Anda di halaman 1dari 22

ROUTE PEMBERIAN

MAKAN PASIEN
Nama kelompok:
Risky Ikhwan
Lina Hasna Fatimah
Winna ariyani
Latifatun alifah
PEMBERIAN NUTRISI SECARA ORAL

• Pengertian :
• Menurut dr. Sri Sukmaniah, Msc, Sp.GK dari FK Universitas
Indonesia, rute oral dapat digunakan pada pasien dengan fungsi
gastrointestinal yang baik, dan memiliki selera makan yang baik.
Bentuk makanan yang diberikan adalah cair, lunak dan makanan
biasa.
PEMBERIAN NUTRISI SECARA ENTERAL

Definisi :
• Nutrisi enteral pemberian zat gizi/ makanan melalui media
tertentu(pipa)yang dimasukan kedalam kedalam saluran cerna.
• Merupakan rute pilihan untuk terapi nutrisi, karena dapat
mempertahankan gut barrier dan fungsi imun. Risiko infeksi sistemik dan
komplikasi lainnya dapat turun. Banyak penelitian mendukung
implementasi nutrisi enteral secepat mungkin, setelah resusitasi.
Tentunya pemberian makan melalui enteral memerlukan motilitas
gastrik dan volum gastrik residu lebih dari 150 ml biasanya memerlukan
pemberian larutan makan secara perlahan
PEMEBERIAN NUTRISISECARA
PARENTERAL

• Metode ini hanya dapat digunakan jika pasien tidak mungkin


menggunakan rute enteral, atau tidak mendapat asupan nutrisi yang
cukup. Lebih banyak komplikasi dengan rute parenteral dan biasanya
berhubungan dengan insersi kateter dan infeksi.
DASAR PEMBERIAN

• Kondisi tubuh dalam keadaan kritis yang membutuhkan dukungan


nutrisi.
• Cadangan energi di dalam lever maupun otot sudah mulai habis
dipecah  ditandai dengan gelisah dan encepalophati
• Jika dalam 24 jam terhenti masukan karbohidrat maka tubuh akan
menguraikan protein dan lemak menjadi glukosa ( glukoneogenesis
dan glukolisis
• Setiap 20 – 25 kkal/kg/hari - diperlukan 125 – 150 gr protein
( alanin ) yang setara dengan 200 – 300 gr jaringan otot
Lanjutan

• Proses pemecahan protein ( proteolisis) akan mengakibatkan


hambatan sintesa viseral protein dalam waktu pendek terutama
pada enzim di hati ( immunoglobulin dan albumin ). Jika dalam
waktu 3 – 5 hari masukan asam amino tidak ada maka cadangan
protein akan mencapai titik kritis.
• Tubuh akan mengalami penurunan daya tahan cenderung mudah
terkena infeksi.
• Terjadinya Malnutrisi - komplikasi lain hipoalbumin,
hipoproteinemia, Oedema anasarka, gangguan motilisasi usus,
gangguan metabolisma dan enzim, kelemahan otot dan
memperlambat penyembuhan
LANGKAH PEMBERIAN NUTRISI ORAL, ENTERAL
DAN PARENTRERAL

• Menilai status gizi dan kondisi klinis pasien


• Hitung kebutuhan zat gizi ( kalori, protein, lemak, elektrolit,
mineral,cairan dll )
• Memilih komposisi terapi gizi
• Menentukan tehnik dan skema terapi
• Monitor efek terapi gizi dan komplikasi
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PEMBERIAN NUTRISI SECARA ORAL
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman disekitar pasien
2. Sebelum di hidangkan, makanan di periksa dahulu, apakah sudah sesuai dengan
daftar makanan/diet pasien
3. Usahakan makanan dihidangkan dalam keadaan hangat kecuali kontra indikasi
4. Sajikan makanan secukupnya, tidak terlalu banyak tetapi juga tidak terlalu sedikit
5. Peralatan makanan dan minuman harus bersih
6. Untuk pasien anak – anak, usahakan menggunakan peralatan yang menarik
perhatiannya.
7. Untuk pasien yang dapat makan sendiri, perhatikan apakah makanan di makan habis
atau tidak
8. Perhatikan selera dan keluhan pasien pada waktu makan serta reaksinya setelah
makan
MASALAH YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA
NUTRISI ENTERAL

• Pemberian formula enteral baru dilakukan setelah dipastikan


posisi tube dalam duodenum atau jejenum dipastikan.
• Pada penggunaan tube sisa formula enteral melekat pada dinding
lubang memberikan kesempatan pada bakteri untuk tumbuh.
• Penggunaan selang harus sesuai kebutuhannya ( diameter, ukuran,
panjang dsb)
• Resiko komplikasi mekanik seperti aspirasi,nekrosis mukosa
hidung,false route, dll perlu diperhatikan
• Komplikasi gastrointestinal seperti kembung,sembelit,diare,kram
perut,mual, muntah dll
MASALAH YANG PERLU DIPERHATIKAN NUTRISI
PARENTERAL

• Komplikasi teknis : pneumotorak,rupture/panetrasi artery


subklavia,emboli udara, tromboemboli
• Komplikasi infeksi : demam,hipotensi, oliguria, kemunduran secara
umum
• Komplikasi metabolik : gangguan kesimbangan glukosa, asam basa,
elektrolit, hiperglikemia,hiper/hipokalemia, hiper/hipokalsemia,
hiper/hipomagnesia, hiper/hipofosfatemia
CARA PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL

1. Persiapan Alat

• Piring
• Sendok
• Garpu
• Gelas dengan penutupnya
• Serbet
• Mangkok cuci tangan
Lanjutan

• Pengalas
• Tempat cuci tangan
• Pipet jika perlu
• Pisau jika perlu
• Obat jika ada
• Makanan dengan porsi dan menu sesuai program
• Meja untuk klien
PROSEDUR KERJA

Langkah Kerja:

• Mendekatan alat – alat di tempat tidur klien


• Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
• Mencuci tangan
• Mengatur posisi pasien (pasien mencoba) denganposisi semi fowler
setengah duduk sesuai kondisipasien.
• Memasang pengalas/ serbet di bawah dagu.
• Menawarkan pasien melakukan ritual makan(misalkan berdoa
sebelum makan)
Lanjutan

• Menanyakan lauk dan pauk apa yang boleh dicampurdengan nasi.


• Membantu aktivitas dengan cara menyuap makansedikit demi sedikit
dan berikan minuman setelahmakan .
• Bila selesai makan, membersihkan mulut pasien
• Jika ada obat melanjutkan pemberian obat
• Setelah makan, minum dan pemberian obatmenganjurkan pasien untuk
duduk sejenak sebelumkembali berbaring
• Merapikan alat dan kembalikan ke tempatnya
• Mencatat tindakan dan hasil atau respon terhadaptindakan (catat apa
jumlah/porsi makanan yang dihabiskan).
• Mencuci tangan setelah setelah prosedur dilakukan
CARA PEMBERIAN NUTRISI ENTERAL

1. Peralatan :

• Naso Gastrik Tube


• lubrikan
• Kateter Tip
• Plester
• Segelas Air dan Sedotan
• Sarung Tangan
• Pinset
• Semprit Irigasi Berukuran 20 ml-50 ml
PROSEDUR KERJA

Langkah Kerja :
• Mengecek identitas pasien dan menjelaskan prosedur penggunaan
• Menyiapkan alat alat
• Menempatkan pasien pada posisi duduk atau fowlertinggi dengan
leher hiperekstensi. Jika klien koma,menempatkan dengan posisi
semi fowler.
• Melakukan pengukuran
• Mencuci tangan
Lanjutan

• Memakai sarung tangan


• Lubrikasi selang 10-20 cm
• Memasukkan secara lembut hingga ke posteriornasofaring
• Merefleksikan kepala setelah selang masuk kenasofaring,
merelaksasikan pasien.
• Mendorong klien untuk menelan
• Jangan memaksa untuk memasukkan
• Melepaskan sarung tangan dan memasang plester
• Mengecek pemasangan dengan auskultasi lambung (pemasangan
benar terdengar suara udara) danaspirasi isi lambung.
CARA PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL
Peralatan :
a. Alat steril
• Bak instrument berisi hand scon dan kasa steril
• Infus set steril
• Jarum/wingnedle/abocath dengan nomer yang sesuai
• Korentang dan tempatnya
• Kom tutup berisi kapas alcoholb.

b. Alat tidak steril


• Standart infus
• Perlak dan alasnya
• Pembendung (tourniquet)
• Gunting verban
• Bengkok
• Jam tangan
Lanjutan

Obat-obatan

• Alcohol 70%
• Cairan sesuai advis dokter
PROSEDUR KERJA

• Cara Kerja :
a. Mengisi selang infus:
• Mencuci tangan
• Memeriksa etiket
• Desinfeksi karet penutup botol
• Menusukkan infus set ke dalam botol infuse
• Pengatur tetesan infus ditutup, jarak 24 cm dibawahtempat tetesan
• Menggantungkan botol infuse
• Ruang tetesan diisi setengah (Jangan sampaiterendam)
• Selang infus diisi cairan infus dikeluarkan udaranya
Lanjutan

b. Melakukan kateterisasi vena (prosedur kateterisasi vena di lengan bawah)


• Memasang torniket di sebelah proksimal vena yang akan dipungsi
• Meletakkan perlak kecil dan alasnya dibawah bagian yang akan dipunksi
• Menentukan vena yang akan dikateter bila perlu dipalpasi
• Melakukan tindakan antisepsis dengan kapas alkohol70% pada lokasi vena
tempat masuk kateter dansekitarnya.
• Meregangkan kulit kearah distal. Menusukkan jarumdengan sudut 20
derajat terhadap permukaan kulit. Lubang menghadap keatas.
Memasukkan jarum sesuai dengan arah garis vena.
Lanjutan

• Menahan kanula dan tarik jarum sedikit. Bila tampakdarah keluar berarti kanula telah
masuk ke vena.Menahan jarum dan mendorong kanula kateter.
• Melepaskan torniket, menempelkan kapas ditempatpungsi.
• Memasang selang infus berisi cairan infus yang telahdipersiapkan sebelumnya.
• Fiksasi kateter dan selang infus dengan plester.
• Mengatur tetesan dalam satu menit sesuai intruksi
• Menutup kulit dengan kassa steril.
• Merapikan pasien
• Mencuci tangan
• Mencatat: tanggal dan jam pemberian cairan, macamcairan

Anda mungkin juga menyukai