Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

MEMASANG RESTRRAIN DAN


KOLABORASI

Oleh :
Kelompok 3
FARHAN YUDA ANANTA
I GEDE SUTANTE WIRAWAN
MUHAMMAD FARHAN RIATNO
ARDIN UCOK
MUHAMMAD SULFIKAR

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Restrain/ pengikatan fisik (dalam psikiatri) secara umum mengacu pada suatu bentuk
tindakan menggunakan tali untuk mengekang atau membatasi gerakan ekstremitas
individu yang berperilaku diluar kendali. Indikasi restrain meliputi perilaku amuk
yang membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
B. Tujuan dan manfaat restrain
 memberikan perlindungan dan menjamin keselamatan pasien/lingkungan
terhadap cedera
 memberikan keamanan fisik dan psikologis individu
 memudahkan tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan dalam prosedur
tindakan
 memfasilitasi klien menerima terapi
C. Indikasi dan kontra indikasi :
Indikasi :
1. Pasien menunjukan perilaku yang beresiko membahayakan dirinya sendiri dan
orang lain
2. Tahanan pemerintah (yang legal/sah secara hokum)yang dirawat di rumah sakit
3. Pasien yang membtuhkan tatalaksana energensi/segera yang berhubungan dengan
live saving bagi pasien,terutama pelaksanaan prosedut terapeutik/diagnostic
4. Pasien yang memerlukan pengawasandan penjagaan ketat diruangan yang aman
5. Restrain digunakan jika intervensi lainnya yang lebih tidak restriktif tidak
berhasil/tidak efektif untuk melindungi pasien ,staf,atau orang lain dari ancaman
bahaya-bahaya.

Kontra indikasi :

1. Tidak mendapatkan izin tertulis dari keluarga pasien untuk melaksanakan


prosedur
2. Pasien kooperatif
3. Pasien memiliki kondisi fisik atau mental.
Dampak penggunaa restrain

Dampak fisik :

a. Atropi otot
b. Hilangnya/berkurangnya detensi tulang
c. Ulkus decubitus
d. Infeksi nosocomial
e. Strangulasi
f. Penurunan fungsional tubuh
g. Stress kardiak
h. Inkontinensia

Dampak psikologis:

a. Depresi
b. Penuruna fungsi kognitif
c. Isolasi emosional
d. Kebingungan (confusion) dan agitasi

Hal – hal yang harus diperhatikan pada pasien yang dipasang restrein menurut Selekman &
Snyder (1997) dalam Wong (2009) adalah sebagai berikut :

1. Pasang dan lepaskan kembali restrein secara periodik


2. Lakukan tindakan untuk memberi rasa nyaman , gunakan pelukan terapeutik bukan
restrein mekanik
3. Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat kecuali ada kontraindikasi
4. Lakukan latihan rentang gerak jika tepat
5. Tawarkan makanan, minuman, dan bantuan eliminasi, jika tepat beri dot
6. Diskusikan kriteria pelepasan restrein
7. Berikan analgesik dan sedatif jika diinstruksikan atau diminta jika perlu
8. Hindari kemarahan psikologik kepada pasien lain
9. Berikan distraksi (membaca buku) dan sentuhan
10. Pertahankan harga diri anak
11. Lakukan pengkajian keperawatan yang kontinu
12. Dokumentasikan penggunaan restrein.

D. Jenis-jenis restrain
 Camisole (jaket pengekang)
 Manset/tali untuk pergelangan tangan dan kaki
 Kursi geriatric
 Sprei/selimut basah

CARA PEMASANGAN RESTRAIN

Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membatasi pergerakan klien

Tujuan

Memungkinkan klien mendapat perawatan dan mengikuti proses perawatan tanpa melakukan
perlawanan, misalnya mencegah pergerakan yang dapat mengganggu terapi pada ekstremitas
yang terhubung dengan slang atau alat medis lainnya. Sebelum memasang restrain, perawat
harus mengkaji adanya perilaku yang mengindikasikan kebutuhan restrain, kondisi kulit pada
area yang akan di pasang restrain, kondisi sirkulasi ekstremitas, dan keefektifan alat

pengaman lainnya

Persiapan Alat

Tentukan jenis dan ukuran restrain yang dibutuhkan oleh klien. Berikut ini adalah jenis
restrain yang lazim digunakan :

 Restrain sabuk

 Restrain rompi
 Restrain sarung tapak tangan

 Restrain pergelangan tangan atau pergelangan kaki

 Restrain siku

 Restrain mumi

Prosedur Pelaksanaan

1. Jelaskan pada klien dan keluarga mengenai tujuan pemasangan restrain

2. Pasang restrain yang sudah diidentifikasi sebelumnya berdasarkan kebutuhan klien

Restrain sabuk

 Pastikan sabuk pengaman dalam kondisi baik. Jika menggunakan sabuk velcro

pastikan kedua ujung velcro dalam kondisi baik

 Jika sabung mempunyai bagian yang panjang dan pendek, letakkan bagian yang

panjang di bawah tempat tidur klien dan ikatkan pada rangka tempat tidur yang dapat
digerakkan. Bagian sabuk yang panjang akan ikut bergerak saat tempat tidur ditinggikan
sehingga tidak menjerat klien. Pasang bagian yang pendek di sekitar

pinggang kilen, di atas baju. Beri jarak satu jari antara klien dan sabuk

 Pasang sabuk di sekitar pinggang dan ikat ke belakang kursi roda jika klien berada di
kursi roda, atau

