Anda di halaman 1dari 34

TUJUAN

Mengetahui dan Mempelajari tindakan keperawatan


dalam pemberian Supporsitoria

Mengetahui dan mempelajari tindakan keperawatan


dalam pemberian Huknah/Lavement/Enema

Mengetahui dan mempelajari cara membantu pasien


buang air besar (BAB) dengan pispot
1
Pengertian
 Supporsitoria adalah massa seperti lilin
yang lunak, berbentuk seperti pluru
yang dimasukkan kedalam lubang tubuh
(anus) untuk memberikan obat atau
melubrikasi area. Supporsitoria meleleh
setelah diberikan sehingga melepaskan
obat atau zat lain.
 Bentuk obat supositoria rektal lebih tipis
dan bulat. Bentuk obat yang ujungnya
bulat mencegah trauma anal ketika obat
dimasukkan
 Obat supositoria rektal disimpan di
dalam lemari es sebelum diberikan.
 Selama memberikan obat perawat harus
memasukkan obat supositoria melewati
sfingter anal internal dalam dan
menyentuh mukosa rektal. Obat
supositoria tidak boleh dipaksa masuk ke
dalam massa atau materi feses.
Sfingter anal internal berfungsi
untuk mengatur pengeluaran feses
saat BAB
TUJUAN
1. Memberikan efek lokal, misalnya meningkatkan
defekasi, atau efek sistemik, misalnya mengurangi
rasa mual dan menurunkan suhu tubuh.
2. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian
obat supositoria yang bertujuan untuk mendapatkan
efek terapi obat.
3. Menjadikan lunak pada daerah feses dan
merangsang buang air besar.
4. Pemberian obat ini diberikan tepat pada dinding
rektal yang melewati sfingter anal internal.
INDIKASI (KEGUNAAN)
1. Mengobati gejala-gejala rematoid, spondistis
ankiloksa, gout akut dan osteoritis. (Penyakit
berhubungan dengan tulang)

2. Untuk pengobatan konstivasi, wasir (Ambeien).

3. Untuk efek sistematik seperti mual dan


muntah.
KONTRA INDIKASI
1. Hipersensitif terhadap ketoprofen, esetosal dan
ains lain.

2. Pasien yang menderita ulkus pentrikum atau


peradangan aktif (inflamasi akut) pada saluran cerna.

3. Bionkospasme berat atau pasien dengan riwayat


asma bronchial atau alergi.
4. Gagal fungsi ginjal dan hati yang berat.

5. Supositoria sebaiknya tidak di gunakan pada


penderita piotitis atau hemoroid.
PELAKSANAAN

1. Persiapan Alat
a. Supositoria rektal atau tube salep dan
aplikator salep
b. Catatan pasien dan daftar obat pasien
c. Sarung tangan
d. Pelumas
2. Persiapan Pasien

a. Menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan


yang akan dilakukan.
b. Memebritahukan prosedur tindakan yang
akan dilakukan.
c. Beri tahu pasien untuk tetap miring selama
kurang lebih 5 menit.
d. Menutup jendela, korden, dan memasang
sampiran atau sketsel bila perlu.
e. Menganjurkan orang yang tidak
berkepentingan untuk keluar ruangan.
a. Periksa kembali order pengobatan mengenai jenis pengobatan
waktu, jumlah dan dosis obat.
b. Siapkan pasien
c. Identifikasi pasien dengan tepat dan tanyakan namanya
d. Berikan penjelasan pada pasien dan jaga privasi pasien
e. Atur posisi pasien dalam posisi sim dengan tungkai bagian atas fleksi
ke depan
f. Tutup dengan selimut mandi, panjangkan area parineal saja
g. Kenakan sarung tangan
h. Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung
bulatan dengan jeli, beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dan
tangan dominan anda.
i. Minta pasien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan
untuk merelaksasikan sfingterani. Mendorong supositoria melalui
spinter yang kontriksi menyebabkan timbulnya nyeri
j. Regangkan bokong pasien dengan tangan dominan, dengan jari
telunjuk yang tersarungi, masukan supusitoria ke dalam anus
melalui sfingterani dan mengenai dinding rektal 10 cm pada orang
dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak-anak.
k. Anak supositoria harus di tetapkan pada mukosa rectum
supaya pada pasiennya di serap dan memberikan efek terapeutik
l. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring terlentang atau miring
selama 5 menit untuk mencegah keluarnya suppositoria
m. Jika suppositoria mengandung laktosit atau
pelunak fases, letakan tombol pemanggil dalam
jangkauan pasien agar pasien dapat mencari bantuan
untuk mengambil pispot atau ke kamar mandi
n. Buang sarung tangan pada tempatnya dengan
benar
o. Cuci tangan
p. Kaji respon pasien
q. Dokumentasikan seluruh tindakan.
2
PENGERTIAN

 Enema / Huknah adalah memasukkan cairan nacl 0,9% yang hangat


melalui anus rektum sampai kedalam kolon desenden dan asenden.
Fungsinya adalah untuk mengeluarkan feses dan flaktus.

 Huknah dapat diklasifikasikan ke dalam empat golongan menurut cara


kerjanya : cleansing ( membersihkan ), carminative ( untuk mengobati
flakulance ), retensi ( menahan ), dan mengembalikan aliran. Dua jenis dari
cleaning anema adalah high enema ( huknah tinggi ) dan low enema (
huknah rendah ).
TUJUAN
 Mengosokkan usus pada pra – pembedahan untuk
mencegah hal – hal yang tidak diinginkan selama
operasi berlangsung, seperti BAB.
 Merangsang buang air besar atau merangsang
pristaltik usus untuk mengeluarkan feses karena
kesulitan untuk defekasi ( pada pasien sembelit ).
INDIKASI
 Untuk persiapan pemeriksaan radiologi.
 Untuk persiapan opoerasi.
 Pada ibu yang akan melahirkan.
 Kontraindikasi
 Tumor.
 Hemoroid (ambien).
PEMBERIAN HUKNAH
1. Huknah Rendah

• Huknah rendah adalah tindakan keperawatan dengan cara


memasukkan cairan hangat ke dalam kolon desendens
dengan menggunakan kanula rektal melalui anus. Huknah
rendah dilaksanakan sebelum operasi (persiapan
pembedahan ) dan pasien yang mengalami obstipasi.
HUKNAH TINGGI

• Huknah tinggi adalah tindakan memasukkan cairan


hangat ke dalam kolon asendens dengan
menggunakan kanula usus. Tindakan ini dapat
dilakukan pada pasien yang akan dilakukan
tindakan pembedahan umum.
PERBEDAAN HUKNAH
TINGGI DAN RENDAH
HUKNAH RENDAH HUKNAH TINGGI

KOLON DESENDENS KOLON ASENDENS

CAIRAN LEBIH SEDIKIT CAIRAN LEBIH BANYAK


(500,300 ML) (700-1000 ML)
SIMS KIRI SIMS KANAN
PELAKSANAAN
ALAT DAN BAHAN
• PENGALAS
• IRIGATOR LENGKAP DENGAN KANULA REKTAL DAN KLEM
• CAIRAN HANGAT ( 700 – 1000 ML DENGAN SUHU 40,5° – 43° C )
• BENGKOK
• JELI
• PISPOT
• SAMPIRAN
• SARUNG TANGAN
• TISU
PROSEDUR KERJA
• JELASKAN PROSEDUR YANG AKAN DILAKUKAN PADA
PASIEN.
• CUCI TANGAN.
• ATUR RUANGAN DENGAN MELETAKKAN SAMPIRAN BILA
PASIEN BERADA DALAM BANGSAL UMUM ATAU BILA
PASIEN DIRAWAT DI RUANG PRIVAT, CUKUP DENGAN
MENUTUP PINTU KAMAR.
• ATUR POSISI PASIEN DENGAN POSISI SIMS KANAN.
• PASANG PENGALAS DIBAWAH DAERAH ANUS.
• SIAPKAN BENGKOK DEKAT PASIEN.
■ Irigator diisi cairan hangat sesuai dengan suhu badan dan
hubungkan kanula usus, kemudian periksa aliran dengan
membuka kanula usus dan mengeluarkan air ke bengkok dan
berikan jeli pada ujung kanula tersebut.
■ Gunakan sarung tangan.
■ Masukkaan kanula kedalam rektum ke arah kolon asendens (15-
20 cm) sambil pasien diminta menarik nafaspanjang dan pegang
irigator setinggi 30cm dari tempat tidur dan buka klem msampai
air mengalir dan menimbulkan rasa ingin defekasi.
■ Anjurkan pasien untuk menahan sebentar bila ada rasa ingin
defekasi dan pasang pispot atau anjurkan ke toilet, bila pasien
tidak mampu ke toilet bersihkan dengan menyiram daerah
parineum hingga bersih dan keringkan dengan tisu.
■ Cuci tangan.
■ Catat jumlah, warna, konsistensi, dan respons pasien terhadap
tindakan.
3
Pispot digunakan ketika seorang
pasein tidak mampu memenuhi
eliminasi secara mandiri dikamar kecil.
TUJUAN
• MEMENUHI KEBUTUTUHAN ELIMINASI SEORANG PASIEN YANG
MEMBUTUHKAN.
ALAT DAN BAHAN
• ALAS DAN PERLAK
• PISPOT
• AIR BERSIH
• TISU/WASLAP
• SAMPIRAN BILA PASIEN DIRAWAT DIBANGSAL UMUM
• SARUNG TANGAN
PROSEDUR KERJA
• JELASKAN PROSEDUR SECARA KESELURUHAN PADA PASIEN
• PASANG SAMPIRAN BILA PASIEN DIRAWAT DIBANGSAL UMUM
• CUCI TANGAN
• GUNAKAN SARUNG TANGAN BERSIH
• PASANG PENGALAS DIBAWAH BOKONG
• TEMPATKAN PISPOT DIATAS PENGALAS,TEPAT DIBAWAH
BOKONG. POSISINYA ADALAH LUBANG PISPOT TEPAT DIBAWAH
ANUS. PADA SAAT MELETAKKAN PISPOT, BILA PASIEN MASIH
MAMPU MELAKUKAN, PERAWAT MENGANJURKAN PADA PASIEN
UNTUK MENGANGKAT DAERAH BOKONG. INI DILAKUKAN
AGAR PISPOT MUDAH DILETAKKAN.
• SETELAH POSISI PISPOT TEPAT DIBAWAH BOKONG, PERAWAT BERTANYA
PADA PASIEN APAKAH POSISINYA ITU SUDAH NYAMAN ATAU TIDAK.
JANGAN LUPA UNTUK MENJAGA PRIVASI PASIEN SELAMA PROSEDUR
BERLANGSUNG.

• SETELAH SELURUH PROSES SELESAI, JANGAN LUPA UNTUK MENYIRAM


DAERAH ANUS SERTA SEKITARNYA DENGAN AIR SAMPAI BERSIH. SETELAH
SELESAI, LALU KERINGKAN DENGAN TISU.

• CUCI TANGAN

• CATAT TANGGAL DEFEKASI, KARAKTERISTIK FESES, MISALNYA JUMLAH,


KONSISTENSI, WARNA, BAU, SERTA RESPON PASIEN SELAMA PROSEDUR ITU
DILAKSANAKAN.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai