Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

(PEMENUHAN KEBERSIHAN PERORANGAN)

Nama Kelompok VIII :

Ari Suryo Prabowo 17D10006

Putu Linda Novi Yanti 17D10051

Putu Rama Pratama Karma 17D10052

I Gede Arta Wira Kusuma 17D10072

Made Fitri Srimulyani 17D10081

Ni Kadek Aryawati 17D10084

Ni Made Kusumastuti 17D10098

Ni Putu Dita Kusuma Handayani 17D10102

D-IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

2019
LAPORAN PENDAHULUAN

(PEMENUHAN KEBERSIHAN PERORANGAN)

A. KONSEP TEORI KEBUTUHAN


1. DEFINISI PERSONAL HYGIENE
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Hygiene personal atau kebersihan diri adalah
upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk
memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis.
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan
diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik
maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor,
diantaranya budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan pada
perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri (Aziz Alimul, 2009).
Selain itu terdapat definisi menurut beberapa ahli :
- Depkes
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
( Depkes 2000).
- Potter & Perry
Menurut Potter & Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana
seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya
(dalam Tarwoto dan Wartonah, 2006).

2. ANATOMI DAN FISIOLOGI


1. Kulit
Kulit merupakan pembungkus elastis yang melindungi tubuh dari
pengaruh lingkungan, baik itu cuaca, polusi, temperatur udara dan sinar
matahari. Kulit terbagi menjadi 3 lapisan utama, yaitu epidermis yang
tersusun dari stratum korneurn, stratum lusidurn, stratum granulosus, stratum
germinativum, dan stratumbasle. Dermis yang terdiri dari kelenjar keringat,
Kelenjar minyak, rambut, Jaringan lemak, ujung saraf dan kapiler darah.
Pada kulit terdapat ujung‑ujung syaraf yang berfungsi sebagai reseptor yaitu:
a. RasaDingin : Organ dari krause
b. Rasa Panas : Organ dari ruffini
c. Rasa Raba : Benda‑benda dari meissners
d. Rasa Tekan : Benda‑benda dari pacini
e. Rasa Nyeri : Ujung saraf bebas
Fungsi Kulit yaitu:
a. Melindungi tubuh
b. Pengaturan suhu tubuh
c. Indera peraba
d. Sebagai alat ekresi
e. Pengatur keseimbangan

Masalah‑masalah pada kulit

a. Kulit Kering
b. Acne
c. Hirsutism (Pertumbuhan rambut yang abnormal)
d. Luka lecet
e. Skin rushes
2. Mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan
mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan
sekitarnya terang atau gelap. Mata yang lebih komplek dipergunakan untuk
memberikan pengertian visual. Mata memiliki berbagai organ seperti
a Superior rectusmuscle adalah otot mata bagian atas yang berfungsi
menggerakan mata kita keatas.
b Sclera adalah bagian pelindung mata yang berwarna putih di bagian
luar bola mata.
c Iris adalah pigmen yang kita bisa melihat warna cokelat atau hitam
atau warna biru jika orang Eropa.
d Lens adalah media refraksi untuk bisa kita melihat.
e Kornea adalah bagian paling depan dari fungsi melihat kita. Kornea
tidak ada pembuluh darah dan mempunyai kekuatan yang besar
untuk membiaskan sinar yang masuk ke mata.
f Arterior Chambers adalah bilik mata depan.
g Posterior Chambers adalah bilik mata belakang.
h Conjunctiva adalah lapisan tipis bening yang menghubungkan sklea
dan kornea.
i Inferior rectusmuscle adalah otot mata bagian bawah.
j Vitreous Chambers adalah aquos humor yang beruap seperti gel yang
mengisi bola mata kita.
k Retina adalah lapisan yang akan menerima sinar yang di terima oleh
mata kita.
l Foveacentralis adalah daerah di retina yang paling tinggi resolusinya
untuk mendapatkan sinar yang masuk ke mata.
m Opticnerve adalah saraf mata yang menghantarkan sinar ke otak
untuk di terjemahkan sebagai penglihatan yang kita lihat saat ini.
3. Telinga
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi aau mengenal
suara dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga
terdiri atas 3 bagian, yaitu
a TelingaLuar
1) Daun telinga (pinna), dan
2) Liang telinga (meatus auditori useksternus).
b. Telinga Tengah
1) Tulang landasan (incus),
2) Gendang telinga (membran timpani),
3) Malleus (tulang martil),
4) Tulang sanggurdi (stapes), dan
5) Saluran eustachius.
c. Telinga Dalam
1) Skala timpani,
2) Tingkap oval,
3) Tingkap bulat,
4) Rumah siput (koklea), dan
5) Labirin osea.

3. Hidung
Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi sebagai
indra pembau. Indra pembau berupa komoreseptor yang terdapat di permukaan
dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas.
1. Fungsi Hidung:
a. Menghangatkan udara
b. Sebagai penyaring udara yang masuk
c. Sebagai saluran udara pernapasan
d. Membunuh kuman‑kuman oleh leukosit yang terdapat pada
selaput lendir
4. Mulut dan gigi
Mulut merupakan organ pencernaan yang pertama bertugas dalam
proses perncernaan makanan. Fungsi utama mulut adalah untuk
menghancurkan makanan sehingga ukurannya cukup kecil untuk dapat ditelan
ke dalam perut. Mulut dapat menghaluskan makanan karena di dalam mulut
terdapat gigi dan lidah. Tanpa adanya gigi, manusia akan sulit memakan
makanan yang dimakannya. Gigi tumbuh di dalam lesung pada rahang
memiliki jari ngan seperti pada tulang, tapi gigi bukanlah bagian dari
kerangka. Bagian‑bagian gigi yaitu:
a. Mahkota gigi adalah bagian gigi yang tampak dari luar rahang,
b. Akar gigi adalah bagian gigi yang tertanam di dalam procesusal
veolaris,
c. Leher gigi adalah bagian gigi antara puncak gigi dan akar gigi yang
ditutupi oleh gusi,
d. Email : merupakan zat terkeras di dalam tubuh untuk melapisi
mahkota,
e. Dentin : lekukan utama pada ujung gigi, menyerupai tulang,
f. Sementum : lapisan yang keras di sekelilingi akar, dan
g. Pulp : jaringan lembut berisi saraf dan pembuluh darah.
Fungsi gigi yaitu:
a. Mengunyah : Biasany agigi molar dan geraham
b. Memotong : Gigi Insisivus(seri)
c. Merobek : Gigi taring ( Caninus 1 premolar)
5. Genetalia
Genetalia merupakan proses menghasilkan individu barudari organisme
sebelumnya. Organisme bereproduksi melalui 2 cara, yaitu dengan reproduksi
aseksual atau vegetatif yang individunya terbentuk tanpa melakukan peleburan
sel kelamin dan dengan reproduksi seksual atau generatif yang individunya
terbentuk karena melibatkan persatuan sel kelamin atau gamet dari 2 individu
yang berbeda jenis kelaminnya.
1. Pria
Alat reproduksi pada pria terdiri atas sepasang testis, saluran kelamin,
kelenjar tambahan dan penis. Testis : kelenjar kelamin yang berfungsi
sebagai penghasil sperma dan hormon testosteron.
a. Saluran kelamin
1) Vasaeferentia merupakan bagian yang berfungsi menampung
sperma untuk disalurkan ke epidermis berjumlah antara 10 –
20 buah.
2) Epididimis merupakan saluran berkelok kelok dengan panjang
antara 5-6 meter. Saluran ini berfungsi menyimpan sperma
untuk sementara (minimal selama 3 minggu).
3) Vas diferens merupakan saluran lurus dengan panjang sekitar
40 cm. Saluran ini berfungsi menghubungan epididimis
dengan uretra pada penis dan bagian ujungnya terdapat saluran
ejakulasi.
b. Kelenjar tambahan
1) Vesika seminaris merupakan kantong semen (mani) yang
dindingnya menyekresi cairan lendir yang banyak
mengandung fruktosa, sedikit asam askorbat dan asam
amino.
2) Kelenjar prostat merupakan bagian berbentuk bulat yang
mengelilingi bagian pangkal saluran uretra.
3) Kelenjar cowperi (bulboeretralis) merupakan kelenjar
berukuran sebesar butir kacang yang terletak di bagian
proksimal atau pangkal uretra.
2. Wanita
Alat reproduksi pada wanita terdiri atas sepasang ovarium (indung
telur) yang terletak pada rongga perut, saluran telur (oviduk / tuba
falopi), uterus atau rahim, vagina dan organ kelamin bagian luar.
a. Organ kelamin luar
1) Kelentit ( klitoris ) struktur yang homolog dengan penis,
2) Moonpubis merupakan bagian yang ditumbuhi rambut,
3) Vulva yang terdiri dari labiamayora (bibir besar) dan labia minor
(bibir kecil),
4) Uretra merupakan saluran kemih,
5) Lubang vagina merupakan ujung keluar vagina, dan
6) Fundus merupakan bagian lipatan paha.

3. FAKTOR PREDISPOSISI (PENDUKUNG) DAN PRESIPITASI (PENCETUS) :


1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.
2. Faktor Presipitasi
Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat
menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut dapat
berasal dari berbagai stressor antara lain:
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Pada anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosial-ekonomi.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampoo, alat mandi yqang semuanya memerlukan uang
untuk menyediakannya .
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita Diabetes Millitus ia harus selalu menjaga kebersihan
kakinya.

4. GANGGUAN TERKAIT KDM


1. Penyebab/etiologi
a) Karena Sakit,sehingga tidak mampu melakukan sendiri
b) Kurangnya Pengetahuan dan Informasi
c) Keterbatasan Biaya
d) Lingkungan yang Tidak Mendukung
e) Tidak ada nya Fasilitas yang memadai
2. Manifestasi Klinis/ Gejala klinis
1. Fisik :
a. Badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor .
c. Kuku panjang dan kotor.
d. Gigi kotor, mulut bau.
e. Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif .
b. Menarik diri, isolasi.
c. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara makan berantakan,
buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/ sikat gigi, tidak
dapat berpakaian sendiri

3. Komplikasi / Gangguan Personal Hygiene


1). Gangguan Fisik
Gangguan pada Kuku
a. Ingrown Nail
Kuku tangan yang tidak tumbuh-tumbuh dan dirasakan sakit
pada daerah tersebut.
b. Paronychia
Radang disekitar jaringan kuku.
c. Ram’s Horn Nail
Gangguan kuku yang ditandai dengan pertumbuhan yang
lambat disertai kerusakan dasar kuku atau infeksi.
d. Bau Tidak Sedap
Akibat reaksi mikroorganisme yang menyebabkan bau tidak
sedap.
Gangguan pada Rambut
a. Kutu
b. Ketombe
c. Alopecia (botak)
d. Seborrheic dermatitis (Radang pada kulit di rambut)
Gangguan pada Mulut dan Gigi
a. Halitosis
Bau nafas tidak sedap yang dapat disebabkan oleh koman atau
lainnya.
b. Giggivitas
Radang pada daerah gusi.
c. Karies
Radang pada gigi.
d. Stomatitis
Radang pada daerah mukosa atau rongga mulut.
e. Peridontal disease
Gusi yang mudah berdarah dan bengkak.
f. Glostisis
Radang pada lidah.
g. Cheilitis
Bibir yang pecah-pecah.
2) Gangguan Psikologis
a. Kebutuhan harga diri
b. Gangguan interaksi sosial
c. Gangguan rasa nyaman
d. Aktualisasi diri
e. Kebutuhan dicintai dan mencintai

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/ PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Pemeriksaan fisik
a. Rambut
Amati kondisi rambut : Keadaan kesuburan rambut, Keadaan rambut yang
mudah rontok, Keadaan rambut yang kusam, Keadaan tekstur
b. Kepala
Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala : Botak/alopesia,
Ketombe, Berkutu, Adakah eritema, Kebersihan
c. Mata
Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, sekret pada kelopak
mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.
d. Hidung
Kaji kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-
tanda pilek, tanda-tanda alergi, adakah perubahan penciuman, dan
bagaimana membran mukosa.
e. Mulut
Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan adanya
lesi, tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.
f. Gigi
Amati adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak
lengkap atau gigi palsu.
g. Telinga
Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau
perubahan daya pendengaran.
h. Kulit
Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya.
Perhatikan adanya warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau pruritus.
i. Kuku tangan dan kaki
Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.
j. Genetalia
Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perinium. Perhatikan
pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi
skrotum dan testisnya.

k. Tubuh secara umum


Amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum. Perhatikan adanya
kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.

