Anda di halaman 1dari 19

PEMBERIAN NUTRISI

PARENTERAL DAN ENTERAL

OLEH
ROHMAT
HERU PASETYANTO
SRI SUKANTI
NUTRISI
Nutrisi adalah ikatan kimia
diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu energi, membangun
dan memelihara jaringan, serta
mengatur proses-proses kehidupan
(Soenarjo, 2000).
A. Pengertian Nutrisi Enteral dan Nutrisi Parenteral

Nutrisi enteral adalah nutrisi yang


diberikan pada pasien yang tidak
dapat memenuhi kebutuhan
nutrisinya melalui rute oral, formula
nutrisi diberikan melalui tube ke
dalam lambung (gastric tube),
nasogastrik tube (NGT), atau jejunum
dapat secara manual maupun dengan
bantuan pompa mesin (At Tock, 2007).
Ada 3 macam metode pemberian nutrisi parenteral, yaitu:

1. Nutrisi parenteral parsial, pemberian


sebagian kebutuhan nutrisi melalui
intravena. Sebagian kebutuhan
nutrisi harian pasien masih dapat di
penuhi melalui enteral. Cairan yang
biasanya digunakan dalam bentuk
dekstrosa atau cairan asam amino
Nutrisi parenteral total, pemberian
nutrisi melalui jalur intravena ketika
kebutuhan nutrisi sepenuhnya harus
dipenuhi melalui cairan infus. Cairan
yang dapat digunakan adalah cairan
yang mengandung karbohidrat
seperti Triofusin E1000, cairan yang
mengandung asam amino seperti
PanAmin G, dan cairan yang
mengandung lemak seperti Intralipid
Lokasi pemberian nutrisi secara
parenteral melalui vena sentral
dapat melalui vena antikubital pada
vena basilika sefalika, vena
subklavia, vena jugularis interna dan
eksterna, dan vena femoralis. Nutrisi
parenteral melalui perifer dapat
dilakukan pada sebagian vena di
daerah tangan dan kaki.
Indikasi Pemberian Nutrisi
Enteral dan Parenteral
Indikasi Enteral
Pemberian nutrisi enteral diperlukan pada
penderita yang memerlukan asupan nutrien
dengan saluran cerna yang masih berfungsi
seperti pada penyakit AIDS atau HIV (yang disertai
malnutsi), kakeksia pada penyakit jantung/ kanker,
penurunan kesadaran/ koma, disfagia/ obstruksi
esophagus, anoreksia pada infeksi yang berat/
kronis/ malnutrisi, pembedahan/ kanker pada
kepala/ leher dan gangguan psikologis seperti
depresi berat/ anoreksi nervosa.
Selain itu juga diindikasikan untuk
gangguan seperti di bawah ini:
a. Gangguan menguyah dan menelan
b. Prematuritas
c. Kelainan bawaan saluran nafas,
saluran cerna, dan jantung
d. Refluks gastroesofagus berat
e. Penyakit kronik dan keganasan

Indikasi Parenteral

a. Gangguan absorbs makanan seperti fistula


enterokunateus, atresia intestinal, colitis infeksiosa,
obstruksi usus halus.
b. Kondisi dimana usus harus diistirahatkan sperti
pada pankrestitis berat, status preoperative dengan
malnutrisi berat, angina intertinal, diare berulang.
c. Gangguan motilitas usus seperti pada ileus
yang berkepanjangan.
d. Makan, muntah terus menerus, gangguan
hemodinamik, hiperemesis gravidarum
(Wiryana, 2007).
Kontraindikasi Pemberian Nutrisi Enteral dan Parenteral

Kontraindikasi Enteral
a. Kondisi yang mengakibatkan
perubahan fungsi saluran cerna (osbtruksi
menyeluruh pada saluran cerna bagian
distal, perdarahan saluran cerna yang
hebat, fistula enterokutan high-output,
intractable diarrhea, kelainan congenital
pada saluran cerna).
b. Gangguan perfusi saluran cerna
(instabilitas hemodinamik, syok septic)
. Kontraindikasi Parenteral
a. Pasien-pasien kanker yang sedang
menjalankan terapi radiasi dan kemoterapi.
b. Pasien-pasien preoperatif yang bukan
malnutrisi berat.
c. Pankreatitis akuta ringan.
d. Kolitis akuta.
e. AIDS.
f. Penyakit paru yang mengalami eksaserbasi.
g. Luka bakar.
h. Penyakit-penyakit berat stadium akhir (end-
stage illness).
Manfaat Pemberian Nutrisi Enteral dan Nutrisi Parenteral

.Manfaat dari pemberian nutrisi


enteral antara lain:
a. Mempertahankan fungsi
pertahanan dari usus
b. Mempertahankan integritas mukosa
saluran cerna
c. Mempertahankan fungsi-fungsi
imunologik mukosa saluran cerna
d. Mengurangi proses katabolic
. Manfaat dari pemberian nutrisi
parenteral antara lain:
a. Menyediakan nutrisi bagi tubuh
melalui intravena, karena tidak
memungkinkannya saluran cerna untuk
melakukan proses pencernaan makanan
b. Mencegah lemak subcutan dan otot
digunakan oleh tubuh untuk melakukan
katabolisme energi
c. Mempertahankan kebutuhan nutrisi
Prosedur Pemberian Nutrisi Enteral dan Nutrisi Parenteral

Prosedur pemberian nutrisi enteral


a. Cuci tangan
R: mengurangi transmisi mikroorganisme
b. Auskultasi bising usus
c. Pastikan pesanan dokter untuk formula,
kecepatan, rute, dan frekuensi
d. Siapkan kantung dan selang untuk memberikan
formula
e. Jelaskan prosedur pada klien
f. Baringkan klien dalam posisi Fowler
g. Pastikan penempatan selang NGT
h. Mulai memberi makan
Ada 2 macam metode pemberian makan yaitu sebagai
berikut:

1) Metode bolus (intermitten)


a) Pijat usus proksimal selang makan
b) Hubungkan spuit ke ujung selang dan tinggikan 45
cm di atas kepala klien
c) Isi spuit dengan formula. Biarkan spuit kosong
secara bertahap
2) Metode drip (kontinyu)
Merupakan metode yang dirancang untuk pemberian
makan perselang dengan kecepatan perjam yang
dipesankan. Metode ini mengurangi risiko diare. Klien
yang menerima pesanan makanan drip kontinyu harus
diperiksa setiap 4 jam.
. Prosedur pemberian nutrisi parenteral

Jelaskan prosedur pada klien


.

b. Cuci tangan
c. Gunakan cara aseptik dalam perawatan kateter
d. Ganti balutan tiap 24- 48 jam
e. Ganti set infuse maksimal 2x24 jam
f. Ganti posisi pemasangan infuse maksimal 3 x 24 jam (perifer)
g. Perhatikan tanda phlebitis, inflamasi, dan thrombosis
h. Jangan gunakan untuk pengambilan sampel darah dan pemberian obat
i. Lakukan pemantauan selama pemberian nutrisi parenteral, antara lain:
a) Pemeriksaan laboratorium seperti BUN, kreatinin, gula darah, elektrolit dan faal
hepar
b) Timbang berat badan pasien
c) Periksa reduksi urine
d) Observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar
e) Cairan jangan di gantuk lebih dari 24 jam
f) Pemberian asam amino harus bersamaan dengan karbohidrat dengan harapan
kalori yang di butuhkan akan di penuhi karbohidrat
j. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

a) Gantungkan kantung gavage pada tiang IV


b) Hubungkan ujung kantung ke ujung proksimal selang
c) Hubungkan pompa infus dan atur kecepatan
i. Bila selang makan tidak sedang digunakan, kelm ujung
proksiamal salang makan
j. Berikan air melalui selang makan secara bersamaan
diantar makan
k. Bilas kantung dan selang makan dengan air hangat
setelah pemberian semua bolus makanan
l. Tingkatkan makanan per selang
m. Klien tetap pada posisi fowler tinggi atau dengan kepala
tempat tidur ditinggikan 30o atau lebih selama 30 menit
setelah memberikan makan melalui selang. Dengan makan
kontinyu klien harus dalam satu posisi ini selama makan
n. Catat jumlah dan jenis makanan, pastikan letak selang,
patensi selang, respon klien terhadap makanan, dan adanya
efek merugikan
Diagnosa keperawatan
a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual,
muntah, anoreksia
b. Perubahan volume cairan b.d ketidakmampuan
mendapat/mencerna makanan
c. Kelelahan b.d penurunan produksi energi
metabolik
d. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi
e. Risiko tinggi aspirasi b.d pemasangan selang GI
f. Risiko infeksi b.d prosedur invasif
g. Risiko cidera b.d lingkungan eksternal dan
komplikasi karena kateter
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai