Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rizkia Pramadani

Kode peserta : Palembang.09.064

ASSIGNMENT BTCLS
PRA HOSPITAL
Laki-laki 30 tahun BB 50kg mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal sepeda motor menabrak
tembok dengan kecepatan 80 km/jam. Tidak menggunakan helm, terdapat luka di kepala, memar
dada kanan dan patah tulang paha kiri. Paramedic sampai ke TKP 2-menit kemudian, mendapati
pasien tergeletak, sadar dan mengeluh kesakitan.

TD 90/60 mmHg, RR: 28X/menit, HR 130x/menit, SpO 2: 94%, S: 36.70C


Gambaran EKG Lead II Sinus tachycardia.

Primary Survey:
 Airway + C-spine control: Clear, sudah terpasang neck collar
 Breathing: Terpasang simple mask 6 liter/menit, SpO2 94%.
 Circulation:
- Direct Pressure di luka di kepala
- Terpasang bidai di femur kiri
- Neurovaskular intak
- Terpasang IV line 1-jalur, IV cath no 18 G cairan ringer 500cc
- Urine 10cc/30 menit
 Disability: GCS 15 (E4V5M6), pupil isokor
 Exposure: tidak ditemukan perlukaan di belakang

IN HOSPITAL
1) Jelaskan proses Triage saat sampai di IGD rumah sakit!
a. SOAP
S:
1. Jenis kelamin laki-laki, umur 50 tahun
2. Berat badan 50 kg
3. Mengalami kecelakaan tunggal sepeda motor menabrak tembok dengan kecepatan
tinggi sebesar 80 km/jam
4. Tidak menggunakan helm
5. Petugas kesehatan sampai ke tempat kejadian 2 menit kemudian, mendapatkan
pasien tergeletak, sadar dan mengeluh kesakitan
O:
1. terdapat trauma di kepala, memar ada dada kanan dan kiri serta fraktur paha kiri
2. TD : 90/60 mmHg, RR : 26x/menit, HR : 130x/menit, SpO 2 : 94%, S : 36,70 Celcius
3. Gambaran pada EKG Lead II Sinus Takikardi
A:
1. Sudah terpasang Neck Collar
2. Telah dilakukan direct pressure pada luka di kepala
3. terpasang bidai di femur kiri
4. terpasang IV Line 1 jalur dengan cath nomor 18
5. tidak terdapat perlukaan belakang
6. melakukan pemeriksaan EKG
7. observasi, palpasi, auskultasi dan inspeksi daerah toraks untuk memastikan adanya
kemungkinan trauma pada thorax
8. kolaborasi pemberian anti nyeri
9. dengarkan bunyi napas pasien untuk memastikan adanya penyumbatan pada jalan
napas akibat trauma pada toraks
P:
1. apabila setelah pemeriksaan ditemukan adanya tension pneumotoraks maka
kolaborasikan untuk melakukan neddle decompression
2. persiapkan chest tube untuk mengantisipasi trauma toraks
3. anjurkan kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi fraktur

b. Klasifikasi Triage:
1. prioritas Pertama diberi tag Warna merah. Korban yang mendapat tag berwarna
merah adalah korban dengan gangguan pada airway, breathing, circulation dan
disability/ Neurologic.
2. Prioritas sedang diberi tag berwarna kuning. Korban yang mendapat tag berwarna
kuning adalah korban yang tidak mengalami gangguan pada Airway, Breathing,
Circulation dan Disability/Neurologic tetapi bisa memburuk secara perlahan. Contoh
pasien dengan fraktur atau dislokasi ekstermitas
3. Prioritas rendah diberi tag berwarna Hijau, korban yang mendapat tag berwarna hijau
adalah korban yang tidak mengalami masalah pada Airway, Breathing, Circulation dan
Disability/Neurologic, melainkan luka ringan atau pasien dengan gangguan jiwa atau
histeris.
4. Bukan prioritas diberi tag berwarna hitam. Korban yang diberi tag berwarna hitam
adalah korban yang tidak dapat terselamatkan / sudah meninggal ketika tim
penyelamat datang.

2) Jelaskan tatalaksana Danger!


a. APD: level III
b. Ruangan : ruangan isolasi, berikan lingkungan yang aman, batasi jumlah personil jika
ada 5 orang maka hanya 1 orang yang bisa masuk
c. Pasien : posisikan pasien/korban dengan posisi supinasi atau terlentang dengan
alas yang datar/keras
Pasien tampak bingung, SpO2 93%, TD 80/50 mmHg, RR 30x/menit, HR 140x/menit, S 36 0C,
EKG Sinus Tachicardia
Cek respon: Sadar
Call for Help
3) Jelaskan penilaian dan tatalaksana Airway, Breathing, Circulation, Disability dan Exposure
dengan kondisi sebagai berikut:
 Airway
Terdengar gurgling, terpasang neck collar + LSB. SpO2 93%.
a. Apa tindakan yang harus dilakukan untuk membebaskan jalan napas pasien?
Jawaban :
Tindakan yang harus dilakukan adalah pemasangan suction
b. Apa yang harus diperhatikan saat melakukan tindakan tersebut?
Jawaban :
Hal yang harus diperhatikan adalah 3A yaitu :
 Aseptic (pilihlah selang yang steril)
 Artomatik (gerakan pada saat melakukan suction tidak boleh kasar)
 Asianotik (saat melakukan suction jangan terlalu lama untuk mencegah terjadinya
sianosis karena bukan hanya cairan yang tersedot, namunoksigen juga ikut
tersedot)
 Pada bayi : 3 detik
 Pada anak-anak : 5 detik
 Pada dewasa : 10 detik
c. Anda harus menghentikan tindakan tersebut bila ditemukan adanya tanda-tanda?
Tindakan tersebut dihentikan apabila terjadi tanda-tanda sianosis yaitu kebiruan atau
keabuan pada kulit, kuku, bibir, dan jika pasien mengalami penurunan SpO 2 < 90%

 Breathing
Pasien terpasang NRM 15 liter/menit, SpO 2 93%. Anda telah melakukan pemasangan
airway definitif namun SpO2 hanya 94%. Selanjutnya Anda melakukan penilaian IAPP
dengan hasil sebagai berikut:
Inspeksi: Jejas di dada kanan, pengembangan dada asimetris, RR 30x/menit, terdapat
distensi vena jugularis, tampak adanya paradoxical breathing
Auskultasi: Bunyi paru kanan melemah, Bunyi jantung (+)
Perkusi: Paru kanan hipersonor, kiri sonor
Palpasi: Fraktur segmental costae IV, V, VI dextra

d. Berdasarkan penilaian tersebut, kemungkinan diagnose pasien adalah Tension


Pneumotorax. Tindakan pertolongan pada pasien tersebut adalah lakukan Neddle
decompression untuk mengatasi breathing, setelah kurang lebih 30-40 menit
dilanjutkan dengan kolaborasi Chest Tube dan WSD

 Circulation
- Direct pressure pada luka di kepala
- IV line terpasang 2-jalur, diberikan resusitasi RL 500cc tambahan
- Terpasang folley catheter, urin output saat ini 5cc/30menit
- Pembidaian pada femur sinistra, neurovascular intak
TD 80/50 mmHg, RR 10x/menit, HR 56x/menit, S 36 0C, EKG Sinus Bradikardia
e. Berdasarkan penilaian dan tindakan tersebut, langkah selanjutnya yang akan Anda
lakukan adalah……

 Disability
Pasien mengalami penurunan kesadaran. Mata terbuka dengan rangsang nyeri, verbal
kata-kata jelas, motorik melokalisir nyeri.
f. Berapa GCS pada pasien E2M5V5 : 12 (cedera Kepala sedang)
g. Pupil pasien an isokor. Langkah selanjutnya adalah CT Scan
 Exposure
h. Baju pasien dibuka untuk menilai adanya perlukaan lain. Kemudian Anda melakukan
log roll ke arah Kiri, Bagian tubuh yang tidak mengalami cedera

4) Saat Anda menyelimuti pasien untuk mencegah hipotermia, pasien tiba-tiba tidak sadarkan
diri. Anda melakukan RJP, saat analisa irama tampak di monitor seperti di bawah ini:

Irama EKG Ventrikel Takikardi


a. Tindakan Anda selanjutnya adalah melakukan DC Shock 200 Joule, cek nadi, jika tidak
ada lakukan RJP sampai DC Shock, Lanjutkan RJP dan berikan Ephineprine 1 mg Flush
D5.
Dua menit berikutnya irama berubah menjadi seperti dibawah ini:

b. Langkah apa yang harus Anda pastikan?


Lakukan flat line protocol yaitu :
1) Cek elektroda
2) Cek lead I, II, III
3) Perbesar Ukuran Gelombang
c. Setelah memastikan langkah di atas, tindakan selanjutnya adalah RJP Selama 2 menit.

Dua menit berikutnya tampak organize rhytm seperti dibawah ini:

d. Apa yang akan Anda lakukan? Cek Nadi


e. Nadi pasien tidak teraba, maka kondisi pasien tersebut disebut PEA
f. Tindakan Anda selanjutnya adalah RJP Selama 2 menit dan berikan obat Epinefrin 1
mg Flush Ns 20 cc
g. Dua menit berselang irama masih menunjukkan hasil yang sama dan teraba nadi 40
x/menit. Status pasien tersebut disebut ROSC
h. Napas pasien tidak ada, tindakan selanjutnya adalah Ventilasi Selama 10x/menit selama
2 menit

Setelah 2-menit, nadi teraba dan napas ada. Pasien kemudian diobservasi dan dilakukan
penanganan lebih lanjut.

__SELESAI __

Anda mungkin juga menyukai