Anda di halaman 1dari 24

DISUSUN OLEH:

FIDIA
ENGEL MANULANG
PINTA NIATEKU
SURYA TAMBUNAN
WANDES PUTRA NADI ZANDROTO
LINDA SUSANTI GIAWA
YEMIMA PANJAITAN
MAULAYANI

KELAS 4.1
Dosen pembimbing
Ns. Agnes silvina marbun M .kep

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
2021
PEMASANGAN
NASOGASTRIC
TUBE (NGT)

No.Dokumen :
SOP No.Revisi :
Tgl.Terbit :
Halaman :

Pengertian
Memasang selang / pipa khusus melalui saluran pencernaan
atas secara langsung yang berakhir di lambung

Tujuan
 Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan
pasien yang mengalami kesulitan menelan.

 Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien


tidak sadar.

 Untuk melakukan bilas lambung pada pasien keracunan.

 Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami


muntah darah atau pendarahan pada lambung.

Kebijakan
Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter, serta
ketersediaan alat yang

lengkap

Indikasi &
Kontraindikasi  Dekompresi lambung

 Aspirasi kandungan cairan lambung

 Pemberian makan dan pemberian obat

 Riwayat baru dilakukan operasi pada daerah hidung

 Gangguan koagulasi

 Sedang konsumsi obat antikoagulan

 Varises esofagus

Prosedur Persiapan alat :


1. Selang lambung (NGT
– Ukuran
disesuaikan dengan
usia)
2. Jelly
3. Stetoscope
4. Spuit 10cc
5. Bengkok
6. Handuk
7. Penutup selang
lambung
8. Plester dan gunting
9. Spatel lidah
10. Tisu

Penatalaksanaan :

1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan pada


pasien dan keluarga

2. Atur posisi tidur pasien (Cuci tangan)

3. Dekatkan alat

4. Letakan handuk dibawah kepala pasien

5. Ukur panjang selang lambung dengan cara mengukurnya


dari pangkal hidung ke telinga pasien lalu ke prosesus
xipoideus

6. Beri batas panjang selang lambung yang telah diukur


dengan plester

7. Beri jelly pada selang lambung sepanjang 7-10cm

8. Masukan selang lambun ke salah satu lubang hidung


dengan :

a. Posisi kepala ekstensi, bila selang sudah sampai


orofaring posisi kepala fleksi

b. Bila pasien batuk, berhenti memasukan selang


lambung dan anjurkan pasien nafas dalam

c. Setelah rileks dilanjutkan dengan memasukan


kembali selang lambung

9. Cek apakah selang lambung sudah masuk lambung dengan


cara menghisap cairan lambung / masukan udara 5-10cc
melalui spuit 10cc dan dengarkan menggunakan stetoscope
pada perut kiri kuadran atas

10. Jika terdengar suara udara di lambung, plester selang


lambung ke ujung hidung

11. Tutup selang lambung/ sambungkan selang lambung


dengan plastic penampung

12. Rapikan alat, pasien dan lingkungannya

13. Bereskan alat dan cuci tangan

14. Dokumentasikan prosesur di status pasien yang


meliputi jam pemasangan, jumlah dan warna cairan
lambung
SOP INJEKSI INSULIN

Pengertian Insulin adalah hormon yang digunakan untuk mengobati diabetes mellitus.
Actrapid Novolet : adalah insulin short acting yang dikemas dalam bentuk pulpen
insulin khusus yang berisi 3 cc insulin.

Tujuan Mengontrol kadar gula darah dalam pengobatan diabetes mellitus.

Persiapan alat Persiapan Alat :


 Spuit insulin / insulin pen (Actrapid Novolet).
 Vial insulin.
 Kapas + alkohol / alcohol swab.
 Handscoen bersih.
 Daftar / formulir obat klien.

Persiapan Pasien  Menjelaskan kepada klien sehari sebelumnya (± pukul 20.00) akan
dilakukan pemeriksaan kadar gula dalam darah dan urine untuk
memastikan apakah klien menderita diabetes mellitus.
 Menganjurkan klien untuk puasa 6 – 7 jam (mulai ± pukul 24.00) sampai
dengan pengambilan sampekl urine dan darah di pagi hari. Klien
diperbolehkan hanya minum air putih saja (air yang tidak mengandung
glukosa).
.
Persiapan perawat  Perawat mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan
 Perawat memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

Prosedur 1. Mencuci tangan.


