Oleh :
Kelompok 3
FARHAN YUDA ANANTA
I GEDE SUTANTE WIRAWAN
MUHAMMAD FARHAN RIATNO
ARDIN UCOK
MUHAMMAD SULFIKAR
A. Restrain/ pengikatan fisik (dalam psikiatri) secara umum mengacu pada suatu bentuk
tindakan menggunakan tali untuk mengekang atau membatasi gerakan ekstremitas
individu yang berperilaku diluar kendali. Indikasi restrain meliputi perilaku amuk
yang membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
B. Tujuan dan manfaat restrain
memberikan perlindungan dan menjamin keselamatan pasien/lingkungan
terhadap cedera
memberikan keamanan fisik dan psikologis individu
memudahkan tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan dalam prosedur
tindakan
memfasilitasi klien menerima terapi
C. Indikasi dan kontra indikasi :
Indikasi :
1. Pasien menunjukan perilaku yang beresiko membahayakan dirinya sendiri dan
orang lain
2. Tahanan pemerintah (yang legal/sah secara hokum)yang dirawat di rumah sakit
3. Pasien yang membtuhkan tatalaksana energensi/segera yang berhubungan dengan
live saving bagi pasien,terutama pelaksanaan prosedut terapeutik/diagnostic
4. Pasien yang memerlukan pengawasandan penjagaan ketat diruangan yang aman
5. Restrain digunakan jika intervensi lainnya yang lebih tidak restriktif tidak
berhasil/tidak efektif untuk melindungi pasien ,staf,atau orang lain dari ancaman
bahaya-bahaya.
Kontra indikasi :
Dampak fisik :
a. Atropi otot
b. Hilangnya/berkurangnya detensi tulang
c. Ulkus decubitus
d. Infeksi nosocomial
e. Strangulasi
f. Penurunan fungsional tubuh
g. Stress kardiak
h. Inkontinensia
Dampak psikologis:
a. Depresi
b. Penuruna fungsi kognitif
c. Isolasi emosional
d. Kebingungan (confusion) dan agitasi
Hal – hal yang harus diperhatikan pada pasien yang dipasang restrein menurut Selekman &
Snyder (1997) dalam Wong (2009) adalah sebagai berikut :
D. Jenis-jenis restrain
Camisole (jaket pengekang)
Manset/tali untuk pergelangan tangan dan kaki
Kursi geriatric
Sprei/selimut basah
Tujuan
Memungkinkan klien mendapat perawatan dan mengikuti proses perawatan tanpa melakukan
perlawanan, misalnya mencegah pergerakan yang dapat mengganggu terapi pada ekstremitas
yang terhubung dengan slang atau alat medis lainnya. Sebelum memasang restrain, perawat
harus mengkaji adanya perilaku yang mengindikasikan kebutuhan restrain, kondisi kulit pada
area yang akan di pasang restrain, kondisi sirkulasi ekstremitas, dan keefektifan alat
pengaman lainnya
Persiapan Alat
Tentukan jenis dan ukuran restrain yang dibutuhkan oleh klien. Berikut ini adalah jenis
restrain yang lazim digunakan :
Restrain sabuk
Restrain rompi
Restrain sarung tapak tangan
Restrain siku
Restrain mumi
Prosedur Pelaksanaan
Restrain sabuk
Pastikan sabuk pengaman dalam kondisi baik. Jika menggunakan sabuk velcro
Jika sabung mempunyai bagian yang panjang dan pendek, letakkan bagian yang
panjang di bawah tempat tidur klien dan ikatkan pada rangka tempat tidur yang dapat
digerakkan. Bagian sabuk yang panjang akan ikut bergerak saat tempat tidur ditinggikan
sehingga tidak menjerat klien. Pasang bagian yang pendek di sekitar
pinggang kilen, di atas baju. Beri jarak satu jari antara klien dan sabuk
Pasang sabuk di sekitar pinggang dan ikat ke belakang kursi roda jika klien berada di
kursi roda, atau
Ikat sabuk di atas pinggang atau abdomen jika klien berbaring di brankar. Restrain
sabuk harus dikenakan oleh semua klien yang berbaring di brankar tanpa pengaman bagian
tepi
Restrain Rompi
Pasang restrain sarung tapak tangan pada tangan yang akan dilakukan restain.
Pastikan jari dapat fleksi dengan mudah dan tidak bertumpuk pada jari lainnya
Lepaskan restrain minimal setiap 2-4 jam jika akan dipasang selama beberapa hari.
Cuci dan latih tangan klien, kemudian pasang kembali restrain sarung tapak tangan yang
bersih sesuai dengan indikasi. Sesuaikan dengan kebijakan Rumah Sakit terkait interval
waktu yag direkomendasikan untuk pelepasan klien
Kaji sirkulasi ke tangan klien secara teratur segera setelah restrain terpasang
Lapisi area penonjolan tulang pada pergelangan tangan atau kaki jika perlu
Pasang restrain yang telah disiapkan di sekitar pergelangan tangan atau kaki
Tarik tali restrain melalui celah di bagian pergelangan tangan atau lewat gesper
restrain
Dengan menggunakan simpul hidup atau simpul segiempat yang sesuai, ikat ujung tali
restrain pada rangka tempat tidur yang dapat digerakkan. Jangan pernah mengikatkan ujung
tali restrain pada birai tempat tidur atau rangka tempat tidur yang tidak dapat digerakkan
Restrain Siku
Fiksasi restrain menggunakan peniti, tali, atau plester. Pastikan fiksasi restrain tidak
terlalu kencang, yang dapat membendung sirkulasi darah
Selain restrain terpasang, fiksasi restrain pada baju klien menggunakan peniti
Restrain muni
Gunakan selimut atau kain yang cukup lebar dengan jarak antara ujung ke ujung
sekitar dua kali panjang tubuh bayi. Letakkan selimut atau kain secara mendatar pada
Lipat salah satu ujung ke bawah dan letakkan bayi di atasnya dengan posisi telentang
Lipat ujung kanan selimut menutupi tubuh bayi, dengan lengan kiri masih bebas.
Dengan lengan kiri bayi dalam posisi alami di sisi tubuh, lipat ujung kiri selimut
menutupi bayi, termasuk lengan dan ujung bawah selimut
Tindakan kolaborasi
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Irish Nurses Organisation. Guidelines on the use of restrain in the care of older person.
Dublin; Irish Nurses Organisation; 2003.
Nurses Board South Australia. Restrain; guideline for nurses and midwives in South
Australia, 2008.
Sower WP,Wharton E, Weaver A, Restraints, seclusion and patient right standar for hospital
under the Medicare/Medicaid program.
National Council for Community Behavioral Healthcare. Policy resources; restraints and
seclusion – rules chart. CMS revised rules (key provisions) 2012.
South Eastern Sundey Illawarra. Restraints policy – use of (adult patient) 2006.
Joint Commision standars on restraint and seclusion / nonviolent crisis intervention training
program. Nonviolent crisis intervention; a CPI specialized offering. 2009.
Hilo Medical center. Restraint / seclucion / physician / order sheet patient care plan. 2009.