 Ikat sabuk di atas pinggang atau abdomen jika klien berbaring di brankar. Restrain
sabuk harus dikenakan oleh semua klien yang berbaring di brankar tanpa pengaman bagian
tepi

Restrain Rompi

Pastikan rompi memiliki ukuran yang sesuai dan periksa


kelayakan rompi secara teratur
Pasang rompi pada klien, dalam keadaan terbuka di
bagian depan atau belakang sesuai rekomendasi produsen
Tarik tali di ujung rompi melewati dada, dan masukkan tali ke
lubang restrain rompi
 pada sisi yang berlawanan
Ulangi prosedur yang sama pada ujung tali lainnya
Gunakan simpul hidup untuk memfiksasi setiap ujung tali
pada tempat tidur yang dapat digerakkan atau dibelakang
kursi pada kaki kursi
Jangan mengikat rompi di bagian kepala tempat tidur
Ikat tali di belakang kursi dengan menggunakan simpul segiempat
Pastikan klien dalam posisi yang sesuai sehingga
memfasilitasi ekspansi dada maksimum untuk bernafas

Restrain Sarung Tapak Tangan

 Pasang restrain sarung tapak tangan pada tangan yang akan dilakukan restain.
Pastikan jari dapat fleksi dengan mudah dan tidak bertumpuk pada jari lainnya

 Ikuti petunjuk produsen untuk memasang restrain sarung tapak tangan

 Lepaskan restrain minimal setiap 2-4 jam jika akan dipasang selama beberapa hari.
Cuci dan latih tangan klien, kemudian pasang kembali restrain sarung tapak tangan yang
bersih sesuai dengan indikasi. Sesuaikan dengan kebijakan Rumah Sakit terkait interval
waktu yag direkomendasikan untuk pelepasan klien

 Kaji sirkulasi ke tangan klien secara teratur segera setelah restrain terpasang

Restrain Pergelangan Tangan atau Pergelangan Kaki

 Lapisi area penonjolan tulang pada pergelangan tangan atau kaki jika perlu

 Pasang restrain yang telah disiapkan di sekitar pergelangan tangan atau kaki

 Tarik tali restrain melalui celah di bagian pergelangan tangan atau lewat gesper
restrain

 Dengan menggunakan simpul hidup atau simpul segiempat yang sesuai, ikat ujung tali
restrain pada rangka tempat tidur yang dapat digerakkan. Jangan pernah mengikatkan ujung
tali restrain pada birai tempat tidur atau rangka tempat tidur yang tidak dapat digerakkan

Restrain Siku

 Periksa restrain untuk memastikan keutuhan spatel lidah


 Letakkan siku anak di tengah restrain. Pastikan ujung spatel lidah dilapisi kain

 Bungkus lengan klien secara perlahan dengan restrain

 Fiksasi restrain menggunakan peniti, tali, atau plester. Pastikan fiksasi restrain tidak
terlalu kencang, yang dapat membendung sirkulasi darah

 Selain restrain terpasang, fiksasi restrain pada baju klien menggunakan peniti

Restrain muni

 Gunakan selimut atau kain yang cukup lebar dengan jarak antara ujung ke ujung

sekitar dua kali panjang tubuh bayi. Letakkan selimut atau kain secara mendatar pada

permukaan yang kering

 Lipat salah satu ujung ke bawah dan letakkan bayi di atasnya dengan posisi telentang

 Lipat ujung kanan selimut menutupi tubuh bayi, dengan lengan kiri masih bebas.

Lengan kanan berada pada posisi alami di sisi badan

 Lipat sisa ujung bawah selimut ke atas

 Dengan lengan kiri bayi dalam posisi alami di sisi tubuh, lipat ujung kiri selimut
menutupi bayi, termasuk lengan dan ujung bawah selimut

 Pasang restrain mumi pada bayi hingga prosedur selesai

Tindakan kolaborasi

1. Siapkan medikasi bila perlu sesuai advise dokter

a. Diazepam Injeksi 1 ampul (IM/IV)

b. CPZ Injeksi 1 ampul (IM)

c. Tab CPZ 100 mg

d. Tab Zofredal (Risperidone) 2 mg


2. Kolaborasi dengan medis untuk medikasi antipsikotik potensi tinggi dengan
interval 30-60 menit. (contoh: Haloperidol 5-10 mg, peroral/injeksi IM). Observasi
gejala Ekstra Piramidal Sindrome (EPS) dalam 24 jam pertama, Pada umumnya
berespon sebelum diberikan total dosis 50mg, bila EPS terapi Trihexyphenidil 2mg,
dan diphenhydramin 50mg(IM/IV)

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Irish Nurses Organisation. Guidelines on the use of restrain in the care of older person.
Dublin; Irish Nurses Organisation; 2003.

Nurses Board South Australia. Restrain; guideline for nurses and midwives in South
Australia, 2008.

Sower WP,Wharton E, Weaver A, Restraints, seclusion and patient right standar for hospital
under the Medicare/Medicaid program.

National Council for Community Behavioral Healthcare. Policy resources; restraints and
seclusion – rules chart. CMS revised rules (key provisions) 2012.

Anohar R. Manual of operation restraints policy, 2008.

South Eastern Sundey Illawarra. Restraints policy – use of (adult patient) 2006.

Joint Commision standars on restraint and seclusion / nonviolent crisis intervention training
program. Nonviolent crisis intervention; a CPI specialized offering. 2009.

Hilo Medical center. Restraint / seclucion / physician / order sheet patient care plan. 2009.

Anda mungkin juga menyukai