Abstrak
Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan komplikasi akut diabetes melitus tipe 1 yang ditandai dengan dehidrasi,
kehilangan elektrolit, asidosis dan disebabkan oleh pembentukan keton yang berlebihan. Keadaan ini merupakan
gangguan metabolisme yang paling serius dan mengancam jiwa. Namun demikian kejadian KAD dapat dicegah
dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan menejemen diabetik yang benar. Penelitian bertujuan
mengidentifikasidukungan keluarga dalam mencegah ketoasidosis diabetik.Desain penelitian kualitatif digunakan
pada penelitian ini dengan pendekatan phenomenology. Data dikumpulkan dengan tehnik wawancara tidak
terstruktur kemudian dianalisis dengan tehnik Van Manen.Hasil penelitian menunjukkan bahwa support sistem
keluarga dapat dilakukan dengan cara membawakan bekal makan atau minum untuk kegiatan di luar rumah,
mengkomunikasikan penyakit anak kepada pihak lain di luar rumah (sekolah, tetangga, saudara), melakukan injeksi
insulin, pengawasan diet, serta kunjungan rutin ke rumah sakit. Anak dengan DM tipe 1 berada pada usia yang
sangat muda sehingga dalam hal perawatan dan penatalaksanaan diabetesnya sangat tergantung pada orang tua
selaku penanggung jawab dalam perawatan anak. Dukungan orang tua dalam perawatan anak dengan DM tipe 1
sangat berdampak pada pencegahan terjadinya komplikasi seperti ketoasidosis diabetik.
Kata kunci: support system, ketoasidosis diabetik, diabetes mellitus tipe 1
Abstract
Diabetic ketoacidosis (DKA) is an acute complication of type 1 diabetes mellitus which is characterized by
dehydration, loss of electrolytes, acidosis and is caused by excessive ketone formation. This situation is the most
serious and life-threatening metabolic disorder. However, the incidence of DKA can be prevented in several ways,
one of them is correctly diabetic management. The study aims to identify family support in preventing diabetic
ketoacidosis. A qualitative research design was used in this study with a phenomenology approach. Data was
collected using unstructured interview techniques and then analyzed with Van Manen techniques. The results
showed that family support system are by bringing food or drink supplies to the activities outside the home,
communicating children's illnesses to other parties outside the home (school, neighbors, relatives), injecting insulin,
supervising diet, and regular visits to hospital. Children with type 1 diabetes are at a very young age so that in case
of diabetes care and management aredepent on parents as the responsible person in child care. Parental support to
the children with type 1 DM are greatly affects to the prevention of complications such as diabetic ketoacidosis.
Keywords: support system, ketoacidosis diabetic, diabetes mellitus type 1
-1-
Ana Fitria Nusantara, dkk, Support System Keluarga dalam Pencegahan Ketoasidosis Diabetik
pada Anak dengan DM Tipe 1
-2-
Ana Fitria Nusantara, dkk, Support System Keluarga dalam Pencegahan Ketoasidosis Diabetik
pada Anak dengan DM Tipe 1
-3-
Ana Fitria Nusantara, dkk, Support System Keluarga dalam Pencegahan Ketoasidosis Diabetik
pada Anak dengan DM Tipe 1
darah tidak terkontrol maka komplikasi akut seperti ditoleransi oleh tubuh anak. Kerjasama antara
hipoglikemi dan ketoasidosis diabetikum dapat terjadi, penderita dan keluarga dalam menejemen diabetes
dan apabila tidak segera ditangani komplikasi tersebut mellitus dapat memberikan dampak luar biasa
dapat membahayakan bagi individu. termasuk dalam mencegah terjadinya komplikasi
ketoasidosis diabetik.
Tema 2 : Mengkomunikasikan Tentang Penyakit
Kepada Orang Lain di Luar Rumah Tema 3: Melakukan Injeksi Insulin
(Sekolah/ Teman-Teman, Tetangga) Diabetes melitus termasuk golongan penyakit
metabolik ditandai dengan peningkatan kadar glukoa
Ketoasidosis diabetikum (KAD) merupakan darah disebabkan karena kelainan sekresi insulin, kerja
salah satu bentuk komplikasi diabetes yang tidak dapat insulin, atau kedua-duanya (ADA. 2010). Apabila
diabaikan, sebagai akibat dari kekurangan insulin akut tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan
dalam tubuh dan merupakan penyebab paling banyak terjadinya komplikasi yang mengancam kesehatan
dari angka kesakitan dan kematian individu dengan penderita. Penyakit ini inklusif penyakit kronis yang
diabetes mellitus tipe 1 (DMT1). Walaupun demikian tidak dapat disembuhkan, tetapi penderita tetap berhak
mayoritas kejadian KAD dapat dicegah dengan untuk mencapai taraf kesehatan yang maksimal
beberapa cara yaitu menejemen terapi insulin yang dengan cara mematuhi enam pilar penatalaksanaan
sesuai serta deteksi dini pada penderita diabetes diabetes yaitu: terapi insulin, diet, exercise, monitor
mellitus yang masih baru. gula darah, menejemen stres dan pendidikan
Pemberian pendidikan kesehatan untuk kesehatan.
