Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA TN.

U 65 TAHUN
DENGAN GANGGUAN SISTEM UROLOGI AKIBAT GYANT STONE
(VESIKOLITHIASIS) DENGAN TINDAKAN OPERASI
SECTIO ALTA DI RUANG IBS RSBSA

A. Pengkajian Pre Operatif


I. Pengkajian
a.Identitas Klien
Nama : Tn. U
Tanggal Lahir : 02/01/1953
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Kp. Pasir Pogor RT.03/03 Malakasari Baleendah
No. Medrek : SA. 184575
Tanggal Masuk RS : 6 Januari 2018
Tanggal Pengkajian : 9 Januari 2017
Waktu datang Ruang IGD : Pukul 17.50 WIB
Waktu datang Ruang OK : Pukul. 11.00 WIB
Tanggal Operasi : 10 Januari 2017
Diagnosa Medis : Vesikolithiasis
Rencana Tindakan : Sectio Alta (SA)

b. Identitas Penanggung jawab


Nama : Tn. U.W
Umur : 41 Tahun
Alamat : Bojong Cibodas
Hubungan dengan Klien : Anak Kandung

II. Riwayat Kesehatan


1. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri di bagian bawah perut
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh susah BAK disertai nyeri perut bagian bawah (didaerah simpisis)
sejak 2 hari SMRS, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk benda tajam menyebar
ke area pinggang dengan skala 5 (1-10) nyeri dirasakan semakin bertambah saat
klien berkemih dan berkurang ketika diistirahatkan, sebelumnya klien mengeluh
sering berkemih.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Klien pernah dirawat di Al-Ihsan dengan keluhan sulit berkemih dan nyeri perut
bagian bawah dan sudah dilakukan USG, klien mengatakan jarang sekali minum
air putih (hasil USG tahun 2016 dan BNO Desember 2017 didapatkan susp
nefrolithiasis sinistra dan vesicolithiasis). Klien mengatakan tidak mempunyai
riwayat penyakit ginjal dan infeksi saluran kemih.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang
dialami klien saat ini maupun penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV dan
penyakit keturunan seperti darah tinggi, penyakit jantung dan penyakit diabetes
melitus.

5. Riwayat Psikososial dan Spiritual


a. Psikososial
Pada saat pengkajian klien mengatakan merasa khawatir dengan tindakan
operasi yang akan dilakukan saat ini dan merupakan tindakan operasi yang
pertama kali.
b. Pola interaksi
Hubungan klien dengan lingkungan cukup baik, hubungan dengan perawat
baik serta klien mampu bekerja sama dengan perawat maupun dokter.
c. Pola komunikasi
Klien cukup komunikatif dan kooperatif ketika membicarakan riwayat
penyakitnya. Klien sangat terbuka bila berkomunikasi dengan perawat.
d. Spiritual
Sebelum dilakukan tindakan operasi klien dan keluarga berdo’a terlebih
dahulu demi kesembuhan dan kelancaran jalannya tindakan operasi. Klien
mengatakan kejadian yang sekarang dialami merupakan ujian hidup dan
takdir.

III. Riwayat ADL (Pola Aktivitas Sehari – Hari)


Tidak dilakukan pengkajian (Tulis)

IV. Pemeriksaan Fisik


a. Keadaan Umum : Klien tampak kesakitan
- Kesadaran : Compos mentis, GCS: 15
- Tanda – tanda vital
TD : 140/ 90 mmHg
N : 86 x/ menit
RR : 22 x/ menit
T : 36,8◦C
b. Status Generalis
 Sistem Respiratori : RR 22x/mnt, bentuk hidung simetris,
penciuman baik, tidak terdapat pernapasan cuping hidung,
pengembangan dada simetris, perkusi paru resonan,
perbandingan simetris kiri dan kanan
 Sistem Kardiovaskular : Konjungtiva tidak anemis, tidak ada
peningkatan JVP, bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dada,
Nadi 75 x/mnt , CRT < 2”, akral hangat, tidak terdapat clubbing
finger, jantung terdengar dullness dari ICS 2 – 6, tidak terdengar
bunyi tambahan, irama jantung reguler, TD: 140/90 mmHg
 Sistem Integumen: Distribusi rambut merata dan bersih, kulit
lembab dan bersih, tidak ditemukan luka di daerah tubuh, turgor
kulit menurun, akral hangat, S : 36,8◦C
 Sitem Persepsi Sensori : Konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, klien dapat mendengar dan melihat dengan baik,
pupil isokor diameter 2 mm/2 mm, refleks cahaya +/+
 Sistem Gastrointestinal : Bentuk bibir simetris, mukosa bibir
lembab, bentuk abdomen cembung, didapatkan nyeri tekan di
bagian bawah abdomen didaerah suprapubis dan distensi
abdomen, hepar tidak teraba, Bising usus 9 x/menit
 Sistem Urinaria : Tidak ada lesi dan jejas pada area urinari,
adanya distensi bladder, adanya nyeri tekan di area vesika
urinaria, disuria (+).
 Sistem Endokrin : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan
kelenjar getah bening
 Sistem muskuloskeletal : Bentuk dan ukuran ektermitas atas
simetris, kekuatan otot atas dan bawah 5 5
5 5.
 Sistem Neurologi : Tidak terdapat keluhan bicara dan
kelemahan gerak, kesadaran CM, GCS 15 (E4 M6 V5)

V. Pemeriksaaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 06 Januari 2018
No. Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Interpretasi
1 Hematologi
- Hemoglobin 13,7 L : 13,0-16,0 gr/dL N
P : 12,0-14,0
- Hematokrit/PCV 44 L : 45-55; P : 40-50 % N
- Lekosit 7000 4000-10000 /mm3 N
- Trombosit 301000 150000-400000 /mm3 N
- Coagulasi Time 7’ 5’-11’ m.det N
- Bleeding Time 1’ 1’ – 5’ m.det N
2 Serologi/
Immunologi
- HBSAG Negatif Negatif N
3 Kimia Darah
- GDS 122 <150 mg/dL N
- Kreatinin 1,5 L : 0,7-1,6; P : 0,6-1,5 mg/dL N
- SGPT 10 L :< 30; P :< 23 U/L N

b. Pemeriksaan Diagnostik
1. Thorax Foto (6 Januari 2018)
Cor sedikit membesar kelateral kiri dengan apek pada diafragma
Tampak kalsifikasi pada arcus aorta
Sinuses dan diafragma normal
Pulmo: hili suram, corakan bronkhovaskular normal, tak tampak bercak lunak
Kesan: Kardiomegali ringan dengan artherosklerosis aorta, pulmo normal

2. USG ( 8 Desember 2016)


- Ginjal Kanan/ Kiri
Besar bentuk posisi normal
Sinus echo cortex dan sinus ginjal kanan normal
Tampak hyperechoic dengan bayangan akustik di sinus ginjal kiri
Pelvocolices ginjal kanan kiri tak melebar
- V urinaria, kurang distensi mucosa rata
Dalam lumen terdapat gambaran hyperechoic dengan bayangan akustik
- Prostat: Visualisasi kurang maksimal, terganggu gambaran batu
Sejauh yang dapat dievaluasi, ukuran tak membesar, texture echo dan kontur
batas normal
Kesan : Susp nefrolithiasis kiri dan vesicolithiasis
Ginjal kanan + prostat tak tampak kelainan
USG (28 Desember 2017)
Kesan : Vesikolithiasis ukuran diameter ± 52 mm (5,2 cm)
Nefrolithiasis sinistra multiple (3), ukuran diameter ± 3-5 mm)
USG ginjal kanan saat ini masih dalam batas normal.

3. BNO (28 Desember 2017)


Kontur ginjal kabur, psoas line normal, skeletal tampak spur pada L 2-3-4
Tampak konkremen opaque paralumbal kiri dan dirongga pelvis
Jumlah dan distribusi udara colon batas normal
Kesan: Susp nefrolithiasis dan vesicolithiasis + spondylosis deforman L 2-3-4

c. Therapi
1) IVFD RL 20 gtt/menit
2) Ceftriaxone 2x1gr IV jam 20.00 WIB, ST (-)
3) Ketorolak 1 amp IV jam 19.30 WIB
4) Ranitidin 1 amp IV jam 19.30 WIB
5) Dipuasakan

d. Premedikasi
1) Ondansentron 4 mg IV
2) Ketorolak 30 mg IV
3) Tramadol 100 mg IV
4) Fentanyl 25 mg
VI. Analisa Data Pre Op
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: - Dehidrasi→Pe↑ konsentrasi larutan
Klien mengeluh nyeri perut urin
bagian bawah (didaerah - Pe↑ bahan organik akibat ISK/ urin
simpisis) sejak 2 hari SMRS statis
menyebar kedaerah - Pe↑ kalsium, Pe↑ eksresi asam urat,
pinggang nyeri dirasakan Pe↑ ureum
bertambah ketika klien ↓
berkemih dan berkurang Pembentukan batu Nyeri Akut
ketika diistirahatkan. ↓
DO: Ginjal
- Skala nyeri 5(1-5) ↓
- Nyeri tekan dibagian Ureter
bawah abdomen (supra ↓
pubis) Vesika urinaria
- Klien tampak kesakitan, ↓
skala 5 (1-10) Vesikolithiasis
- TD: 140/90mmHg ↓
- RR: 22x/menit Pengeluaran urin terganggu
- N : 86 x/menit ↓
- Distensi kandung kemih Retensio urin
- Hasil USG dan BNO : ↓
Susp nefrolithiasis kiri Vesika urinaria penuh
dan vesicolithiasis. ↓
- Terdapat batu kandung Otot detrusor berkontraksi
kemih dengan diameter 52 ↓
mm/ 5,2 cm (USG 28 Des Urin tidak dapat dikeluarkan karena
2017) adanya obstruksi

