A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. H
Umur : 68 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Pendidikan : SMP
No MR : 0001305028
Diagnosa Medik : Prolaps Uteri
2. Catatan Keperawatan
Pre Operasi
a. Rencana pembedahan
1) Diagnosa Medis : Prolaps Uteri
2) Prosedur Operasi : Histerektomi
3) Sifat Operasi : Elektif
4) Jenis Anastesi : epidural
5) Tanda-tanda Vital : TD = 198/106, N = 103 x/mnt, RR = 20x/menit,
S = 36,50 C
6) Riwayat Penyakit Terdahulu : mioma uteri
7) Tingkat Kesadaran : E = 4, V = 5, M = 6
8) Riwayat Operasi : biopsy uteri
9) Pem. Lab & Penunjang : Laboratorium, USG, imunoserologi
b. Persiapan Pasien
1) Identitas & gelang pasien : Sesuai
2) Informed Consent Anastesi & Bedah : Ada
3) Periksa Jenis dan Lokasi Bedah : Ada
4) Site Marking : Ada
5) Puasa/makan & minum terakhir : 00.00 WIB
6) Huknah/Lavement : dilakukan
7) Persiapan Kulit (cukur) : dilakukan
8) Personal Hygiene (mandi/keramas) : Dilakukan
9) Pengosongan Kandung Kemih : Dilakukan
Intra Operasi
a. Pengaturan Posisi : Litotomi
b. Perhitungan Instrumen Operasi :
Tambahan
Hitungan Hitungan
No Jenis Alat/Bahan Selama
pertama Terakhir
Operasi
1. Kassa Steril 50 Tidak ada 50
2. Pean/Bengkok 10/1 10/1
3. Gunting 1/1 1/1
Jaringan/Gunting
Benang
4. Pinset 2/2 2/2
Anatomis/Pinset
Chirurgis
5. Towel Klem/Kom 6/1 6/1
6. Scapel mess/bisturi 2/2 2/2
7. Benang PGA Jarum 2 1/2
bulat
8. Benang Silk jarum 2
1/2
segitiga
9. Couter bedah 1
1
c. jenis & jumlah cairan masuk : cairan infus koloid dan kristaloid (NaCl) 500 ml, 3
kantong darah
d. jenis & jumlah cairan keluar : darah ±900 ml diuresis 400 ml
e. tindakan selama pembedahan :
Penderita terlentang dalam posisi litotomi diatas meja operasi. dilakukan tindakan
antiseptik pada daerah tumor, abdomen dan sekitarnya. Pasien di baringkan dalam
posis terlentang kemudian ditutup doek steril kecuali pada lapangan operasi. dalam
anestesi umum dilakukaninsisi linea mediana inferior. insisi di perdalam lapis demi
lapis sampai fascia. Fascia di insisi kecil dan di perlebar ke bawah dan keatas.
peritoneum di jepit dengan pinset, srin yakin tidak ada jaringan usus yang terjepit
dibawahnya, di gunting kecil dan di perlebar ke bawah dan ke atas. di pasang
retractor abdomen. Dilakukan eksplorasi. tampak uterus sedikit membesar,
permukaan licin, perlekatan (-), tertarik ke arah inferior. kedua ligamentum
rotundum Nampak tertarik kearah inferior. kedua tuba dan ovarium dalam batas
normal. Di putuskan di lakukan HT + ekstirpasi. ligamentum rotundum di jepit
dengan 2 klem, di gunting dan di ikat. Demikian pula pada sisi kanan. identifikasi p
lika vesicauterina, dijepit dengan pinset, digunting kecil + diperluas ke kiri dan
kanan sampai pangkal ligamentum rotundum. Vesica urinaria disisihkan ke bawah
dan dilindungi dengan hak abdomen. dilakukan histerektomi dengan mencari
pangkal miomageburt. pangkal mioma tidak ditemukan di dalam kavum uteri. Pasien
dibaringkan dalam posisi litotomi dilakukan ekstirpasi. pangkal massa di gunting
dan dijahit. Dilakukan eksplorasi. Nampak perlengketan bagian posterior massa
dengan dinding vagina posterior. Kontrol perdarahan (-). pasien dibaringkan dalam
posisi terlentang. Ligamentum latum kiri dan kanan ditembus secara tumpul untuk
membuat jendela. pangkal tuba, ligamentum ovarii proprium kiri dijepit dengan 3
klem, di gunting dan dijahit double ligasi. demikian pula pada sisi kanan.Kontrol
perdarahan (-). identifikasi A. uterine kiri, dijepit 3 klem, digunting dan dijahit
double ligasi. demikian juga pada sisi kanan. ligamentum kardinale sisi kiri dijepit 2
klem, digunting dan dijahit. demikian juga pada sisi kanan. ligamentum sakrouterina
sisi kiri dijepit 2 klem ,digunting dan dijahit. demikian juga pada sisi kanan.
identifikasi puncak vagina di jepit dengan 2 klem bengkok dan digunting. puncak
vagina di jepit dengan klem kocher panjang kemudian dimasukkan kasa betadin ke
dalam puncak vagina. puncak vagina di jahit secara jelujur dengan dexon no 1.
Kontrol perdarahan (-). Puncak vagina difiksasi dengan pangkal ligamen
tumrotundum dan ligamentum sakrouterina. dilakukan retroperitonealisasi. Kontrol
perdarahan (-).dilakukan pembilasan rongga abdomen dengan NaCl 0,9 %. Kontrol
perdarahan (-). di pasang drain abdomen. dinding abdomen di jahit lapis demi lapis.
peritoneum di jahit secara jelujur
dengan chromic catgut. otot dijahit simpul dengan chromic catgut. fat dijahit jelujur
dengan dexon no 1. fascia di jahit secara simpul dengan plain catgut. kulit dijahit
subkutikula dengan chromi catgut. luka operasi ditutup dengan kasa betadine.
operasi selesai. uterus dan massa di belah. Nampak kavum uteri dalam batas normal.
pangkal massa berasal dari serviks uteri. jaringan dikirim ke bagian PAoperasi mulai
jam 08.30 dan operasi selesai jam 10.40. Lama operasi 2 jam 10 menit. KU Post
operasi: T : 168/90 mmHg, N : 100 x/m, R : 20 x/mnt , Perdarahan ± 100 cc, diuresis
± 100 cc
Post Operasi
1. pengkajian Post Anastesia
Saat Setelah
Data Fokus
Diterima 15 Menit 30 menit 45 mnt 60 menit
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah 168/96 mmHg 146/89 - - 140/82
Nadi 101x/menit 97x/mnt - - 98x/menit
Suhu 36,00 36,50 - - 36,7o
Saturasi Oksigen 97% 99% - - 99%
Pernapasan
Frekuensi 18x/
14 x/menit - - 17x/mnt
menit
Irama teratur teratur - - Teratur
Suara napas Bersih Bersih - - Bersih
Warna kulit dan
Sedikit
membran pucat pucat - -
pucat
mukosa
CRT <2 detik <2 detik - - < 2 detik
Kardiovaskular
Irama Jantung Teratur teratur - - Teratur
Denyut Jantung Kuat Kuat - - Kuat
Neurologi
Tingkat
Kesadaran 12 12 - - 15
(GCS)
Tingkat
Somnole Compos
Kesadaran Somnolen - -
n Mentis
(Kualitatif)
Output
Urin 100 ml 300 ml - - 350 ml
Muntah - - - - -
Irigasi - - - - -
Skala Nyeri DPO (dalam
Pengaruh 6 - - 5
Obat)
Aldrete Score
(skala
1 2 - - 2
pemulihan
anastesi)
Skor
Kriteria
0 1 2
aktivitas Tidak dapat Dua ekstermitas Seluruh
bergerak dapat digerakkan ekstermitas dapat
digerakkan
Respirasi Apneu/obstruksi Dangkal namun Dapat bernapas
pertukaran udara dalam dan batuk
adekuat
Sirkulasi Tekanan darah Tekanan darah Tekanan darah
menyimpang > 50 menyimpang 2-50 menyimpang < 20
mmHg dan mmHg dari mmHg dari
tekanan darah ore tekanan darah pre tekanan darah pre
anastesi Anastesi anastesi
Kesadaran Tidak berespon Bangun namun Sadar penuh
cepat kembali
tertidur
Saturasi Oksigen SaO2 < 90% SaO2 > 90% SaO2 > 90%
dengan O2 dengan O2 denga O2 ruangan
Tambahan tambahan
3. Data Fokus
a. Pra operasi
b. Intra operasi
Data Objektif :
Data Subjektif
- Klien mengatakan telah berpuasa dari jam setengah 5 pagi.
c. Post Operasi
Data Subjektif :
Pasien mengeluh mual dan ingin muntah
Data Objektif :
- Pasien muntah namun tidak terdapat residu
- Wajah pucat
- Mukosa pucat
- Bibir kering
Resiko Infeksi berhubungan dengan tindakan insisi
Data Subjektif : -
Data Objektif :
- Dilakukan tindakan insisi pada bagian uteri
- Pintu operasi seringkali terbuka
- Terdapat alat instumen operasi yang masuk ke dalam permukaan tubuh
- Penggunaan instrumen yang sama dalam satu waktu yang terkontaminasi dengan
udara di ruangan operasi.
Data Subjektif
- pasien mengatakan dingin
Data Objektif
- klien dilakukan pembedahan dan keluar darah
- klien tampak menggunakan baju operasi yang tipis
- kulit klien teraba dingin dan sedikit pucat
- suhu tubuh : 36o
B. Diagnosa Keperawatan
Pre Operatif
1. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran terhadap kegagalan tindakan operasi
Intra Operatif
2. Resiko ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan tindakan Pembedahan
Post Operatif
3. Nausea berhubungan dengan Efek Anastesi
4. Resiko Infeksi berhubungan dengan tindakan insisi
5. Resiko Hipotermi berhubungan dengan lingkungan bersuhu dingin
C. Analisa Data
No Data Fokus Problem Masalah
Pre operatif
1. Data subjektif idiopatik Ansietas
- Pasien selalu berhubungan
menanyakan tindakan faktor predisposisi dengan
operasi yang dilakukan kekhawatiran
dan mengatakan kalau sel matur terhadap kegagalan
pasien takut tindakan operasi
Data Objektif pertumbuhan cepat sel
- Pasien terlihat gelisah kanker
- Pasien terlihat selalu
melihat sekeliling tindakan invasif
- Akral dingin histerektomi
- Wajah terlihat pucat
- Tekanan darah : 195/86 klien sering menanyakan
- mual tindakan yang dilakukan
Ansietas
Intra Operatif
2. Data Objektif : idiopatik Resiko
malam berhubungan
Post Operatif
3. Data Subjektif : idiopatik Nausea
Pasien mengeluh mual dan berhubungan
ingin muntah faktor predisposisi dengan efek
anastesi
Data Objektif :
sel matur
- Pasien muntah namun
tidak terdapat residu
pertumbuhan cepat sel
- Wajah pucat
kanker
- Mukosa pucat
- Bibir kering
tindakan invasif
histerektomi
penggunaan anastesi
Nausea
4. Data Subjektif : - idiopatik Resiko Infeksi
Data Objektif : berhubungan
- Dilakukan tindakan insisi faktor predisposisi dengan tindakan
pada bagian uteri insisi
- Pintu operasi seringkali sel matur
terbuka
- Terdapat alat instumen pertumbuhan cepat sel
operasi yang masuk ke kanker
dalam permukaan tubuh
- Penggunaan instrumen tindakan invasif
yang sama dalam satu histerektomi
waktu yang
terkontaminasi dengan adanya perlukaan
udara di ruangan operasi.
port de in kuman dan
bakteri
resiko Infeksi
5. Data Subjektif idiopatik Resiko Hipotermi
- pasien mengatakan berhubungan
dingin
faktor predisposisi dengan lingkungan
Data Objektif bersuhu dingin
- klien dilakukan sel matur
pembedahan dan keluar
darah pertumbuhan cepat sel
- klien tampak kanker
menggunakan baju
operasi yang tipis tindakan invasif
- kulit klien teraba dingin histerektomi
dan sedikit pucat
- suhu tubuh : 36o Prosedur pembedahan
paparan lingkungan dingin
risiko Hipotermi
D. Diagnosa dan Intervensi
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
Pre Operatif
1. Ansietas Setelah tindakan Reduksi Ansietas : 1. Identifikasi dapat
berhubungan keperawatan 1. Identifikasi saat berguna untuk
selama pre op tingkat ansietas mengenali tindakan
dengan
diharapkan ansietas berubah yang tepat sebagai
kekhawatiran berkurang dengan 2. Monitor tanda- sarana pengurangan
terhadap kriteria hasil : tanda ansietas kecemasan
outcome B A 3. Ciptakan suasana 2. Monitor tanda
kegagalan Perilaku 2 4 teraupetik ansietas dapat
tindakan gelisah
4. Pahami situasi yang membantu mengenali
Verbalisasi 2 4
operasi kebingunga
membuat ansietas kapan dan bentuk
n 5. Motivasi ansietas yang dialami
pucat 2 4 mengidentifikasi pasien
Tremor 2 4 situasi yang 3. Suasana teraupetik
memicu kecemasan dapat mengurangi
Ket : 6. Mendiskusikan rasa tegang
B = sebelum dengan pasien 4. Dengan memahami
A = setelah perencanaan situasi pasien akan
1 = meningkat terhadap tindakan merasa didengarkan
2 = cukup yang akan dan percaya pada
meningkat dilakukan pasien pemberi asuhan
3 = sedang 7. Jelaskan prosedur 5. Menjelaskan
4 = cukup menurun termasuk sensasi tindakan/prosedur
5 = menurun yang mungkin yang akan dilakukan
dialami dapat membuat pasien
8. Ajarkan pasien lebih memahami
untuk relaksasi tindakan yang akan
dengan menarik dilakukan dan
napas dalam. mengurangi rasa
cemas.
6. Teknik relaksasi
dapat mengurangi
kecemasan dan
menurunkan TD
Intra Operatif
2. Resiko Setelah tindakan
ketidakseimba keperawatan Pemantauan Cairan 1. brakikardi dapat
selama operasi, 1. memonitor frekuensi berarti penurunan
ngan Cairan
diharapkan dan kekuatan nadi kemampuan jantung
berhubungan kesembangan 2. memonitor frekuensi dalam memompa
dengan cairan dapat napas darah dan takikardi
terpenuhi dengan 3. memonitor tekanan dapat berarti
tindakan
krieria hasil : darah pemompaan ekstra
Pembedahan outcome B A 4. memonitor jumlah, pada jantung
Asupan 2 4 warna dan berat jenis 2. nafas cepat dapat
cairan
urin mengindikasikan
Kelembapa 2 4
n mukosa
5. monitor tanda-tanda penurunan kadar
Pucat 2 4 hipervolemia cairan dalam tubuh
Turgor 2 4 6. identifikasi faktor risiko
kulit ketidakseimbangan
cairan
Ket : 7. dokumentasikan hasil
B = sebelum pemantauan
A = setelah 8. berkolaborasi dalam
1 = memburuk penentuan pemberian
2 = cukup asupan cairan tambahan
memburuk
3 = sedang
4 = cukup membaik
5 = membaik
Post Operatif
3. Nausea Setelah tindakan 1. mengidentifikasi dapat
berhubungan keperawatan Managemen Mual mengetahui tindakan
selama intraoperasi 1. identifikasi pengalaman yang tepat sesuai
dengan efek
diharapkan tingkat mual dengan kebutuhan
anastesi nausea menurun 2. monitor mual pasien
dengan kriteria 3. monitor asupan cairan 2. monitor asupan
hasil : intravena intravena untuk melihat
outcome B A 4. kendalikan faktor bagaimana penggunaan
Keluhan 3 1 ligkungan penyebab cairan dapat
mual
mual berpengaruh terhadap
Perasaan 3 1
ingin
5. kurangi atau hilangkan peningkatan atau
muntah penyebab mual pengurangan mual
pucat 3 1 6. menganjurkan istirahat 3. lingkungan yang berbau
Sensasi 3 1
7. memberikan pasien menyengat atau posisi
dingin
terapi musik klasik tidur yang salah dapat
Ket :
untuk mengurangi mengakibatkan nausea
B = sebelum
nausea 4. musik klasik berirama
A = setelah
lembut dapat
1 = meningkat
mempengaruhi kinerja
2 = cukup
otak dan menstimulus
meningkat
relaksasi.
3 = sedang
4 = cukup menurun
5 = menurun
(*)
1 = memburuk
2 = cukup
memburuk
3 = sedang
4 = cukup membaik
5 = membaik
E. Implementasi
Post Operatif
3. Nausea 1. mengidentifikasi Sign Out S :
pengalaman mual (09.40-
berhubungan Pasien mengatakan
2. memonitor mual 10.20)
dengan efek setelah tindakan
3. monitor asupan keperawatan dan
anastesi cairan intravena sambil mendengar
4. mengendalikan musik klasik pasien
faktor ligkungan merasa lebih baik
penyebab mual
O:
5. mengurangi atau
hilangkan penyebab 1. keluhan mual
mual berkurang
6. menganjurkan 2. perasaan mual
istirahat berkurang
7. memberikan pasien 3. pucat berkurang
4. sensasi dingin
terapi musik klasik
berkurang
untuk mengurangi
nausea A:
Nausea dapat
diakibatkan dari
adanya anastesi
P:
Follow up adanya
mual dan lihat apakah
ada muntah
P:
Follow up tindakan
aseptik selama operasi