oksigen dengan kadar sedang dengan konsentrasi dan kelembaban yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kanul.

Referensi :

Wartonoh, Tarwoto. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses keperawtan. Jakarta :
Salemba Medika

8. Seorang wanita usia 54 tahun dirawat di UGD dengan diagnosa stroke. Kesadaran pasien
somnolen dengan TD 110/60 mmHg, nadi 98x/mnt, terpasang mayo, IV line dan kateter.
Saat anda memeriksa kondisi pasien, ternyata pasien terlihat tidak bernafas.
Pertanyaan: manakah pengkajian awal yang sesuai dengan kasus diatas?
a. Cek nadi
b. Lakukan RJP
c. Panggil tim code blue
d. Lakukan perekaman EKG
e. Lakukan bantuan ventilasi dengan BVM

Kata kunci :
Stroke, somnolen, TD 110/60 mmHg, nadi 98x/mnt, terpasang mayo, IV line dan kateter,
pasien terlihat tidak bernafas.

Pembahasan :
Denyut nadi adalah pelebaran dan recoil arteri elastis berirama pada saat ventrikel
memompakan darah kedalam sirkulasi. Memeriksa denyut nadi merupakan indicator menilai
sistem kardiovaskular. Denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan
(palpasi) atau dengan alat elektronik yang sederhana maupun canggih. Pemeriksaan denyut
nadi ini dilakukan pada daerah arteri radialis pergelangan tangan, arteri brachialis pada siku
bagian dalam, arteri karotis pada leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis
pedis, atau arteri frontalis pada ubun bayi, guna mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi)
dan menilai kemampuan fungsi kardiovaskular.

Tujuan penghitungan nadi :

1. Menghitung denyut nadi dalam satu menit


2. Mengetahui keadaan umum klien
3. Mengetahui integritas system kardiovaskuler
4. Mengetahui perkembangan jalannya penyakit

Referensi :

Alimul Aziz Hidayat, Uliyah Musrifatul. 2005. Buku Saku Praktikum Dasar Manusia.
Jakarta : EGC

9. Seorang laki-laki berusia 65 tahun, dirawat di RS karena mengalami kelemahan pada sisi kiri
tubuh sejak semalam. Pemeriksaan fisik pasien mengalami kelumpuhan nervus VII, X, XII,
bicara pelo, tersedak saat screening dysphagia sehingga dilakukan pemasangan NGT, CT
scan: infark lobus parietal dextra.
Apakah diagnosa keperawatan utama pada kasus tersebut?
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
c. Kerusakan mobilitas fisik
d. Risiko aspirasi
e. Hambatan komunikasi verbal

Kata kunci :
Mengalami kelemahan pada sisi kiri tubuh sejak semalam, pemeriksaan fisik pasien
mengalami kelumpuhan nervus VII, X, XII, bicara pelo, tersedak saat screening dysphagia
sehingga dilakukan pemasangan NGT, CT scan: infark lobus parietal dextra.
Pembahasan :
Diagnosis keperawatan memiliki dua komponen utama yaitu masalah (problem) atau label
diagnosis dan indikator diagnostik. Sehingga dari kasus diatas didapatkan diagnosa Resiko
aspirasi.
Resiko aspirasi adalah beresiko mengalami masuknya sekresi gastrointestinal, sekresi
orofaring, benda cair atau padat kedalam saluran trakeobronkial akibat disfungsi mekanisme
protektif saluran nafas.
Risiko aspirasi dibuktikan dengan pasien mengalami lemah sisi kiri tubuh, kelumpuhan
dinervous VII, X, XII, bicara pelo dan dyshpagia.

Referensi :
Tim Pokja SKI DPP PPNI.2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat nasional Indonesia.

10. Seorang laki-laki usia 56 tahun, dirawat di bangsal neuro sejak kemarin dengan kelemahan
mendadak pada tubuh sebelah kanan. Pasien didiagnosa SNH. Pengkajian kekuatan otot
pada ekstremitas kanan nilai 2 dan ekstremitas kiri nilai 5. Perawat mengangkat diagnosa
kerusakan mobilitas fisik. Apakah intervensi utama kasus diatas?
a. ROM pasif
b. ROM aktif
c. Mobilisasi kiri dan kanan per 2 jam
d. Mobilisasi kiri dan kanan per 4 jam.
e. Cegah terjadinya kontraktur

Kata kunci :
Kelemahan mendadak pada tubuh sebelah kanan, pasien didiagnosa SNH, kekuatan otot pada
ekstremitas kanan nilai 2 dan ekstremitas kiri nilai 5

Pemabahsan :
Dari kasus diatas pasien dibuktikan mengalami stroke hemiparese dekstra. Diagnosa pasien
adalah Stroke non hemoragik dimana terhentinya aliran darah ke bagian otak akibat
tersumbatnya pembuluh darah. Darah berfungsi mengalirkan oksigen ke otak, tanpa oksigen
yang dibawa oleh darah, maka sel-sel otak akan mati dengan sangat cepat, mengakibatkan
munculnya defisit neurologis secara tiba-tiba
Pada pasien seperti ini dapat intervensi yang harus dilakukan adalah dengan melatih ROM pasif
pada pasien dibagian yang mengalami kelumpuhan.

Latihan gerak sendi pasif (ROM psif) artinya pasien tidak menggerakan sendiri bagian tubuhnya,
namun orang lain yang menggerkan bagian tubuh pasien. Anda dapat membantu dengan
melakukan latihan gerak sendi pasif dengan lengan dan kaki yang lemah. Latihan gerak sendi
pasif ini dapat anda lakukan untuk menjaga sendi pasien agar tidak mengalami kekakuan,
memperlancar sirkulasi dan membuat pasien aware dengan anggota tubuhnya yg lemah

Referensi :
eBook Melewati Stroke dengan Cinta : PAnduan Lengkap Merawat Keluarga saat terserang
Stroke

11. Seorang wanita berusia 53 tahun dirawat di ICU dengan penurunan kesadaran yang terjadi
mendadak saat pasien memasak didapur. Observasi TTV: TD 180/90 mmHg, nadi 70x/mnt,
suhu 38oC, pernafasan 20x/mnt. Pasien di diagnosa SH perdarahan luas di ganglia basalis.
Perawat melakukan pengkajian GCS dan didapatkan mata tidak membuka walaupun
diberikan rangsangan nyeri, respon verbal tidak ada dan gerakan motorik menunjukkan
deselebrasi.
Kondisi deselebrasi menunjukkan gejala apa?
a. Peningkatan tekanan darah
b. Nilai 2 pada respon motorik GCS
c. Peningkatan tekanan intrakranial.
d. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.
e. Hemiparese kontralateral.
12. Seorang laki-laki berusia 73 tahun dirawat di ICU. Pasien sudah 3x dirawat di RS dengan
stroke non hemoragik. Pada pengkajian ditemukan kontraktur pada ekstremitas kanan, IMT
= 19, tampak terpasang NGT, terpasang nasal kanul 3 liter/mnt, terpasang kateter, semua
kebutuhan dipenuhi oleh perawat. Observasi TTV: TD 150/90 mmHg, nadi 70x/mnt, suhu
38oC, pernafasan 22x/mnt, GCS 12.
Apakah tindakan utama perawat pada kasus diatas?
a. Lakukan ROM pasif untuk mengatasi kontraktur.
b. Lakukan skrining disfagia.
c. Lakukan bladder training.
d. Elevasi kepala 45o.
e. Berikan oksigen masker.

13. Seorang wanita berusia 40 tahun dirawat di bangsal saraf dengan SOL metastase ca
mammae. Pasien masuk dengan keluhaan kejang. Saat ini pasien masih gelisah, kontak (+),
hemiparese sinistra, batuk, terpasang O2 nasal kanul 3 liter/mnt, mukosa bibir kering, nafsu
makan menurun, edema pada tibia, refleks fisiologis +2/+3, pasien terpasang kateter, BAB di
pampers konsistensi lunak kecoklatan. Hasil lab albumin 3 g/dl. Apakah diagnosa
keperawatan utama kasus diatas?
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
c. Gangguan pola eliminasi urine.
d. Kerusakan integritas kulit.
e. Kerusakan mobilitas fisik.

14. Seorang pasien umur 40 tahun dibawa ke UGD dengan kesadaran menurun. Berdasarkan
hasil pemeriksaan fisik menunjukkan klien mengalami trauma kapitis berat dan mengalami
peningkatan tekanan intrakranial. Obat yang tepat untuk menurunkan tekanan intrakranial
pada kasus diatas adalah:
a. Metiprednisolon.
b. Atrofin sulfat.
c. Manitol.
d. Isoproterenol.
e. Verapamil.

15. Seorang wanita berumur 19 tahun masuk UGD dalam keadaan lemah dan demam tinggi.
Klien juga mengalami nyeri hebat pada bagian abdomen yang disertai dengan mual muntah.
Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, klien didiagnosa dengan typhoid abdominalis.
Jenis cairan yang tepat diberikan pertama kali adalah:
a. Larutan D5%.
b. Larutan hemasel.
c. Larutan NaCl 0,9%.
d. Larutan HES 5%.
e. Larutan RL.

Anda mungkin juga menyukai