Anda di halaman 1dari 5

Akhmad Taufik

NIM P07220418005

Stase KMB di IBS

OPERASI ORIF PADA FRAKTUR HUMERI

Pasien dibawa masuk ke kamar operasi 305 pada pukul 11.15 (8 maret 2019).

Pasien dibaringkan pada meja operasi dengan posisi supine.

Dilakukan pemeriksaan TTV sebelumnya, didapatkan TD 130/80 mmhg, RR 21 kali


permenit, Nadi 92 kali permenit.

Sebelum induksi anestesi dilakukan “The Sign In”

1. Di konfirmasikan lagi kepada pasien

a. Identitas dan gelang pasien

b. Lokasi operasi

c. Prosedur yang akan dilakukan

d. Surat izin operasi dan surat izin anestesi

2. Apakah lokasi operasi sudah diberi tanda

3. Apakah mesin dan obat anestesi dan resusitasi sudah di cek lengkap

4. Apakah pulse oximeter sudah terpasang dan berfungsi

5. Ditanyakan lagi apakah pasien mempunyai riwayat alergi

6. Apakah pasien kesulitan bernapas / resiko aspirasi dan apa menggunakan


bantuan napas

7. Apakah ada resiko kehilangan darah saat operasi yang beresiko shock
8. Apakah terpasang dua akses intravena atau akses sentral

Tim bedah (operator, asisten 1 dan 2 serta instrumentator) menyiapkan diri dengan
memakai APD ( kaca mata gogle, gaun plastik dan boot ) dilanjutkan dengan
melakukan washing, gowning serta gloving.

Tim anestesi memberi tahu pasien bahwa pembiusan akan dilakukan. Setelah pasien
siap, lalu tim memulai general anestesi. Anestesi diberikan dengan posisi pasien
supine. Dengan cara memasukan obat Anestesi lewat intravena di awali dengan
obat-obatan premedikasi, sedasi, obat induksi dilanjutkan dengan pemberian
oksigenasi dilanjutkan pemberian muscle relaksan, setelah pasien cukup relax lalu
dipasang ETT non-kingking no 7.5 utk menjaga kepatenan napas pasien setelah ett di
fiksasi lalu dilakukan setting untuk ventilator mode VC dengan VT 450, rate 14 PEEP
5 menggunakan O2 0,5 ltr/menit N2O 0,5 ltr/menit dan Sevoplurane 1,5 vol %. Lalu
dilanjutkan monitoring TTV setiap 5 menit.

Selanjut bersama-sama tim bedah dan anestesi memiringkan posisi pasien menjadi
lateral dekubitus kiri dan tubuh pasien difiksasi selanjutnya tim bedah dipersilahkan
memulai disinfeksi pada lokasi operasi.

Lanjut dilakukan pemasangan ground couter di bagian bawah otot tungkai bawah
pasien ke mudian oleh asisten satu yang suadah menggunakan APD dan pakaian steril
melakukan disinfeksi menggunakan betadine dengan cara sentriputar lalu dilakukan
drapping dengan kain steril.

Tim bedah masing-masing mengambil posisinya lalu dibantu oleh perawat sirkulasi
mulai menghubungkan alat couter dan suction, instrumen menyiapkan alatnya dan
asisten bedah menyiapkan handle couter juga mengatur kekuatan cuting dan
coagulationnya serta kekuatan penyedotan suction pump.
Setelah siap dilakukan “The Time Out”

Perawat sirkulasi melakukan

1. Konfirmasi seluruh anggota tim bedah juga anestesi dan perannya masing-masing.

2. dokter bedah melakukan konfirmasi verbal

a. Nama pasien

b. Prosedur

c. Lokasi incisi akan dilakukan

3. Pemberian profilasis pre op

4. Review :

a. Dokter bedah tentang langkah bila ada kejadian kritis

b. Tim anestesi tentang hal khusus yang diperhtikan pada pasien

c. Instrumentator tentang kesterilan alat dan masalah lainnya.

5. Apakah ada foto rontgen, scan, MRI dan lain-lain yang perlu ditayangkan.

Operasi dimulai dengan berdoa terlebih dahulu dipimpin oleh operator, setelahnya

- operator mengidentifikasi keadaan sekitar fraktur humeri pasien.

- di lakukan incisi kutis dan subkutis menggunakan bistouri no 20

- kontrol bleeding

- buka fasia menggunakan bistourino 22

- buka otot dengan gunting mezembum

- identifikasi vaskuler arteri dan nervus

- kontrol perdarahan penggunakan klem kecil, kasa, kanule suction lalu


dilakukan cauterisasi.
- identifikasi ujung tulang yang fraktur dengan rasparatorium, pegang bagian distal
dan proksimal fraktur dengan reduktion, lalu bersihkan ujung fraktur dengan
kuretage sesuai keperluan dibawah siraman NaCl 0,9 %

- tautkan masing-masing ujung tulang yang fraktur pasang plate yang sesuai
ukuran tebal panjang dan lebarnya lalu fiksasi dengan kogel tang

- lakukan drilling satu persatu pada semua hole di plate selanjutnya ukur
kedalaman cortex tiap tulang, lalukan tapper dan pasang ukuran screw yang
sesuai

- lalukan dilusi area operasi dengan larutan NaCl 0,9 % sebanyak 1 ltr

- sebelum lalu luka operasi ditutup lapis perlapis dengan benang absorbable sampai
dengan sub kutis, dan menggunakan benang nylon untuk menutup kutis. Perawat
bedah mengkonfirmasikan lagi the sign out

- luka incisi tutup kembali menggunakan kasa betadine.

Perawat melakukan The Sign Out

Akan ditanyakan

1. Apakah nama dan prosedur tindakan telah tercatat

2. Apakah instrumen, kasa dan jarum yang digunakan telah lengkap

3. Apakah specimen pemeriksaan telah diberi label

4. Apakah ada masalah dengan peralatan selama operasi

5. Tim bedah dan tim anestesi me review masalah yang harus diperhatikan untuk
penyembuhan, manajemen pengobatan dan perawatan selanjutnya.

Gas N2O dan Sevoplurane dimatikan. Ventilator di non aktifkan Pernapasan pasien di
ambil alih oleh tim anestesi, setelah napas pasien spontan dan VT-nya cukup
dilakukan ekstubasi ett, dilakukan suctioning dan diberikan facemask sampai dengan
pernapasan pasien adekuat. Selanjutnya pasien dipindahkan ke kereta untuk dibawa
ke ruang post op (Recovery Room)
Di ruang post op yang pertama di lakukan adalah memasang kembali akses bed side
monitor untuk mengukur TTV. Dilakukan observasi dengan menggunakan aldrette
score bila nilainya sama atau lebih dari 8 pasien boleh kembali keruang perawatan

Anda mungkin juga menyukai