Anda di halaman 1dari 22

ENHANCED RECOVERY AFTER

SURGERY (ERAS)

PEMBIMBING :
DR. EDI DARMAWAN, SP. AN
• Kelompok 6 :
• Rifdah Aprilia - 20174037
• Cut Emilya Fitri - 20174027
• Misra Laila - 20174061
• Nana Trebna Zulvia - 20174038

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU ANASTESI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MEURAXA KOTA BANDA ACEH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
2021
ERAS (ENHANCED RECOVERY AFTER SURGERY)

• Pertama kali oleh “Professor Henrik Kehlet”  1990


• ERAS disebut juga ERPs (Enhaced Recovery Programs) / fast track  manajemen
perioperatif .
• Pembedahan kolorektal, vaskuler, thoraks, & radikal sistemik.
• Gold standar  Kolorektal tanpa komplikasi
• Perbaikan klinis pasien melalui protokol ERAS  lama rawat inap 4-6 hari setelah
operasi.
• Memodifikasi respon fisiologis & psikologis thd pembedahan mayor
• Program ini terlihat dpt ↓ komplikasi & lama rawat inap, memperbaiki fungsi
kardiopulmoner, kembalinya fungsi usus dan pemulihan aktivitas normal yang
lebih cepat.
WHAT’S THAT ??

tahapan protokol
ERAS
perioperatif

• ↑ pemulihan pd ps. yg
Tujuan menjalani pembedahan mayor
• Memperbaiki pemulihan
setelah operasi

Intervensi ERAS :
• Kondisi yg memperlambat ps. utk lama dirawat di RS
• Ketergantungan thd obat-obatan & bantuan khusus
(kebutuhan analgesik parenteral, pemberian cairan IV)
• Keterkaitan dg tempat tidur perawatan
Asuhan perioperatif Asuhan perioperatif
tradisional konvensional

Respon stres :
menerapkan • Asuhan
Istirahat & traktus
nutrisi ps.
• teknik anestesi modern • Pdgastrointestinal
ps. yg mengalami ps.
• analgesik berkepanjangan
katabolisme, ↓ fungsi akan
• dukungan metabolik yang terjadi apabila tdk ad
tepat. tindakan aktif

ERAS
• Konsep inti dr ERAS :
- utk memelihara homeostasis
- fungsi organ ps. yg menjalani pembedahan
• 3 ranah penting pemulihan :
1. Kontrol thd nyeri
2. Fungsi usus
3. Mobilisasi
• Konsep inti dr ERAS :
- utk memelihara homeostasis
- fungsi organ ps. yg menjalani pembedahan
• 3 ranah penting pemulihan :
1. Kontrol thd nyeri
2. Fungsi usus
3. Mobilisasi
Pra-admisi

Pra-bedah Komponen Intrabedah


ERAS

Pasca-bedah
ELEMEN ERAS

• Informasi, edukasi & konseling ps.


 Tim multidisiplin tdd : dokter bedah, dokter anastesi,
perawat, & petugas kesehatan lainnya.
 Bertujuan utk mengurangi kecemasan.

• Optimisasi preoperative
 Penilaian risiko & optimisasi prabedah sangat penting.
 Misalkan : alkohol & merokok perdarahan, komplikasi pd luka,
kardiopulmoner.
LANJUTAN…

• Persiapan usus preoperatif


• Dehidrasi
 Tujuan : utk ↓ jmlh koloni bakterti & risiko komplikasi • ↑ cairan IV
infeksi akibat kontaminasi isi usus. • Berhubungan dgn ileus
berkepanjangan stlh pembedahan
kolon
• Puasa sebelum operasi dan pemberian karbohidrat
 Pemberian clear fluids dilakukan sampai 2 jam, makanan
padat sampai 6 jam sebelum induksi anestesi.
 Pemberian karbohidrat kompleks (maltodekstrin) prabedah
 Ttp pd ps. dgn ggn pengosongan lambung & ps. emergency
 puasakan 6 jam prabedah.
LANJUTAN…

• Pengobatan preanestesi
 Distres psikologis dpt ↑ kebutuhan analgesia perioperatif & komplikasi
pascabedah  edukasi prabedah  tanpa× pengobatan ansiolitik.
 Obat anestesi short acting (fentanyl kombinasi dosis kecil midazolam atau
propofol) dpt diberikan.
• Profilaksis terhadap tromboembolisme
 Ps. yg menjalani pembedahan kolorektal mayor  tromboprofilaksis

˟
DVT
mekanis dg stocking kompresi
LANJUTAN…

• Profilaksis antimikroba dan persiapan kulit


 A.B IV harus diberikan 30-60 menit sblm insisi.
 Disinfeksi kulit sebaiknya dengan menggunakan alkohol-chlorhexidine.

• Protokol anestesi standar


 Blok epidural di lakukan di mid-thorak dg menggunakan anestesi lokal  ↓
konsentrasi katekolamin di sirkulasi & memperpendek durasi ileus postoperatif
dibandingkan pemberian opioid secara sistemik.
 Ahli anestesi bertanggung jawab terhdp 3 elemen kunci : reaksi stress terhadap
pembedahan, terapi cairan dan analgesia.
LANJUTAN…

• PONV (Postoperative Nausea and Vomiting)


 Etiologi PONV multifaktor ada 3 : pasien, anastesi, pembedahan.
 menyebabkan dehidrasi, ggn asupan nutrisi, pemasangan NGT,
pemanjangan durasi rawat, dan ↑ biaya rawat.
 Pendekatan multimodal profilaksis PONV hrs dipertimbangkan pd semua
ps. dg >2 faktor risiko. Konsep pendekatan kombinasi tehnik antiemetik
n.farmakologi dengan farmakologi.
 Jk tetap terjadi, pendekatan multimodal menggunakan obat jenis yg berbeda.
LANJUTAN…

• Laparoskopi dan modifikasi akses pembedahan


 Laparaskopi pada reseksi kolonik : ↑ pemulihan dari komplikasi
postoperatif, nyeri dan lama rawat inap, ↓ prevalensi imunosupresi
postoperatif.
 Akses pembedahan  meminimalisir cedera jaringan akibat pembedahan.
 Keuntungan : pemulihan yang cepat, ↓ komplikasi terkait luka operasi,
adhesi, & komplikasi secara keseluruhan.

• Intubasi nasogastrik
 pemasangan pipa nasogastrik rutin sebaiknya dihindari kecuali utk
mengevakuasi udara yang masuk ke dalam lambung akibat ventilasi
sungkup sebelum proses intubasi endotrakeal.
LANJUTAN…

• Mencegah hipotermia intraoperative


 Mempertahankan suhu yang normal penting untuk mempertahankan homeostasis tubuh
yang normal  infeksi luka dan penelitian terbaru melaporkan kejadian kelainan jantung
dan perdarahan, pemulihan : risiko shivering lebih tinggi yg akan ↑ konsumsi oksigen pd
waktu kritis, skor nyeri lebih baik pd pasien yg tdk hipotermi.

• Manajemen cairan perioperatif


 pemberian cairan perioperatif  mempertahankan keseimbangan cairan.
 Kristaloid yang seimbang menggunakan saline 0,9%, pd ps. dgn pembedahan terbuka 
cairan intraoperatif (koloid dan kristaloid)
 Vasopressor  untuk manajemen intra dan postoperatif hipotensi yang dipicu an. epidural.
LANJUTAN…

• Drainage kavitas peritoneum sebelum anastomosis kolon


 Penggunaan Drainage peritoneum  mencegah akumulasi cairan, infeksi,
kebocordrainage transurethralan anastomosis.
 drainage rutin tdk dianjurkan krn tdk mempengaruhi luaran klinis, tetapi
dpt mengganggu mobilisasi.

• Drainage urin
 Bertujuan : monitor output urin & mencegah retensi urin.
 Durasi drainage berkepanjangan  infeksi saluran kemih.
 Durasi kateterisasi rutin transurethral yang direkomendasikan adalah
selama 1 – 3 hari pascabedah.
LANJUTAN…
• Pencegahan ileus postoperatif (termasuk penggunaan laksatif postoperatif)
 Analgesia epidural mid thorakik & pembedahan laparoskopik harus digunakan pd
pembedahan kolon jika memungkinkan.
 Kelebihan cairan dan dekompresi nasogastrik harus dihindari.
 Mengunyah permen karet dapat direkomendasikan, demikian pula pemberian magnesium
dan alvimopan oral (bila menggunakan analgesia berbasis opioid).

• Analgesia postoperatif
 anestesi dengan epidural thorakik menggunakan anestesi lokal dosis rendah dan opioid
harus digunakan pada pembedahan terbuka.
 Untuk bedah laparoskopi, anestesi/analgesia spinal dengan opioid dosis rendah
direkomendasikan sebagai pilihan tambahan anestesi umum
 Bila epidural akan dihentikan, sebaiknya digunakan NSAID dan paracetamol.
LANJUTAN…

• Asuhan nutrisi perioperatif


 Pasien harus diskrining status gizi dan jika berisiko kekurangan gizi, berikan dukungan
nutrisi aktif.
 Untuk pasien ERAS yang standar puasa preoperatif harus diminimalkan dan setelah
operasi harus didukung untuk makan makanan normal secepat mungkin.
 Suplemen nutrisi oral dapat digunakan menambah asupan total.

• Kontrol glukosa postoperatif


 Hiperglikemia merupakan faktor risiko komplikasi & harus dihindari.
 Beberapa protokol ERAS mempengaruhi kerja/resistensi insulin sehingga memperbaiki
kontrol glikemik tanpa risiko menyebabkan hipoglikemia.
LANJUTAN…

• Mobilisasi dini
 utk mengurangi komplikasi paru & menghilangkan resistensi insulin akibat imobilisasi.
 Tirah baring berkepanjangan dpt ↑ risiko komplikasi paru, kelemahan otot skelet,
komplikasi tromboemboli, & resistensi insulin.

• Audit
 Audit terhdp compliance : instrumen kunci utk membantu klinisi mengimplementasikan
program ERAS.
 Audit ERAS berada pada 3 domain :
a) mengukur luaran klinis ERAS sprti lama rawat inap, dirawat kembali & komplikasi
b) pemulihan fungsi & pengalaman ps.
c) Mengukur kepatuhan dgn (penyimpangan dari) protokol ERAS
• Luaran perawatan ERAS
 Penelitian ini menyimpulkan bahwa prevalensi ps. dgn morbiditas
postoperatif, timbulnya gejala yg menunda pemulangan, dirawatnya
kembali ps. di rumah sakit secara signifikan berkurang (38% dibandingkan
69%) dgn meningkatnya compliance ERAS.
 Audit sistematik bersifat esensial utk menentukan luaran klinis &
mengukur kepatuhan agar dapat sukses mengimplementasikan protokol.

Anda mungkin juga menyukai