INTRAOPERATIF
OLEH
MADE SUANDIKA SKEP NERS
MKEP
Patofisiologi masalah
perawatan INTRAOPERATIF
Askep intraoperatif
FASE INTRA
merupakan tahap
OPERATIF adalah
kedua dari
suatu masa dimana
perioperatif
pasien sudah berada
Perawatan
dimeja pembedahan intraoperatif
sampai keruang
dimulai sejak pasien
pulih sadar
ditransfer ke meja
bedah dan berakhir
bila pasien di
transfer ke wilayah
ruang pemulihan.
Patofisiologi masalah
perawatan INTRAOPERATIF
PADA FASE
INTRAOPERATIF =
PASIEN akan
mengalami berbagai
prosedur
pembedahan
Prosedur pemberian
Anastesi, pengaturan
posisi bedah,
manajemen asepsis,
dan prosedur
tindakan invasif. Hal
ini akan memberikan
implikasi pada
masalah
keperawatan yg akn
MUNCUL.
PEMBERIAN ANASTESI/BIUS
Anestesi diberikan untuk memblokir
sementara sensasi rasa sehingga
memungkinkan pasien menjalani operasi dan
prosedur kesehatan lainnya tanpa rasa sakit.
Anestesi yang diberikan kepada seseorang
berbeda untuk tiap kondisinya.
Pasien harus menjalani tes kesehatan dan fisik
sebelum benar-benar memutuskan jenis dan
jumlah anestesi yang paling cocok.
Anestesi harus diberikan secara hati-hati
karena bekerja pada sistem saraf pusat pasien
PEMBERIAN ANASTESI/BIUS
Oleh karena itu, dosis yang tidak benar akan
mengganggu kerja seluruh sistem saraf
pusat.
Dalam kebanyakan kasus, dimana pasien
disarankan mendapatkan anestesi regional
atau umum, obat bius biasanya disuntikkan
di sumsum tulang belakang.
Karena anestesi, otak tidak dapat mengirim
sinyal ke bagian tubuh. Dengan demikian,
sensasi pasien menjadi mati atau tubuhnya
mati rasa.
Jenis Anestesi
Berikut adalah jenis-jenis
anestesi:
1. Anestesi lokal
Anestesi lokal, seperti namanya, digunakan
untuk operasi kecil pada bagian tertentu tubuh.
Suntikan anestesi diberikan di sekitar area yang
akan dioperasi untuk mengurangi rasa sakit.
Anestesi juga dapat diberikan dalam bentuk
salep atau semprotan.
Sebuah anestesi lokal akan membuat pasien
terjaga sepanjang operasi, tapi akan mengalami
mati rasa di sekitar daerah yang diperasi.
Anestesi lokal memiliki pengaruh jangka
pendek dan cocok digunakan untuk operasi
minor dan berbagai prosedur yang berkaitan
dengan gigi.
ANASTESI REGIONAL
Anestesi regional diberikan pada dan di
sekitar saraf utama tubuh untuk
mematikan bagian yang lebih besar.
Pada prosedur ini pasien mungkin tidak
sadarkan diri selama periode waktu yang
lebih panjang.
Di sini, obat anestesi disuntikkan dekat
sekelompok saraf untuk menghambat
rasa sakit selama dan setelah prosedur
bedah.
REGIONAL ANASTESI
Anestesi epidural
Anestesi epidural adalah
bentuk anestesi regional
dengan cara kerja mirip
anestesi spinal.
Perbedaannya, anestesi
epidural disuntikkan di
ruang epidural dan kurang
menyakitkan daripada
anestesi spinal.
Epidural paling cocok
digunakan untuk prosedur
pembedahan pada panggul,
dada, perut, dan kaki.
Anestesispinal
dihasilkan bila kita
menyuntikkan obat
analgesik lokal ke
dalam ruang sub
arachnoid di daerah
antara vertebra L2-L3
atau L3-L4 atau L4-L5
EPIDURAL ANASTESIA
Persiapan Pasien
Pasien sebelumnya diberi informasi tentang
tindakan ini (informed concernt) meliputi
pentingnya tindakan ini dan komplikasi yang
mungkin terjadi.
Pemeriksaan fisik dilakukan meliputi daerah kulit
tempat penyuntikan untuk menyingkirkan adanya
kontraindikasi seperti infeksi.
Perhatikan juga adanya scoliosis atau kifosis.
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan
adalah penilaian hematokrit. Masa protrombin (PT)
dan masa tromboplastin parsial (PTT) dilakukan
bila diduga terdapat gangguan pembekuan darah.
Perlengkapan
Tindakan anestesi spinal
harus diberikan dengan
persiapan perlengkapan
operasi yang lengkap untuk
monitor pasien, pemberian
anestesi umum, dan
tindakan resusitasi.
Jarum spinal dan obat
anestetik spinal disiapkan.
Jarum spinal memiliki
permukaan yang rata dengan
stilet di dalam lumennya dan
ukuran 16G sampai dengan
30G. obat anestetik lokal
yang digunakan adalah
prokain, tetrakain, lidokain,
atau bupivakain. Berat jenis
obat anestetik lokal
mempengaruhi aliran obat
dan perluasan daerah
teranestesi.
PERLENGKAPAN
Perlengkapan lain berupa
kain kasa steril, povidon
iodine, alcohol, dan duk
steril juga harus disiapkan.
Jarum spinal. Dikenal 2
macam jarum spinal, yaitu
jenis yang ujungnya
runcing seperti ujung
bamboo runcing (QuinckeBabcock atau Greene) dan
jenis yang ujungnya
seperti ujung pensil
(whitacre). Ujung pensil
banyak digunakan karena
jarang menyebabkan nyeri
kepala pasca penyuntikan
spinal
Indikasi
Anestesi spinal dapat diberikan pada
tindakan yang melibatkan tungkai bawah,
panggul, dan perineum.
Anestesi ini juga digunakan pada keadaan
khusus seperti bedah endoskopi, urologi,
bedah rectum, perbaikan fraktur tulang
panggul, bedah obstetric, dan bedah anak.
Anestesi spinal pada bayi dan anak kecil
dilakukan setelah bayi ditidurkan dengan
anestesi umum
1.Pasien menolak
2.Infeksi pada tempat suntikan
3.Hipovolemia berat, syok
4.Koagulapatia atau mendapat terapi
koagulan
5.Tekanan intrakranial meningkat
6.Fasilitas resusitasi minim
7.Kurang pengalaman tanpa didampingi
konsulen anestesi
1.Infeksi sistemik
2.Infeksi sekitar tempat suntikan
3.Kelainan neurologis
4.Kelainan psikis
5.Bedah lama
6.Penyakit jantung
7.Hipovolemia ringan
8.Nyeri punggung
9.penggunaan obat-obatan preoperasi
golongan AINS
10 heparin subkutan dosis rendah
Anestesi umum
Anestesi umum
ditujukan membuat
pasien sepenuhnya
tidak sadar selama
operasi.
Obat bius biasanya
disuntikkan ke tubuh
pasien atau dalam
bentuk gas yang
dilewatkan melalui
alat pernafasan.
GENERAL ANASTESIA/anastesi
umum
Secara keseluruhan di
PEMBERIAN ANASTESI UMUM
indonesia dalam pembiusan
adalah tanggung jawab dokter
dapat dilakukan penata
spesialis anastesi sedangkan
anastesi yang mendapat
penata anastesi berperan dalam
pelimpahan tugas dan
mempersiapkan obattanggung jawab dari dokter
obatan,alat,dan sarana
pemberian anastesi.
anastesi
Hal ini memberikan tantangan
tersendiri bagi perawat
anastesi agar dapat
melakukan proses
keperawatan scr komperhensif
pd prosedur anastesi sejak
menerimA, mempersiapkan,
dan memberikan prosedur
anastesi.
General anastesi/anastesi
UMUM
PEMBERIAN General Anastesi dilakukan pada saat
pasien berada dimeja operasi, tetapi pd keadaan
tertentu, dimana dalam pengaturan posisi bedah
memerlukan anastesi terlebih dahulu, maka
pemberian anastesi dilakukan diatas brankar
sblm pasien dipindahkan ke meja bedah
Pemberian anastesi umum akan membuat pasien
kehilangan seluruh sensasi dan kesadarannya
Relaksasi otot mempermudah manipulasi
anggota tubuh
Pasien juga mengalami amnesia tentang seluruh
proses yg terjadi selama pembedahan
General anastesi/anastesi
UMUM
INTERVENSI KEP
Kaji ulang identitas
pasien
Siapkan obat0batan pemberian
anastesi umum
Siapkan alat-alat
intubasi
endotrakeal
Siapkan sarana
pemantauan dasar
Kaji faktor yg
merugikan selama
pemberian anastesi
intraoperatif spt EKG,
riwayat alergi, riwayat
penyakit
kardiovaskuler,
masalah jalan nafas,
faktor usia, kaji adanya
kelainan pd prosedur
diagnostik,hemoglobin,
urine rutin, radiologi,
BERI dukungan
praanastesi
Lakukan anastesi
secara intravena
Lakukan pemasangan
selang endotrakeal,
pemasangan oral
airway, dan kaji
efektifitas jalan nafas
Lakukan pemberian
nafas bantuan,
pemberian oksigen
Terimakasih