Anda di halaman 1dari 6

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan preoperasi

Cemas b/d Situasi/lingkungan ruang premedikasi dan operasi


ditandai klien mengatakan semalam tidur saya sering terbangun membayangkan operasi, klien bertanya
saat diruang premedikasi apakah ini ruang operasiny, dimana ruang operasi dan berapa lama dioperasi,
klien kelihatan tegang saat di ruang premedikasi tekanan darah, 130/90 mmHg/ Nadi
92X/menit,RR16X/menit

Kriteria Hasil :

Klien menunjukan rasa cemas berkurang dalam waktu 30 menit sebelum operasi dengan kriteria :

Klien mampu mengungkapkan pasrah kepada Allah

Klien mampu mengungkapkan siap di operasi.

Klien dapat beradaptasi saat di ruang premedikasi maupun di OK.

Tanda-tanda vital stabil

( Tekana Darah 120/80 mmHg., Nadi 60-100X/menit, RR: 12-20X/menit, wajah rileks.

Mandiri :

1. Beri penjelasan dengan singkat dan jelas tentang ruang premedikasi dan OK.

2.Kaji tingkat kecemasan klien

3.Berikan penetraman hati dan tindakan kenyamanan:

a.Temani klien selama di ruang premedikasi

b.Berikan kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya

c.Kenalkan kembali pada kenyataan yang ada

4.Kurangi stimulus sensori

a. Berikan ketenangan

b. Gunakan kalimat pendek dan sederhana

c. Berikan petunjuk singkat


d. Pusatkan pada saat ini dan disini

5.Ajak klien untuk mengadakan pendekatan spritual sesuai dengan kemampuan dan situasi

6.Perjelas informasi dokter tentang rencana tindakan operasi dan kemungkinan-kemungkinannya.

7.Orientasikan klien pada ruang operasi dan peralatannya.

8.Minimalkan keributan dan lalu lalang di ruang premedikasi &OK.

9.Tinggalah dengan pasien selama induksi

10.Tunjukan perhatian dan sikap mendukung

11.Tetap matikan lampu sampai pasien tertidur

12Cata respon yang tak terduga

Kolaborasi, pemberian premedikasi: Morfin 5 mg. Dormicum 2,5 mg. SA. 0,25 mg. IM
Dengan penjelasan diharapkan klien dapat mengerti
Tingkat kecemasan sebagai dasar perencanaan perawatan
Mengurangi rasa takut
Eksplorasi perasaan dapat mengurangi ketegangan
Suport untuk koping yang positip
Mengurangi ketegangan
Menenangkan jiwa
Mengurangi kebingungan
Mengurangi kebingungan
Penyelesaian terfokus diharapkan mengurangi kecemasan

5.Mengurangi ketakutan/kecemasan.upaya menenangkan jiwa

6.Harapan klien sesuai dengan kenyataan dan tidak menimbulkan kekecewaan.

Mengurangi kecemasan, Mengurangi ketegangan

Diagnosa keperawatan intraoperative

Jenis Operasi : Pyeloneprolithotomi

Pre Medikasi : Sudah diberikan: Morfin5 mg, Dormicum 2,5 mg, SA. 0,25 mgIM.

Jenis Anestesi : General Anestesi

Golongan Operasi : Besar


Ronde : I(pertama)

Urgensi Operasi : Elektif

Persiapan Operasi

Alat-alat

1. Baju Operasi steril

2. Handshoen Steril

3. Doek Steril

4. Doek Klem

5. Krom Klem

6. Gunting Metzenbaum

7. Drip Kasar

8. Naald Voeder

9. Pincet anatomis &chirurgis

10. Kocher

11. Ring Tang

12. Stein tang

13. Blaas Spuit

14. Nelaton Catheter

15. Foley catheter No. 16

16. Urobag

17. Redon Drain

18. Katheter ureter 6F

19. Cucing&kom untuk PZ steril dan Povidon iodin

20. Kasa steril

21. Slang suction & suction


22. Spreader

Perjalanan Operasi:

1. Klien dalam posisi supinasi, diberi induksi dengan pentotal 200mg dan norcuron 4 mg,, dilanjutkan
halothan, N2O .

2. Dilakukan intubasi

3. Dipasang Dower kateter

4. Posisi klien tidur miring sesuai dengan letak batu pyelum dan ginjal(klien tidur miring kiri,bagian
kanan disebelah atas)

5. Flat diatermi dipasang, dipasang padsa daerah betis.

6. Desinfeksi lapangan operasi dengan povidon iodin

7. Dilakukan insisi kulit dari tepi bawah, arkus kosta ke XI, sampaibawah umbilikus kurang lebih 15
Cm., insisi diperdalam lapis demi lapis dengan memotong fasciaeksterna,muskulus intercostalis,
muskulus obligus abdominis di depan sampai didapatkan fascia abdominis interna.

