Anda di halaman 1dari 11

SOP Memberikan obat mata

Definisi
Suatu tindakan memberikan obat dengan cara dimasukkan atau diteteskan ke dalam mata
pasien

Tujuan

Sebagai upaya penerapan langkah-langkah dalam memberikan obat dengan cara dimasukkan
atau diteteskan ke dalam mata pasien

PERSIAPAN ALAT

 Obat mata pada tempatnya saleb/tetes


 Kapas/tissue
 Daftar Obat
 NaCl 0,9%

PERSIAPAN PASIEN

 Berikan penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan


 Berikan rencana yang tepat kapan obat harus diteteskan

PERSIAPAN PETUGAS
APD (Sarung Tangan)

PROSEDUR PELAKSANAAN

 Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur


 Perawat menyiapkan obat mata sesuai dosis untuk setiap pasien dengan prinsip 6
Benar
 Perawat membawa obat mata yang telah disiapkan
 Perawat melakukan dobel cek dengan perawat lain
 Perawat memberikan tanda tangan pada kolom yang disediakan sebagai bukti dobel
cek telah dilakukan
 Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai prosedur
 Perawat memakai sarung tangan
 Perawat membuka tutup botol dan diletakkkan dengan posisi keatas
 Perawat memasang pengalas tissue atau handuk
 Perawat membersihkan tepi mata dengan kapas atau kassa yang dibasahi dengan normal
salin (NaCl 0,9%). Untuk setiap kapas sekali usap dari arah dalam ke luar
 Perawat menganjurkan pada pasien dalam posisi duduk atau terlentang, menekuk leher
kepala ke belakang bila dalam posisi duduk, bila berbaring, beri bantal di belakang
leher
 TETES MATA :
 Perawat menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan kiri untuk membuka kelopak mata
pasien
 Perawat menggunakan ibu jarinya untuk menekan tulang orbita dengan tisu/kapas
untuk menutup lakrimal
 Perawat meneteskan obat mata ke kantung konjungtiva bawah setinggi ½ - ¾ inchi, dan
jangan menetesi pada kornea
 Perawat menutup kembali obat tanpa menyentuh bagian dalam dari tutup obat mata
atau penetesnya
 SALEB MATA :
 Perawat membuka tutup saleb dan memegang aplikator saleb di bagian atas tepi
kelopak mata
 Perawat menekan tube dan mengalirkannya padaa konjungtiva bawah, jangan sampai
menyentuh pinggir mata
 Perawat menganjurkan pasien untuk menutup mata, menggerakan mata perlahan dan
berkedip-kedip
 Perawat menghapus kelebihan obat saleb mata dengan tissue/kassa
 Perawat membuka sarung
 Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
 Perawat mengkaji adanya efek samping obat mata yang telah diberikan kepada pasien
 Perawat mendokumentasikan tindakan pemberian obat mata dengan melingkari pada
jam program pemberian obat yang telah ditentukan dan mendokumentasikan adanya
efek samping obat kedalam catatan terintegrasi.
Pemberian obat pada telinga
Memberikan obat pada telinga dilakukan dengan obat tetes telinga atau salep. Pada

umumnya obat tetes telinga yang dapat berupa obat antibiotik diberikan pada gangguan infeksi

telinga, khususnya otitis media pada telinga tengah.

Persiapan Alat dan Bahan :

1. Obat dalam tempatnya.

2. Penetes.

3. Spekulum telinga.

4. Pinset anatomi dalam tempatnya.

5. Korentang dalam tempatnya.

6. Plester.

7. Kain kassa.

8. Kertas tissu.

9. Balutan.

Prosedur Kerja :

1. Cuci Tangan.

2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.

3. Atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah yang akan

diobati, usahakan agar lubang telinga pasien ke atas.

4. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas/ ke belakang pada orang dewasa

dan ke bawah pada anak.


5. Apabila obat berupa obat tetes, maka teteskan obat dengan jumlah tetesan sesuai dosis pada

dinding saluran untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara.

6. Apabila berupa salep, maka ambil kapas lidi dan masukkan atau oleskan salep pada liang

telinga.

7. Pertahankan posisi kepala selama 2-3 menit.

8. Tutup telinga dengan kassa dan plester kalau perlu.

9. Cuci tangan.

10. Catat jumlah, tanggal dan dosis pemberian.


Pemberian obat pada hidung
Memberikan obat tetes hidung dapat dilakukan pada hidung seseorang dengan

peradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.

Persiapan alat dan bahan :

1. Obat dalam tempatnya

2. Pipet

3. Spekulum hidung

4. Pinset anatomi dalam tempatmya

5. Korentang dalam tempatnya

6. Plester

7. Kain kasa

8. Kertas tisue

9. Balutan

Prosuder Kerja :

1. Cuci tangan

2. Jelakan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan

3. Atur posisi pasien, dengan cara :

a. Duduk dikursi dengan kepala menengadah ke belakang

b. Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur

c. Berbaring dengan bantal di bawah bahu dan kepala tengadah ke belakang.

4. Berikan tetesan obat sesuai dengan dosis pada tiap lubang hidung

5. Pertahankan posisi kepala tetap tengadah ke belakang selama 5 menit

6. Cuci tangan

7. Catat cara, tanggal, dan dosis pemberian obat.


SOP Memberikan Obat Melalui Vagina
Definisi
Suatu tindakan memberikan obat dengan cara dimasukkan melalui vagina

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan obat dengan cara dimasukkan
melalui vagina

PERSIAPAN ALAT

 Obat yang diperlukan


 Daftar Obat
 Kapas yang dibasahi Nacl
 Handuk/selimut penutup
 Jeli/pelumas

PERSIAPAN PASIEN

 Berikan penjelasan atas prosedur yang akan dilakukan


 Posisikan pasien dorsal recumben

PERSIAPAN PETUGAS
APD (sarung tangan bersih)

PROSEDUR PELAKSANAAN

 Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur


 Perawat menyiapkan obat yang telah disediakan sesuai dosis untuk setiap
pasien dengan prinsip 6 Benar
 Perawat membawa obat yang telah disiapkan
 Perawat melakukan dobel cek dengan perawat lain
 Perawat memberikan tanda tangan pada kolom yang disediakan sebagai bukti dobel
cek telah dilakukan
 Perawat melakukan identifikasi sesuai prosedur
 Perawat menjaga privacy pasien dengan cara menutup pintu kamar, jendela dan korden
 Perawat memakai sarung tangan
 Perawat menyiapkan pasien dengan membuka pakaian bawah dan memasang
selimut/handuk
 Perawat memposisikan pasien dengan dorsal recumbent
 Perawat membuka labia dan membersihkan dengan kapas yang telah dibasahi NaCl dari
arah depan ke belakang
 Perawat membuka bungkus alumunium foil dan mengoleskan sejumlah pelumas (k/p)
pada ujungnya
 Perawat meregangkan labia dengan tangan kiri
 Perawat memasukkan ujung supositoria ke dinding kanal vagina sepanjang jari telunjuk
 Perawat menarik jari dan membersihkan pelumas yang tersisa pada orifisium
 Perawat menganjurkan pasien tetap pada posisinya selama 10 menit
 Perawat melepaskan sarung tangan
 Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
 Perawat menanyakan respon pasien termasuk adanya ketidaknyamanan, rasa terbakar,
gatal,dll
 Perawat mendokumentasikan tindakan pemberian obat yang diberikan melalui vagina
dengan melingkari pada jam program pemberian obat yang telah ditentukan dan
mendokumentasikan respon pasien ke dalam catatan terintegrasi
Pemberian obat melalui rektum
Memberikan obat melalui rectum merupakan pemberian obat dengan memasukkan obat
mealui anus dan kemudian rectum ,dengan tujuan memberikan efek local dan sistematik.
Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat supositoria yang bertujuan untuk
mendapatkan efek terapi obat , menjadikan lunak pada daerah fases ,dan merangsang buang air
besar .

Pemberian obat yang memiliki efek local, seperti obat dolcolas supositoria,berfungsi
untuk meningkatkan defekasi secara local pemberian obat dengan obat sistemik, seperti obat
aminofilin supositoria, berfungsi mendilatasi bronchus. Pemberian obat supositoria ini
diberikan tepat pada dinding rental yang melewati sphincter ani interna. Kontraindikasi pada
pasien yang mengalami pembedahan rektal.

Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan
melalui anus atau rektum. Umumnya berbentuk torpedo dapat meleleh, melunak atau melarut
pada suhu tubuh. Suppositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai
pembawa zat terapetik yang bersifat local atau sistematik.

Suppositoria merupakan obat luar karena penggunaannya tidak melewati mulut dan
tidak menuju ke arah lambung, hanya dimetabolisme dalam darah dan dinding usus.

Salep (cream) adalah sediaan yang digunakan untuk pemberian topikal ke area perianal.
Sebagian besar digunakan untuk terapi kondisi lokal pruritis anorektal, inflamasi dan nyeri atau
ketidaknyamanan akibat wasir.

B. Tujuan

Memberikan efek lokal dan sistemik. Contoh: efek local untuk melunakkan faeces dan
merangsang/melancarkan defekasi, efek sistemik untuk dilatasi bronkus.

C. Manfaat

Manfaat memberikan obat melalui rektuk yaitu tidak menimbulkan iritasi pada saluran bagian
atas, mempunyai tingkatan aliran pembuluh darah yang besar (pembuluh darah di rectum tidak
ditransportasikan melalui liver), dan pada obat tertentu diabsorpsi dengan baik melalui dinding rectum.

D. Persiapan Alat

1. Baki berisi : obat suppositoria dalam bungkusnya, sarung tangan, kain kassa, pelican, kertas tissue
2. Sampiran bila perlu

3. Pot bila perlu

4. Pengalas berikutnya

5. Nierbekken

6. Waskom berisi larutan clorin 0,5%

E. Cara Kerja

1. Cocokan akurasi dan kelengkapan tiap MAR dengan resep obat asli dari dokter.Periksa kembali nama
klien dan nama obat,dosis ,jalur dan waktu pemberian obat

2. Lihat kembali rekam medis apakah terdapat riwayat pembedahan rectal atau perdarahan.

3. Siapkan obat dan bandingkan label obat dengan MAR setidaknya dua kali sebelum memberikan obat.

4. Berikan obat pada klien tepat waktu dan selalu cuci tangan.

5. Kenali klien dengan menggunakan setidaknya dua tanda identifikasi klien. Bandingkan nama klien
dan tanda identifikasi yang lain (contoh:nomor registrasi rumah sakit) pada gelang identifikasi dengan
MAR. Mintalah klien untuk menyebutkan namanya sebagai identifikasi terakhir.

6. Bandingkan label obat dengan MAR sekali lagi disamping tempat tidur klien.

7. Ajari klien mengenai obatnya. Jelaskan prosedur mengenai posisi dan sensasi yang mungkin terjadi
seperti rasa ingin buang air. Pastikan klien mengerti prosedur tersebut jika ia ingin menggunakan
obatnya sendiri.

8. Tutup pintu ruangan atau tarik horden agar didapatkan privasi.

9. Gunakan sarung tangan bersih.

10. Bantu klien mencapai posisi Sims’. Tutup bagian bawah klien sehingga hanya area anus yang terlihat.

11. Pasikan pencahayaan cukup untuk melihat anus dengan jelas. Periksa kondisi anus external,dan palpasi
dinding rectum seperlunya. Lepas sarung tangan jika kotor dan buang ditempat yang disediakan.

12. Gunakan sarung tangan baru.

13. Ambil supositoria dari bungkusnya, berikan pelumas pada ujung yang bulat (lihat ilustrasi) dengan jeli
pelumas larut air. Licinkan jari teluntuk tangan dominan denganpelumas yang sama

14. Minta klien untuk mengambil nafas melalui mulut dan lemaskan sfinter anii.
15. Tarik bokong dengan tangan non dominan. Masukan perlahan supositoria menyusuri dinding anus
melewati sfinter bagian dalam, 10cm (4 inci) pada orang dewasa, 5cm (2 inci) pada anak-anak dan bayi
(lihat ilustrasi). Tekan dengan lembut untuk menahan bokong sesaat sehingga obat tidak keluar lagi.

16. Keluarkan jari, dan usap area anus dengan tisu.

17. Bereskan alat-alat, lepaskan sarung tangan, dan cuci tangan.

18. Mintalah klien untuk tetap berbaring atau miring selama kurang lebih 5 menit untuk mencegah obat
keluar.

19. Jika supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses, letakan lampu pemanggil didekat klien.

20. Catat pemberian obat pada MAR.

21. Perhatikan efek supositoria (contoh gerakan otot, obat mual) sesuai dengan onset dan durasi obat.

F. Indikasi

Mengobati gejala-gejala rematoid, spondistis ankiloksa, gout akut dan osteoritis.

G. Kontra Indikasi

1. Hipersensitif terhadap ketoprofen, esetosal dan ains lain.

2. Pasien yang menderita ulkus pentrikum atau peradangan aktif (inflamasi akut) pada saluran cerna.

3. Bionkospasme berat atau pasien dengan riwayat asma bronchial atau alergi.

4. Gagal fungsi ginjal dan hati yang berat.

5. Supositoria sebaiknya tidak di gunakan pada penderita piotitis atau hemoroid.

6. Pembedahan rektal.

7. Klien dengan pembedahan rectal

H. Yang Harus diperhatikan

1. Identifikasi klien dengan tepat

2. Menjelaskan mengenai tujuan dan cara kerja obat dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien

3. Perawat/bidan bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat

4. Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah

5. Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut

6. Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa


7. Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan.

8. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

9. Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang alat-alat disposibel kemudian cuci
tangan.

10. Melakukan eveluasi mengenai efek obat pada klien.

Anda mungkin juga menyukai