Konstraksi meningkat

Menekan saraf

Pelepasan mediator nyeri (histamin,
bradikidikinin, prostaglandin, serotinin)

Dihantarkan ke medulla spinalis

Hipothalamus dan sistem limbik di otak

Nyeri dipersepsikan
2. DS: - Dehidrasi→Pe↑ konsentrasi larutan Gangguan
Klien mengeluh sulit urin eliminasi
berkemih disertai nyeri perut - Pe↑ bahan organik akibat ISK/ urin urin
bagian bawah sejak 2 hari statis
SMRS, nyeri dirasakan klien - Pe↑ kalsium, Pe↑ eksresi asam urat,
semakin memberat dengan Pe↑ ureum
skala 5 (1-10) dan menyebar ↓
No DATA ETIOLOGI MASALAH
ke area pinggang, klien Pembentukan batu
mengatakan sebelumnya ↓
sering berkemih, klien Ginjal
mengatakan saat berkemih ↓
keluar pasir/ kristal. Ureter
Klien mengatakan jarang ↓
minum air putih Vesika urinaria
DO: ↓
- Nyeri tekan dibagian Vesikolithiasis
bawah abdomen kuadran ↓
III Pengeluaran urin terganggu
- Klien tampak kesakitan, ↓
skala 5 (1-10) Retensio urin
- TD: 140/90mmHg ↓
- RR: 22x/menit Gangguan eliminasi urin
- N : 86 x/menit
- Distensi kandung kemih
- Tampak tegang dan keras
dibagian bawah abdomen
- Hasil USG dan BNO :
Susp nefrolithiasis kiri
dan vesicolithiasis dengan
diameter batu kandung
kemih sebesar 52 mm (5,2
cm)
3. DS: Hasil BNO terdapat batu dengan diameter Ansietas
Klien mengatakan merasa 52 mm/ 5,2 cm
khawatir dengan tindakan ↓
operasi yang akan dilakukan Tindakan operasi sectio alta
dan merupakan tindakan ↓
operasi yang pertama kalinya Wajah tegang
DO: ↓
- Wajah tampak tegang Kecemasan skala ringan karena masih
- Klien sering bertanya terorientasi dengan waktu, tempat dan
terkait prosedur yang orang
akan dilakukan
- TD: 140/90 mmHg, N:
86 x/menit, RR: 22
x/menit, T: 36,6ºC
4. DS Batu Kandung kemih Defisiensi
- Klien mengatakan ↓ pengetahuan
pernah dirawat di Al- Perubahan status kesehatan
Ihsan tahun 2016 dan ↓
desember 2017 dengan Kurang terpajan informasi tentang
keluhan nyeri bemih dan penyakit
susah buang air kecil ↓
- Klien mengatakan sudah Kesalahan dalam menginterpretasikan
di USG perut informasi
- Klien mengatakan jarang
No DATA ETIOLOGI MASALAH
minum air putih
DO:
- Hasil USG desember
2016: Susp nefrolithiasis
kiri dan vesicolithiasis,
terdapat batu kandung
kemih dengan diameter
52 mm/ 5,2 cm
- Hasil BNO desember
2017: Susp nefrolithiasis
kiri dan vesicolithiasis +
spondylosis deforman L
2-3-4

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi atau dorongan vesika


urinaria
2. Ganguan eliminasi urin berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh
batu, obstruksi mekanik dan inflamasi
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
4. Defisiensi pengetahuan terkait kondisi dan pengobatan batu saluran kemih
VIII. Intervensi Keperawatan Pre Operatif

DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan asuhan keperawatan, 1. Observasi tanda-tanda vital 1. Mengetahui peningkatan TTV pada
diharapkan nyeri klien berkurang dengan saat nyeri bertambah
kriteria hasil: 2. Kaji tingkat nyeri, lokasi 2. Peningkatan nyeri merupakan
 Klien mampu mengontrol nyeri (tahu dan karasteristik nyeri serta indikasi dari obstruksi, bila nyeri
penyebab nyeri, mampu penyebaran nyeri hilang kemungkinan batu sedang
menggunakan tehnik nonfarmakologi bergerak dan ntuk memberikan
untuk mengurangi nyeri, mencari tindakan selanjutnya
bantuan) 3. Observasi abdominal pain 3. Kemungkinan ada komplikasi lain
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang 4. Kaji tanda keringat dingin, 4. Mengobservasi tanda-tanda shock
dengan menggunakan manajemen tidak dapat beristirahat dan
nyeri ekspresi wajah
 Tanda vital dalam rentang normal 5. Tingkatkan pemasukan 5. menurunkan iritasi dengan
TD (systole 110-130mmHg, diastole sampai 2500 cc/hari sesuai mempertahankan cairan konstan ke
70-90mmHg), HR(60-100x/menit), toleransi mukosa kandung kemih
RR (16-24x/menit), suhu (36,5- 6. Berikan tindakan 6. Menurunkan tegangan otot,
37,50C) kenyamanan (senthan memfokuskan kembali perhatian,
terapeutik, pebgubahan meningkatkan kemampuan koping,
 Klien tampak rileks mampu posisi, pijatan punggung) mengurangi rasa nyeri.
tidur/istirahat dan aktivitas terapeutik.
Dorong penggunaan teknik
relaksasi, termasuk latihan .
napas dalam, visualisasi,
pedoman imajinasi
7. Kolaborasi dengan tim 7. Analgetik memblok lintasan nyeri
medis dalam pemberian sehingga dapat mengurangi rasa
analgetik (premedikasi) nyeri.
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
2 Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan asuhan 1. Monitor pemasukan dan 1. Memberikan informasi tentang
eliminasi urin keperawatan diharapkan gangguan pengeluraan serta fungsi ginjal dan adanya
eliminasi urin teratasi dengan kriteria hasil: karakteristik urine komplikasi, misalnya infeksi dan
 Nyeri kemih berkurang perdarahan
 Klien mampu berkemih dengan 2. Dorong klien untuk 2. Hidrasi yang cukup
jumlah normal, tidak sulit berkemih meningkatkan pemasukan meningkatkan pengenceran
atau berkemih tidak menetes dan cairan kemih, membilas bakteri dan
tidak ada gangguan membantu mendorong lewatnya
 Pola berkemih kembali normal batu
 Tidak ada distensi kandung kemih 3. Observasi status mental 3. Akumulasi uremik dan
ketidakseimbangan elektrolit
dapat mempengaruhi sistem saraf
pusat
4. Periksa urin 4. Membantu mengidentifikasi tipe
batu dan pilihan terapi
5. Awasi pemeriksaan 5. Indikasi disfungsi ginjal/
laboratorium untuk komplikasi
elektrolit, BUN dan
kreatinin
6. Kolaborasi pemeriksaan 6. Antibiotikuntuk mengatasi infeksi
antibiotik, alupurinol/ dan alupurinol untuk
acstazolamid meningkatkan pH urin
3 Ansietas Setelah dilakukan tindakan asuhan 1. Kaji tingkat kecemasan 1. Mengetahui tingkat kecemasan
keperawatan diharapkan asietas klien 2. Motivasi klien untuk klien untuk menentukan terapi
teratasi dan atau berkurang dengan kriteria mengungkapkan kecemasan 2. Perawat mengetahui apa yang
hasil: yang dirasakan dirasakan klien
 Klien mengungkan rasa cemas 3. Mengajarkan dan melatih 3. Teknik relaksasi napas dalam
berkurang teknik relaksasi napas meningkatkan vasodilatasi dan
 Gelisah berkurang dalam untuk mengurangi sirkulasi sehingga membuat
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
 Wajah tidak tegang kecemasan tubuh rileks
4. Jawab setiap pertanyaan 4. Informasi yang tepat dapat
klien dengan penuh mengurangi kecemasan klien
perhatian dan berikan
informasi yang benar
4 Defisiensi pengetahuan Setelah dilakukan tindakan asuhan 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Tingkat pengetahuan klien
keperawatan diharapkan pengetahuan klien klien mengenai kondisinya menentukan sejauh mana
dan keluarga meningkat dengan kriteria informasi yang perlu diberikan.
hasil: 2. Menjelaskan tindakan yang 2. Informasi yang tepat
 Klien dan keluarga memahami akan dihadapi klien memberikan pengetahuan bagi
penjelasan perawat klien
 Klien dan keluarga mampu menjawab 3. Memotivasi untuk minum 3. Hidrasi yang cukup
pertanyaan validasi air putih 2,5 L perhari meningkatkan pengenceran
 Klien dan keluarga mampu berdiskusi untuk pencegahan kemih dan membantu
aktif mendorong lewatnya batu,
mencegah kekambuhan berulang
4. Memotivasi untuk 4. Perubahan pola diit menurunkan
melakukan diit rendah oksalat dan protein sehingga
kalsium dan protein hewani akan menurunkan resiko
untuk pencegahan pembentukan batu saluran kemih
IX. Implementasi dan Evaluasi Pre Op
Paraf
Hari / Tanggal/
No. Implementasi Evaluasi /Nama
jam
perawat
1. Selasa, 09/01/ 1. Mengobservasi TTV S:
2018 2. Mengkaji intensitas nyeri, Klien mengatakan nyeri
Jam : 11.00 WIB lokasi, frekuensi dan diperut bagian bawah
penyebaran nyeri menyebar kepinggang
3. Mengobservasi abdominal Klien mengatakan sulit
pain buang air kecil
4. Jelaskan pada klien O:
tentang penyebab nyeri - Klien tampak
5. Mengajarkan tekhnik menahan rasa sakit
relaksasi napas dalam - TD : 140/ 90 mmHg
6. Mengajak ngobrol klien N: 86 x/ menit, RR :
7. Kolaborasi dengan tim 2 x/menit , S: 36,8ºC
medis dalam pemberian - Tangan klien
analgetik (premedikasi) memegang perut
- Perut bagian bawah
tampak tegang/
distensi abdomen
- Terdapat nyeri tekan
abdomen bagian
bawah di vesika
urinaria
- Diberikan obat
premedikasi dan
analgesik (Ketamin
20 mg, Ondansentron
4 mg)
- Klien melakukan
teknik relaksasi tarik
napas dalam yang
perawat ajarkan
A:
Masalah Teratasi
sebagian.
P:
Lanjutkan intervensi
B. Asuhan Keperawatan Intra Operatif
I. Pengkajian Intra Operatif
a. Identitas Pasien
- Nama/Umur : Tn. U (65 tahun)
- Ruangan : Fajar
- No. Rekam Medis : SA. 184575
b. Identitas Petugas IBS
- Operator / Pembedah : dr.Danny, SpB
- Asisten : Br. Amin
- Scrub Nurse : Br. Pebrianto
- Circulating Nurse : Ns Ridha
- Dokter Anestesi : dr. Nurhadi, Sp.An
- Perawat Anestesi : Br. Failin
c. Jenis operasi : Kotor
d. Waktu Tindakan :
- Sign In : 11.00 WIB
- Time Out : 11.25 WIB
- Mulai Incisi : 11.30 WIB
- Sign Out : 12.00 WIB
- Selesai Operasi : 12.15 WIB
- Keluar Kamar Operasi : 12.20 WIB ( transpotasi ke Recovery Room)
- Pindah Ruang Fajar : 15.00 WIB
e. Alat Penunjang Operasi
1. Set Appendectomy 4. Suction
2. Monopolar 5. Neutral Plate
3. ESU / Diathermy
f. Pemakaian Kassa dan Benda Tajam
1. Kassa 40 lembar, terpakai 30 lembar
2. Benang Non Traumatic 5 pcs (Chromic no 1: 1, chromic 2-0: 2,
polysorb 1: 1, dermalon 3-0: 1)
3. Pisau Bedah / Bistury ( No. 24 ) 1 pcs
II. Keadaan Umum Pasien
- Kesadaran : Dalam Pengaruh Obat (DPO) Anestesi
- TTV : TD. 140/90 mmHg, HR. 84 x/mnt, SpO2 : 99%
- Posisi Pasien : Supine
- Jenis Anestesi : General Anesthesi
- Medikasi :
1. Propovol 100 mg
2. Fentanyl 200 mcg
3. Noveron 25 mg
4. Tramadol 100 mg
5. Ketorolac 30 mg
6. Sevoflurane
- Lama Anesthesi : 1,5 Jam
- Lama Operasi : 1 jam
- Monitoring selama Operasi :
a. Saturasi 99%
b. O2 3Lt/mnt
c. Cairan masuk infus memakai RL_____________cc
d. Tensi : 140/90 mmHg
e. Nadi : 84 x/mnt
f. Klien terpasang neutral plate di ekstremitas bawah bagian kiri, dan
klien sudah tidak memakai aksesoris berbahan logam. Mulai di anestesi
pada jam 11.20 WIB, dan dilakukan operasi sectio alta pada jam 11.30
WIB. Ditemukan batu dengan diameter 52 mm/ 5,2 cm (keras) melekat
pada dinding vesika urinaria.
g. Perdarahan : 80 cc
h. Irigasi/ pencucian : 1000 cc
i. Suction : 1300 cc
j. Dipasang folley cateter no 18 cm, warna urin kuning
III. Analisa Data Intra Operasi

