Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

TINDAKAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN


PEMENUHAN KESEIMBANGAN SUHU TUBUH
”MEMASANG COOLER BLANKET”
Dosen Pengampu :
Dr.Lilin Rosyanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
ANIZA (P003200190103)
ELFI RAHMI AULIA (P003200190109)
MEGA PUTRI SINUMO (P003200190120)
SRI RAMDINA (P003200190140)
ULTRI (P003200190142)
UMMU AIMAN (P003200190145)
MEMASANG COOLER BLANKET
Definisi Memasang Cooler Blanket
Tindakan keperawatan yang digunakan untuk meredakan perdarahan dengan cara
mengkonstriksi pembuluh darah, meredakan inflamasi dengan vasokonstriksi, dan meredakan
nyeri dengan memperlambat kecepatan konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, dan bekerja
sebagai pencegah iritasi.

Tujuan
1. Membantu menurunkan suhu tubuh
2. Mengurangi rasa sakit atau nyeri
3. Membantu mengurangi perdarahan
4. Membatasi peradangan

Indikasi
1. Pasien yang suhunya tinggi
2. Pasien perdarahan hebat
3. Pasien yang kesakitan
Kontraindikasi :
1. Luka terbuka dengan meningkatkan kerusakan jaringan karena mengurangi aliran
ke luka terbuka
2. Gangguan sirkulasi. Dingin dapat mengganggu nutrisi jaringan lebih lanjut dan
menyebabkan kerusakan jaringan.
3. Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin. Beberapa klien memiliki alergi
terhadap dingin yang dimanisfestasikan dengan respon inflamasi (mis, eritema,
hive, bengkak, nyeri sendi, dan kadang-kadang spasme otot), yang dapat
membahayakan jika orang tersebut hipersensitif.

Persiapan Alat :
Alat
1. Bengkok
2. Kantong es
3. Sarung pelindung
Lanjutan….
Bahan
1. Potongan es secukupnya dalam wadah
2. Kassa gulung
3. Plester
4. Larutan klorin 0,5%

Perlengkapan
1. Baki dan alas
2. Perlak kecil atau handuk kecil dan alas
3. Tempat cuci tangan
4. Sarung tangan
5. Alat tulis dan buku catatan\
6. Tempat sampah basah
7. Tempat sampah kering
8. Baskom
Prosedur Tindakan
1. Tahap Prainteraksi
Kaji :
1) Kemampuan klien untuk mengenali kapan rasa dapat menyebabkan cedera. Kaji apa klien
menyadari rasa dingin serta dapat membedakan suhu yang terlalu dingin untuk jaringan tubuh
2) Tingkat kesadaran dan kondisi fisik umum klien. Klien yang sangat muda, sangat tua, tidak
sadar,atau yang lemah tidak dapat menoleransi dingin dengan baik.
3) Area yang dikompres dengan memeriksa :
a) Perubahan integritas kulit, seperti adanya edema, memar, kemerahan, lesi terbuka, adanya rabas,
dan perdarahan.
b) Status sirkulasi (warna, suhu, dan sensasi). Jaringan yang terasa dingin, berwarna pucat atau
kebiruan, dan kurangnya sensasi atau mati rasa mengindikasikan kerusakan sirkulasi.
4) Tingkat ketidaknyamanan dan rentang pergerakan sendi jika spasme otot atau nyeri sedang
dikompres.
5) Denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah. Faktor ini penting dikaji sebelum kompres
diberikan pada area tubuh yang luas.
2. Tahap Orientasi
1) Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2) Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
3) Ajak pasien berdoa bersama sebelum melakukan tindakan

3. Tahap Kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es, potongan es dicelupkan dulu ke dalam air untuk
menghilangkan ujung- ujungnya yang runcing.
3) Isi alat dengan keping es sebanyak setengah hingga dua pertiga kantong.
4) Keluarkan udara yang berlebihan dengan menekuk atau memelintir alat
5) Pasang tutup kantong atau kolar es dengan kuat, atau buat sebauh simpul pada sarung tangan
di bagian ujung yang terbuka. Hal ini dilakukan untuk mencegah kebocoran cairan jika es
meleleh.
6) Pegang alat secara terbalik dan periksa jika ada kebocoran
7) Bungkus alat dengan sarung penutup yang lembut, jika alat tersebut belum dibungkus.
8) Pertahankan alat tersebut pada tempatnya dengan menggunakan kasa gulung, pengikat,atau
handuk. Fiksasi dengan plester se suai kebutuhan.
9) Mencuci tangan di bawah air mengalir
10) Memasang perlak dan alasnya
11) Mendekatkan alat dan bahan
12) Memasang kompres pada bagian tubuh yang memerlukan dan hanya pada jangka waktu yang telah
ditentukan guna menghindari efek yang mebahayakan dari kompres dingin yang berkepanjangan
13) Membereskan alat- alat
14) Merendam sarung tangan dalam larutan klorin
15) Mencuci tangan

4. Evaluasi
1) Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang telah dilakukan
2) Mengevaluasi kenyamanan pasien setelah dilakukan tindakan selimut dingin/cooler blanket

5. Dokumentasi
1) Mencatat respon klien terhadap pemindahan yang telah dilakukan
2) Mencatat kenyamanan posisi pasien setelah dilakukan pemberian selimut pendingin / cooler
blanket
MEMBERIKAN OBAT SESUAI PROGRAM TERAPI
A. Memberikan obat secara oral
 Pengertian
Tindakan pemberian obat secara oral
 Tujuan
Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat tersebut dapat segera diatasi
 Prosedur :
Persiapan alat
1) Baki
2) Obat yang akan diberikan
3) Cangkir obat
4) Tisu
5) Air minum
6) Bengkok
Tahap kerja
1) Jaga privasi pasien
2) Cuci tangan
3) Buka obat dan taruh dicangkir obat yang sudah disediakan. Jangan lepas pembungkusnya.
4) Oral: Berikan obat dan air minum pada pasien
5) Sublingual: Berikan obat pada pasien dan beritahu agar meletakkan obat pada bagian bawah lidah
hingga terlarut seluruhnya.
6) Anjurkan pasien agar tetap menutup mulut tidak minum dan berbicara selama obat belum terlarut
seluruhnya.
7) Pastikan obat sudah ditelan oleh pasien
8) Cek mulut pasien
9) Rapikan pasien dan atur dalam posisi yang nyaman
B. Memberikan obat secara vaginal dan rektal
 Pengertian : Tindakan pemberian obat melalui vagina dan rectal
Tujuan : Mendapatkan efek terapi obat (mengurangi rasa nyeri, terbakar, ketidaknyamanan) dan
mengobati saluran vagina atau serviks (infeksi, peradangan). Prosedur :
Persiapan alat
1) Supositoria vaginal dan rectal
2) Handuk
3) Pispot
4) Duk
5) Pelumas larut air
6) Sarung tangan bersih
7) Tisu
Tahap kerja
1) Tawarkan pasien untuk BAK atau BAB
2) Jaga privasi pasien.
3) Cuci tangan kemudian gunakan handscone
4) Buka pakaian bawah Pemberian obat melalui vaginal
5) Bersihkan vaginal
6) Lepaskan supositoria dari pembungkusnya dan beri pelumas disekitar ujungnya
7) Dengan tangan non dominan regangkan lipatan labia
8) Masukkan ujung supositoria kedalam vagina sesuai panjang jari telunjuk (7,5-10cm)
9) Tarik jari dan bersihkan pelumas sisa disekitar orifisium dan labia
10) Instruksi pasien untuk tetap pada posisi telentang selama 10 menit
11) Berikan pembalut sebelum pasien melakukan ambulasi Pemberian obat melalui rectal
12) Minta pasien untuk posisi sims fleksi ke depan
13) Periksa kondisi anus eksternal dan palpasi dinding rectal
14) Buka sarung tangan. Ganti dengan yang baru
15) Buka obat supositoria dari wadah, beri pelumas pada ujung dengan jeli
16) Minta pasien untuk menarik nafas perlahan melalui mulut untuk merilekskan spinkter anal
17) Regangkan bokong pasien dengan tangan nondominan anda. Lalu masukkan obat supositoria
perlahan melalui anus. Masukkan telunjuk ±10 cm pada orang dewasa, 5 cm anak-anak. Tarik jari anda
dan berikan area. Instruksikan pasien untuk tetap terbaring selama 5 menit
18) Rapikan pasien
19) Buka sarung tangan dan cuci tangan