8. Fascia abdominis dibuka sedikit sampai menemukan peritonium , kemudian dilepaskan

9. Dicari fascia gerota, dibuka, dilakukan kauterisasi, terlebih dahulu, sepanjang tepi ginjal.

10. Dicari terlebih dahulu ureter, pada kutub bawah ginjal, diteugel dengan kateter nelaton.

11. Lemak dibebaskan dengan pincet anatomis,& digunting dengan gunting Metzenbaum.

12. Fiksasi ginjal dengan kasa, diidentifikasi pyelum dengan mencari hubungan pada ureter.

13. Kapsul renalis dibuka

14. Pyelum dibuka, insisi berbentukhuruf V, batu diluksir keluar dengan stein tang.

15. Dilakukan sondage ureter kebawah, kateter ureter dipompa dengan larutan campuran PZ& povidon
iodin secukupnya.

16. Dilakukan spoeling ginjal dengan larutan PZ steril

17. Pyelum dijahit dengan benang Dexon No. 4,0, jahitan simpul terputus semua lapisan disekelilingnya

18. Cuci dengan larutan campuran PZ dan povidon iodin

19. Pasang redon drain pada fossa renalis

20. Luka operasi ditutup lapis demi lapis


21. Kulit dijahit dengan Silk No. 2/0, kurang lebih 12 jahitan

22. Sekitar luka operasi dibersihkan, luka diberi betadin, ditutup kasa steril, diplester, alat dibereskan,
narkose diakhiri, klien dilakukan ekstubasi, sekret banyak, Ronchi-/-.

23. klien diberi injeksi: Lasix dan transamin 1 ampul, Toradol 15 mg drip, 15 mg IV, Cendantron 9 mg.

24. Klien dirapihkan, dipindahkan ke ruang pemulihan anestesi.lantai III

Prioritas dan Diagnosa Keperawatan

1. Resiko terjadi cedera (corpus alienum ) b/d penggunaan instrumen dan pelengkapan lain selama
operasi pyeloneprotomi.

2. Resiko terjadi kekurangan cairan b/d pasien puasa kurang lebih 9 jam, perdarahan selama operasi
kurang lebih 200CC.produksi urine 1300CC(selama operasi)

3. Resiko terjadi cedera luka bakarb/d penggunaan alat diatermi selama operasi pyelone

protomi.

4. Resiko terjadi aspirasi b/d peningkatan sekresi sekunder terhadap intubasi

Diagnosa Pasca Operasi

Resiko terjadi perubahan fungsi pernafasan dan sirkulasi b/d efek narkose(GA)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan resiko perubahan fungsi kardiopulmonal tidak terjadi.

Kriteria :

a.Klien sadar, GCS 4-5-6

b.Tanda-tanda vital stabil( Tekanan darah; 110-120/80-90 mmHg., Nadi 60-100X/menit. RR16-
20X/menit, c.Nafas spontan

d.Akral hangat

e. Klien tidak sianotik

1. Atur posisi dan berikan posisi ekstensi pada kepala, sampai pasien sadar.

2.Monitor vital sign ( Tekanan darah, nadi RR, dan suhu )

3.Monitor tingkat kesadaran.

4.Berikan O2 masker 6l/menit.(s/d program terapi dr.anestesi)

5.Kaji patency jalan nafas dengan meletakan tangan diatas mulut atau hidung.
6.Kaji keadekuatan ekspansi paru., pergerakan dinding dada, penggunaan otot bantu pernafsan

7.Kaji sirkulasi darah, nadi, dan suara jantung.

8..Kaji sirkulasi perifer( kualitas denyut, warna dan temperatur)

Mencegah aspirasi pada waktu muntah

Deteksi dini perubahan patologis.

Berurangnya efek narkose.

Membantu oksigenasi

Perubahan pernafasan sebagai tanda depresi narkotic

Retraksi sternal efek anestesi yang berlebihan.

Penurunan tekanan darah, nadi dan kelainan suara jantung sebagai tanda depresi miokard.

Perubahan sirkulasi perifer sebagai tanda gangguan sirkulasi.

Anda mungkin juga menyukai