No. Data Etiologi Masalah


1. DS : Sectio Alta
DO : ↓
- Dilakukan insisi Luka terbuka pada bagian
pembedahan sectio bawah abdomen
alta ↓
- Klien dengan Port d’entry Mikroorganisme Risiko infeksi
pengaruh obat berkembang dalam jaringan
anestesi tubuh
- Jenis luka bersih ↓
- Adanya luka Resiko infeksi
terbuka pada usus
besar sebelah kiri
- Ditemukan batu
sebesar 52 mm/ 5,2
cm
2. DS : Operasi di daerah abdomen
DO : ↓
- Klien dalam Posisi supine saat proses
pengaruh obat operasi Risiko kerusakan
anestesi ↓ integritas kulit
- Klien dalam posisi Penekanan pada bagian
terlentang selama bagian tubuh yang menonjol
operasi ↓
- Operasi dilakukan Sirkulasi pada jaringan yang
1 jam tertekan terganggu

Resiko kerusakan
integritas kulit
3. DS : Proses Operasi
DO : ↓
- Klien dalam Pemakaian alat penunjang Risiko cedera
pengaruh anestesi operasi ESU (electro surgical (Jatuh, elektrik,
- Klien terpasang unit),kasa,jarum, instrumen luka bakar,
neutral plate di bedah. tertinggal benda
ekstremitas bawah ↓ asing )
di kaki kiri Resiko cedera
- Penggunaan
instrumen bedah,
kassa, jarum dan
pengunaan ESU
saat tindakan SA