2. Memakai handscoen bersih.
3. Mengambil vial insulin dan aspirasi sebanyak dosis yang diperlukan
untuk klien (berdasarkan daftar obat klien/instruksi medik).
4. Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya terdapat
kebiruan, inflamasi, atau edema.
5. Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan
perawat sebelumnya.
6. Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alcohol/alcohol swab,
dimulai dari bagian tengah secara sirkuler ± 5 cm.
7. Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus dan
regangkan kulit pada klien yang gemuk dengan tangan yang tidak
dominan.
8. Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang domin secara
lembut dan perlahan.
9. Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage, hanya dilalukan
penekanan pada area penyuntikan dengan menggunakan kapas alkohol.
10. Membuang spuit ke tempat yang telah ditentukan dalam keadaan jarum
yang sudah tertutup dengan tutupnya.
11. Dokumentasi
SOP BILAS LAMBUNG

Pengertian Bilas lambung (gastric lavage) adalah membersihkan lambung dengan cara
memasukkan dan mengeluarkan air/cairan tertentu ke dalam lambung
dan mengeluarkan kembali dengan menggunakan selang penduga lambung
NGT (Naso Gastric Tube).

Tujuan 1. Untuk pembuangan urgen substansi dalam upaya menurunkan


absorpsi sistemik

2. Untuk mengosongkan lambung sebelum prosedur endoskopik

3. Untuk mendiagnosis hemoragi lambung dan menghentikan


hemoragi

Persiapan 1. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang pemberian


Pasien Tindakan, tujuan, dan lain-lain.
2. Mengatur posisi pasien.
3. Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup
gorden jendela,pintu, memasang penyekat tempat tidur).
4. Mempersilahkan keluarga menunggu diluar kecuali jika diperlukan.

Prosedur Persiapan Alat :

1. Selang nasogastrik (NGT) : dewasa 14-18 French, anak/bayi 5-10


French

2. Pelumas larut air

3. Segelas air

4. Handuk

5. Celemek

6. Bengkok

7. Ph chimstrip

8. Stetoskop

9. Spuit untuk menilai ketepatan insersi selang

10. Spuit dengan ukuran besar

11. Sarung tangan dispsable (nonsteril), geogles, gown

12. Plester hipoalergik

13. Penlight/senter
14. Cairan irigasi hangat/dingin (NaCl 0.9 % atau air) atau penawar
racun (antidote) sesuai kebutuhan

15. Tempat untuk enapung cairan dari dalam lambung (ember)

16. Peralatan penghisapan dinding mulut atau suction portable (jika


diperlukan)

Pelaksanaan :

1. Menjelaskan prosedur dan tujuannya.

2. Memberikan privacy untuk klien.

3. Mengkaji kesadaran klien dan menjelaskan tujuan prosedur


kumbah lambung kepada pasien dan keluarganya

4. Memakai celemek

5. Manruh handuk di bawah dagu dan menutupi dada pasien

6. Meletakkan bengkok di bawah dagu pasien

7. Meletakkan ember ke dekat pasien

8. Mengatur posisi pasien fowler tinggi (45-60 derajat) atau


meninggikan tempat tidur

9. Menginspeksi lubang hidung klien (dapat menggunakan penlight)

10. Memakai sarung tangan non steril

11. Mengatur panjang insersi nasogastrik:

a. Metode tradisional: gunakan selang nasogastrik, ukur jarak


dari hidung ke lubang telinga, kemudian ke prosessus
xifoideus sternum dan ditandai plester

b. Etode henson: mengukur 50 cm dari ujung selang dan


lakukan pengukuran metode tradisional. Selang yang akan
dimasukkan sepanjang titik tengah antara 50 cm dan tanda
metode tradisional

