Anda di halaman 1dari 5

Nama : Desi Okta Marani, A.Md.

Kep
Kode Peserta : Palembang.10.A.005
Asal Instansi : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
Hari / Tanggal : Sabtu / 30 oktober 2021

ASSIGNMENT BTCLS

PRA HOSPITAL
Laki-laki 30 tahun BB 50kg mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal sepeda motor menabrak
tembok dengan kecepatan 80 km/jam. Tidak menggunakan helm, terdapat luka di kepala, memar
dada kanan dan patah tulang paha kiri. Paramedic sampai ke TKP 2-menit kemudian, mendapati
pasien tergeletak, sadar dan mengeluh kesakitan.

TD 90/60 mmHg, RR: 28X/menit, HR 130x/menit, SpO2: 94%, S: 36.70C


Gambaran EKG Lead II Sinus tachycardia.

Primary Survey:
 Airway + C-spine control: Clear, sudah terpasang neck collar
 Breathing: Terpasang simple mask 6 liter/menit, SpO2 94%.
 Circulation:
- Direct Pressure di luka di kepala
- Terpasang bidai di femur kiri
- Neurovaskular intak
- Terpasang IV line 1-jalur, IV cath no 18 G cairan ringer 500cc
- Urine 10cc/30 menit
 Disability: GCS 15 (E4V5M6), pupil isokor
 Exposure: tidak ditemukan perlukaan di belakang

IN HOSPITAL
1) Jelaskan proses Triage saat sampai di IGD rumah sakit!
a. SOAP
S: Pasien mengatakan mengalami kecelakaan lalu lintas menabrak tembok dengan
kecepatan 80 km/jam dan tidak menggunakan helm. Pasien juga mengeluh kesakitan
pada kepala, dada sebelah kanan dan paha kiri
O: Pasien tampak kesakitan, tampak luka di bagian kepala, jejas di dada sebelah kanan.
Pasien sudah terpasang neck collar, simple mask 6 lpm, SpO2: 94%, pasien sudah
dilakukan direct pressure di luka di kepala, pasien sudah di bidai di femur kiri dan
sudah terpasang IV line 1-jalur RL 500cc, urine 10cc/30 menit, pupil isokor dan tidak
ditemukan perlukaan di belakang.
TD: 90/60 mmHg, RR: 28 x/menit, HR: 130 x/menit, SpO2: 94%, S: 36.70C
Gambaran EKG Lead II Sinus tachycardia, GCS 15 (E4V5M6).

b. Klasifikasi Triage: High Prioritas (P1 : Merah)

2) Jelaskan tatalaksana Danger!


a. APD: Menggunakan APD lengkap
1. Level 1 : Pasien dengan diagnosa penyakit ringan dan tidak terpapar penyakit virus
Covid-19
2. Level 2 : Pasien suspek Covid-19 tetapi belum ada bukti tes swab PCR
3. Level 3 : Pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19
b. Ruangan: Ruangan yang aman yaitu Ruangan Negative Pressure atau ruangan dengan
tekanan negatif dan terbatas jumlah penolong.
c. Pasien: Amankan pasien dengan mengunci brankar dan pasang handrall untuk mencegah
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Pasien tampak bingung, SpO2 93%, TD 80/50 mmHg, RR 30x/menit, HR 140x/menit, S 360C,
EKG Sinus Tachicardia
Cek respon: Sadar
Call for Help

3) Jelaskan penilaian dan tatalaksana Airway, Breathing, Circulation, Disability dan Exposure
dengan kondisi sebagai berikut:
 Airway
Terdengar gurgling, terpasang neck collar + LSB. SpO2 93%.
a. Apa tindakan yang harus dilakukan untuk membebaskan jalan napas pasien?
Suction
b. Apa yang harus diperhatikan saat melakukan tindakan tersebut?
Memperhatikan prinsip suction yaitu pertama prinsip steril atau bersih (aseptik),
kedua prinsip asianotik yaitu melakukan suction tidak lebih dari 15 detik pada orang
dewasa untuk menghindari tindakan suction menghisap oksigen pasien (sianosis) dan
ketiga prinsip atraumatik yaitu tindakan yang mencegah/meminimalisir terjadinya
trauma.
c. Anda harus menghentikan tindakan tersebut bila ditemukan adanya tanda-tanda?
Bila pasien muncul tanda-tanda sianosis dan muntah dengan jumlah yang banyak

 Breathing
Pasien terpasang NRM 15 liter/menit, SpO 2 93%. Anda telah melakukan pemasangan
airway definitif namun SpO2 hanya 94%. Selanjutnya Anda melakukan penilaian IAPP
dengan hasil sebagai berikut:
Inspeksi: Jejas di dada kanan, pengembangan dada asimetris, RR 30x/menit, terdapat
distensi vena jugularis, tampak adanya paradoxical breathing
Auskultasi: Bunyi paru kanan melemah, Bunyi jantung (+)
Perkusi: Paru kanan hipersonor, kiri sonor
Palpasi: Fraktur segmental costae IV, V, VI dextra

d. Berdasarkan penilaian tersebut, kemungkinan diagnose pasien adalah Flail Chest.


