Di Susun Oleh :
JAKARTA 2017
1
LAPORAN PENDAHULUAN
1
B. Faktor Terjadinya Presipitasi WAHAM
1. Proses pengolahan informasi yg berlebihan
2. Prosedur penghantaran listrik yg abnormal.
3. Adanya gejala pemicu
1
Lingkungan cuma jadi pendengar pasif tapi tak mau konfrontatif
berkepanjangan dengan argumen pernyatan klien tak merugikan orang lain.
Fase environment support
Adanya orang-orang yg mempercayai klien dalam lingkungan sekitarnya
menyebabkan klien merasa sangat didukung, lama kelamaan klien
beranggapan sesuatu yg dikatakan tersebut yang merupakan satu buah
kebenaran sebab seringnya diulang-ulang. Dari sinilah sejak mulai terjadinya
kerusakan kontrol diri & tak berfungsinya norma ( Super Ego ) yg ditandai
bersama tak ada lagi perasaan dosa kala berbohong.
Fase comforting
Klien merasa nyaman bersama keyakinan & kebohongannya serta punya
anggapan bahwa seluruh orang sama yakni akan mempercayai &
mendukungnya. Keyakinan tidak jarang disertai halusinasi pada disaat klien
menyendiri dari lingkungannya. Seterusnya klien paling sering menyendiri &
menghindar interaksi sosial ( Isolasi sosial ).
Fase improving
Jika tak adanya konfrontasi & upaya-upaya koreksi, setiap ketika keyakinan
yg salah pada klien akan meningkat. Tema waham yg muncul tidak jarang
menyangkut dengan traumatik periode lalu atau kebutuhan-kebutuhan yg tak
tercukupi ( rantai yg hilang ). Waham bersifat menetap & susah utk dikoreksi.
Isi waham akan memunculkan ancaman diri & orang lain. Penting sekali
untuk mengguncang keyakinan klien dengan trik konfrontatif serta
memperkaya keyakinan relegiusnya bahwa apa-apa yg dilakukan
memunculkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
· Penyebab
Bermacam kehilangan akan terjadi pada pasca bencana, baik kehilangan
harta benda, keluarga ataupun orang yg bermakna. Kehilangan ini
menyebabkan stress bagi mereka yg mengalaminya. Apabila stress ini
berkepanjangan mampu memicu masalah gangguan jiwa & waham.(Budi
Anna Keliat, 2006 : 147)
· Akibat
1
Akibat dari waham klien bisa mengalami kerusakan komunikasi verbal yg
ditandai dengan pikiran tak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi,
pengulangan kata-kata yg didengar & kontak mata yg kurang. Akibat yg lain
yang ditimbulkannya ialah beresiko mencederai diri, orang lain & lingkungan.
E. Rentang Respon
F. Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman yang
menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif meliputi :
1
III. A. Pohon Masalah Waham
Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin membunuh,
dan ingin membakar atau mengacak-acak lingkungannya.
Data objektif
1
Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang, melakukan
tindakan kekerasan pada orang-orang disekitarnya.
Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri,
orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat
menilai lingkungan/ realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa- apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative
tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup
1
V. Rencana Tindakan Keperawatan
1
waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.
· Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga.
1
dilakukan.
· Tanyakan “apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai?”
e) Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
Tindakan:
· Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.
· Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.
· Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.
f) Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap
kemarahan.
Tindakan :
· Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.
· Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika
sedang kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur.
· Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal /
tersinggung
· Secara spiritual : berdo’a, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk
diberi kesabaran.
g) Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.
Tindakan:
· Bantu memilih cara yang paling tepat.
· Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.
· Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.
· Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam
simulasi.
· Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah.
h) Klien mendapat dukungan dari keluarga.
Tindakan :
· Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui
pertemuan keluarga.
· Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
i) Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).
1
Tindakan:
· Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan
efek samping)
· Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat,
dosis, cara dan waktu).
· Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan.
1
· Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke
rumah
d) Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
· Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan
· Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
· Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
TUK :
ORIENTASI :
1
“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Indah, saya perawat yang dinas pagi
ini di Ruang Angkasa. Saya dinas dari jam 07.00–14.00, saya yang akan
membantu perawatan bapak hari ini. Nama bapak siapa? senangnya dipanggil
apa?”
KERJA :
“Saya mengerti pak R merasa bahwa pak R adalah seorang anggota DPR, saya
sulit mem percayainya karena setahu saya bapak adalah pegawai kelurahan?”
“Bisakah pak R ceritakan kepada saya apa yang pak R rasakan saat ini?”
“Oooo, jadi pak R merasa kecewa karena keluarga bapak tidak menyetujui
keputusan bapak untuk menjadi anggota DPR?”
“Oh begitu ya pak, lalu bagaimana sikap bapak terhadap keputusan dari
keluarga bapak?”
“dalam waktu dekat ini apa kegiatan yang ingin bapak lakukan?
TERMINASI :
“Bagaimana kalau bincang-bincang kita saat ini kita akan lanjutkan lagi.”
1
“Saya akan datang kembali dua jam lagi.”
“Bapak mau kita berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau disini saja pak
R?”
TUK:
ORIENTASI :
“Apakah pak R sudah mengingat-ingat apa saja kegiatan yang sering pak R
lakukan?”
KERJA :
“Apa saja kegiatan yang pak R senangi? Saya catat ya pak, terus apa lagi?”
1
“Wah, rupanya pak R suka menjadi pemimpin dalam berbagai kegiatan di
masyarakat.”
“Bisa pak R ceritakan kepada saya kapan pertama kali bapak memimpin sebuah
kegiatan?”
“Wah, bagus sekali pak. Bagaimana kalau kita ikut kegiatan senam rutin di
tempat ini?”
TERMINASI :
“Bagaimana kalau bincang-bincang kita saat ini kita akan lanjutkan lagi.”
“Bagaimana kalau besok sebelum makan siang? Nanti kita ketemuan di taman
saja, setuju pak?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus pak R minum, setuju?”
TUK
“Sesuai dengan janji kita tadi, kita akan membicarakan tentang obat yang harus
pak R minum, Bagaimana kalau kita mulai sekarang pak?”
KERJA:
“Pak R berapa macam obat yang diminum, jam berapa saja obat yang
diminum?”
“Pak R perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang.”
“Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya
agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah
jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum
3 kali sehari, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam.”
“Bila nanti setelah minum obat mulut pak R terasa kering, untuk membantu
mengatasinya pak R bisa banyak minum dan mengisap-isap es batu.”
“Sebelum minum obat ini pak R mengecek dulu label dikotak obat apakah benar
nama pak R tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam
berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar!”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus
diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi, sebaiknya pak R tidak
menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan
dokter.”
1
TERMINASI :
“Bagaiman perasaan pak R setelah kita becakap-cakap tentang obat yang pak R
minum? Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”
“Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan! Jangan lupa minum obatnya dan
nanti saat makan minta sendiri obatnya pada perawat!”
“Pak besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah
dilaksanakan.
TUK
1. Mengidentifikasi masalah
ORIENTASI :
1
“Assalamualaikum pak, pekenalkan nama saya Indah, saya perawat yang dinas
di ruang Angkasa ini. Saya yang merawat Pak R selama ini. Kalau bisa saya
tahu nama ibu siapa? Senangnya dipanggil apa?”
KERJA :
“Bu J, apa masalah yang bapak rasakan dalam merawat pak R? apa yang sudah
pak R lakukan dirumah? Dalam menghadapi sikap pak R yang selalu mengaku-
ngaku sebagi seorang anggota DPR tetapi nyatanya bukan, hanya merupakan
salah satu gangguan proses berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan
cara menghadapinya. Setiap kali pak R berkata bahwa ia seorang anggota DPR,
pak R dan ibu bersikap dengan mengatakan;
Pertama: Ibu J mengerti bahwa pak R merasa seorang anggota DPR, tapi sulit
bagi ibu untuk mempercayainya karena setahu kita Pak R tidak terpilih dalam
pemilu.
Kedua: Ibu J harus lebih sering memuji Pak R jika ia melakukan hal-hal yang
baik”
Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yan berinteraksi
dengan pak R. Ibu dan anak dapat bercakap-cakap dengan Pak R tentang
kebutuhan yang diinginkan oleh pak R, misalnya; ibu percaya kalau pak R punya
kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan kepada kami, R kan punya
kemampuan”
1
Keempat: Ibu mengatakan kepada pak R, Bagaimana kalau kemampuan untuk
memimpin dengan baik bisa dipraktekan dengan memimpin shalat” dan
kemudian setelah dia melakukannya ibu harus memberikan pujian.
Ibu jangan lupa, pak R ini perlu minum obat agar pikirannya jadi tenang.”
“Obatnya ada tiga macam bu, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya
agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah
jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum
3 kali sehari, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam, jangn dihentikan
sebelum berkonsultasi dengan dokter karena dapat menyebabkan Pak R bisa
kambuh kembali. Pak R sudah punya jadwal minum obat. Jika dia minta obat
sesuai jamnya, segera berikan pujian!”
TERMINASI :
“Setelah ini coba ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali
berkunjung kerumah sakit.”
“Baiklah, bagaimana kalau dua hari lagi ibu datang kembali kesini dan kita akan
mencoba melakukan langsung cara merawat pak R sesuai dengan pembicaraan
kita tadi.”
“Baik kalau begitu pertemuan kita kali ini kita akhiri dulu, saya tunggu
kedatangan ibu lagi kita ketemu ditempat ini ya,bu.”
TUK:
1
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien waham
ORIENTASI:
“Assalamualaikum bu, sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu kita sekarang
ketemu lagi. Bagaimana bu, ada pertanyaan tentang cara merawat pasien
seperti yang telah kita bicarakan dua hari yang lalu?, sekarang kita akan latihan
cara-cara merawat pasien tersebut ya bu.”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung pada Pak R ya?”
KERJA:
“Sekarang anggap saja saya pak R yang sedang mengaku anggota DPR, coba
ibu praktikkan cara bicara yang benar bila pak R sedang dalam keadaan seperti
ini!”
“Sekarang coba cara memotivasi pak R minum obat dan melakukan kegitan
positifnya sesuai jadwalnya!” Bagus sekali ternyata ibu sudah mengerti cara
merawata Pak R.”
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berlatih cara merawat pak R?”
“Setelah ini coba ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali ibu
membesuk pak R!”
“Baiklah, bagaimana kalau dua hari lagi ibu datang kembali ke sini dan kita akan
mencoba lagi cara merawat pak R sampai ibu lancar melakukannya?”
1
“Jam berapa ibu bisa kemari?” Baik, kita akan ketemu lagi di tempat ini ya,bu.”
TUK
ORIENTASI:
“Assalamualaikum bu, karena pada hari ini pak R sudah boleh pulang, maka kita
bicarakan jadwal pak R selama dirmah.”
“Bagaimana bu, selama ibu besuk apakah sudah terus dilatih cara merawat pak
R?”
“Nah, sekarang bagaimana kalau kita bicarakan jadwal di rumah? Mari ibu ikut
saya”
KERJA:
“Bu, ini jadwal pak R selama di rumah sakit. Coba perhatikan! Apakah kira-kira
dapat dilaksanakan semuanya di rumah? Jangan lupa perhatikanpak R agar ia
tetap melaksanakannya dirumah dan jangan lupa member tanda M (mandiri), B
(bantuan), atau T (tidak mau melaksanakannya).”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilku yang ditampilkan oleh
pak R selama dirumah. Misalnya pak R mengaku sebagai seorang anggota DPR
1
terus menerus dan tidak memeperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera
hubungi petugas rumah sakit, agar petugas rumah sakit dapat memantaunya.”
TERMINASI:
“Apa yang ingin ibu tanyakan? Bagaimana perasaan ibu? Sudah siap untuk
melanjutkan dirumah?”
“Ini jadwal kegiatan hariannya. Ini rujukan untuk bisa control lagi. Kalau ada apa-
apa bapa dan ibu segera menghubungi kami. Mungkin hanya ini yang bisa saya
sampaikan mohon maaf bila ada kata-kata saya yang menyinggung perasaan
ibu mohon dimaafkan. Terimakasih atas kerjasamanya bu.”
1
JADWAL KEGIATAN HARIAN
Nama : ...........................................
Ruang : ...........................................
Tanggal Kegiatan
No Jam Kegiatan Ket
1 05.00-06.00
2 06.00-07.00
3 07.00-08.00
4 08.00-09.00
5 09.00-10.00
6 10.00-11.00
7 11.00-12.00
8 12.00-13.00
9 13.00-14.00
10 14.00-15.00
11 15.00-16.00
12 16.00-17.00
13 17.00-18.00
14 18.00-19.00
15 19.00-20.00
16 20.00-21.00
17 21.00-22.00
18 22.00-23.00
1
19 23.00-24.00
20 24.00-01.00
21 01.00-02.00
22 02.00-03.00
23 03.00-04.00
24 04.00-05.00
KETERANGAN :
Isi kolom tanggal kegiatan dengan :
M : Jika melakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain
B : Jika melakukan dengan bantuan orang lain
T : Jika tergantung penuh pada orang lain
Tuliskan di kolom keterangan jika melakukan atau dengan bantuan serta
kendalanya
1
Diagnosa
SP Pasien SP Keluarga
Keperawatan
GPP : Waham SP I p SP I k
1. Membina hubungan saling percaya 1. Mendiskusikan masalah
2. Membantu orientasi realita yang dirasakan keluarga
3. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak dalam marawat pasien
terpenuhi 2. Menjelaskan pengertian,
4. Membantu pasien memenuhi tanda dan gejala waham
kebutuhannya dan jenis waham yang
5. Menganjurkan pasien memasukkan dialami pasien beserta
dalam jadwal kegiatan harian proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara
SP II p merawat pasien waham
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
2. Berdiskusi tentang kemampuan yang
dimiliki SP II k
3. Melatih kemampuan yang dimiliki 1. Melatih keluarga
4. Menganjurkan pasien memasukkan mempraktekkan cara
ke dalam jadwal kegiatan harian merawat pasien dengan
waham
SP III p 2. Melatih keluarga melakukan
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian cara merawat langsung
pasien pasien waham
2. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang penggunaan obat secara
teratur
3. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian SP III k
1. Membantu keluarga
membuat jadwal aktifitas di
rumah termasuk minum
obat (discharge planning)
2. Mendiskusikan sumber
rujukan yang bisa dijangkau
keluarga