2. Pemeriksaan Diagnostik : Hasil Laboratorium

2.6 PENATALAKSANAAN GANGGUAN PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE


2.6.1 Pasien dengan Gangguan Integritas Kulit
Penatalaksannanya:
a. Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit pasien dengan cara
membantu memandikan pasien untuk menghindari resiko infeksi kulit.
b. Lakukan perawatan luka dengan teknik steril sesuai program untuk
penyembuhan luka.
c. Observasi terhadap tanda-tanda infeksi untuk pencegahan infeksi
secara dini.
2.6.2 Pasien dengan Gangguan Membrane Mukosa Mulut dan Gigi
Penatalaksanaanya:
a. Lakukan kebersihan mulut sesudah makan dan sebelum tidur untuk
membersihkan sisa makanan dan mencegah karang gigi.
b. Gunakan sikat gigi yang lembut untuk mencegah pendarahan pada
gusi.
c. Lakukan program terapi medis untuk membantu menyembuhkan luka
atau infeksi.

2.6.3 Pasien dengan Gangguan Kebersihan pada Mata


Penatalaksanaanya:
a. Bersikan mata saat mencuci muka, setelah perjalanan jauh, terkena
paparan debu atau terkena serangga dan setelah zat kimia.

2.6.4 Pasien dengan Gangguan Kebersihan pada Telinga


Penatalaksanaanya:
a. Bersihkan telinga secara rutin dengan kapas.
b. Gunakan kapas lemab jika serumennya kering dan basah.
c. Jika menggunakan cottonbuds, jangan memasukkan cottonbuds terlalu
dalam (ideal 1-2) karena dapat melukai telinga bagian dalam.

2.6.5 Pasien dengan Gangguan Fisik dan Kuku


Penatalaksanaanya:
a. Bersihkan terutama bagian bawah kuku jari tanagn dengan stik jingga
saat jari-jari di celupkan.
b. Potong kuku lurus memnajang dengan ujung jari rata.
c. Bentuk kuku dengan penghalus.
d. Berikan lotion untuk kulit yang kering.

B. TINJAUAN TEORI MASALAH KESEHATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


DASAR MANUSIA
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan bagian awal pada proses keperawatan dimana pada
tahap ini dilakukan pengumpulan data, pengelompokan data, dan analisa data yang
menghasilkan suatu masalah keperawatan yang dikumpulkan baik melalui
wawancara, pengumpulan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik, maupub review catatan medis sebelumnya (Doenges;
2000)
Pengkajian terhadap masalah perawatan kulit terdiri dari warna kulit,
kelembaban dan tekstur kulit.
Pengkajian terhadap masalah perawatan kuku terdiri dari penilaian tentang
keadaan warna, bentuk, dan keadaan kuku.
Pengkajian terhadap masalah perawatan rambut terdiri dari warna, ukuran,
susunan, jenis, pola pertumbuhan, aspek perkembangan dan faktor yang
mempengaruhi perawatan rambut.
Pengkajian gigi dan mulut yang perlu diperhatikan antara lain, warna, keadaan
permukaan, serta kelengkapan gigi; pada pipi dalam perlu dilihat adnya warna
mukosa serta keadaan permukaan,pada gusi dilihat warna, tekstur serta kelembapan.
Pada daerah lidah dapat dilihat warna, tekstur dan posisi lidah.
Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian alat kelamin vulva hygiene antara
lain adalah ada atau tidaknya iritasi pada daerah sekitarnya, adanya pendarahan,
mukus, lokhea, kateterisasi, luka jahitan pada pasien pascapartum, serta
kebersihannya.

a. Pengumpulan Data
o Identitas pasien
Identitas pasien yang terdiri dari, Nama, Umur, Jenis kelamin, status
perkawinan, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat,
nomer telepon, nomor register dan tanggal masuk rumah sakit.
o Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama masuk rumah sakit
Keluhan yang membuat pasien datang untuk memeriksakan
kesehatannya ke rumah sakit.
b. Keluhan utama saat pengkajian
Keluhan yang disampaikan oleh pasien pada saat dilakukan
pengkajian. Misalnya, klien mengeluh badannya merasa lemas,
sulit bergerak dan merasa tidak nyaman dengan kondisinya.
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRS :
 P (Provocing) : Faktor gawat atau ringannya penyakit
 Q (Quality) : Level dari suatu penyakit.
 R (Region) : Daerah perjalanan dari penyakit.
 S (severity) : keparahan atau intensitas penyakit.
 T (time) : Lamanya waktu serangan atau
frekuensi penyakit tersebut.
e. Riwayat penyakit sebelumnya
Kaji tentang riwayat kesehatan yang pernah dialami klien.
Apakah klien pernah mengalami nyeri sebelumnya. Bagaimana
penanggulangannya jika terjadi nyeri.
f. Riwayat penyakit keluarga
Kaji riwayat kesehatan keluarga. Apakah ada keluarga yang
menderita penyakit seperti klien.
o Pola Kebiasaan
a. Bernafas
Kaji pola nafas pasien sebelum dan saat pengkajian, adakah kesulitan
bernafas dan sebagainya.
b. Makan dan minum
Kaji pola makan pasien, jumlah dan jenis makanan dan minuman yang
dikonsumsi pasien sebelum dan saat pengkajian.
c. Eliminasi
Kaji pola eliminasi, konsistensi, warna dan frekuensi BAB dan BAK
pasien sebelum dan saat pengkajian.
d. Gerak dan aktivitas
Kaji kemampuan gerak dan aktivitas klien sebelum dan saat
pengkajian, apakah normal atau ada gangguan.
e. Istirahat dan tidur
Kaji pola istirahat dan tidur klien sebelum dan saat pengkajian,
klien dengan keluhan tertentu biasanya susah untuk beristirahat
ataupun tidur akibat sakit yang dirasakan
f. Kebersihan Diri
Kaji pola dan kualitas kebersihan diri pasien sebelum dan saat
pengkajian.
g. Pengaturan Suhu Tubuh
Kaji suhu tubuh pasien sebelum dan saat pengkajian.
h. Rasa nyaman
Kaji kenyamanan klien sebelum dan saat pengkajian. Adanya
sesuatu yang dirasakan oleh klien akan mengganggu
kenyamanan klien
i. Rasa aman
Kaji rasa aman klien, Klien merasa cemas, gelisah atau tidak
j. Data Sosial
Kaji hubungan sosial pasien baik dengan keluarga maupun
dengan perawat.
k. Prestasi dan Produktivitas
Kaji kemampuan pasien untuk melakukan sesuatu yang dapat
dilakukan pasien seperti memasak, mencuci piring dan
sebagainya sebelum dan saat pengkajian.
l. Rekreasi
Kaji hobi atau kebiasaan pasien yang berhubungan dengan
rekreasi.
m. Belajar
Kaji pengetahuan pasien mengenai penyakitnya.
n. Ibadah
Kaji kemampuan pasien untuk melakukan ibadah sesuai
kepercayaannya sebelum dan saat pengkajian.
o Pemeriksaan Fisik
diantaranya :
- inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
- TTV
- Prilaku
- Ekspresi
b. Data Fokus
o Data subyektif
a. Pasien mengatakan tidak dapat mandi sejak dari masuk rumah
sakit.
b. Pasien mengatakan tidak dapat keramas sejak dari masuk
rumah sakit.
c. Pasien mengatakan tidak dapat gosok gigi sejak dari masuk
rumah sakit.
d. Pasien mengatakan tidak dapat potong kuku sejak dari masuk
rumah sakit.
o Data objektif
a. Badan pasien terlihat kotor.
b. Rambut pasien terlihat kusam.
c. Gigi pasien terlihat kuning.
d. Kuku pasien terlihat kotor dan panjang.
2. MASALAH KESEHATAN ANESTESI
o Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan
pasien mengatakan tidak dapat mandi, keramas, gosok gigi, potong kuku sejak
masuk rumah sakit.
o Gangguan citra diri berhubungan dengan intoleransi aktivitas ditandai dengan
badan pasien bau, mulut pasien bau ada karang gigi.
3. PERENCANAAN
a. Prioritas Masalah Keperawatan
o Defisit perawatan diri.
o Gangguan citra diri
b. Rencana Keperawatan
o Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan
pasien mengatakan tidak dapat mandi, keramas, gosok gigi, poyong kuku
sejak masuk rumah sakit.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan badan, rambut, gigi dan
kuku dan vulva hygiene pasien bersih.
Kriteria hasil:
o Badan pasien terlihat bersih.
o Rambut pasien terlihat bersih.
o Gigi pasien terlihat bersih.
o Kuku pasien terlihat bersih.
o Area vulva hygiene pasien bersih.