IV. Diagnosa Keperawatan Intra Operatif


1. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
2. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan penekanan pada bagian
tubuh yang menonjol
3. Risiko cedera (jatuh elektrik, luka bakar, tertinggal benda asing berhubungan
dengan pemakaian alat penunjang operasi
V. Intervensi Intra Operatif
No. Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan 1. Laksanakan prinsip aseptik dan menjaga 1. Menjaga keseterilan lingkungan
dengan prosedur invasif tindakan keperawatan , agar tidak terjadi kesalahan selama dan alat penunjang.
tidak terjadi infeksi dgn operasi berlangsung 2. Mengurangi timbulnya mikro
kriteria: 2. Lakukakan cuci tangan sebelum dan organisme di daerah abdomen.
 Tidak ada tanda sesudah melakukan tindakan , memakai 3. Menjaga kesetrilan operasi.
tanda infeksi gaun operasi 4. Mengurangi timbulnya
3. Lakukan preparasi kulit area operasi mikroorganisme.
sesuai prosedur.
4. Lakukan draping dengan tehnik yang 5. Mengurangi kontaminasi dari
benar dengan mempertahankan udara / lingkungan.
keseterilan.
5. Buang sisa/ bekas kassa yang 6. Antibiotik untuk membunuh
terkontaminasi pada meja dan dilakukan mikroorganisme.
penghitungan kassa yang selanjutnya di 7. Mengurangi resiko infeksi.
buang di ketempat sampah medis
6. Batasi personil di kamar operasi (maks 10
orang)

7. Kolaborasi pemberian antibiotik


profilaksis pre op
8. Pertahankan sterilitas alat instrurmen
area op selama berlangsung
9. Tutup luka op dengan tehnik steril

2. Resiko gangguan integritas Setelah dilakukan 1. Atur posisi dengan benar. 1. Mengikuti anatomi tubuh.
kulit berhubungan dengan tindakan keperawatan
penekanan pada bagian tubuh gangguan integritas kulit 2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih 2. Kulit yang bersih dan kering dapat
yang menonjol tidak terjadi dengan, dan kering menghindarkan
kriteria hasil : berkembangbiaknya
- Tidak ada ruam 3. Catat apabila ada kemerahan , lecet pada mikroorganisme dikulit.
merah dan lecet kulit klien.
pada kulit 3. Kemerahan merupakan tanda salah
No. Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
4. Berikan posisi penganjal untuk sikut, satu bagian tubuh yang tertekan
tumit, lengan, kaki yang mengurangi dan terhambat sirkulasinya
tekanan pada luka
4. Tekanan pada luka dapat
5. Setelah operasi selesai, bersihkan kulit mengahmbat vaskularisasi yang
klien dari sisa darah dan cairan preparasi dibutuhkan untuk penyembuhan
luka

5. Mengurangi terjadinya iritasi pada


kulit klien
3. Resiko cedera (jatuh elektrik, Setelah dilakukan 1. Lepaskan perhiasian logam saat 1. Logam pengantar listrik yang baik
luka bakar, tertinggal benda tindakan keperawatan preoprasi 2. Menghindari kesalahan klien,
asing berhubungan dengan resiko cedera tidak 2. Periksa identitas klien, pastikan secara tindakan dan area operasi
pemakaian alat penunjang terjadi. verbal nama, tindakan operasi dan area 3. Mengurangi resiko jatuh
operasi Dengan kriteria hasil : operasi 4. Mengindari cedera jatuh pada
- Tidak ada benda / 3. Posisikan klien dengan benar klien
instrumen tertinggal 4. Jangan tinggalkan klien sendiri 5. Menghindari efek elektrik saat
d ui rongga /pastikan pengatur posisi penahan pemakaian monopolar
abdomen terpiksasi dengan benar 6. Air sebagai konduktor
- Tidak terjadi luka 5. Pastikan neutral plate terpasang dengan 7. Klien safety
bakar, klien tidak benar 8. Pendokumentasian untuk
jatuh, tidak terjadi 6. Menjaga agar tubuh pasien tetap intervensi selanjutnya
trauma elektrik pada kering.
klien. 7. Lakukan pengitungan kassa ,jarum, dan
instrumen dengan benar
8. Catat kassa / implan yang sengaja
ditinggalkan dalam tubuh klien
4. Implementasi Intra Operative
Paraf
Hari /
No. Implementasi Evaluasi /Nama
Tanggal/ jam
perawat
1. Selasa, 1. Melaksanakan prinsip S:-
09/01/2018 aseptik dan menjaga O:
Jam : 11.15 wib agar tidak terjadi - Menyiapkan instrumen
pelanggaran selama dengan menggunakan
operasi tehnik steril.
2. Melakukan cuci tangan - Sterilitas alat instrumen
sebelum dan sesudah dan area operasi terjaga
melakukan tindakan, sampai operasi selesai.
memakai gaun operasi - Sisa kassa yang
dengan cara yang terkontaminasi dihitung
benar. serta dibuang ketempat
3. Melakukan preperasi sampah medis.
dan dekontaminasi
daerah abdomen A : Masalah teratasi sebagian
mengunakan Providone
Iodine 10% dan Nacl
oleh team bedah. P : Lanjutkan Intervensi
4. Melakukan drapping diruangan
dengan teknik yang - Lakukan cuci tangan 6
benar dengan langkah pada 5 moment
mempertahankan - Lakukan perawatan luka
keseterilan. dengan teknik aseptic
5. Membuang sisa/bekas - Evaluasi luka incisi
kassa yang - Evaluasi jumlah
terkontaminasi ke perdarahan
tempat penghitungan - Kolaborasi dalam
kasaa yang selanjutnya pemberian antibiotik
dibuang ke tempat
sampah medis.
6. Mempertahankan
sterilitas alat instrumen
dan area operasi selama
operasi berlangsung.
7. Berkolaborasi dalam
pemberian antibiotik
provilaksis preoperasi.
8. Menutup luka operasi
dengan tehnik steril.

2. Selasa, 1. Mengatur posisi dengan S : -


09/01/2018 benar. O:
Jam : 12.10 wib 2. Setelah operasi selesai, - Klien pada posisi
membersihkan kulit supine
klien dari sisa darah - Tidak ada ruam dan
dan cairan preperasi. lecet pada kulit klien.
- Kulit klien bersih tidak
Paraf
Hari /
No. Implementasi Evaluasi /Nama
Tanggal/ jam
perawat
ada sisa darah dan
cairan preperasi yang
menempel dibadan
klien.
A : Masalah teratasi.
P : Lanjutkan intervensi
Diruang pemulihan.
- Memposisikan klien
dengan benar.
3. Selasa, 1. Melepaskan perhiasan S:
09/01/2018 logam sebelum operasi. - Circulating nurse
Jam : 12.15 2. Memeriksa identitas melakukan sign in dan
WIB klien, pastikan secara membacakan time out
verbal nama, pastikan sebelum operasi
operasi dan area dimulai.
operasi.  Nama : Tn. U
3. Memposisikan klien  Umur : 65 thn
dengan benar.  Tindakan OP :
4. Memasang neutral plate Sectio Alta
dengan benar.  dr.operator : dr.
5. Menjaga agar tubuh Danny SpB
pasien tetap kering.  Asisten I:
6. Menghitung kassa, Br Amin
jarum, dan instrument  Scrub nurse:
dengan benar bersama Br. Pebri
circulating nurse dan  Circulating Nurse
tim operasi yang lain. Ns. Ridha
 Anestesi ;
dr.Nurhadi,
Sp.An
 Perawat Anestesi
Br. Failin
- O : Neutral plate
terpasang di tibia kanan.
- Kassa 40 lembar, terpakai
: 30 lembar
- Pisau No 24 (1)
- Jarum 5
- Menggunakan instrumen
set Appendectomy
A : Masalah teratasi.
P : Lanjutkan intervensi
- Cek ulang kesesuaian
jumlah pemakaian benda
tajam, kassa dan
kelengkapan intrumen
C. Asuhan Keperawatan Post Operatif
I. Pengkajian
- Nama/ Umur : Tn. U (65 tahun)
- Ruangan : R.Fajar
- No. Rekam Medis : SA. 184575
II. Data Perawatan Post Operatif
Klien keluar kamar operasi dan pindah ke RR jam 12.30 WIB menggunakan
brankar.
a. Keluhan nyeri : klien mengeluh nyeri di area luka operasi
b. Kondisi kulit : hangat
c. Kesadaran : klien mengatakan masih mengantuk (masih dalam pengaruh
obat anestesi)
d. Tanda – tanda vital: TD: 140/90 mmHg, SpO₂: 99%, HR:84 x/menit
e. Terapi dokter :
- Klien tidak puasa
- Diet Nasi
- Infus RL 20 gtt/ menit
- Ceftriaxone 3 x 1 gr IV
- Ketorolax 3 x 1 amp
- Ranitidine 1 x 4 mg
f. Klasifikasi :
1. Jenis luka : Kotor
2. Jenis Tindakan Operasi : Besar
3. Jenis Anestesi : NU
g. Set Instrument : Set App
h. Posisi Klien : Supine
i. Terpasang NGT No. 16
j. Penggunaan kassa dan benda tajam
- Jarum operasi :5
- Kassa : 30 lembar
- Pisau :1
k. Pemeriksaan lengkap: -
III. Analisis Data Post Operatif
No Data Etiologi Masalah
1. DS: Adanya luka post operasi Secto Alta
klien mengeluh nyeri di area luka ↓
operasi Luka Insisi
DO: ↓
- Post operasi SA dengan Terputusnya kontinuitas jaringan
panjang luka operasi ± ____cm ↓
dan masih basah dijahit dengan Pelepasan mediator kimia
mengunakan benang absorb
bable ditutup dengan

Aktivasi nosiceptor (histamin,
menggunakan dariatule dan Nyeri
bradikinin, prostaglandin, serotinin)
kassa kering difiksasi dengan
menggunakan hypavix ↓
- Klien tampak lemah (masih Dihantarkan ke medulla spinalis
dalam pengaruh obat anestesi) ↓
- Klien tampak mengantuk Hipotalamus dan sistem limbik di
- TD: 130/ 84 mmHg; RR: 20 otak
x/menit; SpO₂: 100% ↓
- Skala nyeri 4 (1-10). Nyeri dipersepsikan
- Terpasang kateter urin no 18,
output____cc

Nyeri
2. DS : -
DO :
- Post operasi SA dengan Adanya luka post operasi SA
panjang luka operasi ± ____cm

dan masih basah dijahit dengan
Terputusnya kontinuitas jaringan
mengunakan benang absorb
↓ Risiko
bable ditutup dengan
Port d’entry Mikroorganisme Infeksi
menggunakan dariatule dan berkembang dalam jaringan tubuh
kassa kering difiksasi dengan

menggunakan hypavix
Risiko infeksi
- TD: 130/ 84 mmHg; RR: 20
x/menit; SpO₂: 100%
- Terpasang kateter urin no 18

IV. Diagnosa Keperawatan Post Operatif


1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kuntinuitas jaringan
2. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya luka post operasi SA.
V. Intervensi Post Operative
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri berhubungan dengan Nyeri dapat teratasi dengan kriteria 1. Observasi tanda-tanda vital 1. Mengetahui peningkatan TTV pada saat
terputusnya kuntinuitas hasil: nyeri bertambah dengan peningkatan
jaringan  klien melaporkan nyeri berkurang respirasi dan nadi mengindikasikan nyeri
dengan skala 2 – 3 yang masih dirasakan klien
 ekspresi wajah tenang 2. Kaji tingkat nyeri, lokasi dan 2. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri
 klien dapat beristirahat dan tidur karasteristik nyeri. dan merupakan indiaktor secara dini untuk
dapat memberikan tindakan selanjutnya
3. Jelaskan pada klien tentang penyebab 3. Informasi yang tepat dapat menurunkan
nyeri tingkat kecemasan klien dan menambah
pengetahuan klien tentang nyeri.
4. Ajarkan tehnik relaksasi napas dalam 4. Meningkatkan relaksasi dan dapat
dan distraksi dengan mengajak klien meningkatkan kemampuan koping dan napas
berkomunikasi dan atau menganjurkan dalam dapat menghirup O2 secara adequate
keluarga untuk mendampingi klien dan sehingga otot-otot menjadi relaksasi sehingga
mengajak klien mengobrol dapat mengurangi rasa nyeri.
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam 5. Sebagai profilaksis untuk dapat
pemberian analgetik (premedikasi) menghilangkan rasa nyeri.
2. Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindaka selama 1 x 1. Pertahankan teknik aseptik 1. Mencegah masuk dan menyebarnya
dengan terputusnya 24 jam, infeksi tidak terjadi dengan mikroorganisme.
kontinuitas jaringan kriteria hasil: 2. Batasi pengunjung bila perlu dan cuci 2. Mengurangi paparan terhadap
-  Klien bebas dari tanda dan gejala tangan setiap sebelum dan sesudah mikroorganisme dari luar dan cuci tangan
infeksi kontak dengan pasien dapat mengurangi terpaparnya
 Menunjukkan kemampuan untuk 3. Kolaborasi dengan perawat ruangan mikroorganisme dan mencegah terjadinya
mencegah timbulnya infeksi untuk melakukan perawatan luka infeksi nosokomial.
 Jumlah leukosit dalam batas dengan teknik aseptik dan antiseptik 3. Menjaga agar luka tetap bersih dan
normal menghambat pertumbuhan mikroorganime
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pada luka dan mencegah infeksi
pemberian antibiotik nosokomial.
5. Memantau tanda dan gejala infeksi 4. Antibiotik untuk membunuh
mikroorganisme.
5. Mengetahui tanda – tanda infeksi sejak
dini.
VI. Implementasi dan Evaluasi Post Operatif

Paraf
Hari / Tanggal/
Dx Implementasi Evaluasi /Nama
Jam
Perawat
1 & 2. Selasa, 09 1. Mengajarkan teknik S:
Januari 2018 distraksi napas Klien mengatakan nyeri
Jam 14.30 – 14. dalam dan relaksasi diperut kiri
45 2. Mencuci tangan O:
setiap sebelum dan - Klien tampak masih
sesudah tindakan mengantuk
keperawatan - Klien masih tampak
3. Memonitor tanda lemah
dan gejala infeksi - TD: 130/ 80 mmHg; RR:
4. Memonitor adanya 22 x/menit; SpO₂: 100%
luka tambahan - Terdapat luka operasi
5. Mengkaji suhu yang ditutup kassa
badan pada klien dengan panjang ___cm
- Terpasang folley kateter
no 18 yang tersambug
dengan urin bag, warna
urin kuning sebanyak___
cc
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai