Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PROLAPS UTERI GRADE IV

TINDAKAN HISTEREKTOMI DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUP


MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG SUMATERA SELATAN

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. H
Umur : 68 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Pendidikan : SMP
No MR : 0001305028
Diagnosa Medik : Prolaps Uteri

Tanggal Pengkajian : 15 Desember 2022

Datang ke OK : 07.40 WIB

Sign In : 08.20 WIB

2. Catatan Keperawatan

Pre Operasi

a. Rencana pembedahan
1) Diagnosa Medis : Prolaps Uteri
2) Prosedur Operasi : Histerektomi
3) Sifat Operasi : Elektif
4) Jenis Anastesi : epidural
5) Tanda-tanda Vital : TD = 198/106, N = 103 x/mnt, RR = 20x/menit,
S = 36,50 C
6) Riwayat Penyakit Terdahulu : mioma uteri
7) Tingkat Kesadaran : E = 4, V = 5, M = 6
8) Riwayat Operasi : biopsy uteri
9) Pem. Lab & Penunjang : Laboratorium, USG, imunoserologi

b. Persiapan Pasien
1) Identitas & gelang pasien : Sesuai
2) Informed Consent Anastesi & Bedah : Ada
3) Periksa Jenis dan Lokasi Bedah : Ada
4) Site Marking : Ada
5) Puasa/makan & minum terakhir : 00.00 WIB
6) Huknah/Lavement : dilakukan
7) Persiapan Kulit (cukur) : dilakukan
8) Personal Hygiene (mandi/keramas) : Dilakukan
9) Pengosongan Kandung Kemih : Dilakukan

Intra Operasi
a. Pengaturan Posisi : Litotomi
b. Perhitungan Instrumen Operasi :
Tambahan
Hitungan Hitungan
No Jenis Alat/Bahan Selama
pertama Terakhir
Operasi
1. Kassa Steril 50 Tidak ada 50
2. Pean/Bengkok 10/1 10/1
3. Gunting 1/1 1/1
Jaringan/Gunting
Benang
4. Pinset 2/2 2/2
Anatomis/Pinset
Chirurgis
5. Towel Klem/Kom 6/1 6/1
6. Scapel mess/bisturi 2/2 2/2
7. Benang PGA Jarum 2 1/2
bulat
8. Benang Silk jarum 2
1/2
segitiga
9. Couter bedah 1
1

c. jenis & jumlah cairan masuk : cairan infus koloid dan kristaloid (NaCl) 500 ml, 3
kantong darah
d. jenis & jumlah cairan keluar : darah ±900 ml diuresis 400 ml
e. tindakan selama pembedahan :
Penderita terlentang dalam posisi litotomi diatas meja operasi. dilakukan tindakan
antiseptik pada daerah tumor, abdomen dan sekitarnya. Pasien di baringkan dalam
posis terlentang kemudian ditutup doek steril kecuali pada lapangan operasi. dalam
anestesi umum dilakukaninsisi linea mediana inferior. insisi di perdalam lapis demi
lapis sampai fascia. Fascia di insisi kecil dan di perlebar ke bawah dan keatas.
peritoneum di jepit dengan pinset, srin yakin tidak ada jaringan usus yang terjepit
dibawahnya, di gunting kecil dan di perlebar ke bawah dan ke atas. di pasang
retractor abdomen. Dilakukan eksplorasi. tampak uterus sedikit membesar,
permukaan licin, perlekatan (-), tertarik ke arah inferior. kedua ligamentum
rotundum Nampak tertarik kearah inferior. kedua tuba dan ovarium dalam batas
normal. Di putuskan di lakukan HT + ekstirpasi. ligamentum rotundum di jepit
dengan 2 klem, di gunting dan di ikat. Demikian pula pada sisi kanan. identifikasi p
lika vesicauterina, dijepit dengan pinset, digunting kecil + diperluas ke kiri dan
kanan sampai pangkal ligamentum rotundum. Vesica urinaria disisihkan ke bawah
dan dilindungi dengan hak abdomen. dilakukan histerektomi dengan mencari
pangkal miomageburt. pangkal mioma tidak ditemukan di dalam kavum uteri. Pasien
dibaringkan dalam posisi litotomi dilakukan ekstirpasi. pangkal massa di gunting
dan dijahit. Dilakukan eksplorasi. Nampak perlengketan bagian posterior massa
dengan dinding vagina posterior. Kontrol perdarahan (-). pasien dibaringkan dalam
posisi terlentang. Ligamentum latum kiri dan kanan ditembus secara tumpul untuk
membuat jendela. pangkal tuba, ligamentum ovarii proprium kiri dijepit dengan 3
klem, di gunting dan dijahit double ligasi. demikian pula pada sisi kanan.Kontrol
perdarahan (-). identifikasi A. uterine kiri, dijepit 3 klem, digunting dan dijahit
double ligasi. demikian juga pada sisi kanan. ligamentum kardinale sisi kiri dijepit 2
klem, digunting dan dijahit. demikian juga pada sisi kanan. ligamentum sakrouterina
sisi kiri dijepit 2 klem ,digunting dan dijahit. demikian juga pada sisi kanan.
identifikasi puncak vagina di jepit dengan 2 klem bengkok dan digunting. puncak
vagina di jepit dengan klem kocher panjang kemudian dimasukkan kasa betadin ke
dalam puncak vagina. puncak vagina di jahit secara jelujur dengan dexon no 1.
Kontrol perdarahan (-). Puncak vagina difiksasi dengan pangkal ligamen
tumrotundum dan ligamentum sakrouterina. dilakukan retroperitonealisasi. Kontrol
perdarahan (-).dilakukan pembilasan rongga abdomen dengan NaCl 0,9 %. Kontrol
perdarahan (-). di pasang drain abdomen. dinding abdomen di jahit lapis demi lapis.
peritoneum di jahit secara jelujur
dengan chromic catgut. otot dijahit simpul dengan chromic catgut. fat dijahit jelujur
dengan dexon no 1. fascia di jahit secara simpul dengan plain catgut. kulit dijahit
subkutikula dengan chromi catgut. luka operasi ditutup dengan kasa betadine.
operasi selesai. uterus dan massa di belah. Nampak kavum uteri dalam batas normal.
pangkal massa berasal dari serviks uteri. jaringan dikirim ke bagian PAoperasi mulai
jam 08.30 dan operasi selesai jam 10.40. Lama operasi 2 jam 10 menit. KU Post
operasi: T : 168/90 mmHg, N : 100 x/m, R : 20 x/mnt , Perdarahan ± 100 cc, diuresis
± 100 cc
Post Operasi
1. pengkajian Post Anastesia

Saat Setelah
Data Fokus
Diterima 15 Menit 30 menit 45 mnt 60 menit
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah 168/96 mmHg 146/89 - - 140/82
Nadi 101x/menit 97x/mnt - - 98x/menit
Suhu 36,00 36,50 - - 36,7o
Saturasi Oksigen 97% 99% - - 99%
Pernapasan
Frekuensi 18x/
14 x/menit - - 17x/mnt
menit
Irama teratur teratur - - Teratur
Suara napas Bersih Bersih - - Bersih
Warna kulit dan
Sedikit
membran pucat pucat - -
pucat
mukosa
CRT <2 detik <2 detik - - < 2 detik
Kardiovaskular
Irama Jantung Teratur teratur - - Teratur
Denyut Jantung Kuat Kuat - - Kuat
Neurologi
Tingkat
Kesadaran 12 12 - - 15
(GCS)
Tingkat
Somnole Compos
Kesadaran Somnolen - -
n Mentis
(Kualitatif)
Output
Urin 100 ml 300 ml - - 350 ml
Muntah - - - - -
Irigasi - - - - -
Skala Nyeri DPO (dalam
Pengaruh 6 - - 5
Obat)
Aldrete Score
(skala
1 2 - - 2
pemulihan
anastesi)
Skor
Kriteria
0 1 2
aktivitas Tidak dapat Dua ekstermitas Seluruh
bergerak dapat digerakkan ekstermitas dapat
digerakkan
Respirasi Apneu/obstruksi Dangkal namun Dapat bernapas
pertukaran udara dalam dan batuk
adekuat
Sirkulasi Tekanan darah Tekanan darah Tekanan darah
menyimpang > 50 menyimpang 2-50 menyimpang < 20
mmHg dan mmHg dari mmHg dari
tekanan darah ore tekanan darah pre tekanan darah pre
anastesi Anastesi anastesi
Kesadaran Tidak berespon Bangun namun Sadar penuh
cepat kembali
tertidur
Saturasi Oksigen SaO2 < 90% SaO2 > 90% SaO2 > 90%
dengan O2 dengan O2 denga O2 ruangan
Tambahan tambahan