penderita diabetes mellitus dapat menjadi solusi untuk Injeksi insulin adalah salah satu kunci
mencapai tingkat kesehatan yang baik. Pendidikan keberhasilan pengobatan pada penderita diabetes.
pasien harus mencakup informasi tentang cara Anak dengan DM tipe 1 harus disuntik insulin setiap
menyesuaikan insulin selama masa sakit dan cara hari setiap akan makan dan tidur. Proses ini
memantau kadar glukosa dan keton, serta informasi membutuhkan adaptasi yang baik dari penderita
tentang pentingnya kepatuhan pengobatan (Dyanne sehingga tidak membuat anak menjadi bosan dan tidak
PW. 2013). mau disuntik lagi. Dalam hal ini dibutuhkan
Penderita yang telah menyadari akan pendekatan interpersonal dari penyedia pelayanan
penyakitnya dibutuhkan untuk melakukan menejemen kesehatan pada keluarga. Karena peran orang tua
diri untuk mengontrol kadar glukosa darah secara sangat dibutuhkan untuk selalu memberikan motivasi
teratur, melakukan konseling, serta perawatan dan pendampingan dalam perawatan anak. Hal
berkelanjutan (Chafe dkk, 2015). Pemberian tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
pendidikan kesehatan tentang DM tidak hanya oleh Firdausi dkk (2016) yang menyebutkan bahwa
dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan terdapat hubungan anatara dukungan keluarga dengan
penderita tetapi juga oleh pihak penunjang lain seperti kepatuhan melakukan latihan fisik dan terapi insulin.
penyedia pelayanan kesehatan, guru serta orang tua Mempertimbangkan bahwa diabetes melitus
selaku keluarga terdekat penderita yang akan tipe 1 ini adalah penyakit kronis yang membutuhkan
berhubungan langsung dengan penderita (Shaltout et perawatan berkelanjutan oleh keluarga terdekat, maka
al. 2016). orang tua sangat membutuhkan pendidikan kesehatan
Dukungan keluarga sangat berperan dalam yang tepat dengan tujuan untuk meningkatkan
pengelolaan diabetes mellitus. Keluarga mempunyai pemahaman tugas orang tua mengenai permasalahan
perspektif yang unik tentang tantangan yang harus pada diabetes, pengambilan keputusan yang
dihadapi dalam keseharian dan dukungan untuk menunjang perawatan anak yang sakit DM, merawat
meningkatkan menejemen diri penderita. Peran serta melakukan modifikasi sistem dalam lingkungan
keluarga khususnya orang tua juga termasuk termasuk keluarga untuk menjamin perawatan maksimal dapat
untuk memberikan informasi kepada pihak sekolah terwujut (Hasbi, 2012).
tentang penyakit yang diderita oleh puta putri mereka Hal-hal yang dapat dilakukan orang tua dalam
(Chafe dkk, 2015). Informasi yang diberikan dapat mendukung terapi insulin pada anak berjalan lancar
berupa keadaan anak serta menejemen adalah membuat jadwal dan menjelaskan pentingnya
penatalaksanaan misalnya bahwa anak harus injeksi insulin teratur bagi anak, mengajari cara injeksi
membawa obat ke sekolah untuk diinjeksikan sesuai pada anak, menyiapkan insulin di tempat yang anak
waktu dosis dan waktu yang sudah ditentukan, jenis ketahui, serta mendampingi anak ketika melakukan
makanan atau minuman yang boleh atau yang tidak suntik insulin. Anak dengan dukungan orang tua yang
boleh dikonsumsi oleh anak serta aktifitas yang dapat kuat cenderung lebih patuh terhadap terapi
-4-
Ana Fitria Nusantara, dkk, Support System Keluarga dalam Pencegahan Ketoasidosis Diabetik
pada Anak dengan DM Tipe 1
pengobatan. Semakin tinggi dukungan orang tua perubahan atas diet yang sudah diatur baik jenis,
semakin tinggi pula kepatuhan anak. jumlah maupun jam.
Tema 4: Pengawasan Diet Tema 5: Kunjungan Rutin ke Rumah Sakit
Sebagian besar keluarga penderita diabetes Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh
melitus tipe 1 hanya mengetahui bahwa anak tidak partisipan melakukan kunjungan rutin ke rumah sakit
boleh mengkonsumsi makanan manis, jumlah makan apabila insulin akan habis sehingga dibutuhkan untuk
harus dikurangi dari porsi yang biasanya terutama nasi mengambil lagi untuk persedian hari-hari berikutnya.
dan diharapkan untuk banyak makan sayur, namun Pada kunjungan inilah partisipan dilakukan
untuk pengaturan yang lebih detail seperti perhitungan pemeriksaan glukosa darah dan melakukan konseling
kalori dan takaran pasti yang harus dimakan anak tiap hal-hal yang terjadi selama satu bulan sebelumnya.
hari setiap jadwal makan partisipan tidak tahu. Kontrol gula darah secara teratur merupakan
Terapi diet adalah salah satu pilar pengendalian bagian dari pilar tatalaksana pada diabetes melitus
diabetes melitus. Petugas kesehatan meletakkan sebagai bentuk evaluasi yang perlu dilakukan secara
harapan yang besar atas kepatuhan penderita dalam berkala (Perkeni,2011). Pemeriksaan glukosa darah
menjalankan diet. Namun demikian bukan hal yang secara teratur dilakukan sebagai bentuk evaluasi
mudah bagi penderita apalagi pada usia anak untuk pengobatan yang telah dilakukan, apakah mencapai
mengikuti aturan diet DM. Anak usia sekolah yang target atau belum serta bertujuan untuk penyesuaian
cenderung mudah suka dengan makanan yang dibeli di dosis insulin. Kunjungan ke pelayanan kesehatan
sekolah bersama teman-teman dan makanan cepat saji secara rutin menunjang terkontrolnya kadar glukosa
merupakan salah satu penghambat keberhasilan terapi darah sehingga kejadian komplikasi baik kronis dan
diet ini. akut seperti ketoasidosis diabetik dapat dihambat dan
Orang tua khususnya ibu dituntut untuk mampu dicegah.
mengimplementasikan program diet dari dokter untuk Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
anak dengan cara misalnya membuat makanan sehat kontrol rutin glukosa darah adalah tingkat pendidikan,
yang menarik nafsu makan anak sehingga tidak tingkat pengetahuan, waktu atau jarak tempuh tempat
membeli makanan di luar rumah dan minat makan di tinggal dengan layanan kesehatan, dukungan tenaga
rumah tinggi karena jenis makanan juga diatur dalam kesehatan serta dukungan keluarga (Albherta dalam
diet DM. Selain itu dapat juga memotivasi anak untuk Priharianto, 2014). Menemani dan mendampingi anak
makan sesuai aturan. Anak dengan banyak motivasi, melakukan kunjungan bulanan ke rumah sakit
perhatian dan bantuan dari orang terdekat akan lebih merupakan bentuk dukungan orang tua pada anak.
mudah dalam mematuhi program terapi diet (Pratiwi Selain itu dapat juga menjadi sarana diskusi atau
dalam Senuk dkk, 2013). konseling antara orang tua dengan dokter dan petugas
Selain jenis makanan, jadwal makan juga harus kesehatan terkait.
tepat dan teratur. Dukungan keluarga sangat
mempengaruhi ketepatan jadwal makan pada anak 4. KESIMPULAN DAN SARAN
yang menderita diabetes. Kepatuhan untuk menepati
jadwal makan menjadi prioritas utama yang harus Kesimpulan
dilakukan karena hal ini berkaitan dengan dosis dan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
waktu untuk melakukan injeksi insulin. Terjadinya kesimpulan bahwa dukungan keluarga dalam
komplikasi pada mayoritas penderita diabetes dapat mencegah kejadian KAD pada anak dapat berupa
terjadi karena ketidakpatuhan terapi diet. Tingkat tindakan orang tua membawakan bekal makanan atau
kepatuhan penderita pada tatalaksana diet dapat minuman ketika anak di luar rumah dan
mempengaruhi terhadap terjadinya komplikasi mengkomunikasikan tentang penyakit anak pada
(Mansjoer dkk dalam Risnasari, 2014). pihak terkait di luar rumah (sekolah, teman dan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tetangga).
keberhasilan program terapi diantaranya adalah :
faktor predisposisi, sosial ekonomi, kepercayaan, Saran
pendidikan, dan pengetahuan,sarana kesehatan, serta Pentingnya peran orang tua terhadap
faktor penguat pendukung seperti perilaku petugas keberhasilan terapi diabetes melitus tipe 1 dan
kesehatan dan tokoh agama atau tokoh masyarakat dalam pencegahan terjadinya komplikasi
(Notoatmodjo dalam Risnasari, 2014). Kepatuhan diet ketoasidosis diabetik, menuntut kemampuan
yang dilakukan dapat berupa tidak melakukan lebihpada orang tua untuk mengetahui dan
memahami dengan baik tentang menejemen
-5-
Ana Fitria Nusantara, dkk, Support System Keluarga dalam Pencegahan Ketoasidosis Diabetik
pada Anak dengan DM Tipe 1
diabetes serta kemampuan untuk mengimplemetasikan department dan rumah sakit untuk kasus KAD dapat
pemahamannya. memberikan dampak yang sangat besar terhadap
Orang tua harus lebih siap dengan segala kesehatan masyarakat. Maka peran aktif petugas
kemungkinan terjadinya komplikasi akut KAD, seperti kesehatan dalam memberikan informasi atau update
deteksi dini dan tersedianya emergency callnumber pengetahuan orang tua dalam perawatan anak sangat
terdekat dalam rangka penanganan awal serangan. diperlukan, sehingga kejadian ketoasidosis diabetik
Berkurangnya kunjungan di emergency dapat dicegah.
5. REFERENSI
Chafe, R., Albrechtsons, D., Hagerty, D., Newhook, Risnasari, Norma. (2014). Hubungan Tingkat
L.A. (2015). Reducing episodes of diabetic Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus
ketoacidosis within a youth population: a focus Dengan Munculnya Komplikasi Di Puskesmas
group study with patients and families. BMC. Pesantren kota Kediri. Jurnal Universitas
BMC Res Notes. DOI 10.1186/s13104-015- Nusantara PGRI Kediri. Jurnal Nomor 25
1358-7 Volume 01
Dewi, Erika U. (2018). Gambaran faktor-faktor yang Senuk, A., Supit, W., Onibala, F. (2013). Hubungan
mempengaruhi terkendalinya Kadar gula Pengetahuan dan Dukungan Keluarga Dengan
darah pada pasien diabetes mellitus Di Kepatuhan Menjalani Diet Diabetes Melitus.
puskesmas pakis surabaya. Ejournal. Ejournalkeperawatan (e-Kp) Volume 1 Nomor
Stikeswillianbooth. Vol. 4, no. 2 1
Dyanne, P.W. (2013). Diabetic Ketoacidosis: Shaltout, Azza A., Channanath, AM., Thanaraj, TA.,
Evaluation and Treatment. American Family Omar, D., Abdulrasoul, M., Zanaty, N.,
Physician. Vol. 87 Issue 5, p337-346. 10p. 2 Almahdi, M., Alkandarr, H., AlAbdulrazzaq,
Charts. D., D’mello, L., Mandani, F., Alanezi, A,
Albasiry, E., Alkhawarr, M. (2016).
Hasbi, M (2012). Analisa Faktor Yang Berhubungan
Ketoacidosis at First Presentation Of Type One
Dengan Kepatuhan Penderita Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus Among Children: A Study
dalam Melakukan Olahraga di Wilayah Kerja
From Kuwait. Scientific Reports. DOI
Puskesma Praya Lombok Tengah, Tesis,
10.1038/srep27519
Depok: Universitas Indonesia Fakultas Ilmu
Keperawatan UI. Susanti, M.L dan Sulistyarini, T. (2013). Family
Support Increasing The Diet Compliance
Perkeni. (2011). Konsensus Pengelolaan dan
Diabetes Mellitus Patients In Inpatient Ward Of
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Kediri Baptist. Jurnal STIKES Volume 6. No. 1
Indonesia. Jakarta: PB. PERKENI
Usher-Smith, J.A., Thompson, M.J; Sharp, S.J.,
Priharianto, Anan., Maliya, Arina., Rosyid, F.N.
Walter, F.M. (2011). Factors associated with
(2014). Hubungan Antara Dukungan Keluarga
the presence of diabetic ketoacidosis at
Dengan Keteraturan Kontrol Kadar Gula Darah
diagnosis of diabetes in children and young
Pada Penderita Diabetes Melitus Di Wilayah
adults: a systematic review. BMJ. doi: 10.1136/
Puskesmas Bendosari Sukoharjo. Skripsi.
bmj. d4092
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
-6-