Anda di halaman 1dari 28

REFERAT

OKTOBER 2018

MANEGEMENT PERIOPERATIF

OLEH:
Agus Salim Sani
PEMBIMBING
Dr.Zulfikar Djafar.Sp.An
PENDAHULUAN

• Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian


tubuh. Operasi (elektif atau kedaruratan) pada umumnya
merupakan peristiwa kompleks yang menegangkan. Perioperatif
adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase
pengalaman pembedahan yaitu preoperatif, intraoperatif, dan
pascaoperatif.

• Mempersiapkan pasien untuk anestesi membutuhkan pemahaman


status pre operasi pasien, sifat operasi dan teknik anestesi
diperlukan untuk operasi, serta risiko pasien tertentu yang mungkin
dihadapi selama ini.
DEFINISI

• Manegement perioperatif adalah terdiri dari evaluasi pasien


preoperatif serta pemantauan dan perawatan pasien intraoperatif
dan pasca operasi. Resiko operasi dinilai sebelum operasi dengan
mempertimbangkan riwayat pasien, pemeriksaan fisik dan
melakukan tes lab yang dianggap perlu.
Tiga Komponen
PERIOPERATIF

Preoperatif Intraoperatif Pascaoperatif


PREOPERATIF
TUJUAN PREOPERATIF
Mempersiapkan mental dan fisik pasien secara optimal
dengan melakukan
Merencanakan dan memilih teknik serta obat – obat anestesi,
premedikasi, obat atau alat resusitasi yang sesuai keadaan fisik dan
kehendak pasien.

Menentukan klasifikasi yang sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik,


dalam hal ini dipakai klasifikasi ASA

Memberikan anestesi yang aman dan efektif

Menjelaskan resiko anestesi pembedahan

untuk mengurangi rasa gelisah dan takut yang mungkin ada


pada pasien atau orang tuanya.

Persetujuan tindakan medis tertulis ( informed consent ).


EVALUASI PREOPRATIF
Identitas pasien

Riwayat pernah
Riwayat
mend anestesi
penyakit
sebelumnya

ANAMNESIS

Kebiasan buruk Riwayat obat-


sehari-hari obat

Riwayat alergi.
PEMERIKSAAN FISIK
• Breath ( B1 ) : jalan nafas, pola nafas, suara nafas, dan suara
nafas tambahan.
• Blood ( B2 ) : tekanan darah, perfusi, suara jantung, suara
tambahan, kelainan anatomis dan fungsi jantung
• Brain ( B3 ) : GCS, riwayat stroke, kelainan saraf pusat atau
perifer, dll.
• Bladder ( B4 ) : GGA,GGK, produki urin.
• Bowel ( B5 ) : makan atu minum terakhir, bising usus,
gangguan peristaltic, gangguan lambung, gangguan metabolit,
massa, kehamilan.
• Bone ( B 6 ) : patah tulang, kelainan postur tubuh, kelainan
neuromuskuler
(Score Mallapati)
PEMERIKSAAN TAMBAHAN

• Pemeriksaan laboratorium : darah lengkap, tes fungsi hati


(LFT),tes fungsi ginjal (RFT), serum elektrolit, faal
hemostasis, dll.
• Pemeriksaan radiologi : foto thoraks, foto polos perut (BOF),
USG, CT S, foto polos perut ( BOF ), USG, CT Scan, dll.
• Pemeriksaan EKG bila umur lebih dari 35 tahun atau bila ada
indikasi
• Pengalaman pembedahan /pembiusan sebelumnya : Obat-
obatan yang menyebabkan alergi, Asthma bronchial,
Diabetes,Kelainan darah,Gangguan jiwa,Penyakit jantung,
Penyakit paru kronis
• Pemeriksaan anak didampingi ayah atau
ibunya
• Pemeriksaan gigi,---- Gigi palsu harus
dibuka
• Puasa setelah tengah malam
Rekomendasi Puasa :
ASI : Berhenti 4 jam sebelum prosedur
Formula bayi Berhenti 6 jam sebelum prosedur
Bukan ASI : Berhenti 6 jam sebelum prosedur
Makanan ringan : Berhenti 6 jam sebelum prosedur
Makanan yang digoreng, makanan berlemak, atau
waktu puasa tambahan daging (misalnya, 8 jam atau
lebih).
• Keadaan Khusus Pre-operatif
• Anemia : Pembedahan dilakukan apabila
Hb > 10gr %. Pada penyakit gagal ginjal
kronis, Hb bisa sampai 5-6 gr%,sehingga
harus diinfus PRC dulu sampai Hb-nya 8
gr%.
PENGGOLONGAN STATUS FISIK PASIEN DENGAN ASA

ASA DEFINISI

ASA I Seorang pasien yang sehat yang normal

ASA II Seorang pasien dengan penyakit sistemik


ringan

ASA III Seorang pasien dengan penyakit sistemik


berat yang merupakan ancaman untuk tetap
hidup
ASA IV Seorang pasien dengan penyakit sistemik
berat yang merupakan ancaman untuk tetap
hidup
ASA V Seorang pasien sekarat yang tidak diharapkan
untuk bertahan hidup tanpa operasi
ASA VI Seorang pasien mati otak menyatakan yang
organ sedang dihapus untuk tujuan donor
Persiapan pada hari operasi

• Pembersihan dan pengosongan saluran pencernaan.


• Gigi palsu, bulu mata palsu, cincin, gelang harus ditinggalkan dan bahan
kosmetik seperti lipstick, cat kuku harus dibersihkan agar tidak menggangu
pemeriksaan selama anestesi
• Kandung kemih harus kosong, bila perlu dilakukan kateterisasi
• Penderita dimasukan ke dalam kamar bedah dengan memakai pakaian
khusus, diberikan tanda atau label.
• Pemeriksaan fisik yang penting dapat diulang sekali lagi di kamar operasi
• Pemberian obat premedikasi secara intra muscular atau oral dapat
diberikan ½ - 1 jam sebelum dilakukan induksi anestesi .
• Membuat resume pasien
• Permintaan pengobatan sebelum pembiusan.
• Catatan pasien dibawa ke O.K
INTRAOPERATIF

RUANG BEDAH PACU


• Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan mencakup
pemasangan IV cath, pemberian medikasi intaravena,
melakukan pemantauan kondisi fisiologis menyeluruh
sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga
keselamatan pasien.
Tahap Intraoperatif Meliputi 4 Hal,

• Pengaturan posisi pasien


Kesejajaran fungsional
Pemajanan area pembedahan.
Mempertahankan posisi sepanjang prosedur
operasi
• Memasang alat grounding ke pasien.
• Memberikan dukungan fisik dan psikologis pada
klien
• Memastikan bahwa semua peralatan yang
dibutuhkan telah siap
2 tahap pemantauan Intra
OPeratif
Melakukan
balance
cairan
1. Monitoring
FISIOLOGIS

Pemantauan Memantau
terhadap kondisi
perubahan cardiopulmo
vital sign. nal
Memberikan
dukungan emosional
pada pasien

Berdiri di dekat
Mengkomunikasikan 2. klien dan
status emosional klien
kepada tim kesehatan Monitoring memberikan
(jika ada perubahan Psikologi sentuhan selama
prosedur induksi

Mengkaji
status
emosional
klien
PASCAOPERATIF

Kamar pulih atau Unit


Perawatan Pasca Anestesi
(RR, Recovery Room atau
PACU, Post Anestesia
Care Unit).
• Recovery room atau ruang pemulihan
adalah sebuah ruangan di rumah sakit
dimana pasien dirawat setelah mereka
telah menjalani operasi bedah dan pulih
dari efek anestesi.
Ruang Dan Fasilitas
• Satu lantai dengan kamar • Alat bantu nafas
bedah • Oksigen dan masker oksigen,
• Alat Alat untuk mengatasi pulse oxymeter
gangguan nafas dan jalan • Cairan infus
nafas harus tersedia. • Tensimeter dan stetoskop
• Personil dalam PACU • EKG
sebaiknya sudah terlatih dalam
• Termometer
penanganan pasien gawat,
mahir menjaga jalan napas • Peralatan resusitasi jantung-
tetap paten, tanggap terhadap paru
perubahan dini tanda vital • Obat yang dibutuhkan untuk
yang membahayakan pasien keadaan gawat.
B6
• Pada saat melakukan observasi di ruang pulih, agar
lebih sistematis dan lebih mudah dapat dilakukan
“monitoring B6”, yaitu
1. Breath (nafas) : sistem respirasi
2. Blood (darah) : sistem kardiovaskuler
3. Brain (otak) : sistem SSP
4. Bladder (kandung kencing) : sistem urogenitalis
5. Bowel (usus) : sistem gastrointestinalis
6. Bone (tulang) : sistem muskuloskeletal
Skor pemulihan pasca anestesi
“aldrete score’’
Penilaian Nilai
Warna Merah muda 2
Pucat 1
Sianosis 0

Pernapasan Dapat bernapas dalam dan batuk 2


Dangkal namun pertukaran udara adekuat 1
Apnoea atau obstruksi 0

Sirkulasi Tekanan darah menyimpang <20%> 2


Tekanan darah menyimpang 20-50 % dari normal 1
Tekanan darah menyimpang >50% dari normal 0

Kesadaran Sadar, siaga dan orientasi 2


Bangun namun cepat kembali tertidur 1
Tidak berespons 0

Aktivitas Seluruh ekstremitas dapat digerakkan 2


Dua ekstremitas dapat digerakkan 1
Tidak bergerak 0
Skor pemulihan pasca Anestesi
“Steward Score”
Pergerakan Gerak bertujuan 2

Gerak tak bertujuan 1

Tidak bergerak 0

Pernafasan Batuk, menangis 2

Pertahankan jalan nafas 1

Perlu bantuan 0

Kesadaran Menangis 2

Bereaksi terhadap rangsangan 1

Tidak bereaksi 0
Skor pemulihan pasca anestesi
“bromage score”
Kriteria Nilai

Gerakan penuh dari tungkai 0

Tak mampu ekstensi tungkai 1

Tak mampu fleksi lutut 2

Tak mampu fleksi pergelangan kaki 3


Masalah Pascaoperatif

Masalah Masalah Masalah Lain-


Respirasi Kardiovaskular lain
• Obstruksi jalan • Hipertensi • Mengigil
nafas • Gelisah
• Bronkospasme setelah
• Hipoventilasi anestesi
• Kenaikan Suhu
• Reaksi
Hipersensitif
• Nyeri

Anda mungkin juga menyukai