Inisial Pasien/Usia :Ny. S/45 tahun (Jika Judul AST tidak Nama
ada maka AST tidak akan
Praktikan mendapatkan
: Grace Vika Iswoyo nilai)
AST ke 1
No. Rekam Medis : SHLV.01-18-17-97 NIM : 01501190035
Diagnosa Medis : CKD, DM dan Sepsis Nama Pembimbing : Ibu Christie Lidya
Nama Ruang Rawat : Bethsaida-Lt.8, SHLV Mengetahui,
Tanggal Masuk : 29 Agustus 2021
Tanggal & Jam Tindakan : 4 September 2023 (15.00 WIB)
2. Data Objektif: 10
1) Observasi
- Pasien tampak lemah
- Terdapat edema pada kaki, tangan, dan wajah
- Perut pasien tampak asites
- Terdapat luka decubitus pada bagian bokong pasien
o Grade luka: Stage II
o Ukuran luka: Panjang 2 cm, diameter 2 cm dan kedalaman 0 cm
o Lokasi luka: Kanan 2 luka dan kiri 3 luka
o Kondisi kulit sekitar luka kemerahan
o Balutan luka: Balutan DuoDERM CGF dan balutan tampak ada rembesan
- Konjungtiva pasien tampak anemis
- Mata pasien tampak merah dan terdapat edema periorbital
- Ukuran pupil 2+/2+
2) Pemeriksaan fisik
- TD: 166/85 mmHg
- RR: 18x/menit
- HR:115x/menit
- S: 35,7◦C
- SpO2: 95%
- GCS: 15 E4V5M6 (Compos mentis)
- Nyeri: 5A/3I, P: Nyeri timbul saat melakukan aktivitas/bergerak, Q: Nyeri seperti tertusuk benda tajam, R: Nyeri diarea
bokong, S: 5A/3I, T: Nyeri hilang timbul
- CRT: <2 detik
- Braden skor: 21
3) Data penunjang
- Hasil GD: 250 mg/dl
- Urine yang dihasilkan: 350 ml/24 jam
- Hasil pemeriksaan MRCP tanpa kontras:
o Cholelithiasis (diameter +/- 0,2 – 0,5 cm) dan sludge didalam kandung empedu: disertai Cholesistitis
o Tidak tampak batu, obstruksi maupun dilatasi pada ductus choledokus, ductus hepatikus komunis, ductus hepatikus
kanan kiri, ductus bilier intrahepatic, ductus sistikus dan ductus pankreatikus.
o Ascites
o Efusi pleura ringan bilateral
o Penebalan dinding usus-usus
- Hasil pemeriksaan thorax: Paru tampak opasitas minimal pada kedua perihilier dan paracardial kanan penebalan minimal
fisura minor paru kanan
- Hasil Laboratorium:
4) Riwayat pengobatan
- Infus: Asering 500 ml/8 jam dan Kabiven 1.448/24 jam ₊ NaCl 500 ml/24 jam
- Injeksi subcutan: Novorapid 6 unit dan Lantus XR 10 unit
- Injeksi IV line: Farmadol 1 gr, Meropenem 1 gr, Remopain 30 mg, Vomizole 40 mg, Nexium 40 mg dan Narfoz 4 mg
- Oral: Rovastar 20 mg, Carvedilol 6,25 mg dan Amlodipine 10 mg
- Nebulizer: Bisolvon I gr dan Ventolin 1 gr
5) Diit
- Batasan cairan 1.300 ml/24 jam
4. Langkah-langkah Tindakan Keperawatan yang dilakukan saat praktik (bukan menurut teori): 10
Tindakan Perawatan Luka Akut Dekubitus
A. Persiapan alat
- Set steril (3 pinset anatomis, kom dan kassa), micropore, kassa steril tambahan, sarung tangan steril, sarung tangan bersih,
bengkok, NaCl 0.9%, underpad, lidi kapas steril, transofix, antiseptic, plastik kuning, dan meteran luka.
B. Persiapan pasien
- Mengecek program terapi medik
- Mengucapkan salam terapeutik
- Melakukan evaluasi/validasi
- Melakukan kontrak (waktu, tempat dan topik)
- Menjelaskan langkah-langkah tindakan
C. Pelaksanaan tindakan
- Memasang sampiran pasien
- Mencuci tangan
- Mengatur posisi yang tepat sesuai lokasi luka
- Mengkaji kondisi balutan luka (lokasi, rembesan, nyeri dan kulit sekitar balutan)
- Menggunakan sarung tangan bersih, meletakkan underpad, dekatkan bengkok dan membuka balutan luka
- Membuka balutan luka dengan memperhatikan teknik aseptic searah paralel (buka pinggiran plaster terlebih dahulu) pada
kulit menuju balutan. Jika balutan menempel di balutan kering lembabkan dengan larutan NaCl 0.9%
- Mengkaji kondisi luka, warna kulit area sekitar luka (kaji adanya tanda infeksi), kaji suhu kulit sekitar luka, tekan dengan
lembut sekitar luka untuk melihat adanya pengeluaran drainase, kemudian ukur luka dan kedalaman luka.
- Membuka sarung tangan bersih
- Mencuci tangan
- Membuka set steril dengan teknik aseptic
- Menuangkan NaCl 0.9% ke dalam kom pada set steril, jika perlu masukkan kassa steril tambahan ke dalam set steril
- Memakai sarung tangan steril
- Membersihkan luka dengan cairan NaCl 0.9% menggunakan kassa steril, dengan teknik perawatan luka akut (teknik swab)
- Membersihkan luka dari area bersih ke kotor lalu keringkan area luka
- Menutup luka dengan kassa kering, memperhatikan teknik pembalutan untuk menjaga oksigenasi pada luka
- Merapikan alat dan melepaskan sarung tangan
- Membantu pasien ke posisi nyaman
- Mencuci tangan
D. Evaluasi
- Mengamati respon pasien
- Rencana tindak lanjut
- Kontrak yang akan dating
- Terminasi
E. Dokumentasi
- Mendokumentasikan lokasi luka, ukuran panjang dan kedalaman luka, kondisi luka sebelum dan sesudah dilakukan
tindakan, dan mendokumentasikan waktu tindakan.
- Respon Pasien (Sebelum, selama & setelah tindakan)
5. Dasar Pemikiran: 15
Diabetes melitus merupakan golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah, sehingga
menimbulkan gangguan pada sistem metabolisme dalam tubuh yang mana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon
insulin yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Seharusnya setelah tubuh mengonsumsi makanan, makanan tersebut akan diubah
menjadi glukosa yang diserap oleh usus kemudian disebarkan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah untuk menjadi energi.
Pasien yang mengidap penyakit Diabetes Melitus, tubuhnya akan sulit untuk mengubah bahan makanan menjadi energi, sehingga
kadar gula didalam darahnya akan melebihi batas normal yang dimiliki pada orang sehat lainnya.