12. Melumasi selang kira-kira sepanang 6-8 cm, dengan pelumas larut
air (water-soluble lubricant)

13. Menganjurkan pasien agak menekuk leher ke belakang

14. Memasukkan selang ke dalam hidung dengan lembut sambil


meminta pasien menelan untuk memudahkan insersi selang.
Menghentikan insersi jika klien muntah atau tampak distress
pernapasan

15. Menarik selang segera jika terdapat tanda distress pernapasan

16. Mendorong selang sehingga mencapai tanda plester

17. Mengamankan selang dengan menempelkan bagian yang lebar dan


plester pada batang hidung dan melilitkan ujung plester disekitar
selang

18. Memeriksa ketepatan penempatan selang, dengan beberapa teknik


sebagai berikut

a. Menyambung spuit yang berisi 10 cc udara ke ujung selang.


Sambil menginjeksikan udara, melakukan asukultasi di atas
area epigastrik (kuadran kiri atas)

b. Memasukkan ujung selang hingga terendam ke dalam


gelas/cangkir berisi air dan tidak tampak gelembung udara
dalam air

c. Mengaspirasi sampel cairan lambung dan diukur dengan


menggunakan chemistrip pH (jika ada)

d. Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan X-ray, jika


diperlukan

19. Setelah insersi selang tepat, mengatur posisi miring kiri tanpa
bantal dan kepala lebih rendah

20. Memasukkan cairan irigasi 100-120 ml setiap kali pemberian dan


kemudian cairan diaspirasi dengan spuit yang besar atau
menunggu cairan tersebut keluar dari lambung dengan pengaruh
gaya gravitasi dan ditapung dalam ember. Cairan dingin digunakan
untuk pendarahan lambung

21. Menampung sedikit cairan yang keluar dari lambung sebagai


specimen untuk pemeriksaan laboraterium

22. Membilas lambung berulang-ulang sampai cairan yag keluar dari


lambung berwarna jernih/tidak berbau

23. Mengobservasi tekanan darah, nadi, pernapasan dan respon pasien

24. Merapikan klien dan alat-alat


WASH OUT
SATNDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGERTIAN Wash out merupakan salah satu prosedur dengan cara
memasukan cairan kedalam colon untuk mengeluarkan feses
atau membersihkan colon
TUJUAN Merangsang peristaltik
Membersihkan usus
Untuk pengobatan
KEBIJAKAN Indikasi :
Pasien morbus hirschprung
Pasien akan dioperasi ;PSA,pultrough
Persiapan diagnostik >colon in loop
Pasien obstipasi
PERALATAN Cairan hangat NaCL 0,9% dengan jumlah:
Pada infant :120-240 cc
Anak kecil :240-360 cc
Adolesence :480-780 cc
Spuit 50-60 CT
Selang kanula rectie dengan ukuran:
Infant dan todler :10-12 fr
Adolesence :22 fr
Perlak dan kain pengalas
Vaseline atau jelly
Sarung tangan
Pispot
Air untuk cebok/ kapas cebok
Tissue
Celemek/barakshort
Kom untuk tempat NaCL 0,9 %
Format dokumentsi
Sampiran bila diperlukan
PROSEDUR PERENCANAAN:
PELAKSANAAN Cuci tangan
Persiapan alat yang dibutuhkan
Persiapan pasien
Berikan informasi pada anak dan keluarga tentang tindakan
yang akan di lakukan
Jaga privasy klien dengan menutup tirai atau memasang
sampiran

IMPLEMENTASI
Siapkan alat dan dekatkan pada pasien
Pakai celemek/barakshort
Pasang perlak dan kain pengalas
Atur posisi pasien (terlentang jika pasien dipasang
kolostomi,infact dan anak kecil posisi dorsal recumbent atau
supine dengan lutut fleksi.pada anak yang cukup besar posisi
sim dengan lutut kanan fleksi)
Pasang selimut,kemudian buka celana pasien
Pasang pispot
Pakai sarung tangan
Tuang NaCL 0,9% hangat ke dalam kom
Ambil cairan menggunakan spuit
Siapkan kanul dan lumasi ujungnya dengan vaseline atau jelly
Tangan kiri membuka anus,tangan kanan memasukan kanul.
( anak dengan kolostomy,kanul dimasukan dilubang
kolostomy)
Anak disuruh untuk nafas dalam
Tahan kanul 5-10 menit
Biarkan cairan keluar kembali dan ditampung
Masukan cairang berulang-ulang hingga bersih atau sesuai
dengan kebutuhan pasien
Cabut kanul rectie dari anus atau kolostomi dan anjurkan
pasien untuk menarik nafas dalam
Pispot atau penampung feses di angkat,kemudian diganti
dengan yang bersih untuk cebok
Anak kembali dirapikan dan bereskan alat-alat
Cuci tangan