Tindakan pertolongan pada pasien tersebut adalah pemberian oksigen konsentrasii
tinggi (NRM 10-15 L/menit) dan pemberian obat analgetik. Apabila tidak ada perubahan
lakukan kolaborasi untuk dilakukan tindakan thoracostomy.

 Circulation
- Direct pressure pada luka di kepala
- IV line terpasang 2-jalur, diberikan resusitasi RL 500cc tambahan
- Terpasang folley catheter, urin output saat ini 5cc/30menit
- Pembidaian pada femur sinistra, neurovascular intak
TD 80/50 mmHg, RR 10x/menit, HR 56x/menit, S 360C, EKG Sinus Bradikardia
e. Berdasarkan penilaian dan tindakan tersebut, langkah selanjutnya yang akan Anda
lakukan adalah Lakukan konsultasi untuk pemberian PRC.

 Disability
Pasien mengalami penurunan kesadaran. Mata terbuka dengan rangsang nyeri, verbal
kata-kata jelas, motorik melokalisir nyeri.
f. Berapa GCS pada pasien GCS : 12 dengan keterangan E2V5M5
g. Pupil pasien an isokor. Langkah selanjutnya adalah melakukan konsultasi untuk
dilakukan pemeriksaan Radiologi (Ct-Scan).

 Exposure
h. Baju pasien dibuka untuk menilai adanya perlukaan lain. Kemudian Anda melakukan
log roll ke arah Kiri pasien karena ada jejas di dada kanan dan fraktur segmental costae
IV, V, VI dextra.
4) Saat Anda menyelimuti pasien untuk mencegah hipotermia, pasien tiba-tiba tidak sadarkan
diri. Anda melakukan RJP, saat analisa irama tampak di monitor seperti di bawah ini:

a. Tindakan Anda selanjutnya adalah melakukan RJP (switch) kualitas tinggi dan segera
menyiapkan defibrilator untuk pemberian shock 200 J dan observasi setiap 2 menit

Dua menit berikutnya irama berubah menjadi seperti dibawah ini:

b. Langkah apa yang harus Anda pastikan? Memastikan terlebih dahulu dengan
mengintruksi untuk melakukan flat line protocol yaitu memeriksa elektroda apakah ada
yang telepas atau tidak, memeriksa lead I,II,III dan memperbesar ukuran gelombang, jika
hasil flat line protocol tidak ada perubahan irama, maka betul asistol .

c. Setelah memastikan langkah di atas, tindakan selanjutnya adalah Jika hasil analisa irama
adalah asistol maka dilakukan RJP berkualitas tinggi selama 2 menit (switch/gani RJP),
sambil melakukan RJP diberikan epinefrin 1 mg di flush dengan 20 cc normal saline sert a
mengangkat ekstremitas pasien selama ± 10 detik, lalu mengevaluasi irama setiap 2
menit dengan metode SAS.

Dua menit berikutnya tampak organize rhytm seperti dibawah ini:

d. Apa yang akan Anda lakukan? Lakukan cek nadi carotis.


e. Nadi pasien tidak teraba, maka kondisi pasien tersebut disebut PEA (Pulseless Electrical
Activity).
f. Tindakan Anda selanjutnya adalah Melakukan RJP berkualitas tinggi (switch/ganti RJP)
dan evaluasi irama setiap 2 menit dengan metode SAS.
g. Dua menit berselang irama masih menunjukkan hasil yang sama dan teraba nadi 40
x/menit. Status pasien tersebut disebut sirkulasi spontan (Return of Spontaneous
Circulation/ROSC)
h. Napas pasien tidak ada, tindakan selanjutnya adalah pemberian ventilasi 10 x/menit (tiap 5-
6 detik) dan evaluasi tiap 2 menit.

Setelah 2-menit, nadi teraba dan napas ada. Pasien kemudian diobservasi dan dilakukan
penanganan lebih lanjut.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai