Anda di halaman 1dari 3

RESTRAIN DI KURSI DAN TEMPAT TIDUR

Restrain fisik sering dipakai dalam perawatan jangka panjang , terutama untuk mencegah
jatuh dan , untuk sebagian kecil untuk mengurangi gangguan perilaku atau menghindari
gangguan terhadap pasien perawatan. Restrain fisik adalah kontroversi praktek di seluruh dunia.
Penggunaannya terkait dengan banyak efek samping: kontraktur , inkontinensia , tekanan luka ,
kehilangan otot dan mengurangi mobilitas. Ini juga meningkatkan risiko kecelakaan , yang ,
dalam beberapa kasus , telah mengakibatkan kematian pasien. Efek psikologis negatif , seperti
frustrasi , takut , kehilangan martabat , kemarahan , permusuhan dan penurunan interaksi sosial ,
juga telah diidentifikasi. Selain itu , fisik pembatasan dianggap pelanggaran hak otonomi dan
kebebasan individu , dan hak mereka untuk mengambil risiko 4 .Beberapa karakteristik
masyarakat , seperti mereka mengurangi kemampuan untuk melakukan kegiatan dari kehidupan
sehari hari dan sebagainya.

TEORI RESTRAIN DI KURSI

Individu Agresif sering membutuhkan pengekangan fisik dalam pengaturan pra-rumah sakit dan
penegakan hukum. kursi restrain khusus telah digunakan untuk tujuan ini dalam kasus terakhir,
namun perhatian telah muncul bahwa individu terkendali beresiko untuk kompromi ventilasi dan
sesak napas.

Definisi : restrain dengan kursi restrain yaitu menempatan individu yang agresif atau perilaku
kekerasan di kursi restrain.

Indikasi pelaksanaan:

Digunakan kepada klien yang mengalami perilaku kekerasan yang juga berisiko mencederai diri
sendiri.
Proses menahan seorang individu di kursi biasanya melibatkan tersangka yang sudah diborgol
ditempatkan di kursi menahan diri, dan mendorong maju di pinggang untuk membatasi gerakan.
Pergelangan kaki difiksasi ke kursi dengan tali, dan kemudian borgol dilepas.

Dengan beberapa petugas memegang subjek, klien bersandar di kursi, dan tali difiksasi di dada
dan di pergelangan tangan (Gambar 1).

RISIKO RESTRAIN KURSI

Penyebab kematian mendalilkan berkaitan langsung dengan penggunaan kursi restrain dan
efeknya menghambat pada ventilasi, mendorong risiko sesak napas. Sesak napas yang
disebabkan oleh posisi tubuh telah disebut sebagai “asfiksia posisi,”.

TEORI RESTRAIN DI ATAS TEMPAT TIDUR

Definisi: adalah melakukan restrain secara mekanis dengan menggunakan alat tali atau menset di
atas tempat tidur.

Restrain Pergelangan Tangan atau Pergelangan Kaki

 Lapisi area penonjolan tulang pada pergelangan tangan atau kaki jika perlu
 Pasang restrain yang telah disiapkan di sekitar pergelangan tangan atau kaki
 Tarik tali restrain melalui celah di bagian pergelangan tangan atau lewat gesper
restrainDengan menggunakan simpul hidup atau simpul segiempat yang sesuai, ikat
ujung tali restrain pada rangka tempat tidur yang dapat digerakkan. Jangan pernah
mengikatkan ujung tali restrain pada birai tempat tidur atau rangka tempat tidur yang
tidak dapat digerakkan.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan pengekangan fisik (restrain) pada klien gangguan jiwa,
adalah sebagai berikut:

 Beri suasana yang menghargai dengan supervisi yang adekuat, karena harga diri klien
berkurang karena pengekangan.
 Siapkan jumlah staf yang cukup dengan alat pengekangan yang aman dan nyaman.
 Tunjuk satu orang perawat sebagai ketua tim.
 Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya pada klien dan staf agar dimengerti dan bukan
hukuman.
 Jelaskan perilaku yang mengindikasikan pengelepasan pada klien dan staf.Jangan
mengikat pada pinggir tempat tidur, ikat dengan posisi anatomis, ikatan tidak terjangkau
oleh klien.
 Lakukan supervisi dengan tindakan terapeutik dan pemberian rasa nyaman.
 Perawatan pada daerah pengikatan (Pantau kondisi kulit: warna, temperatur, sensasi;
Lakukan latihan gerak pada tungkai yang diikat secara bergantian setiap 2 jam; Lakukan
perubahan posisi tidur dan periksa tanda-tanda vital setiap 2 jam).
 Bantu pemenuhan kebutuhan nutrisi, eliminaqsi, hidrasi dan kebersihan diri.
 Libatkan dan latih klien untuk mengontrol perilaku sebelum ikatan dibuka secara
bertahap.
 Kurangi pengekangan secara bertahap, misalnya setelah ikatan dibuka satu persatu secara
bertahap, kemudian dilanjutkan dengan pembatasan gerak kemudian kembali ke
lingkungan semula.
 Dokumentasikan seluruh tindakan beserta respon klien.

(Sumber: Lilik Ma'rifatul Azizah (2011) Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta:
Graha Ilmu)

DAFTAR PUSTAKA

Vilke, Gary.2011. EVALUATION OF THE VENTILATORY EFFECTS OF A RESTRAINT


CHAIR ON HUMAN SUBJECTS.(online) http://www.ncbi.nlm.nih.gov/

Estévez-Guerra.2017. The use of physical restraints in long-termcare in Spain: a multi-center


cross-sectional study. (online) http://www.ncbi.nlm.nih.gov/

Anda mungkin juga menyukai