KELOMPOK 3: DEA AGASHA (17D10063) I GD PRATISTHA YUDHA AMBARA BRAHMANATA (17D10073) I KETUT YOGA SUPUTRA (17D10075) KADEK ARY KUMARA RATIH (17D10077) NI KADEK AYU SINTIA DEWI (17D10083) NI KADEK ARYAWATI (17D10084) NI KOMANG AYU PUSPAWATI (17D10086) NI KOMANG DIAN SEKARYANI (17D10087) NI KETUT FEBRIYANTI (17D10089) NI LUH DESI PURNAMA SARI (17D10090) NI LUH PUTU EKA PERTIWI (17D10091) NI WAYAN MITA AGUSTINI (17D10106) PUTU DENEIRA ANGGITHA IRAWAN (17D10107) PUTU JUAN FERNANDA WIRATAMA (17D10108) GAGAL GINJAL KRONIK
Kidney Disease Improving Global Outcome (KDIGO)
mendefinisikan penyakit ginjal kronik sebagai kerusakan
ginjal lebih dari tiga bulan dengan kelainan ginjal secara struktural atau fungsional dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR) atau GFR<60 ml/min/1.73 m2 (Smart et al., 2013). CONT…
Penyakit ginjal kronik berkaitan erat dengan proses
degeneratif sebagai akibat dari kemunduran atau kerusakan fungsi organ-organ tubuh.
Penyakit degeneratif yang berhubungan dengan
meningkatnya kejadian penyakit ginjal kronik antara lain diabetes mellitus,hipertensi, penyakit jantung koroner, dan penyakit metabolik lainnya yang dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal. CONT…
Selain penyakit degeneratif, gaya hidup tidak
sehat, budaya, dan perubahan status sosial ekonomi juga memberikan dampak terhadap peningkatan angka kejadian penyakit ginjal kronis (PERNEFRI,2003). TERAPI MEDIKAL HEMODIALISIS
Hemodialisa adalah suatu prosedur dimana kotoran dibuang
dari dalam darah melalui ginjal buatan (mesin hemodialisa).
Prosedur ini digunakan untuk mengatasi keadaan dimana ginjal tidak mampu membuang kotoran tubuh (Des & Pearle, dalam Ratnawati, 2011).
Proses hemodialisis sangat membantu penderita penyakit ginjal
kronik, khususnya tahap terminal karena kondisi nefron hanya
15% yang berfungsi (gagal ginjal terminal atau tahap akhir) (Smeltzer & Bare, 2002). EFEK PSIKOLOGIS
Proses hemodialisis dilakukan sebagai upaya untuk
memperpanjang usia penderita. Klien GGK yang mengalami kelemahan fisik tidak mampu mengunjungi fasilitas kesehatan sendiri, sehingga diperlukan bantuan orang lain. Hal tersebut menyebabkan klien mengalami ketergantungan yang terus-menerus sampai keluarga tersebut mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari klien. CONT…
Family caregiver merupakan anggota keluarga
maupun kerabat pasien yang bertanggung jawab untuk merawat dan mendampingi pasien selama sakit.
Family caregiver yang merawat anggota keluarganya
yang menderita GGK yang menjalani hemodialisa juga
terkena dampak yang cukup menyulitkan yaitu emosional, sosial, fisik, dan keuangan. CONT…
Secara emosional (psikologis) respon yang muncul adalah marah, ketakutan,
kesal/kecewa, dan depresi.
Secara sosial adalah terbatasnya pergaulan dengan lingkungan sekitar,
hilangnya privacy, terganggunya pola tidur, dan terbatasnya kegiatan dengan
anggota keluarga yang lain.
Dampak yang terjadi pada fisik akibat lamanya memberikan bantuan adalah
arthritis, hipertensi, penyakit jantung, insomnia, sakit otot, dan kelelahan.
Dampak pada ekonomi adalah terjadinya ketidak stabilan keuangan karena
hemodialisa memerlukan biaya yang besar.
EFEK FISIOLOGIS
Kelemahan fisik yang dirasakan seperti mual, muntah,
nyeri, lemah otot, oedema adalah sebagian dari
manifestasi klinik dari pasien yang menjalani perawatan hemodialisa (Ratnawati, 2011). TERAPI KOMPLEMENTER TERAPI DIET
Diet gagal ginjal adalah diet atau pengaturan pola makan yang
dijalani oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna,
2012).
Tujuan mengatasi racun tubuh, mencegah terjadinya infeksi dan
peradangan, serta memperbaiki jaringan ginjal yang rusak.
Oleh karena itu pasien penyakit ginjal kronis, khususnya tahap
akhir, membutuhkan pengaturan nutrisi khusus dari beberapa
elemen kesehatan. CONT…
Pengaturan terutama difokuskan pada cairan,
garam, dan asupan protein.
Disamping itu, asupan vitamin, mineral dan kadar
kalium dalam tubuh juga perlu mendapat
perhatian (Hakim, 2014). EFEK PSIKOLOGIS
Perilaku yang benar dalam diet gagal ginjal kronik cukup
sulit dan sukar diikuti oleh pasien, diet yang dilakukan harus mencapai kalori yang cukup. Hal itu penting untuk diperhatikan, sebab perilaku diet yang salah pada penderita gagal ginjal akan berdampak pada penurunan fungsi ginjal sehingga frekuensi menjalani hemodialisa menjadi meningkat, hal itu tentunya menambah biaya dan waktu serta dapat meningkatkan stress bagi pasien (Rini, 2013). EFEK FISIOLOGIS
Dalam diet harus dipertimbangkan kandungan protein, natrium, dan
kalium pada makanan.
Kondisi uremik dan pembatasan diet yang berlebihan (terutama
protein) tanpa disertai jumlah energi yang cukup dapat menyebabkan
terjadinya malnutrisi (Syamsiah, 2011).
Kondisi hiperkalemia yang sebagian besar terjadi sebagai akibat dari
konsumsi buah berlebih pada pasien gagal ginjal juga memberikan
dampak pada terganggunya irama jantung yang berakhir pada respon fisik pasien cepat lelah serta gangguan pada saat aktifitas fisik ringan maupun sedang (Riyanto, 2011). TERIMA KASIH