Penjelasan secara rincinya ialah diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan cukup insulin untuk mempertahankan kadar gula
darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin. Hal ini dikarenakan sel-sel beta pancreas
telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemi puasa terjadi akibat produksi glukosa tidak terukur oleh hati. Selain itu,
glukosa yang dari makanan tidak dapat disimpan di hati walaupun masih tetap ada di dalam darah dan dapat menimbulkan
hiperglikemia posprandial. Jumlah konsentrasi glukosa yang tinggi membuat ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa yang
ada, yang akhirnya glukosa tersebut muncul dalam kandungan urin, yang membuat kehilangan cairan berlebih. Kekurangan
jumlah insulin dalam tubuh akan mengganggu metabolisme protein serta lemak (Azwar, Terapi Non Farmakologi Pada Pasien
Diabetes Melitus, 2021). Dekubitus merupakan kerusakan yang terjadi pada kulit sampai ke jaringan di bawah kulit, bahkan
menembus otot sampai tulang akibat adanya penekanan pada kulit dalam waktu yang cukup lama sehingga sirkulasi darah pada
area tertekan tidak lancar. Penyakit seperti DM dapat memicu munculnya luka decubitus, munculnya luka decubitus pada pasien
Ny. S (45 tahun) dengan diagnosa DM disebabkan oleh tekanan daerah kapiler yang mana sirkulasi darah kurang baik atau
infusiensi kardiovaskuler perifer dan penurunan fungsi kardiovaskuler seperti sistem pernapasan yang membuat tingkat oksigenasi
dalam darah pada kulit menurun (Azwar, Upaya Pencegahan Kejadian Dekubitus, 2021)
Pada kasus luka decubitus pasien Ny. S, setelah di kaji pasien mengatakan bahwa dirinya sangat jarang melakukan mobilisasi dan
terlalu lama tidur terlentang, ditambah lagi pasien saat itu mengeluh BAB cair 3 hari berturut-turut di pampersnya, sehingga kulit
semakin lembab dan ditekan terlalu lama yang menyebabkan integritas kulit terganggu yang akhirnya menyebabkan lecet dan
berakhir dengan luka tekan atau decubitus. Saat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ditemukan bahwa luka decubitus di bokong
pasien sudah mencapai grade 2, dengan balutan DuoDERM CGF dan balutan tampak ada rembesan, kondisi kulit kemerahan,
ukuran luka: panjang 2 cm, diameter 2 cm dan kedalaman 0 cm, dan lokasi luka: kanan 2 luka dan kiri 3 luka. Oleh karena itu,
pemberian perawatan luka akut pada pasien decubitus ini sangat perlu karena pasien telah mengeluh balutan lukanya rembes dan
mengeluh kesakitan pada area bokongnnya dengan hasil pengkajian nyeri, skor nyeri : 5A/3I, P: Nyeri timbul saat melakukan
aktivitas/bergerak, Q: Nyeri seperti tertusuk benda tajam, R: Nyeri diarea bokong, S: 5A/3I, T: Nyeri hilang timbul. Dari masalah
tersebut maka diagnosa keperawatan yang diangkat ialah Gangguan integritas kulit b.d kelembaban d.d pasien mengatakan nyeri
pada area bokong.
Perawatan luka decubitus yang diberikan pasien Ny. S sudah diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien dan prosedur tindakan
telah dilakukan dengan baik yaitu dengan memperhatikan teknik aseptik untuk mencegah infeksi dan injury dan pemberian
balutan yang sedikit lembab agar proses penyembuhan luka decubitus pasien dapat segera membaik. Pasien juga telah diberikan
edukasi untuk tidak terlalu lama terlentang agar luka tidak semakin parah dan memberitahu pasien bila balutan luka rembes harus
segera menginfokan agar balutan diganti guna mengurangi resiko infeksi.
Pencegahan:
Dalam melakukan perawatan luka akut pasien dekubitus, ada kemungkinan hal buruk yang terjadi jika tindakan tersebut tidak
dilakukan dengan benar. Maka dari itu, perawat dituntut untuk memiliki pengetahuan serta skill yang mumpuni dalam melakukan
setiap tindakan termasuk perawatan luka dekubitus seperti melakukan pengkajian yang komprehensif, perencanaan tindakan
terhadap luka, implementasi tindakan, evaluasi tindakan setelah diberikan dan pendukumentasian hasil secara sistematis. Perawat
juga memiliki tanggung jawab terhadap kondisi pembalutan luka dan pengawasan luka akut. Pemberian intervensi perawatan luka
akut pada pasien decubitus merupakan sebuah hal utama dalam proses penyembuhan luka (Kemenkes RI, 2022). Untuk mencegah
terjadinya infeksi pada luka decubitus maka dalam perlakuan tindakannya perawat perlu memperhatikan prinsip tindakan, yaitu
memperhatikan teknik aseptik. Sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka perawat harus mencuci tangan 6 langkah agar
menghambat penularan mikroorganisme ke dalam tubuh pasien. Pemberian balutan juga merupakan hal penting dalam
pencegahan infeksi pada luka decubitus, balutan luka harus rutin diganti atau jika didapati balutan luka dalam kondisi kotor atau
rembes harus segera diganti (RSUP Persahabatan, 2019).
O:
9. Evaluasi Diri: 5
• Kelebihan
Saya telah melakukan tindakan perawatan luka decubitus pada pasien sesuai dengan prosedur yang ada dengan bantuan
supervisi dari kakak perawat. Selama tindakan, saya merasa percaya diri dengan cara mengkomunikasikan tindakan serta
langkah-langkah yang akan diberikan pada pasien agar pasien merasa tenang dan nyaman. Ketika saya melakukan
prosedur perawatan luka decubitus, saya berusaha untuk tetap membuat pasien merasa nyaman dan tidak kesakitan.
Setelah selesai memberikan tindakan perawatan luka, saya dapat menginformasikan bagaimana kondisi luka pada pasien
dan keluarga serta mengedukasi pasien untuk memperhatikan posisi baring/tidurnya untuk melakukan posisi miring kanan
dan kiri agar lukanya segera membaik. Dengan demikian, pasien mengetahui kondisi tubuhnya dan memperhatikan posisi
tubuhnya.
• Kekurangan diri
Menurut saya, kekurangan saya saat melakukan tindakan perawatan luka decubitus ialah saya kesulitan untuk
mengidentifikasi grade luka pasien yang saya tangani karena luka pasien saat itu tampak seperti grade I atau grade II
sehingga dengan begitu saya harus belajar lebih lagi untuk membedakan ciri-ciri dari masing masing grade luka dan tidak
terjadi kesalahan yang sama, karena hal itu akan masuk dalam pendokumentasian tindakan keperawatan.
• Perbaikan selanjutnya
Menurut saya, perbaikan selanjutnya yang perlu saya perhatikan dalam tindakan perawatan luka dekubitus ialah saya harus
lebih teliti lagi dalam memperhatikan luka decubitus pasien karena bila tidak diperhatikan secara seksama maka
perencanaan tindakan selanjutnya tidak akan maksimal dalam proses penyembuhan luka tidak segera membaik. Selain itu,
dengan menemukan pasien yang memiliki masalah luka decubitus ini, saya harus lebih cermat dalam melakukan
pencegahan luka decubitus pada pasien lain di rumah sakit yaitu dengan mengedukasi pasien untuk memposisikan tubuh
miring kanan kiri dan melakukan mobilisasi bila memungkinkan bagi pasien.
Azwar. (2021). Terapi Non Farmakologi Pada Pasien Diabetes Melitus. Pustaka Taman Ilmu.
Hijratun. (2021). Perawatan Luka untuk Penyembuhan Ulkus Diabetik. Pustakan Taman Ilmu.
Kemenkes RI. (2022, July 24). Perawatan Luka Modern. Retrieved from https://yankes.kemkes.go.id/:
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/448/perawatan-luka-modern
NANDA. (2018). Diagnosis Keperawatan (Definisi dan Klasifikasi 2018-2020). Jakarta: Buku Kedokteran ECG.
RSUP Persahabatan. (2019, August 16). Perawatan Luka Pada Pasien. Retrieved from https://rsuppersahabatan.co.id/:
https://rsuppersahabatan.co.id/artikel/read/perawatan-luka-pada-pasien-
Tim Medis Siloam Hospital. (2023, June 28). Hati-Hati! Ini 6 Komplikasi Akibat Perawatan Luka yang Salah. Retrieved from
https://www.siloamhospitals.com: https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/akibat-perawatan-luka-yang-
salah
Total 100