2. Kondisi Luka Pembedahan


Kondisi luka pembedahan Histerektomi bersih, dijahit dan dibalut dengan rapih
menggunakan kassa steril dan Hypafix

3. Data Fokus

a. Pra operasi

Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran terhadap kegagalan tindakan operasi


Data subjektif
- Pasien selalu menanyakan tindakan operasi yang dilakukan dan mengatakan
kalau pasien takut
Data Objektif
- Pasien terlihat gelisah
- Pasien terlihat selalu melihat sekeliling
- Akral dingin
- Wajah terlihat pucat
- Tekanan darah : 195/86
- mual

b. Intra operasi

Resiko ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan tindakan Pembedahan

Data Objektif :

- Pasien berpuasa sebelum di operasi dari jam 00.00 malam


- Pasien mengalami sedikit perdarahan diukur dengan suction sekitar 100 ml
- Bibir pasien tampak kering dan pucat
- Klien terpasang infus koloid dan kristaloid sebagai pengganti intake cairan

Data Subjektif
- Klien mengatakan telah berpuasa dari jam setengah 5 pagi.

c. Post Operasi

Nausea berhubungan dengan efek anastesi

Data Subjektif :
Pasien mengeluh mual dan ingin muntah

Data Objektif :
- Pasien muntah namun tidak terdapat residu
- Wajah pucat
- Mukosa pucat
- Bibir kering
Resiko Infeksi berhubungan dengan tindakan insisi
Data Subjektif : -
Data Objektif :
- Dilakukan tindakan insisi pada bagian uteri
- Pintu operasi seringkali terbuka
- Terdapat alat instumen operasi yang masuk ke dalam permukaan tubuh
- Penggunaan instrumen yang sama dalam satu waktu yang terkontaminasi dengan
udara di ruangan operasi.

Resiko Hipotermi berhubungan dengan lingkungan bersuhu dingin

Data Subjektif
- pasien mengatakan dingin

Data Objektif
- klien dilakukan pembedahan dan keluar darah
- klien tampak menggunakan baju operasi yang tipis
- kulit klien teraba dingin dan sedikit pucat
- suhu tubuh : 36o

B. Diagnosa Keperawatan
Pre Operatif
1. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran terhadap kegagalan tindakan operasi
Intra Operatif
2. Resiko ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan tindakan Pembedahan

Post Operatif
3. Nausea berhubungan dengan Efek Anastesi
4. Resiko Infeksi berhubungan dengan tindakan insisi
5. Resiko Hipotermi berhubungan dengan lingkungan bersuhu dingin
C. Analisa Data
No Data Fokus Problem Masalah
Pre operatif
1. Data subjektif idiopatik Ansietas
- Pasien selalu berhubungan
menanyakan tindakan faktor predisposisi dengan
operasi yang dilakukan kekhawatiran
dan mengatakan kalau sel matur terhadap kegagalan
pasien takut tindakan operasi
Data Objektif pertumbuhan cepat sel
- Pasien terlihat gelisah kanker
- Pasien terlihat selalu
melihat sekeliling tindakan invasif
- Akral dingin histerektomi
- Wajah terlihat pucat
- Tekanan darah : 195/86 klien sering menanyakan
- mual tindakan yang dilakukan

Ansietas
Intra Operatif
2. Data Objektif : idiopatik Resiko

- Pasien berpuasa sebelum ketidakseimbangan

di operasi dari jam 00.00 faktor predisposisi Cairan

malam berhubungan

- Pasien mengalami sel matur dengan tindakan

sedikit perdarahan Pembedahan

diukur dengan suction pertumbuhan cepat sel

sekitar 100 ml kanker

- Bibir pasien tampak


kering dan pucat tindakan invasif

- Klien terpasang infus histerektomi


koloid dan kristaloid
sebagai pengganti intake
cairan adanya perlukaan

Data Subjektif perdarahan


- Klien mengatakan telah
berpuasa dari jam Resiko ketidakseimbangan
setengah 5 pagi. Cairan

Post Operatif
3. Data Subjektif : idiopatik Nausea
Pasien mengeluh mual dan berhubungan
ingin muntah faktor predisposisi dengan efek
anastesi
Data Objektif :
sel matur
- Pasien muntah namun
tidak terdapat residu
pertumbuhan cepat sel
- Wajah pucat
kanker
- Mukosa pucat
- Bibir kering
tindakan invasif
histerektomi

penggunaan anastesi

perubahan rangsanagn pada


syaraf pengontrol muntah

Nausea
4. Data Subjektif : - idiopatik Resiko Infeksi
Data Objektif : berhubungan
- Dilakukan tindakan insisi faktor predisposisi dengan tindakan
pada bagian uteri insisi
- Pintu operasi seringkali sel matur
terbuka
- Terdapat alat instumen pertumbuhan cepat sel
operasi yang masuk ke kanker
dalam permukaan tubuh
- Penggunaan instrumen tindakan invasif
yang sama dalam satu histerektomi
waktu yang
terkontaminasi dengan adanya perlukaan
udara di ruangan operasi.
port de in kuman dan
bakteri

resiko Infeksi
5. Data Subjektif idiopatik Resiko Hipotermi
- pasien mengatakan berhubungan
dingin
faktor predisposisi dengan lingkungan
Data Objektif bersuhu dingin
- klien dilakukan sel matur
pembedahan dan keluar
darah pertumbuhan cepat sel
- klien tampak kanker
menggunakan baju
operasi yang tipis tindakan invasif
- kulit klien teraba dingin histerektomi
dan sedikit pucat
- suhu tubuh : 36o Prosedur pembedahan
paparan lingkungan dingin

risiko Hipotermi
D. Diagnosa dan Intervensi

Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
Pre Operatif
1. Ansietas Setelah tindakan Reduksi Ansietas : 1. Identifikasi dapat
berhubungan keperawatan 1. Identifikasi saat berguna untuk
selama pre op tingkat ansietas mengenali tindakan
dengan
diharapkan ansietas berubah yang tepat sebagai
kekhawatiran berkurang dengan 2. Monitor tanda- sarana pengurangan
terhadap kriteria hasil : tanda ansietas kecemasan
outcome B A 3. Ciptakan suasana 2. Monitor tanda
kegagalan Perilaku 2 4 teraupetik ansietas dapat
tindakan gelisah
4. Pahami situasi yang membantu mengenali
Verbalisasi 2 4
operasi kebingunga
membuat ansietas kapan dan bentuk
n 5. Motivasi ansietas yang dialami
pucat 2 4 mengidentifikasi pasien
Tremor 2 4 situasi yang 3. Suasana teraupetik
memicu kecemasan dapat mengurangi
Ket : 6. Mendiskusikan rasa tegang
B = sebelum dengan pasien 4. Dengan memahami
A = setelah perencanaan situasi pasien akan
1 = meningkat terhadap tindakan merasa didengarkan
2 = cukup yang akan dan percaya pada
meningkat dilakukan pasien pemberi asuhan
3 = sedang 7. Jelaskan prosedur 5. Menjelaskan
4 = cukup menurun termasuk sensasi tindakan/prosedur
5 = menurun yang mungkin yang akan dilakukan
dialami dapat membuat pasien
8. Ajarkan pasien lebih memahami
untuk relaksasi tindakan yang akan
dengan menarik dilakukan dan
napas dalam. mengurangi rasa
cemas.
6. Teknik relaksasi
dapat mengurangi
kecemasan dan
menurunkan TD
Intra Operatif
2. Resiko Setelah tindakan
ketidakseimba keperawatan Pemantauan Cairan 1. brakikardi dapat
selama operasi, 1. memonitor frekuensi berarti penurunan
ngan Cairan
diharapkan dan kekuatan nadi kemampuan jantung
berhubungan kesembangan 2. memonitor frekuensi dalam memompa
dengan cairan dapat napas darah dan takikardi
terpenuhi dengan 3. memonitor tekanan dapat berarti
tindakan
krieria hasil : darah pemompaan ekstra
Pembedahan outcome B A 4. memonitor jumlah, pada jantung
Asupan 2 4 warna dan berat jenis 2. nafas cepat dapat
cairan
urin mengindikasikan
Kelembapa 2 4
n mukosa
5. monitor tanda-tanda penurunan kadar
Pucat 2 4 hipervolemia cairan dalam tubuh
Turgor 2 4 6. identifikasi faktor risiko
kulit ketidakseimbangan
cairan
Ket : 7. dokumentasikan hasil
B = sebelum pemantauan
A = setelah 8. berkolaborasi dalam
1 = memburuk penentuan pemberian
2 = cukup asupan cairan tambahan
memburuk
3 = sedang
4 = cukup membaik
5 = membaik
Post Operatif
3. Nausea Setelah tindakan 1. mengidentifikasi dapat
berhubungan keperawatan Managemen Mual mengetahui tindakan
selama intraoperasi 1. identifikasi pengalaman yang tepat sesuai
dengan efek
diharapkan tingkat mual dengan kebutuhan
anastesi nausea menurun 2. monitor mual pasien
dengan kriteria 3. monitor asupan cairan 2. monitor asupan
hasil : intravena intravena untuk melihat
outcome B A 4. kendalikan faktor bagaimana penggunaan
Keluhan 3 1 ligkungan penyebab cairan dapat
mual
mual berpengaruh terhadap
Perasaan 3 1
ingin
5. kurangi atau hilangkan peningkatan atau
muntah penyebab mual pengurangan mual
pucat 3 1 6. menganjurkan istirahat 3. lingkungan yang berbau
Sensasi 3 1
7. memberikan pasien menyengat atau posisi
dingin
terapi musik klasik tidur yang salah dapat
Ket :
untuk mengurangi mengakibatkan nausea
B = sebelum
nausea 4. musik klasik berirama
A = setelah
lembut dapat
1 = meningkat
mempengaruhi kinerja
2 = cukup
otak dan menstimulus
meningkat
relaksasi.
3 = sedang
4 = cukup menurun
5 = menurun

4. Resiko Infeksi Setelah tindakan


berhubungan keperawatan Pencegahan Infeksi 1. memonitor tanda dan
selama intraoperasi 1. monitor tanda dan gejala infeksi dapat
dengan
diharapkan tingkat gejala infeksi lokal dan membantu
tindakan insisi infeksi menurun / sistematik mempersiapkan
menghilang dengan 2. mencuci tangan tindakan yang tepat
kriteria hasil : sebelum dan sesudah dalam tindakan
outcome B A kontak dengan pasien pencegahan infeksi
Demam 3 1 dan lingkungan pasien dan terapi yang tepat
Kemerahan 3 1
3. mempertahankan 2. mencuci tangan dapat
Drainase 3 1
purulen
tindakan aseptik pada membunuh kuman dan
Menggigil 3 1 pasien beresiko tinggi virus pada area tangan
4. menutup akses keluar 3. tindakan aseptik dapat
Ket : 5. memberikan antibiotik/ mengurangi masuknya
B = sebelum jika perlu virus dan bakteri pada
A = setelah luka insisi
1 = meningkat 4. akses luar dapat
2 = cukup mengakibatkan udara
meningkat di luar ruangan operasi
3 = sedang masuk sehingga
4 = cukup menurun membawa kuman dan
5 = menurun virus
5. Resiko Setelah dilakukan
Hipotermi tindakan Managemen 1. memonitor suhu tubuh
keperawatan Hipotermia untuk memastikan
berhubungan
selama post operasi 1. monitor suhu tubuh apakah suhu tubuh
dengan diharapkan 2. mengidentifikasi dalam batas normal
lingkungan termogulasi penyebab hipotermi 2. monitor tanda dan
bersuhu membaik dengan 3. monitor tanda dan gejala untuk
kriteria hasil : gejala hipotermi mengetahui kemajuan
dingin outcome B A pada pasien pemberian asuhan
Menggigil 1 4 4. sediakan 3. menggunakan alat
pucat 1 4
lingkungan yang seperti blower warmer
Brakikardi 1 4
hangat dapat membantu
Dasar kuku 1 4
cyanotic (menggunakan mengkondisikan area
Suhu kulit* 2 4 blower warmer) tempat tidur pasien
Pengisian 2 4 5. lakukan agar tetap hangat
kapiler* penghangatan pasif
6. lankukan
Ket : pengamatan aktif
B = sebelum eksternal
A = setelah
1 = meningkat
2 = cukup
meningkat
3 = sedang
4 = cukup menurun
5 = menurun

(*)
1 = memburuk
2 = cukup
memburuk
3 = sedang
4 = cukup membaik
5 = membaik

E. Implementasi

No diagnosa Implementasi Jam Evaluasi


Pre Operatif
1. Ansietas 1. mengidentifikasi saat 07.40- S:
tingkat ansietas 08.20
berhubungan Pasien mengatakan
berubah
dengan Sudah bisa sedikit
2. Monitor tanda-tanda tenang dan tidak deg-
kekhawatiran ansietas degkan.
terhadap 3. menciptakan suasana
kegagalan teraupetik O:
tindakan operasi 4. memahami situasi
yang membuat 1. verbalisasi
kebingungan dan
ansietas selalu bertanya
5. Memotivasi berkurang
mengidentifikasi 2. tremor berkurang
situasi yang memicu 3. gelisah berkurang
kecemasan 4. tekanan darah
6. Mendiskusikan menurun menjadi
148/82 mmHg
dengan pasien
perencanaan terhadap A:
tindakan yang akan
dilakukan pasien Ansietas dapat
7. menjelaskan disebabkan karena
prosedur termasuk pasien ketakutan akan
kegagalan pada
sensasi yang
jalannya operasi
mungkin dialami
8. mengajarkan pasien P:
untuk relaksasi
dengan menarik Tetap melihat respon
napas dalam. kecemasan pasien dan
menenangkan pasien
Intra Operatif
2. Resiko 1. memonitor frekuensi Selama S :-
dan kekuatan nadi operasi
ketidakseimbangan
2. memonitor frekuensi
Cairan O:
napas
berhubungan 3. memonitor tekanan 1. Frekuensi nafas
dengan tindakan darah menjadi 14x/menit
4. memonitor jumlah, 2. Nadi 98 x/menit
Pembedahan 3. Mukosa masih
warna dan berat jenis
urin sedikit pucat
4. Turgor kulit
5. memonitor tanda- membaik
tanda hipervolemia
6. mengidentifikasi A:
faktor risiko
ketidakseimbangan Ketidakseimbangan
cairan cairan dapat
diakibatkan karena
7. mendokumentasikan berpuasa dan tindakan
hasil pemantauan insisi yang
8. berkolaborasi dalam menyebabkan
penentuan pemberian perdarahan
asupan cairan
tambahan P:

Follow up TTV dan


adanya resiko
perdarahan selama
operasi dan sesudah
operasi.

Post Operatif
3. Nausea 1. mengidentifikasi Sign Out S :
pengalaman mual (09.40-
berhubungan Pasien mengatakan
2. memonitor mual 10.20)
dengan efek setelah tindakan
3. monitor asupan keperawatan dan
anastesi cairan intravena sambil mendengar
4. mengendalikan musik klasik pasien
faktor ligkungan merasa lebih baik
penyebab mual
O:
5. mengurangi atau
hilangkan penyebab 1. keluhan mual
mual berkurang
6. menganjurkan 2. perasaan mual
istirahat berkurang
7. memberikan pasien 3. pucat berkurang
4. sensasi dingin
terapi musik klasik
berkurang
untuk mengurangi
nausea A:

Nausea dapat
diakibatkan dari
adanya anastesi

P:

Follow up adanya
mual dan lihat apakah
ada muntah

4. Resiko Infeksi 1. memonitor tanda 10.20- S :-


dan gejala infeksi 10.40
berhubungan
lokal dan sistematik
dengan tindakan
insisi 2. mencuci tangan O:
sebelum dan
sesudah kontak 1. tidak ada demam
2. tidak ada
dengan pasien dan kemerahan
lingkungan pasien 3. tidak terdapat
3. mempertahankan tanda-tanda adanya
tindakan aseptik drainase purulen
pada pasien 4. pasien masih
beresiko tinggi menggigil
4. menutup akses
A:
keluar
5. memberikan Resiko infeksi dapat
antibiotik/ jika perlu terjadi karena terdapat
paparan dari udara luar
dan tindakan membuka
jaringan tubuh (insisi)

P:

Follow up tindakan
aseptik selama operasi

5. Resiko Hipotermi 1. memonitor suhu 10.40- S:


tubuh 11.00
berhubungan Pasien mengatakan
2. mengidentifikasi
dengan lingkungan tidak merasa terlalu
penyebab hipotermi menggigil lagi dan
bersuhu dingin 3. monitor tanda dan sedikit merasa nyaman
gejala hipotermi
pada pasien
4. menyediakan O:
lingkungan yang 1. menggigil
hangat berkurang
(menggunakan 2. pucat berkurang
blower warmer) 3. brakikardi
5. melakukan menghilang
penghangatan pasif 4. suhu kulit stabil
(memberikan selimut 5. pengisian kapiler
meningkat
dua lapis dan
memakaikan baju) A:
6. melakukan
pengamatan aktif Adanya hipotermi
eksternal (mengajak dapat terjadi karena
pasien berbicara dan suhu ruangan dan
menganjurkan pasien lingkungan tempat
operasi
membuka mata dan
bergerak sedikit P:
demi sedikit)
Follow up suhu tubuh
pasien

Anda mungkin juga menyukai