Definisi
Suatu tindakan memberikan obat dengan cara dimasukkan atau diteteskan ke dalam mata
pasien
Tujuan
Sebagai upaya penerapan langkah-langkah dalam memberikan obat dengan cara dimasukkan
atau diteteskan ke dalam mata pasien
PERSIAPAN ALAT
PERSIAPAN PASIEN
PERSIAPAN PETUGAS
APD (Sarung Tangan)
PROSEDUR PELAKSANAAN
umumnya obat tetes telinga yang dapat berupa obat antibiotik diberikan pada gangguan infeksi
2. Penetes.
3. Spekulum telinga.
6. Plester.
7. Kain kassa.
8. Kertas tissu.
9. Balutan.
Prosedur Kerja :
1. Cuci Tangan.
3. Atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah yang akan
4. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas/ ke belakang pada orang dewasa
6. Apabila berupa salep, maka ambil kapas lidi dan masukkan atau oleskan salep pada liang
telinga.
9. Cuci tangan.
2. Pipet
3. Spekulum hidung
6. Plester
7. Kain kasa
8. Kertas tisue
9. Balutan
Prosuder Kerja :
1. Cuci tangan
4. Berikan tetesan obat sesuai dengan dosis pada tiap lubang hidung
6. Cuci tangan
Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan obat dengan cara dimasukkan
melalui vagina
PERSIAPAN ALAT
PERSIAPAN PASIEN
PERSIAPAN PETUGAS
APD (sarung tangan bersih)
PROSEDUR PELAKSANAAN
Pemberian obat yang memiliki efek local, seperti obat dolcolas supositoria,berfungsi
untuk meningkatkan defekasi secara local pemberian obat dengan obat sistemik, seperti obat
aminofilin supositoria, berfungsi mendilatasi bronchus. Pemberian obat supositoria ini
diberikan tepat pada dinding rental yang melewati sphincter ani interna. Kontraindikasi pada
pasien yang mengalami pembedahan rektal.
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan
melalui anus atau rektum. Umumnya berbentuk torpedo dapat meleleh, melunak atau melarut
pada suhu tubuh. Suppositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai
pembawa zat terapetik yang bersifat local atau sistematik.
Suppositoria merupakan obat luar karena penggunaannya tidak melewati mulut dan
tidak menuju ke arah lambung, hanya dimetabolisme dalam darah dan dinding usus.
Salep (cream) adalah sediaan yang digunakan untuk pemberian topikal ke area perianal.
Sebagian besar digunakan untuk terapi kondisi lokal pruritis anorektal, inflamasi dan nyeri atau
ketidaknyamanan akibat wasir.
B. Tujuan
Memberikan efek lokal dan sistemik. Contoh: efek local untuk melunakkan faeces dan
merangsang/melancarkan defekasi, efek sistemik untuk dilatasi bronkus.
C. Manfaat
Manfaat memberikan obat melalui rektuk yaitu tidak menimbulkan iritasi pada saluran bagian
atas, mempunyai tingkatan aliran pembuluh darah yang besar (pembuluh darah di rectum tidak
ditransportasikan melalui liver), dan pada obat tertentu diabsorpsi dengan baik melalui dinding rectum.
D. Persiapan Alat
1. Baki berisi : obat suppositoria dalam bungkusnya, sarung tangan, kain kassa, pelican, kertas tissue
2. Sampiran bila perlu
4. Pengalas berikutnya
5. Nierbekken
E. Cara Kerja
1. Cocokan akurasi dan kelengkapan tiap MAR dengan resep obat asli dari dokter.Periksa kembali nama
klien dan nama obat,dosis ,jalur dan waktu pemberian obat
2. Lihat kembali rekam medis apakah terdapat riwayat pembedahan rectal atau perdarahan.
3. Siapkan obat dan bandingkan label obat dengan MAR setidaknya dua kali sebelum memberikan obat.
4. Berikan obat pada klien tepat waktu dan selalu cuci tangan.
5. Kenali klien dengan menggunakan setidaknya dua tanda identifikasi klien. Bandingkan nama klien
dan tanda identifikasi yang lain (contoh:nomor registrasi rumah sakit) pada gelang identifikasi dengan
MAR. Mintalah klien untuk menyebutkan namanya sebagai identifikasi terakhir.
6. Bandingkan label obat dengan MAR sekali lagi disamping tempat tidur klien.
7. Ajari klien mengenai obatnya. Jelaskan prosedur mengenai posisi dan sensasi yang mungkin terjadi
seperti rasa ingin buang air. Pastikan klien mengerti prosedur tersebut jika ia ingin menggunakan
obatnya sendiri.
10. Bantu klien mencapai posisi Sims’. Tutup bagian bawah klien sehingga hanya area anus yang terlihat.
11. Pasikan pencahayaan cukup untuk melihat anus dengan jelas. Periksa kondisi anus external,dan palpasi
dinding rectum seperlunya. Lepas sarung tangan jika kotor dan buang ditempat yang disediakan.
13. Ambil supositoria dari bungkusnya, berikan pelumas pada ujung yang bulat (lihat ilustrasi) dengan jeli
pelumas larut air. Licinkan jari teluntuk tangan dominan denganpelumas yang sama
14. Minta klien untuk mengambil nafas melalui mulut dan lemaskan sfinter anii.
15. Tarik bokong dengan tangan non dominan. Masukan perlahan supositoria menyusuri dinding anus
melewati sfinter bagian dalam, 10cm (4 inci) pada orang dewasa, 5cm (2 inci) pada anak-anak dan bayi
(lihat ilustrasi). Tekan dengan lembut untuk menahan bokong sesaat sehingga obat tidak keluar lagi.
18. Mintalah klien untuk tetap berbaring atau miring selama kurang lebih 5 menit untuk mencegah obat
keluar.
19. Jika supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses, letakan lampu pemanggil didekat klien.
21. Perhatikan efek supositoria (contoh gerakan otot, obat mual) sesuai dengan onset dan durasi obat.
F. Indikasi
G. Kontra Indikasi
2. Pasien yang menderita ulkus pentrikum atau peradangan aktif (inflamasi akut) pada saluran cerna.
3. Bionkospasme berat atau pasien dengan riwayat asma bronchial atau alergi.
6. Pembedahan rektal.
2. Menjelaskan mengenai tujuan dan cara kerja obat dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
9. Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang alat-alat disposibel kemudian cuci
tangan.