Perioperatif
Post-operatif
Oleh:
Putu Dony Astika Wiguna
1902612098
Periode Post-
operatif Definisi
Perawatan segera pada periode setelah operasi selesai, meliputi
perawatan di kamar operasi, post anestesi care unit (PACU) hingga
pasien pulih dari pengaruh anestesi
Tujuan
Mencegah komplikasi, upaya mempercepat penyembuhan pasca
operasi serta pengembalian kondisi terbaik untuk pasien.
Periode Post-
Fase Pemulihan
Operatif
KELOMPOK II
Sebagian besar operasi tujuannya untuk menjamin patensi jalan napas
KELOMPOK III
Operasi Kecil, singkat, dan rawat jalan fungsi respirasi adekuat, bebas rasa
kantuk, ataksia, nyeri, kelemahan otot (ODC)
Periode Post-
Pemindahan Pasien dari Ruang Operasi
Operatif
• Pasien belum sadar / dalam pengaruh anestesi, dipastikan jalan nafasnya
adekuat dan ventilasi terjamin.
• Gerakan saat memindahkan pasien dapat menimbulkan / meningkatkan nyeri
• Pada pasien yang sirkulasi belum stabil dapat terjadi syok/hipotensi
• Pasien yg dilakukan blok spinal, diperbaiki posisinya agar sirkulasi dari
tungkai ke proksimal lancar
• Pastikan infus, pipa nasogastric dan kateter urin berfungsi dan terfiksasi
• Tidak tergesa-gesa
Periode Post-
Pemindahan Pasien di Ruang Pemulihan
Operatif
Memantau Secara berkelanjutan dan mengobati secara cepat serta tepat
masalah sirkulasi dan respirasi
Mempertahankan kestabilan sirkulasi dan system respirasi
Memantau Perdarahan luka operasi cairan
Mengatasi nyeri pasca bedah demi kenyamanan pasien dan penyembuhan
Memberitahukan jenis anestesi dan penyulit selama anestesi ataupun alergi
Periode Post-
Ruang Pemulihan
Operatif
• Ruangan khusus pasca anestesi yg berada di kompleks kamar operasi yg
dilengkapi beberapa peralatan serta tenaga terampil dalam bidang resusitasi dan
gawat darurat.
Sirkulasi Nyeri
• Depresi nafas
o Depresi sentral : paling sering karena efek sisa opiate, atau hipokapnea,
hipotermi
o Depresi perifer : efek sisa pelumpuh otot, nyeri distensi abdomen dan
rigiditas otot
Pemantauan dan
Sirkulasi
Penanggulangan
• Tekanan darah : berkisar 90/50 – 160/100 mmHg
hipoksia, perbaikan dengan ventilasi dan oksigenisasi. Dapat diberikan obat anti
disritmia
Pemantauan dan
Ginjal dan Saluran Kemih
Penanggulangan
• Produksi urin normal >0,5cc/kgbb per jam.
• Bila terjadi oligouri atau anuri, perlu dicari penyebabnya, baik itu di pre-renal,
renal atau post-renal.
Pemantauan dan
Saluran Cerna
Penanggulangan
• Kejadian muntah/regurgitasi harus dapat dicegah dan diantisipasi. Apabila
terjadi maka perlu dilakukan tindakan untuk mengamankan jalur nafas pasien.
• Apabila terjadi aspirasi asam lambung, maka pasien dirawat intensif di unit trapi
intensif -> karena ancaman gagal nafas akut
Pemantauan dan
Motorik
Penanggulangan
• Bila efek pelumpuh otot masih ada, pasien akan mengalami hipoventilasi dan
aktifitas motorik yang belum kembali
• Salah satu tandanya kembalinya sistem motorik adalah kemampuan membuka
mata dan menggerakan anggota gerak saat pasien menjelang sadar.
Pemantauan dan
Suhu Tubuh
Penanggulangan
• Hiportermi : Diatasi dengan inkubator pada bayi, selimut penghangat dan
penyinaran dengan lampu
Penanggulangan Nyeri
• Menekan proses transduksi di tempat
cedera; Analgesik lokal atau analgentik non-
steroid atau anti-prostaglandin
• Menekan proses transmisi; menggunakan
obat analgesi lokal dengan teknik analgesi
regional
• Menekan proses modulasi; menguatkan
preparat narkotika secara sistemik yang
intermitten
Pemantauan dan
Posisi
Penanggulangan
• Diatur agar pasien nyaman dan aman
o Posisi miring stabil pada pasien operasi tonsil
o Ekstensi kepala pada pasien belum sadar
o Terlentang dengan elevasi dua tungkai dan bahu pada pasien dengan blok
spinal dan bedah otak
o Elevasi tungkai pada pasien syok
Pemantauan dan
Pemantauan dan Kriteria Pulang
Penanggulangan
• Penilaian saat masuk
• Setiap saat dan dicatat
setiap 5 menit
• Jika Nilai > 8, pasien
boleh dipindahkan
Pemantauan dan POST ANESTHESIA DISCHARGE SCORING
Kriteria Pulang SYSTEM (PADSS)
• PADSS digunakan untuk
pasien outpatient/one day
care
• Skor ≥ 9 dinyatakan
boleh keluar dari
PACU/pulang