EVALUASI
Kenyamanan pasien
Hasil dan respon pasien selama proses tindakan
Beritahukan pada pasien dan keluarga

DOKUMENTASI
Waktu pelaksanaan
Jumlah dan karakter feses
Keadaan abdomen
Nama perawat yang melaksanakan tindakan disertai tanda
tangan

Sumber : https://id.scribd.com/document/492760294/Kelompok-13
SOP COLOSTOMY CARE

Pengertian Suatu tindakan merawat lubang stoma pada dinding


abdomen

Tujuan 1. Mengevaluasi kondisi stoma.

2. Melindungi kulit dari drainase produk kolon.

3. Menjaga kebersihan stoma.

4. Mengganti balutan luka dan colostomy bag

Persiapan 5. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang


Pasien pemberian Tindakan, tujuan, dan lain-lain.
6. Mengatur posisi pasien.
7. Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien
(menutup gorden jendela,pintu, memasang penyekat
tempat tidur).
8. Mempersilahkan keluarga menunggu diluar kecuali
jika diperlukan.

Prosedur Persiapan Alat :

1. Kantong colostomy dan penjepitnya

2. Kapas basah (NaCl 0,9% atau air hangat)

3. Tissue

4. Handscoen bersih dan steril

5. Nierbeken / bengkok

6. Kantong tempat balutan kotor

7. Pot

8. Gunting

9. Handuk dan perlak/pengalas

10. Betadine (kalau perlu untuk lecet dikulit)

11. Set ganti balut

Pelaksanaan :

1. Menjelaskan prosedur dan tujuannya.

2. Memberikan privacy untuk klien.

3. Mengatur posisi tidur klien (semifowler kalau perlu).

4. Mengkaji kembali program/instruksi medik.


5. Mengkaji kondisi kantong colostomy.

6. Mengkaji adanya keluhan ketidaknyamanan/nyeri


disekitar stoma.

7. Mengkaji post operasi

8. M engkaji peristaltik usus.

9. Meletakkan handuk disisi klien.

10. Mendekatkan neirbeken/bengkok.

11. Melepaskan colostomy bag yang sudah kotor dan


meletakkannya di piala ginjal.

12. Mengganti handscoen dengan yang bersih / steril.

13. Membersihkan stoma dan kulit sekitarnya dengan


kapas basah/NaCl.

14. Observasi kondisi kulit, stoma dan jahitan.

15. Mengeringkan kulit disekitar stoma.

16. Memasang kantong colostomy yang baru.

17. Merapikan klien dan alat-alat

Sumber : http://gdghcgcgh.blogspot.com/2014/11/kumpulan-sop-perawatan-
kolostomi.html?m=1
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMASANGAN KATETER PADA PRIA

PENGERTIAN Tata cara melakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air


kencing
TUJUAN Sebagai acuan untuk pelaksanaan pemasangan kateter untuk
mengeluarkan air kencing
PERSIAPAN 1. Berikan salam,perkenalkan diri anda,dan
KLIEN identifikasi klien dengan memeriksa identitas
klien secara cermat
2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan,berikan kesempatan kepada klien
untuk bertanya dan jawab seluruh pertayaan
klien
3. Minta pengunjung untuk meninggalkan
ruangan ,ber privasi kepada klien
4. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan
nyaman
PERSIAPAN 1. SelangKateter
ALAT 2. Plester
3. Gunting
4. Bengkok
5. Sarung tangansteril
6. Aqua Jelly
7. Perlak + Pengalas
8. Spuit 5 cc
9. Aquades/ NaCl 0,9% dalam Kom
CARA 11. Mengecek program yang digunakan ,serta waktu
BERKERJA pemberian
12. Mencuci tangan
13. Periksa nama pasien
14. Menyiapkan alat
TAHAP 1. Berikan penjelasan kepada keluarga danpasien
ORIENTASI 2. Jaga keprivasian pasien dengan memasang sampiran
3. Dekatkan peralatan disamping penderita
4. Sambungkan urine bag dengan selang kateter
5. Pasang perlak dan petugas mencuci tangan
6. Pakai sarung tangan steril
7. Atur posisi pasien
KEBIJAKAN Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter, serta ketersediaan
alat yang lengkap
TAHAP KERJA 1. Bersihkan area gland penis dengan kapas savlon
dengan cara sekali sapuan
2. Olesi ujung selang kateter dengan aquajelly
3. Tangan kiri memegang penis sampai tegak ±600
4. Tangan kanan memasukkan ujung kateter melalui
melalui saluran uretra dorong secara pelan-pelan
sampai urine keluar
5. Kunci kateter dengan memasukkan cairan aquades
NaCl0,9% selama 5 cc menggunakan spuit
6. Observasi respon pasien
7. Fiksasi selang kateter dengan plester pada paha pasien
dan rapikan pasien
8. Gantung urine bag pada sisi samping tempat tidur
9. Rapikan alat-alat yang telah digunakan
10.Petugas mencuci tangan
11.Catat dokumentasi selama kegiatan
HASIL Dokumentasi nama tindakan/tanggal /jam tindakan,
hasil yang diperoleh,respon klien selama
tindakan,nama dan paraf perawat pelaksana
HAL-HAL YANG 1. Mengevaluasi tindakan
PERLU 2. Merapikan pasien dan lingkungan
DIPERHATIKAN 3. Berpamitan dengan pasien
4. Membereskan dan mengembalikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan 2000-
1000

Sumber: https://www.academia.edu/8565409
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
IRIGASI BLADDER
PENGERTIAN Membilas pipa dan kandung kemih dengan cairan
TUJUAN 1. Membebaskan kandung kemih dari bekuan darah
dan pus yang bisa menyumbat aliran urin
2. Untuk mempertahankan kepatenan kateter urine
3. Mencegah terjadinya distensi kandung kemih
karena adanya penyumbatan kateter
urine,misalnya oleh darah dan pus
INDIKASI 1. Klien yang menjalani bedah genitourinaria
2. Pada kateter yang beresiko mengalami
penyumbatan
3. Klien dengan infeksi kandung kemih ataupun
lokal
PERSIAPAN 1. Berikan salam,perkenalkan diri,dan identitas
PASIEN klien dengan memeriksa identitas klien secara
cermat
2. Kaji kondisi klien
3. Ajarkan kepada klien dan keluarga mengenai
tindakan yang akan dilakukan dengan prosedur
yang benar
PERSIAPAN 1. Selimut mandi
ALAT 2. Pengalas bengkok
3. Selang dan cairan irigasi steril
4. Konektor (bila kateter yang digunakan doble
lumer)
5. Klem
6. Sarung tangan
7. antiseptic
PROSEDUR FASE ORIENTASI
1. menyampaikan salam
2. memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga
(jika ada)
3. menanyakan nama pasien
4. menjelaskan maksud dan yujuan
5. menjelaskan langkah atau prosedur yang akan
dilakukan
6. mendekatkan alat dan bahan untuk melakukan
tindakan irigasi kandung kemih
7. mencuci tangan

FASE KERJA
1. Memakai sarung tangan
2. Memasang sampiran
3. Memasang selimut mandi
4. Membuka pakaian bawah ditutup selimut
5. Kaji keadaan urine warna sekret sediment
6. Tentukan jenis kateter yang digunakan (triplet
atau doble lumen)
7. Pastikan kepatenan pipa drainage
8. Kaji beberapa jumlah urine dalam urobag
9. Cuci tangan
10. Memakai sarung tangan
11. Kaji abdomen bawah untuk tanda distensi
kandung kemih
12. Siapkan posisi pasien untuk aliran
intermitent
a. Klem selang di atas drainage dan buka klem
cairan irigasi
b. Biarkan cairan mengalir sesuai dengan
ketentuan (100ml untuk orang dewasa normal)
c. Tutup klem saluran irigasi dan buka klem
saluran drainage cairan mengalir ke urobag
sampai habis lakukan berulang sehingga
cairan yang keluar bersih
13. Untuk irigasi kontinue
a. Hitung jumlah tetesan aliran cairan irigasi
b. Yakini bahwa klem drainage terbuka dan
saluran drainage dalam keadaan paten,serta
volume darinage
14. Perhatikan dan perbaiki posisi kateter
15. Bantu pasien pada posisi nyaman
16. Hitung jumlah cairan yang keluar dari
drainage serta karakteristik pengeluaran

FASE TERMINASI
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
3. Menyampaikan salam
EVALUASI 1. Jumlah cairan yang digunakan untuk irigasi
bledder kateer serta komposisi jumlah cairan
dranase
2. Kaji karakteristik output:kekentalan
,warna,adanya bekuan
3. Obervasi kepatenan kateter
4. Observasi terjadinya rasa nyeri dan demam
5. Observasi urine untuk menentukan
kekeruhan,konsentrasi dan bau
6. Tetapkan hasil termasuk kejadian
7. Cairan irigasi yang tidak masuk
8. Nyeri klien
9. Tanda-tanda demam dan mengigil
10. Peningkatan spasme bladder

Sumber : https://id.scribd.com/document/427504192/Sop-Irigasi-Bladder
PEMASANGAN KATETER WANITA
No Dokumen :
SOP
No Revisi :
Tgl Terbit :

Halaman :

1. Pengertian Kateterisasi perkemihan adalah tindakan memasukan selang karet,


melalui
uretra dan masuk kedalam kandung kemih.
2. Tujuan 5. Menghilangkan ketidak nyamanan karena distraksi
kandungkemih,
6. Mendapat urine steril untukspesiment
7. Mengkaji residuurine
8. Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medulla
spinalis, gangguan neuro muskuleratauin kompeten kemih,
serta pasca operasi besar
9. Mengatasi obstrukasi aliranurine
10. Mengatasi retensi perkemihan
3. Kebijakan SK PimpinanPuskesmasNomor: tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis.
4. Referensi Penerbit buku kedokteran EGC, Depkes RI. 2000.

5. Prosedur Alat dan Bahan:


15. Sarungtangan
16. Katetersteril ( sesuai dengan ukuran dan jenisnya)
17. Duk steril
18. Minyak pelumas atau jelli
19. Larutan pembersih atauantiseptic
20. Aquadest
21. Kapasalkohol
22. Spuit 5cc
23. Perlak
24. Pinsetanatomis
25. Bengkok
26. Kantung penampungurine
27. Plester
6. Langkah- 1. Menjelaskan prosedur dan melakukan informconsent,
langkah
2. Cuci tangan,
3. Pasangperlak,
4. Gunakan sarung tangansteril,
1. Pasang duksteril,
2. Bersihkan vulva dengan kapas alkohol dengan arah dari atas
kebawah, lakukan berulang hingga 3 kali atau sampaibersih,
3. Buka labia mayora dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri dan
bersihkan bagiandalam,
4. Kateter diberi pelumas atau jelli pada ujungnya ±2,5-5 cm lalu
masukkan perlahan dan minta pasien untuk menarik nafas
dalam dan masukan 2,5-5 cm atau hingga urinekeluar,
5. Jika tertahan jangandipaksakan
6. Setelah kateter masuk,isi balon dengan cairan aquadest atau
sejenisnya untuk mengunci kateter supaya menetap dan tidak
lepas dan bila intermiten tarik kembali sambil intruksikan
pasien untuk menarik nafas dalam untuk mengurangi
rasanyeri,
7. Sambungkan kateter dengan kantung penampung dan fiksasi
kearah atas paha atauabdomen,
8. Plester kateter diatas pubis atau paha supaya tidaktertarik,
9. Cuci tangan setelah prosedurdilakukan.
7. Diagram Alir

Menjelaskan prosedur dan


melakukan inform consent

Cuci tangan

Pasang perlak

Gunakan sarung tangan steril

Pasang duk steril

Bersihkan vulva dengan kapas alkohol dengan


arah dari atas kebawah, lakukan berulang
hingga 3 kali atau sampai bersih

Buka labia mayora dengan ibu jari dan


telunjuk tangan kiri dan bersihkan bagian
dalam

Jika tertahan jangan


dipaksakan
Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan
aquadest atau sejenisnya untuk mengunci
kateter supaya menetap dan tidak lepas dan
bila intermiten tarik kembali sambil
intruksikan pasien untuk menarik nafas dalam
untuk mengurangirasanyeri

Sambungkan kateter dengan kantung


penampung dan fiksasi kearah atas paha atau
abdomen

Plester kateter diatas pubis atau paha supaya


tidak

Cuci tangan setelah prosedur


8. Hal-hal yang
perlu
di perhatikan

9. Unit Terkait Ruang Tindakan

10. Dokumen 1. Rekam Medis


Terkait
2. Inform Consent
11.Rekam
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
historis dilakukan

perubahan

https://pdfcoffee.com/sop-pemasangan-kateter-wanitadocx-pdf-free.html
MENENTUKAN
JUMLAH DAN JENIS
KALORI DALAM DIET
No.Dokumen :
No.Revisi :
SO Tgl.Terbit :
P Halaman :

Pengertian Penentuan kebutuhan kalori dewasa (lebih dari 18 tahun) berdasarkan umur,
jenis kelamin, aktifitas fisik dan pasien dengan kondisi khusus yaitu ibu hamil
dan ibu menyusui, dilakukan oleh nutrisionist.
Tujuan Mendapatkan angka kebutuhan kalori, protein,lemak dan karbohidrat pasien
dewasa sehingga dapat diberikan diet sesuai kondisi pasien.
Kebijakan a. Bagi pasien yang sudah diukur berat badan dan tingi badannya maka
pengukuan antropometri tidak dilakukan.
b. Bagi pasien dengan kondisi khusus(ibu hamil, ibu menyusui) diberikan
penambahan kalori sesuai dengan kebutuhan.
Prosedur/Langkah- 1. Melakukan pengukuran antropometri yaitu berat badan, tinggi badan.
langkah
a. Ukur berat badan pasien dengan menggunakan timbagan injak
b. Ukur tinggi badan pasien degan menggunakan mikrotoice.
2. Menghitung Berat badan Ideal dan IMT pasien:
a. BBI = (TB (Cm) – 100) ± 10%

b. IMT =

< 20 = Under weight


20 – 24 = Berat normal
25 – 30 = Over weight
>30 = Obesitas / kegemukan
3. Menentukan Angka Metobolisme Basal (AMB) menggunakan Rumus
Harris Benedic :
a. Laki – laki = 66 + (13.7 x BB) + (5 x TB) – (6.8 x U)
b. Perempuan = 655 + (9.6 x BB) + (1.8 x TB) – (4.7 x U)
4. Tentukan jumlah kebutuhan kalori sehari dengan mengalikan AMB
menurut aktifitas fisik :

Kebutuhan kalori = AMB x Aktifitas fisik


Tabel aktifitas fisik
Aktifitas Jenis Kelamin
Laki - laki Perempuan
Sangat ringan 1,30 1,30
Ringan 1,65 1,55
Sedang 1,76 1,70
Berat 2,10 2,00
5. Untuk ibu hamil dan menyusui kebutuhan kalori ditambah:
a. Kebutuhan kalori ibu hamil = kalori + 285
b. Kebutuhan ibu menyusui 0 – 6 bln = kalori + 700
c. Kebutuhan ibu menyusui 7 – 12 bln = kalori + 500
6. Menentukan kebutuhan Karbohidrat , lemak dan protein:
a. Karbohidrat : 60 – 75 % dari kebutuhan kalori total dibagi 4.
b. Lemak : 10 – 25 % dari kebutuhan kalori total dibagi 9
c. Protein : 10 – 15 % dari kebutuhan kalori total dibagi 4.
7. Mencatat hasil konsultasi gizi dibuku konsultasi gizi.

Anda mungkin juga menyukai