Intervensi Rasional

Kaji kebutuhan personal hygiene pasien. Data dasar dalam melakukan intervensi

Memandikan pasien Badan pasien bersih

Kramasi pasien Rambut bersih tidak ada ketombe

Bersihkan rongga mulut dan gigi pasien Rongga mulut dan gigi bersih

Bersihkan kuku pasien Kuku pasien terlihat bersih

Bersihkan area vulva hygiene pasien Area vulva hygiene pasien bersih

o Gangguan citra diri berhubungan dengan intoleransi aktivitas ditandai dengan


badan pasien bau, mulut pasien bau ada karang gigi, rambut pasien kusam
dan ada kuku pasien kotor dan panjang

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan badan, rambut, gigi


pasien bersih.

Kriteria hasil:
o Badan pasien harum.
o Rambut pasien harum.
o Mulut pasien tidak bau.

Intervensi Rasional

Kaji kebutuhan personal hygiene pasien Data dasar dalam melakukan intervensi

Berikan lotion massage Melembabkan kulit dan memperlancar


perifer

Berikan vitamin rambut Rambut tidak rontok

Berikan obat kumur Tidak ada bau mulut lagi


4. PELAKSANAAN
Pelaksanaan merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan dengan
melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan yang telah di
rencanakan) (Aziz,2006).

5. EVALUASI
Evaluasi perkembangan pasien dapat dan hasilnya, tujuannya adalah untuk
mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan
balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
Evaluasi dari diagnosa defisit perawatan diri yaitu:
a. Badan pasien terlihat bersih
b. Rambut pasien terlihat bersih
c. Gigi pasien terlihat bersih.
DAFTAR PUSTAKA

Wilkinson, J.M. dan N.R. Ahern. 2014. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta : EGC.

NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan 2012-2014 : Definisi dan


Klasifikasi. Jakarta : EGC.

Carpenito, L.J. dan Moyet. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 13.
Jakarta : EGC.

Widanti, Anggriyana Tri dan Sarwono. 2010. Catatan Kuliah : Kebutuhan Dasar
Manusia. Yogyakarta : Nuka Medika.

Dingwall, Lindsay. 2014. Higiene Personal : Keterampilan Khusus Perawat.


Jakarta : EGC.

Hidayat, Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2014. Pegantar Kebutuhan Dasar
Manusia Buku 1 Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, Aziz Alimul. 2009. Pegantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Mubarak, W.I. dan Nurul Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia :
Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.
WOC

Defisit Defisit
perawatan diri : perawatan diri :
mandi eliminasi

- Ketidakmampuan membasuh tubuh - Ketidakmampuan melakukan hygiene


- Ketidakmampuan mengakses kamar mandi eliminasi secara komplet
- Ketidakmampuan mengambil perlengkapan - Ketidakmampuan mencapai toilet
mandi - Ketidakmampuan untuk duduk di toilet
- Ketidakmampuan menjangkau sumber air - Ketidakmampuan menyiram di toilet

Hambatan Mobilisasi Bed rest Kelemahan dan Kendala


Keletihan lingkungan

Nyeri

Gangguan fungsi Gangguan fungsi


muskuloskeletal neuromuskular

Anda mungkin juga menyukai