Anda di halaman 1dari 18

TINJAUAN PUSTAKA

Persiapan dan Penilaian Pra Anestesi

Penilaian Pra-Bedah
Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Laboratorium

Kebugaran untuk Anestesi


Masukan Oral
 Refleks laring mengalami penurunan selama anastesi. Pantangan masukkan
 Regurgitasi isi lambung dan kotoran yang terdapat dalam jalan oral (puasa) selama
nafas merupakan risiko utama yang menjalani anastesia. periode tertentu

Pada pasien dewasa umumnya puasa 6-8 jam,


Pada pasien anak kecil 4-6 jam
Pada pasien bayi 3-4 jam

Air putih, teh manis sampai 3 jam dan


untuk keperluan minum obat air putih dan
dalam jumlah terbatas boleh 1 jam sebelum
induksi anesthesia.
Klasifikasi Status Fisik

ASA I ASA II ASA III


• Pasien dalam keadaan • Pasien dengan • Pasien dengan
normal dan sehat. kelainan sistemik gangguan atau
ringan sampai sedang penyakit sistemik berat
baik karena penyakit yang diakibatkan
bedah maupun karena berbagai
penyakit lain. penyebab.
ASA IV ASA V
• Pasien dengan kelainan sistemik berat tak • Pasien sekarat yang diperkirakan dengan
dapat melakukan aktivitas rutin dan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak
penyakitnya merupakan ancaman akan lebih dari 24 jam.
kehidupannya setiap saat.
Anastesi spinal

Analgesia spinal (Intratekal, intradural, subdural,


subarakhnoid) ialah pemberian obat anastetik lokal ke dalam
ruang subarakhnoid.
Indikasi:
1. Bedah ekstremitas bawah
2. Bedah panggul
3. Tindakan sekitar rektum-perineum
4. Bedah obstetri ginekologi
5. Bedah urologi
6. Bedah abdomen bawah
7. Pada bedah abdomen atas dan bedah pediatri biasanya dikombinasi dengan
anastesia umum ringan.
Anastesi spinal

Secara primer anastesi ini akan berkerja dengan baik


pada prosedur operasi lower abdomen, inguinal,
urogenital, rectal dan operasi pada ekstremitas
bawah.

Meskipun teknik ini juga bisa digunakan untuk operasi


abdomen bagian atas, sebagian menganggap lebih baik
untuk menggunakan anestesi umum untuk memastikan
kenyamanan pasien.
Kontra indikasi: Kelebihan spinal anasesi

• analgesia yang adekuat


• pasien tetap sadar
• relaksasi otot cukup
• risiko aspirasi pasien
dengan lambung penuh
lebih kecil
• Pemulihan fungsi saluran
cerna lebih cepat
Hubungan anatomi vertebre dan anastesi spinal

Prosedur puncture anastesi spinal


dilakukan dibawah segmen tersebut,
Medula spinalis berakhir di L1 (pada dewasa) untuk menghindari cedera pada medula
dan L3 pada anak spinalis
Faktor yang mempengaruhi level blok saraf spinal

isobarik
hipobarik
hiperbarik
Obat-Obatan anastesi spinal
Prosedur anastesi spinal
1. Inspeksi dan palpasi
daerah lumbal yang akan
ditusuk (dilakukan ketika
kita visite pre-operatif).

Prinsip : STERIL-septik aseptik

2. Posisikan pasien

duduk Foramen interlaminar lebih terbuka saat fleksi Lateral dekubitus


3. Kulit dipersiapkan dengan larutan antiseptik seperti betadine, alkohol,
kemudian kulit ditutupi dengan “doek” bolong steril.
4. Cara penusukan.
Pakailah jarum yang kecil (no. 25, 27 atau 29). Makin besar nomor jarum,
semakin kecil diameter jarum tersebut, sehingga untuk mengurangi komplikasi
sakit kepala (PDPH: Post duran punctureheadache) dianjurkan dipakai jarum
kecil. Penarikan stylet dari jarum spinal akan menyebabkan keluarnya likuor bila
ujung jarum ada di ruangan subarachnoid. Darah yang mewarnai likuor harus
dikeluarkan sebelum menyuntik obat anestesi lokal karena dapat menimbulkan
reaksi benda asing (Meningismus).

Midline approach Paramediana approach


Stent ureter

• Stent ureter merupakan salah satu alat yang berfungsi


untuk menjaga drainase urine agar adekuat mulai dari
ginjal sampai ke kandung kemih melewati obstruksi ureter
• Double-J stent terbentuk dalam arah yang berlawanan,
memungkinkan J bagian proksimal untuk menghubungkan
ke inferior atau pelvis ginjal, sementara J bagian distal
melengkung ke dalam rongga kandung kemih.
Indikasi pemasangan DJ-stent:

 Obstruksi saluran kemih bagian atas


 Infeksi yang disebabkan oleh hidronefrosis
 Masalah keamanan (misalnya, komplikasi edema
ureter iatrogenik, perforasi, dan cedera)
 Gagal ginjal sekunder akibat obstruksi ureter
Contoh gambaran
pemasangan DJ Stent
Daftar Pustaka

• Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD.2013. Morgan & Mikhail’s


ClinicalAnesthesiology. New York: McGrawHill
• Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. 2002. Petunjuk Praktis Anastesiologi
(Edisi II). Jakarta: FKUI.
Place Your Picture Here

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai