0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan34 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang tindakan keperawatan dalam pemberian supporsitoria, enema, dan membantu pasien buang air besar menggunakan pispot. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan prosedur dan tujuan dari ketiga tindakan tersebut untuk memenuhi kebutuhan eliminasi dan terapi pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang tindakan keperawatan dalam pemberian supporsitoria, enema, dan membantu pasien buang air besar menggunakan pispot. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan prosedur dan tujuan dari ketiga tindakan tersebut untuk memenuhi kebutuhan eliminasi dan terapi pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang tindakan keperawatan dalam pemberian supporsitoria, enema, dan membantu pasien buang air besar menggunakan pispot. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan prosedur dan tujuan dari ketiga tindakan tersebut untuk memenuhi kebutuhan eliminasi dan terapi pasien.
buang air besar (BAB) dengan pispot 1 Pengertian Supporsitoria adalah massa seperti lilin yang lunak, berbentuk seperti pluru yang dimasukkan kedalam lubang tubuh (anus) untuk memberikan obat atau melubrikasi area. Supporsitoria meleleh setelah diberikan sehingga melepaskan obat atau zat lain. Bentuk obat supositoria rektal lebih tipis dan bulat. Bentuk obat yang ujungnya bulat mencegah trauma anal ketika obat dimasukkan Obat supositoria rektal disimpan di dalam lemari es sebelum diberikan. Selama memberikan obat perawat harus memasukkan obat supositoria melewati sfingter anal internal dalam dan menyentuh mukosa rektal. Obat supositoria tidak boleh dipaksa masuk ke dalam massa atau materi feses. Sfingter anal internal berfungsi untuk mengatur pengeluaran feses saat BAB TUJUAN 1. Memberikan efek lokal, misalnya meningkatkan defekasi, atau efek sistemik, misalnya mengurangi rasa mual dan menurunkan suhu tubuh. 2. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat supositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat. 3. Menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar. 4. Pemberian obat ini diberikan tepat pada dinding rektal yang melewati sfingter anal internal. INDIKASI (KEGUNAAN) 1. Mengobati gejala-gejala rematoid, spondistis ankiloksa, gout akut dan osteoritis. (Penyakit berhubungan dengan tulang)
2. Untuk pengobatan konstivasi, wasir (Ambeien).
3. Untuk efek sistematik seperti mual dan
muntah. KONTRA INDIKASI 1. Hipersensitif terhadap ketoprofen, esetosal dan ains lain.
2. Pasien yang menderita ulkus pentrikum atau
peradangan aktif (inflamasi akut) pada saluran cerna.
3. Bionkospasme berat atau pasien dengan riwayat
asma bronchial atau alergi. 4. Gagal fungsi ginjal dan hati yang berat.
5. Supositoria sebaiknya tidak di gunakan pada
penderita piotitis atau hemoroid. PELAKSANAAN
1. Persiapan Alat a. Supositoria rektal atau tube salep dan aplikator salep b. Catatan pasien dan daftar obat pasien c. Sarung tangan d. Pelumas 2. Persiapan Pasien
a. Menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan
yang akan dilakukan. b. Memebritahukan prosedur tindakan yang akan dilakukan. c. Beri tahu pasien untuk tetap miring selama kurang lebih 5 menit. d. Menutup jendela, korden, dan memasang sampiran atau sketsel bila perlu. e. Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan. a. Periksa kembali order pengobatan mengenai jenis pengobatan waktu, jumlah dan dosis obat. b. Siapkan pasien c. Identifikasi pasien dengan tepat dan tanyakan namanya d. Berikan penjelasan pada pasien dan jaga privasi pasien e. Atur posisi pasien dalam posisi sim dengan tungkai bagian atas fleksi ke depan f. Tutup dengan selimut mandi, panjangkan area parineal saja g. Kenakan sarung tangan h. Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatan dengan jeli, beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dan tangan dominan anda. i. Minta pasien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk merelaksasikan sfingterani. Mendorong supositoria melalui spinter yang kontriksi menyebabkan timbulnya nyeri j. Regangkan bokong pasien dengan tangan dominan, dengan jari telunjuk yang tersarungi, masukan supusitoria ke dalam anus melalui sfingterani dan mengenai dinding rektal 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak-anak. k. Anak supositoria harus di tetapkan pada mukosa rectum supaya pada pasiennya di serap dan memberikan efek terapeutik l. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit untuk mencegah keluarnya suppositoria m. Jika suppositoria mengandung laktosit atau pelunak fases, letakan tombol pemanggil dalam jangkauan pasien agar pasien dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot atau ke kamar mandi n. Buang sarung tangan pada tempatnya dengan benar o. Cuci tangan p. Kaji respon pasien q. Dokumentasikan seluruh tindakan. 2 PENGERTIAN
Enema / Huknah adalah memasukkan cairan nacl 0,9% yang hangat
melalui anus rektum sampai kedalam kolon desenden dan asenden. Fungsinya adalah untuk mengeluarkan feses dan flaktus.
Huknah dapat diklasifikasikan ke dalam empat golongan menurut cara
kerjanya : cleansing ( membersihkan ), carminative ( untuk mengobati flakulance ), retensi ( menahan ), dan mengembalikan aliran. Dua jenis dari cleaning anema adalah high enema ( huknah tinggi ) dan low enema ( huknah rendah ). TUJUAN Mengosokkan usus pada pra – pembedahan untuk mencegah hal – hal yang tidak diinginkan selama operasi berlangsung, seperti BAB. Merangsang buang air besar atau merangsang pristaltik usus untuk mengeluarkan feses karena kesulitan untuk defekasi ( pada pasien sembelit ). INDIKASI Untuk persiapan pemeriksaan radiologi. Untuk persiapan opoerasi. Pada ibu yang akan melahirkan. Kontraindikasi Tumor. Hemoroid (ambien). PEMBERIAN HUKNAH 1. Huknah Rendah
• Huknah rendah adalah tindakan keperawatan dengan cara
memasukkan cairan hangat ke dalam kolon desendens dengan menggunakan kanula rektal melalui anus. Huknah rendah dilaksanakan sebelum operasi (persiapan pembedahan ) dan pasien yang mengalami obstipasi. HUKNAH TINGGI
• Huknah tinggi adalah tindakan memasukkan cairan
hangat ke dalam kolon asendens dengan menggunakan kanula usus. Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan umum. PERBEDAAN HUKNAH TINGGI DAN RENDAH HUKNAH RENDAH HUKNAH TINGGI
KOLON DESENDENS KOLON ASENDENS
CAIRAN LEBIH SEDIKIT CAIRAN LEBIH BANYAK
(500,300 ML) (700-1000 ML) SIMS KIRI SIMS KANAN PELAKSANAAN ALAT DAN BAHAN • PENGALAS • IRIGATOR LENGKAP DENGAN KANULA REKTAL DAN KLEM • CAIRAN HANGAT ( 700 – 1000 ML DENGAN SUHU 40,5° – 43° C ) • BENGKOK • JELI • PISPOT • SAMPIRAN • SARUNG TANGAN • TISU PROSEDUR KERJA • JELASKAN PROSEDUR YANG AKAN DILAKUKAN PADA PASIEN. • CUCI TANGAN. • ATUR RUANGAN DENGAN MELETAKKAN SAMPIRAN BILA PASIEN BERADA DALAM BANGSAL UMUM ATAU BILA PASIEN DIRAWAT DI RUANG PRIVAT, CUKUP DENGAN MENUTUP PINTU KAMAR. • ATUR POSISI PASIEN DENGAN POSISI SIMS KANAN. • PASANG PENGALAS DIBAWAH DAERAH ANUS. • SIAPKAN BENGKOK DEKAT PASIEN. ■ Irigator diisi cairan hangat sesuai dengan suhu badan dan hubungkan kanula usus, kemudian periksa aliran dengan membuka kanula usus dan mengeluarkan air ke bengkok dan berikan jeli pada ujung kanula tersebut. ■ Gunakan sarung tangan. ■ Masukkaan kanula kedalam rektum ke arah kolon asendens (15- 20 cm) sambil pasien diminta menarik nafaspanjang dan pegang irigator setinggi 30cm dari tempat tidur dan buka klem msampai air mengalir dan menimbulkan rasa ingin defekasi. ■ Anjurkan pasien untuk menahan sebentar bila ada rasa ingin defekasi dan pasang pispot atau anjurkan ke toilet, bila pasien tidak mampu ke toilet bersihkan dengan menyiram daerah parineum hingga bersih dan keringkan dengan tisu. ■ Cuci tangan. ■ Catat jumlah, warna, konsistensi, dan respons pasien terhadap tindakan. 3 Pispot digunakan ketika seorang pasein tidak mampu memenuhi eliminasi secara mandiri dikamar kecil. TUJUAN • MEMENUHI KEBUTUTUHAN ELIMINASI SEORANG PASIEN YANG MEMBUTUHKAN. ALAT DAN BAHAN • ALAS DAN PERLAK • PISPOT • AIR BERSIH • TISU/WASLAP • SAMPIRAN BILA PASIEN DIRAWAT DIBANGSAL UMUM • SARUNG TANGAN PROSEDUR KERJA • JELASKAN PROSEDUR SECARA KESELURUHAN PADA PASIEN • PASANG SAMPIRAN BILA PASIEN DIRAWAT DIBANGSAL UMUM • CUCI TANGAN • GUNAKAN SARUNG TANGAN BERSIH • PASANG PENGALAS DIBAWAH BOKONG • TEMPATKAN PISPOT DIATAS PENGALAS,TEPAT DIBAWAH BOKONG. POSISINYA ADALAH LUBANG PISPOT TEPAT DIBAWAH ANUS. PADA SAAT MELETAKKAN PISPOT, BILA PASIEN MASIH MAMPU MELAKUKAN, PERAWAT MENGANJURKAN PADA PASIEN UNTUK MENGANGKAT DAERAH BOKONG. INI DILAKUKAN AGAR PISPOT MUDAH DILETAKKAN. • SETELAH POSISI PISPOT TEPAT DIBAWAH BOKONG, PERAWAT BERTANYA PADA PASIEN APAKAH POSISINYA ITU SUDAH NYAMAN ATAU TIDAK. JANGAN LUPA UNTUK MENJAGA PRIVASI PASIEN SELAMA PROSEDUR BERLANGSUNG.
• SETELAH SELURUH PROSES SELESAI, JANGAN LUPA UNTUK MENYIRAM
DAERAH ANUS SERTA SEKITARNYA DENGAN AIR SAMPAI BERSIH. SETELAH SELESAI, LALU KERINGKAN DENGAN TISU.
• CUCI TANGAN
• CATAT TANGGAL DEFEKASI, KARAKTERISTIK FESES, MISALNYA JUMLAH,
KONSISTENSI, WARNA, BAU, SERTA RESPON PASIEN SELAMA PROSEDUR ITU DILAKSANAKAN. TERIMAKASIH