C. Memberikan obat secara topikal


Pengertian : Pemberian obat yang dilakukan pada kulit. Obat ini dapat berupa krem, lotion, aerosol, dan
sprey.
Tujuan : mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi
infeksi.
Prosedur :
Persiapan alat
1) Obat yang diperlukan
2) Kapas lidi steril
3) Kapas bulat
4) Kasa steril
5) Bengkok
6) Handuk
Tahap kerja
1) Cuci tangan
Kulit
2) Membersihkan kulit dengan kasa steril.
3) Mengoleskan obat pada kulit.
Mata
4) Atur pisisi pasien duduk atau tidur terlentang dengan kepala ditengadahkan.
5) Membuka kelopak mata bawah dengan telunjuk jari kiri.
6) Meneteskan obat tetes mata pada permukaan konjungtiva kelopak mata bawah.
7) Membersihkan air mata yang keluar dengan kapas.
8) Apabila obat mata jenis salep, pegeng aplikator salep di atas pinggir kelopak mata kemudian tekan
salep sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata bawah. Setelah selesai anjurkan pasien
untuk melihat ke bawah, secara bergantian dan berikan obat pada kelopak mata bagian atas dan biarkan
pasien untuk memejamkan mata dan mengerakkan kelopak mata.
Telinga
9) Membantu pasien dalam posisi tidur miring, telinga yang sakit mengarah ke atas.
10) Meletakkan handuk dibawah bahu pasien.
11) Membersihkan liang telinga dengan lidi kapas.
12) Mengisi pipet dengan obat yang sudah disediakan.
13) Menarik daun telinga dan di angkat ke atas dengan hati-hati.
Hidung
16) Pasien diberi sikap berbaring tengadah dengan kepala lebih rendah dari bahu.
17) Duduk di kursi dengan kepala menengadah ke belakang.
18) Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur.
19) Berbaring dengan bantal di bawah bahu dan kepala tengadah ke belakang.
20) Mengisi pipet dengan obat yang sudah ditentukan.
21) Menetesi obat ke dalam lubang hidung sesuai dosis yang ditentukan.
22) Pasien dianjurkan untuk tengadah atau berbaring selama 5-10 menit supaya obat tidak mengalir keluar.
23) Membersihkan tetesan dengan kapas / tisu
24) Cuci tangan

D. Memberikan obat injeksi intracutan (IC)


Pengertian : Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum
suntik disuntikkan sampai jaringan epidermis
Tujuan : Memberikan obat tertentu yang pembariannya
hanya dapat di lakukan dengan cara di suntik
intrakutan,pada umumnya di berikan pada pasien yang
akan di berikan obat antibiotic.
Prosedur :
Persiapan alat
1) Spuit dan jarum steril sesuai ukuran
2) Kasa untuk membuka ampul
3) Obat yang diperlukan (ampul atau vial)
4) Cairan pelarut (aquades)
5) Bengkok
6) Perlak
7) Bak spuit tertutup
8) Tempat sampah jarum
9) Sarung tangan
10) Peralatan cuci tangan
11) Kapas aseptic
Tahap kerja
1) Jaga privasi pasien
2) Cuci tangan
3) Tentukan daerah pemasukan yang tepat : inspeksi adanya memar, peradangan, atau edema di
permukaan kulit tempat injeksi.
4) Bantu pasien mendapatkan posisi yan nyaman sesuai lokasi penusukan.
6) Letakkan pengalas dan bengkok pada tempat yang sesuai
7) Gunakan sarung tangan
8) Lakukan desinfeksi pada daerah tusukan, dari arah tengah ke luar dengan arah memutar.
9) Pegang spuit dengan benar di antara ibu jari dan jari telunjuk tangan yang dominan, pertahankan bevel
jarum menghadap ke atas.
10) Dengan tangan non dominan regangkan kulit yang akan diinjeksi dengan jari telunjuk atau ibu jari.
11) Lakukan insersi jarum dengan perlahan pada sudut 5-15º sampai terasa tahanan, masukkan terus jarum
melalui epidermis sampai kira-kira 3 mm di bawah permukaan kulit.
12) Masukkan obat dengan perlahan sampai timbul benjolan menyerupai gigitan nyamuk dengan diameter
± 6 mm pada permukaan kulit.
13) Tarik jarum sambal melakukan swab antiseptic tanpa memijat daerah tusukan
14) Tandai bekas suntikan dengan membuat lingkaran di sekelilingnya dengan diameter ± 3 cm
15) Tempatkan spuit pada tempat yang khusus
16) Lepas sarung tangan
17) Rapikan pasien dan atur dalam posisi nyaman
E. Memberikan obat injeksi intramuscular (IM)
Pengertian : Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik disuntikkan sampai jaringan otot
Tujuan : Agar absorbsi obat lebih cepat dikarenakan vaskularitas otot.
Prosedur :
Persiapan alat
1) Spuit dan jarum steril sesuai ukuran
2) Kasa untuk membuka ampul
3) Obat yang diperlukan (ampul atau vial)
4) Cairan pelarut (aquades)
5) Bengkok
6) Perlak
7) Bak spuit tertutup
8) Tempat sampah jarum
9) Sarung tangan
10) Peralatan cuci tangan
11) Kapas aseptic
•Tahap Kerja
1) Jaga privasi klien
2) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3) Tentukan daerah pemasukan yang tepat: inspeksi adanya memar, peradangan, atau edema di permukaan
kulit tempat injeksi.
4) Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman sesuai lokasi penusukan.
5) Letakkan pengalas dan bengkok pada tempat yang sesuai
6) Gunakan sarung tangan
7) Lakukan desinfeksi pada daerah tusukan, dari arah tengah keluar dengan arah memutar.
8) Pegang spuit dengan benar di antara ibu jari dan jari telunjuk tangan yang dominan, pertahankan bevel
jarum menghadap ke atas.
9) Regangkan kulit tempat injeksi dengan tangan non dominan. Jika massa otot kecil, cubit otot dengan ibu
jari dan jari lain.
10) Lakukan penyuntikan dengan cepat ke dalam otot pada sudut 900 .
11) Lakukan aspirasi untuk mengecek apakah jarum tidak mengenai pembuluh darah, bila terdapat darah
maka segera cabut jarum, buang dan ganti yang baru, bila tidak maka masukkan obat perlahan-perlahan
12) Bila obat telah masuk semua, cabut spuit sambil melakukan swab antiseptic
13) Tempatkan spuit pada tempatnya, dan buang jarum pada tempat sampah khusus
14) Lepas sarung tangan
15) Rapikan klien dan atur dalam posisi nyaman
F. Memberikan obat injeksi intravena (IV)
Pengertian : Pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam pembuluh darah vena
menggunakan spuit
Tujuan: Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan pada pasien yang sedaang gawat
darurat , Menghindari kerusakan jaringan, Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar
Prosedur :
Persiapan alat
1) Buku catatan pemberian obat
2) Kapas alkohol
3) Sarung tangan sekali pakai
4) Obat yang sesuai
5) Aquabidest steril
6) Spuit 2-5ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum 1,2 inci
7) Bak spuit
8) Baki obat
9) Plester
10) Kasa steril
11) Bengkok
12) Perlak pengalas
13) Pembendung vena (torniket)
•Tahap Kerja
1) Jaga privasi klien
2) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3) Tentukan daerah pemasukan yang tepat: inspeksi adanya memar, peradangan, atau edema di permukaan
kulit tempat injeksi.
4) Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman sesuai lokasi penusukan.
5) Letakkan pengalas dan bengkok pada tempat yang sesuai
6) Gunakan sarung tangan
7) Lakukan desinfeksi pada daerah tusukan, dari arah tengah keluar dengan arah memutar.
8) Pegang spuit dengan benar di antara ibu jari dan jari telunjuk tangan yang dominan, pertahankan bevel
jarum menghadap ke atas.Regangkan kulit tempat injeksi dengan tangan non dominan. Jika massa otot
kecil, cubit otot dengan ibu jari dan jari lain.
9) Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke pembuluh darah
dengan sudut penyuntikan 15-30 derajat
10) Lakukan aspirasi untuk mengecek apakah jarum tidak mengenai pembuluh darah, bila terdapat darah
maka segera cabut jarum, buang dan ganti yang baru, bila tidak maka masukkan obat perlahan-perlahan
11) Bila obat telah masuk semua, cabut spuit sambil melakukan swab antiseptic
12) Tempatkan spuit pada tempatnya, dan buang jarum pada tempat sampah khusus
13) Lepas sarung tangan
14) Rapikan klien dan atur dalam posisi nyaman
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai