Anda di halaman 1dari 18

RESUME LENGKAP

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.K DENGAN SINUSITIS KRONIS PADA


TINDAKAN POLIPEKTOMI NASAL DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUP
MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

Oleh :
Nama : Rizkia Pramadani
NIM : 22222063

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


IkesT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2022
RESUME PADA PASIEN DENGAN RSK DENGAN POLIP DI RSUP MOHAMMAD
HOESIN PALEMBANG SUMATERA SELATAN

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. K
Umur : 61 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Pendidikan : SMA
No MR : 0001231961
Diagnosa Medik : RSK dengan Polip

Tanggal Pengkajian : 14 Desember 2022

Datang ke OK : 12.00 WIB

Sign In : 13.20 WIB

2. Catatan Keperawatan

Pre Operasi

a. Rencana pembedahan
1) Diagnosa Medis : RSK dengan Polip
2) Prosedur Operasi : Nasal Polipectomy
3) Sifat Operasi : Elektif
4) Jenis Anastesi : Lokal
5) Tanda-tanda Vital : TD = 165/95, N = 101 x/mnt, RR = 15x/menit,
S = 36,50 C
6) Riwayat Penyakit Terdahulu : Sinusitis
7) Tingkat Kesadaran : E = 4, V = 5, M = 6
8) Riwayat Operasi : tidak ada
9) Pem. Lab & Penunjang : Laboratorium, Rotgen Dada

b. Persiapan Pasien
1) Identitas & gelang pasien : Sesuai
2) Informed Consent Anastesi & Bedah : Ada
3) Periksa Jenis dan Lokasi Bedah : Ada
4) Site Marking : Ada
5) Puasa/makan & minum terakhir : 04.40 WIB
6) Huknah/Lavement : dilakukan
7) Persiapan Kulit (cukur) : tidak dilakukan
8) Personal Hygiene (mandi/keramas) : Dilakukan
9) Pengosongan Kandung Kemih : Dilakukan

Intra Operasi
a. Pengaturan Posisi : terlentang
b. Perhitungan Instrumen Operasi :
Tambahan
Hitungan Hitungan
No Jenis Alat/Bahan Selama
pertama Terakhir
Operasi
1. Kassa Steril 50 50
2. Pean/Bengkok 10/1 10/1
3. Gunting 1/1 1/1
Jaringan/Gunting
Benang
4. Pinset 2/2 2/2
Anatomis/Pinset
Chirurgis
Tidak ada
5. Towel Klem/Kom 6/1 6/1
6. Scapel mess/bisturi 2/2 2/2
7. Benang PGA Jarum 2 1/2
bulat
8. Benang Silk jarum 2 1/2
segitiga
9. Couter bedah 1 1
10. Alat endoskopi 1 1

c. jenis & jumlah cairan masuk : cairan infus koloid dan kristaloid (NaCl) 500 ml
d. jenis & jumlah cairan keluar : tidak ada
e. tindakan selama pembedahan :
pasien dipindahkan ke meja operasi dan diatur dengan posisi terlentang. Kemudian
pasien dianastesi umum (general) dengan intubasi ETT. Semua petugas Operasi
(dokter operator, asisten bedah, perawat instrumen) mencuci tangan steril dan
menggunakan APD steril. Dilakukan disinfeksi di area yang akan dioperasi
dengan betadine 10% dan alkohol, setelah itu dokter operator memulai operasi
dengan melakukan tindakan endoskopi pada bagian nasal. Setelah sumber polip
diketahui kemudian dokter melakukan insisi pada bagian polip dan memotong nya
dengan couter bedah melalui alat khusus. Kemudian dokter operator menginsisi
bagian sinus paranasal untuk mengeluarkan lendir dan cairan serta memotong
polip/benjolan pada area sinus paranasal. Setelah operasi selesai dilakukan dokter
operator dan asisten bedah membersihkan lagi jaringan sekitar tindakan operasi
dengan alkohol dan juga perawat intrumen menyiapkan pembalut dan juga alat
aseptik untuk membalut luka pasca operasi. Setelah selesai dokter anastesi
kemudian melakukan eksturbasi dan pasien diobservasi kesadarannya. Setelah
pasien sadar kemudian pasien dipindahkan ke bed dan pasien dipindahkan ke
ruang Recovery room untuk di observasi TTV dan kondisi nya dan juga
memastikan apakah terdapat perdarahan atau tidak.

Post Operasi
1. pengkajian Post Anastesia

Saat Setelah
Data Fokus
Diterima 15 Menit 30 menit 45 mnt 60 menit
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah 154/88 mmHg 134/80 - - 131/78
Nadi 101x/menit 88 - - 86
Suhu 36,00 36,2 - - 36,7
Saturasi Oksigen 96% 99% - - 99%
Pernapasan
Frekuensi 15 x/menit 17x/menit - - 18x/mnt
Irama Agak
Tidak teratur - - Teratur
teratur
Suara napas Bersih Bersih - - Bersih
Warna kulit dan Agak pucat Merah - - Merah
membran
muda Muda
mukosa
CRT <2 detik <2 detik - - < 2 detik
Kardiovaskular
Irama Jantung Teratur teratur - - Teratur
Denyut Jantung Kuat Kuat - - Kuat
Neurologi
Tingkat
Kesadaran 12 15 - - 15
(GCS)
Tingkat
Compos Compos
Kesadaran Somnolen - -
Mentis Mentis
(Kualitatif)
Output
Urin - - - - -
Muntah - - - - -
Irigasi - - - - -
Skala Nyeri DPO (dalam
Pengaruh 2 - - 2
Obat)
Aldrete Score
(skala
1 2 - - 2
pemulihan
anastesi)

Skor
Kriteria
0 1 2
aktivitas Tidak dapat Dua ekstermitas Seluruh
bergerak dapat digerakkan ekstermitas dapat
digerakkan
Respirasi Apneu/obstruksi Dangkal namun Dapat bernapas
pertukaran udara dalam dan batuk
adekuat
Sirkulasi Tekanan darah Tekanan darah Tekanan darah
menyimpang > 50 menyimpang 2-50 menyimpang < 20
mmHg dan mmHg dari mmHg dari
tekanan darah ore tekanan darah pre tekanan darah pre
anastesi Anastesi anastesi
Kesadaran Tidak berespon Bangun namun Sadar penuh
cepat kembali
tertidur
Saturasi Oksigen SaO2 < 90% SaO2 > 90% SaO2 > 90%
dengan O2 dengan O2 denga O2 ruangan
Tambahan tambahan

2. Kondisi Luka Pembedahan


Kondisi luka pembedahan Polipektomi Hidung bersih, dijahit dan dibalut dengan
rapih menggunakan kassa steril dan Hypafix

3. Data Fokus

a. Pra operasi

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan massa pada hidung
Data Subjektif :

- klien mengatakan kesulitan bernapas sekitar 2 tahun


- klien mengatakan hidungnya seperti terganjal

Data Objektif :

- Hasil Rotgen toraks menunjukkan adanya adanya polip cavium kanan dan
sinusitis frontalis bilateral, etho,oidalis bilateral, sphenoidalis kiri dan
maksilaris kanan
- Bernapas dengan bantuan mulut
- Retraksi dinding dada
- Kesulitan berbicara
- Saturasi 94%
-
Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran terhadap kegagalan tindakan
operasi
Data subjektif
- Pasien selalu menanyakan tindakan operasi yang dilakukan, bagaimana
caranya dan apa hasilnya setelah tindakan operasi
Data Objektif
- Pasien terlihat gelisah
- Pasien terlihat selalu melihat sekeliling
- Akral dingin
- Wajah terlihat pucat
- Tekanan darah : 165/95

b. Intra operasi

Resiko ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan tindakan Pembedahan

Data Objektif :

- Pasien berpuasa sebelum di operasi dari jam 05.00 Pagi


- Pasien mengalami sedikit perdarahan diukur dengan suction sekitar 100 ml
- Bibir pasien tampak kering dan pucat
- Klien terpasang infus koloid dan kristaloid sebagai pengganti intake cairan

Data Subjektif
- Klien mengatakan telah berpuasa dari jam setengah 5 pagi.

Resiko Infeksi berhubungan dengan tindakan insisi


Data Subjektif : -
Data Objektif :
- Dilakukan tindakan insisi pada bagian nasal
- Pintu operasi seringkali terbuka
- Terdapat alat endoskopi dan instumen operasi yang masuk ke dalam sinus
paranasal
- Penggunaan instrumen yang sama dalam satu waktu yang terkontaminasi dengan
udara di ruangan operasi.

c. Post Operasi
Resiko Hipotermi berhubungan dengan lingkungan bersuhu dingin

Data Subjektif
- pasien mengatakan dingin

Data Objektif
- klien dilakukan pembedahan dan keluar darah
- klien tampak menggunakan baju operasi yang tipis
- kulit klien teraba dingin dan sedikit pucat
- suhu tubuh : 36o

B. Diagnosa Keperawatan
Pre Operatif
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan massa pada hidung
2. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran terhadap kegagalan tindakan operasi
Intra Operatif
3. Resiko ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan tindakan Pembedahan

4. Resiko Infeksi berhubungan dengan tindakan insisi


Post Operatif
5. Resiko Hipotermi berhubungan dengan lingkungan bersuhu dingin

C. Analisa Data
No Data Fokus Problem Masalah
Pre operatif
1. Infeksi virus dsn bakteri Bersihan jalan
Data Subjektif :
nafas tidak efektif
- klien mengatakan
Infeksi pada sinus berhubungan
kesulitan bernapas
dengan massa pada
sekitar 2 tahun
Peradangan pada sinus hidung
- klien mengatakan
hidungnya seperti
Kenaikan produksi sputum
terganjal

Data Objektif : Sputum mengental dan


mengering
- Hasil Rotgen toraks
menunjukkan adanya
adanya polip cavium Obstruksi jalan napas
kanan dan sinusitis
frontalis bilateral, Bersihan jalan napas tidak
etho,oidalis bilateral, efektif
sphenoidalis kiri dan
maksilaris kanan
- Bernapas dengan
bantuan mulut
- Retraksi dinding dada
- Kesulitan berbicara
- Saturasi 94%

2. Data subjektif Infeksi virus dsn bakteri Ansietas


- Pasien selalu berhubungan
menanyakan tindakan Infeksi pada sinus dengan
operasi yang dilakukan, kekhawatiran
bagaimana caranya dan Peradangan pada sinus terhadap kegagalan
apa hasilnya setelah tindakan operasi
tindakan operasi Adanya sumbatan
Data Objektif menyebabkan tindakan
- Pasien terlihat gelisah invasif polipektomi
- Pasien terlihat selalu
melihat sekeliling Kecemasan akan operasi
- Akral dingin
- Wajah terlihat pucat Ansietas
- Tekanan darah : 165/95

Intra Operatif
3. Data Objektif : Infeksi virus dsn bakteri Resiko

- Pasien berpuasa sebelum ketidakseimbangan

di operasi dari jam 05.00 Infeksi pada sinus Cairan

Pagi berhubungan

- Pasien mengalami Peradangan pada sinus dengan tindakan


sedikit perdarahan Pembedahan
diukur dengan suction Adanya sumbatan
sekitar 100 ml menyebabkan tindakan
- Bibir pasien tampak invasif polipektomi
kering dan pucat
- Klien terpasang infus Prosedur pembedahan
koloid dan kristaloid
sebagai pengganti intake Puasa sebelum operasi
cairan
Risiko ketidakseimbangan
Data Subjektif : cairan
- Klien mengatakan telah
berpuasa dari jam
setengah 5 pagi.

4. Data Subjektif : - Infeksi virus dsn bakteri Resiko Infeksi


Data Objektif : berhubungan
- Dilakukan tindakan insisi Infeksi pada sinus dengan tindakan
pada bagian nasal insisi
- Pintu operasi seringkali Peradangan pada sinus
terbuka
- Terdapat alat endoskopi Adanya sumbatan
dan instumen operasi menyebabkan tindakan
yang masuk ke dalam invasif polipektomi
sinus paranasal
- Penggunaan instrumen Prosedur pembedahan
yang sama dalam satu
waktu yang Port the way kuman
terkontaminasi dengan
udara di ruangan operasi. Resiko Infeksi

Post Operatif
5. Data Subjektif Infeksi virus dsn bakteri Resiko Hipotermi
- pasien mengatakan berhubungan
dingin
Infeksi pada sinus dengan lingkungan
Data Objektif bersuhu dingin
- klien dilakukan Peradangan pada sinus
pembedahan dan keluar
darah Adanya sumbatan
- klien tampak menyebabkan tindakan
menggunakan baju invasif polipektomi
operasi yang tipis
- kulit klien teraba dingin Prosedur pembedahan
dan sedikit pucat
- suhu tubuh : 36o paparan lingkungan dingin

risiko Hipotermi

D. Diagnosa dan Intervensi

Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
Pre Operatif
1. Bersihan jalan Setelah tindakan Managemen Napas 1. memantau pernapasan
nafas tidak keperawatan 1. Memonitor pola dapat membantu
selama pre operatif napas (frekuensi, mengetahui penyebab
efektif diharapkan jalan kedalam dan usaha dan tindakan tepat
berhubungan nafas dapat efektif napas) yang akan dilakukan
dengan massa dengan KH : 2. Memonitor bunyi 2. Memonitor bunyi
outcome B A napas tambahan napas tambahan untuk
pada hidung Frekuens 2 4 3. Mempertahankan memastikan apakah
i napas
kepatenan jalan perlu dilakukan
Pola 2 4
napas
napas dengan head tindakan penghisapan
gelisah 2 4 tift chin lift atau tindakan
4. Memposisikan pemberian bantuan
Ket : pasien semi fowler jalan napas lainnya
B = sebelum 5. Memberikan O2 3. Posisi Head Tift Chin
A = setelah sebagai bantuan Lift dapat membantu
1 = memburuk pernapasan membuka jalan napas
2 = cukup pasien
memburuk 4. Posisi semi fowler
3 = sedang dapat membuka jalan
4 = cukup membaik napas pada pasien
5 = membaik 5. Pemberian O2
tambahan dapat
membantu menambah
kelancaran input
oksigen dalam tubuh
pasien dan
mengurangi sesak
2. Ansietas Setelah tindakan Reduksi Ansietas : 1. Identifikasi dapat
berhubungan keperawatan 1. Identifikasi saat berguna untuk
selama pre op tingkat ansietas mengenali tindakan
dengan
diharapkan ansietas berubah yang tepat sebagai
kekhawatiran berkurang dengan 2. Monitor tanda- sarana pengurangan
terhadap kriteria hasil : tanda ansietas kecemasan
outcome B A 3. Ciptakan suasana 2. Monitor tanda
kegagalan Perilaku 2 4 teraupetik ansietas dapat
tindakan gelisah
4. Pahami situasi yang membantu mengenali
Verbalisasi 2 4
operasi kebingunga
membuat ansietas kapan dan bentuk
n 5. Motivasi ansietas yang dialami
pucat 2 4 mengidentifikasi pasien
Tremor 2 4 situasi yang 3. Suasana teraupetik
memicu kecemasan dapat mengurangi
Ket : 6. Mendiskusikan rasa tegang
B = sebelum dengan pasien 4. Dengan memahami
A = setelah perencanaan situasi pasien akan
1 = meningkat terhadap tindakan merasa didengarkan
2 = cukup yang akan dan percaya pada
meningkat dilakukan pasien pemberi asuhan
3 = sedang 7. Jelaskan prosedur 5. Menjelaskan
4 = cukup menurun termasuk sensasi tindakan/prosedur
5 = menurun yang mungkin yang akan dilakukan
dialami dapat membuat pasien
8. Ajarkan pasien lebih memahami
untuk relaksasi tindakan yang akan
dengan menarik dilakukan dan
napas dalam. mengurangi rasa
cemas.
6. Teknik relaksasi
dapat mengurangi
kecemasan dan
menurunkan TD
Intra Operatif
3. Resiko Setelah tindakan
ketidakseimba keperawatan Pemantauan Cairan 1. brakikardi dapat
ngan Cairan selama operasi, 1. memonitor frekuensi berarti penurunan
diharapkan dan kekuatan nadi kemampuan jantung
berhubungan
kesembangan 2. memonitor frekuensi dalam memompa
dengan cairan dapat napas darah dan takikardi
tindakan terpenuhi dengan 3. memonitor tekanan dapat berarti
krieria hasil : darah pemompaan ekstra
Pembedahan
outcome B A 4. memonitor jumlah, pada jantung
Asupan 2 4 warna dan berat jenis 2. nafas cepat dapat
cairan
urin mengindikasikan
Kelembapa 2 4
n mukosa
5. monitor tanda-tanda penurunan kadar
Pucat 2 4 hipervolemia cairan dalam tubuh
Turgor 2 4 6. identifikasi faktor risiko
kulit ketidakseimbangan
cairan
Ket : 7. dokumentasikan hasil
B = sebelum pemantauan
A = setelah 8. berkolaborasi dalam
1 = memburuk penentuan pemberian
2 = cukup asupan cairan tambahan
memburuk
3 = sedang
4 = cukup membaik
5 = membaik
4. Resiko Infeksi Setelah tindakan
berhubungan keperawatan Pencegahan Infeksi 1. memonitor tanda dan
selama intraoperasi 1. monitor tanda dan gejala infeksi dapat
dengan
diharapkan tingkat gejala infeksi lokal dan membantu
tindakan insisi infeksi menurun / sistematik mempersiapkan
menghilang dengan 2. mencuci tangan tindakan yang tepat
kriteria hasil : sebelum dan sesudah dalam tindakan
outcome B A kontak dengan pasien pencegahan infeksi
Demam 3 1 dan lingkungan pasien dan terapi yang tepat
Kemerahan 3 1
3. mempertahankan 2. mencuci tangan dapat
Drainase 3 1
purulen
tindakan aseptik pada membunuh kuman dan
Menggigil 3 1 pasien beresiko tinggi virus pada area tangan
4. menutup akses keluar 3. tindakan aseptik dapat
Ket : 5. memberikan antibiotik/ mengurangi masuknya
B = sebelum jika perlu virus dan bakteri pada
A = setelah luka insisi
1 = meningkat 4. akses luar dapat
2 = cukup mengakibatkan udara
meningkat di luar ruangan operasi
3 = sedang masuk sehingga
4 = cukup menurun membawa kuman dan
5 = menurun virus
Post Operatif
5. Resiko Setelah dilakukan
Hipotermi tindakan Managemen 1. memonitor suhu tubuh
keperawatan Hipotermia untuk memastikan
berhubungan
selama post operasi 1. monitor suhu tubuh apakah suhu tubuh
dengan diharapkan 2. mengidentifikasi dalam batas normal
lingkungan termogulasi penyebab hipotermi 2. monitor tanda dan
membaik dengan 3. monitor tanda dan gejala untuk
bersuhu
kriteria hasil : gejala hipotermi mengetahui kemajuan
dingin outcome B A pada pasien pemberian asuhan
Menggigil 1 4 4. sediakan 3. menggunakan alat
pucat 1 4
lingkungan yang seperti blower warmer
Brakikardi 1 4
hangat dapat membantu
Dasar kuku 1 4
cyanotic (menggunakan mengkondisikan area
Suhu kulit* 2 4 blower warmer) tempat tidur pasien
Pengisian 2 4 5. lakukan agar tetap hangat
kapiler* penghangatan pasif
6. lankukan
Ket : pengamatan aktif
B = sebelum eksternal
A = setelah
1 = meningkat
2 = cukup
meningkat
3 = sedang
4 = cukup menurun
5 = menurun

(*)
1 = memburuk
2 = cukup
memburuk
3 = sedang
4 = cukup membaik
5 = membaik

E. Implementasi
No diagnosa Implementasi Jam Evaluasi
Pre Operatif
S:
1. 1. Memonitor pola napas 12.00-
Bersihan jalan Pasien mengatakan
(frekuensi, kedalam 12.20
nafas tidak efektif setelah diberikan
dan usaha napas)
bantuan oksigen tidak
berhubungan 2. Memonitor bunyi merasa sesak
dengan massa napas tambahan
3. Mempertahankan O:
pada hidung kepatenan jalan napas
dengan head tift chin 1. Frekuensi nafas
menjadi 18x/menit
lift
2. Pola napas cukup
4. Memposisikan pasien teratur
semi fowler 3. Gelisah berkurang
5. Memberikan O2 4. Bernapas kadang-
sebagai bantuan kadang masih
pernapasan dibantu oleh mulut

A:

Bersihan jalan napas


tidak efektif
diakibatkan adanya
polip dan sinusitis pada
sinus paranasal pasien
sehingga pasien
kesulitan bernapas

P:

Tetap melakukan
pemantauan pada kadar
SPO2 dan frekuensi
napas untuk mencegah
sesak dan kelancaran
tindakan operasi

2. Ansietas 1. mengidentifikasi saat 12.30- S:


tingkat ansietas 13.00
berhubungan Pasien mengatakan
berubah
dengan Sudah bisa sedikit
2. Monitor tanda-tanda tenang dan tidak deg-
kekhawatiran ansietas degkan. Pasien
terhadap 3. menciptakan suasana mengatakan ini adalah
teraupetik operasi pertama
kegagalan kalinya sehingga ia
4. memahami situasi
tindakan operasi yang membuat sedikit gugup
ansietas
5. Memotivasi
mengidentifikasi O:
situasi yang memicu
kecemasan 1. verbalisasi
kebingungan dan
6. Mendiskusikan selalu bertanya
dengan pasien berkurang
perencanaan terhadap 2. tremor berkurang
tindakan yang akan 3. gelisah berkurang
dilakukan pasien 4. tekanan darah
7. menjelaskan menurun menjadi
139/76 mmHg
prosedur termasuk
sensasi yang A:
mungkin dialami
8. mengajarkan pasien Ansietas dapat
untuk relaksasi disebabkan karena
dengan menarik pasien baru mengalami
operasi satu kali
napas dalam.
seumur hidupnya dan
ketakutan akan
kegagalan pada
jalannya operasi

P:

Tetap melihat respon


kecemasan pasien dan
menenangkan pasien
Intra Operatif
3. Resiko 1. memonitor frekuensi Selama S :-
dan kekuatan nadi operasi
ketidakseimbangan
2. memonitor frekuensi
Cairan O:
napas
berhubungan 3. memonitor tekanan 1. Frekuensi nafas
dengan tindakan darah menjadi 14x/menit
4. memonitor jumlah, 2. Nadi 67x/menit
Pembedahan 3. Mukosa masih
warna dan berat jenis
urin sedikit pucat
4. Turgor kulit
5. memonitor tanda- membaik
tanda hipervolemia
6. mengidentifikasi A:
faktor risiko
ketidakseimbangan Ketidakseimbangan
cairan cairan dapat
diakibatkan karena
7. mendokumentasikan berpuasa dan tindakan
hasil pemantauan insisi yang
8. berkolaborasi dalam menyebabkan
penentuan pemberian perdarahan
asupan cairan
tambahan P:

Follow up TTV dan


adanya resiko
perdarahan selama
operasi dan sesudah
operasi.

4. Resiko Infeksi 1. memonitor tanda Selama S :-


dan gejala infeksi operasi
berhubungan
lokal dan sistematik (dari
dengan tindakan jam O:
2. mencuci tangan
13.20)
insisi sebelum dan 1. tidak ada demam
sesudah kontak 2. tidak ada
dengan pasien dan kemerahan
lingkungan pasien 3. tidak terdapat
3. mempertahankan tanda-tanda adanya
drainase purulen
tindakan aseptik 4. pasien masih
pada pasien menggigil
beresiko tinggi
4. menutup akses A:
keluar
5. memberikan Resiko infeksi dapat
terjadi karena terdapat
antibiotik/ jika perlu paparan dari udara luar
dan tindakan membuka
jaringan tubuh (insisi)

P:

Follow up tindakan
aseptik selama operasi

Post Operasi

5. Resiko Hipotermi 1. memonitor suhu Sign out S :


tubuh (16.00
berhubungan Pasien mengatakan
2. mengidentifikasi WIB)
dengan lingkungan tidak merasa terlalu
penyebab hipotermi menggigil lagi dan
bersuhu dingin 3. monitor tanda dan sedikit merasa nyaman
gejala hipotermi
pada pasien
4. menyediakan O:
lingkungan yang 1. menggigil
hangat berkurang
(menggunakan 2. pucat berkurang
blower warmer) 3. brakikardi
5. melakukan menghilang
penghangatan pasif 4. suhu kulit stabil
(memberikan selimut 5. pengisian kapiler
meningkat
dua lapis dan
memakaikan baju) A:
6. melakukan
pengamatan aktif Adanya hipotermi
eksternal (mengajak dapat terjadi karena
suhu ruangan dan
pasien berbicara dan
lingkungan tempat
menganjurkan pasien operasi
membuka mata dan
bergerak sedikit P:
demi sedikit)
Follow up suhu tubuh
pasien

Anda mungkin juga menyukai