Anda di halaman 1dari 21

Route dan Teknik Pemberian obat

Slide Title

Penggunaan
obat melalui
selaput lendir
Obat Tetes Mata
• Tetes mata adalah sediaan steril yang
berupa larutan atau suspensi yang
digunakan dengan cara meneteskan
obat pada selaput lendir mata
disekitar kelopak mata dari bola mata
Persiapan Alat dan Bahan :
1. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.
2. Pipet.
3. Pinset anatomi dalam tempatnya.
4. Korentang dalam tempatnya.
5. Plester.
6. Kassa.
7. Kertas Tisue
8. Balutan.
9. Sarung Tangan.
10. Air Hangat.
Teknik Pemberian Obat tetes Mata

1. Cuci Tangan.
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat di samping kanan.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari sudut mata ke arah
hidung. Apabila sangat kotor, basuh dengan air hangat.
6. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari, jari
telunjuk di atas tulang orbita.
7. Teteskan obat mata diatas sakus konjungtiva. Setelah tetesan selesai sesuai dengan
dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata dengan perlahan-lahan.
8. Tutup mata dengan kasa bila perlu.
9. Cuci tangan.
10. Catat obat, jumlah,waktu dan tempat pemberian.
Obat Tetes Hidung
Obat tetes hidung (OTH) adalah larutan
dalam air atau dalam pembawa minyak
yang digunakan dengan cara
meneteskannya atau
menyemprotkannya kepada lubang
hidung pada daerah nasopharingel. Obat
tetes hidung,dekongestan topikal juga
dapat berbentuk obat semprot hidung.
obat tetes hidung dapat dilakukan pada
hidung seseorang dengan peradangan
hidung (rhinitis) atau nasofaring.
Persiapan Alat dan Bahan :

1. Obat dalam tempatnya


2. Pipet
3. Spekulum hidung
4. Pinset anatomi pada tempanya
5. Korentang dalam tempatnya
6. Plester
7. Kain kasa
8. Kertas tisu
9. Balutan
Teknik Pemberian Obat Tetes Hidung
1. Cuci tangan
2. Cek kembali pengubatan waktu,jumlah dan dosis serta pada bagian mana obat harus diberikan
3. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
4. Siapkan klien
5. Bersihkan lubang hidung
6. Gunakan sarung tangan bila dicurigai adanya infeksi
7. Masukakn sejumlah tetes obat pada bagian konka superior tulang etmoidalis
8. Minta klien untuk tetap berada pada posisi ini selama satu menit
9. Kaji respon klien
10. Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran adanya ketidaknyamanan dll
11. Lakukan segera setelah obat dimasukakan dan ulang pada saat efek obat suadah bekerja
12. Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak di pakai
13. Lepaskan handscooen
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan semua tindakan tanggal dan dosis pemberian obat
Obat Tetes Telinga
• Pada umumnya, obat tetes telinga
dapat berupa obat tetes atau salep
yang mengandung antibiotik yg
diberikan pada pasien dgn gangguan
infeksi telinga, khususnya otitis
media (radang pd telinga tengah)
untuk mengobati infeksi, peradangan
atau rasa sa
Persiapan Alat dan Bahan :

1. Obat dalam tempatnya


2. Penetes
3. Spekulum telinga
4. Pinset anatomi dalam tempatnya
5. Korentang dalam tempatnya
6. Plester
7. Kain kasa
8. Kertas tisu
9. Balutan
Teknik pemberian obat tetes telinga
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengnai prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuaidengan
daerah yang akan diobati, usakan agar lubang telinnga pasien ke atas.
4. Luruskan lubang telinga dengan menarik lubang telinga ke atas atau
kebelakang pada oran dewasa sedangkan penarikan dilakukan ke bawah
pada anak
5. Tetes kan obat dengan jumlah tetesan sesuai dengan dosis. Penetesan
dilakukan pada dinding saluran untuk mencegah terhalang oleh gelembung
udara
6. Pertahankan posisi kepala kuran lebih 2-3 menit
7. Tutup telinga dengan pembalut dan plester klau perlu
8. Cuci tangan
9. Catat jumlah, tanggal dan dosis pemberian
Obat Intral Vagina
• Untuk mengobati gangguan vagina
secara local tersedia salep, tablet atau
sejenis tablet vaginal (ovula) yang
harus dimasukkan ke dalam vagina dan
melarut di situ. Contohnya adalah
metronidazol pada vaginitis (radang
vagina) akibat parasit trichomonas dan
candida. Obat dapat pula digunakan
sebagai cairan bilasan.
Persiapan Alat dan Bahan :

1. Obat dalam tempatnya


2. Bak instrumen
3. Sarung tangan
4. Kain kasa
5. Kapas sublimat
6. Vaselin/jelly
7. Kertas tisu
8. Bengkok
9. Pengalas
10. Lampu sorot/lampu leher angsa
Teknik pemberian Obat Intral Vagina
1. Mengindentifikasikan klien dengan tepat (klien, obat, waktu, dosis, cara)
2. Menjelaskan kepada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Meminta klien untuk berkemih terlebih dahulu
4. Menjaga privasi: menutup jendela, gorden, dan memasang sampiran atau sketsel
apabila diperlukan
5. Mengatur posisi klien berbaring, posisi dorsal recumbent
6. Menutup dengan selimut mandi dan ekpose hanya pada area perineal saja
7. Cuci tangan
8. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
9. Gunakan sarung tangan
10. Siapkan obat yang akan digunakan: buka pembungkus obat
11. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat
Lanjutan....
• Inspeksi kondisi genetalia eksterna dan saluran vagina
• Apabila jenis obat suppositoria maka berikan pelumas pada obat
• Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding
kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm
• Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu
• Anjurkan untuk tetap dalam posisi seperti itu kurang lebih 10 menit agar obat
bereaksi.
• Lepaskan sarung tangan
• Cuci tangan
• Kaji respon klien
• Dokumentasi: catat identitas, waktu, obat, dosisi/jumlah, dan cara pemberian
• Catatan: apabila obat jenis krim, isi aplikator krim atau ikuti petunjuk penggunaan
krim yang ada di kemasan, masukkan aplikator, dan lanjutkan sesuai langkah 8 s.d.
11.
Obat Rectal
• Rectal adalah pemberian obat
melalui rektum yang layak untuk obat
yang merangsang atau yang diuraikan
oleh asam lambung. Obat dapat
diberikan dalam beberapa bentuk
sediaan melalui rute rektal. Bentuk
sediaan yang biasanya adalah
supositoria dan clysma.
Persiapan Alat dan Bahan :
1. Obat sesuai yang diperlukan: suppositoria, krim, jelly,atau foam
dalam tempatnya
2. Aplikator (untuk sediaan bukan supositoria)
3. Pelumas/vaselin/ jelly
4. Sarung tangan
5. Kain kasa
6. Kertas tisu
7. Bak instrumen
8. Bengkok
9. Pengalas
1. Mengindentifikasikan klien dengan tepat (klien, obat, waktu, dosis, cara)
2. Meminta klien untuk berkemih terlebih dahulu
3. Menjaga privasi: menutup jendela, korden, dan memasang sampiran atau sketsel
apabila diperlukan
4. Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan
5. Mengatur posisi klien berbaring, posisi sims dengan tungkai bagian atas fleksi ke
depan
6. Menutup dengan selimut mandi dan ekpose hanya pada area perineal saja
7. Cuci tangan
8. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
9. Gunakan sarung tangan
10. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa (apabila obat dalam bentuk
selain supositoria, maka masukkan obat dalam aplikator sesuai dosis)
11. Oleskan ujung pada aplikator/obat suppositoria dengan pelicin
• Minta klien untuk menarik nafas dalam untuk merelaksasikan sfingter anal
• Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan aplikator/suppositoria
dengan perlahan melalui anus, sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal
kurang lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
• Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu
• Anjurkan klien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih 5
menit.
• Jika supositoria mengandung laktosit (pelunak faeces), maka siapkan pispot atau
bantuan untuk ke kamar mandi jika efek laksatifnya mulai bekerja
• Setelah selesai lepaskan sarung tangan
• Cuci tangan
• Kaji respon klien
• Dokumentasi: catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.
Semoga Bermamfaat
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai