Anda di halaman 1dari 8

A.

TEORI SECARA LISAN


Definisi: merupakan komunikasi terapeutik yang dilakukan sebelum tindakan restrain.
Indikasi: ketika akan dilakukan restrain
Procedure:

ORIENTASI
“Assalamualaikum “
“Nama saya Zr P, perawat di ruang ini , saya akan membantu bapak/ ibu!”
bapak/ibu tidak usah khawatir ....aman disini,” “ Nama bapak/ ibu
siapa?”Suka
dipanggil apa”Sekarang saya akan mengukur tekanan darah, suhu tubuh dan
nadi bapak/ ibu, sekitar 10 menit.

KERJA
“Ayo.....silahkan ... bapak/ ibu tidur di tempat tidur ini,””saya akan periksa ...!”
Bpk/ibu, buka bajunya saya akan memasukan termometer ini untuk dikepit di
ketiak bpk/ibu, saya bantu yah bu. “ Nah sekarang tangannya lurus karena saya
akan pasang alat pengukur tekanan darah, tidak sakit kok.. (perawat mengukur
tekanan darah dan suhu tubuh pasien) . “ Sudah selesai, sekarang saya pegang
pergelangan bpk/ibu sebentar untuk megukur nadinya dulu yah bu,tidak usah
takut (selama satu menit perawat menghitung nadi sekaligus menghitung
frekuensi napas). “sudah selesai,tidak sakitkan ? “ dan ada masalah apa dirumah
sehingga bapak / ibu sepertinya kesal seperti ini? Baik kelihatannya bapak/ibu
masih kesal...Nach... coba sekarang tarik napas dalam supaya rasa kesalnya
berkurang, (perawat mencontohkan tarik napas dalam). “ Bagus....lebih enak ...?
”” Sekarang coba
....Istigfar....atau nyebut nama ALLAH supaya lebih tenang....! Baiklah bpk/ibu,
karena coba tenangkan diri dengan tarik nafas dalam dan Istiqfar. Bapak
/ibu istirahat dulu sebentar dikamar ini.

Terminasi
“Bpk/ibu, saya tinggal sebentar dan bapak / ibu akan ditemani oleh keluarga dulu,
saya akan kembali dalam lima menit untuk memberikan suntikan agar bapak/ibu
merasa lebih tenang.” Sambil menunggu saya kembali..... bapak/ibu bisa terus
latihan tarik napas dalam atau istigfar ...ya Assalamualaikum......
Sp 2 pasien:
Memberikan injeksi Diazepam 10 mg dan serenace ( Haloperidol ) 5 mg

Fase Orientasi:
Assalamualaikum bapak/ Bu, bagaimana sudah mulai lega?”Baiklah sekarang
saya akan menyuntik bapak/ibu supaya bapak/ ibu lebih tenang dan bisa istirahat,
tidak lama koq…., hanya lima menit.

Fase Kerja:
Bapak/ibu….saya akan menyuntik 2 x, satu di tangan dan satu lagi di pantat, dan
akan terasa sakit sedikit karena ditusuk jarum,bapak/ibu tidak usah takut karena
setelah itu bapak / ibu bisa tidur dengan nyaman. Silahkan bapak/ibu, tiduran, tidak
usah takut, suntikan yang di tangan ini diberikan lewat pembuluh darah, sekarang coba
luruskan tanganya kalau terasa sakit tarik napas ya…… ( lakukan dengan gentle
sikap perawat gentle dan kalau pasien menolak dan tidak mau kerjasama minta
bantuan). “ nach…. Satu lagi… bapak/ibu sekarang telungkup sebentar, , dan buka
celananya / turunkan bajunya…..saya suntik satu lagi ya….., sudah selesai tidak sakit
kan…? “ “ Sekarang bapak/ibu agak ngantuk….? Boleh tidur saja! “

Fase Terminasi:
“ Nach….. sudah selesai nyuntiknya , sekarang bapak/ibu istirahat ya,dan coba
dirasakanapakah setelah disuntik lebih enak ,, saya akan kembali mengontrol
bapak/ibu setiap 15 menit.. jika ada yang dirasa tidak nyaman bisa hubungi
saya, selamat istirahat, Assalamuallikum….!

Sp 3 pasien:
melakukan observasi pada pasien dengan perilaku kekerasan
Fase Orientasi:
“Assalamualaikum “
“Bagaimana perasaan bapak/ibu sekarang ...., lebih tenang....?” “ Saya akan
menemani selama 10 menit, untukbercakap-cakap tentang keluhan bapak/ibu “

Fase Kerja
“ Apa yang masih dirasakan tidak nyaman oleh bapak/ibu…?” Apakah ada
perbedaan yang dirasakan setelah dapat suntikan tadi? “ ada yang mau
disampaikan…?”” oh…..jadi bapak/ibu masih jengkel….?
Ayoo…..istigfar…..atau mau tarik napas dalam…? Biar lebih lega…….! “ nach
gitu…. Bagus……lagi coba tarik napasnya…
“ masih belum lega,,.?

Fase Terminasi
“ Baik bapak/ibu ….sepertinya bapak/ibu masih belum bisa mengontrol
marahnya, jadi coba terus tarik napas dalam nya, sampai lega, nanti saya aka
segera kembali tiap 15 menit untuk mengontrol perkembangan bapak/ibu
Sp 4 pasien
melakukan tindakan pembatasan gerak / pengekangan (pisahkan pembatasan
gerak dan pengekangan fisik)
ORIENTASI
“Assalamualaikum pak/ Bu “
“Saya Zr P, perawat di ruang ini , dansaya akan membantu bapak/ ibu?”
“Bapak / ibu aman disini, dan karena prilaku bapak /ibu membahayakan bagi
bapak / ibu sendiri dan orang lain , kami harus mengambil tindakan untuk
menghindari akibat perilaku bapak/ibu?”
KERJA
“Bapak / Ibu... kami terpaksa menempatkan bapak/ibu dikamar khusus karena
dapat berbahaya bagi orang lain dan lingkungan.” Tujuannya agar bapak/ibu
menjadi aman“ (laksanakan dengan koordinasi tim minimal ada 3 orang)
“Nach... bapak / ibu sekarang tempat bapak / ibu disini dulu, kalau bapak / ibu
butuh sesuatu panggil kami, dan kami tetap akan memperhatikan bapak / ibu
setiap 15 menit, “
“dan jika bapak / ibu masih belum bisa mengontrol perilaku, maka akan
dilakukan pengekangan, jadi coba kendalikan dengan tarik napas atau baca
istigfar “
“ nanti kalau bapak / ibu sudah lebih relaks, dan lebih nyaman bapak / ibu
bisa berada diluar bersama-sama dengan teman yang lain”

“ Nach....... Bapak / Ibu tidak usah khawatir kami akan selalu mendampingi,
dan akan mendatangi bapak / ibu setiap 15- 30 menit untuk membantu bapak /
ibu. Jadi kalau ada sesuatu yang mau disampaikan silahkan .!”

TERMINASI
“ Bagaimana perasaan bapak / ibu sekarang ?, kalau rasa mengantuk
istirahatkan saja dulu. .ya.” nanti kalau bapak / ibu sudah lebih tenang dan
bisa mengontrol emosinya ikatan ini akan segera kami buka.” Dan nanti setiap
15 – 30 menit saya akan mengontrol bapak / ibu.” “ Selamat beristirahat “
 Protokol Pengikatan :
1. Persiapan
a. Formasi tim minimal 3 orang (termasuk security)
b. Pilih alat pengikat yang aman dan nyaman

2. Pelaksanaan
a. Lakukan pengkajian fisik klien
b. Jelaskan perilaku klien ( kejadian )sebelum pengikatan
c. Jelaskan bahwa saudara membantu mengontrol perilaku klien
d. Pengikatan dilakukan di tempat tidur bukan disisi tempat tidur
e. Beri bantal
f. Observasi setiap 15 – 30 menit, termasuk tanda vital
g. Lakukan latihan anggota gerak setiap 2 jam
h. Beri makan dan minum secara teratur serta obat-obatan sesuai program
i. Atur posisi tubuh klien saat makan atau minum
j. Bantu BAK,BAB dan kebersihan diri

3. Tindak lanjut
a. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi medik
b. Dokumentasikan semua tindakan

 Protokol Pelepasan pengikatan :


1. Jelaskan pada pasien bahwa ikatan akan dilepas, jika klien tidak
mengulangi perbuatan atau dapat mengontrol perilakunya
2. Buat kontrak dengan klien bahwa perawat akan melakukan
pengikatan kembali apabila klien mengulang perbuatannya atau
perilakunya tidak terkontrol kembali
3. Katakan dengan suara lembut, hindari nada yang bersifat ancaman
4. Buka ikatan jika pasien mengontrol perilakunya dengan ditemani staf lain.
5. Melepaskan ikatan secara bertahap dimulai dengan melepaskan satu
ikatan, bila pasien tidak berontak lepaskan ikatan lainnya dan seterusnya
6. Bantu pasien menggerakkan anggota gerak
7. Dudukkan pasien perlahan-lahan
8. Ukur tanda-tanda vital
9. Tanya klien apakah merasa pusing atau penglihatan berkunang-kunang.
10. Anjurkan klien untuk mulai berdiri dan berjalan, bila tidak pusing atau
mata berkunang-kunang
B. TEORI CAMISOLES
a) Definisi :
Baju ketat dengan lengan panjang penuh yang aman di belakang pasien.
b) Indikasi
Pasien yang dinilai berada dalam bahaya cedera ekstrem diri mereka sendiri atau
orang lain.
c) Monitoring
- Posey merekomendasikan pengawasan langsung konstan untuk pasien dianggap
berisiko cedera pada diri mereka sendiri atau orang lain. Untuk saat-saat ketika
pengawasan langsung tidak dimungkinkan, pantau oleh saling berhadapan atau
dengan perangkat video / audio.
- JANGAN PERNAH mengizinkan pasien untuk memiliki akses ke alat apa pun,
perkakas, atau objek yang mungkin digunakan untuk membuka atau merusak
manset.
- Ketahuilah bahwa ayunan suasana hati yang tiba-tiba dapat menyebabkan gelisah
atau perilaku agresif. Hubungi tim medis SEKALI jika ini terjadi. Tidak ada
tingkat pemantauan yang dapat menghindari risiko cedera serius bagi pasien yang
sangat gelisah atau agresif.
- PERNAH digunakan pada pasien:
- Dengan dislokasi atau fraktur pada ekstremitas terkendali; atau
- ika situs IV atau luka dapat dikompromikan oleh perangkat.
- Lihat Katalog Posey untuk opsi lain untuk pasien seperti itu.
- Sebelum digunakan, periksa apakah ada air mata, berjumbai atau pakaian yang
berlebihan; atau pecahan atau kunci yang retak atau patah; dan / atau hook itu dan
lingkaran melekat dengan aman. Buang jika perangkat rusak.
- Jika Anda memiliki pertanyaan tentang keselamatan pasien, tanyakan otoritas
medis yang tepat untuk alternatif.
- Pastikan pasien memakai pakaian dalam yang tepat untuk melindungi kulit.
- JANGAN menggunakan perangkat ini pada pasien yang sedang atau menjadi:
bunuh diri; sangat agresif atau agresif; merusak diri sendiri; atau dianggap sebagai
risiko langsung bagi orang lain, KECUALI pasien berada di bawah pengawasan
konstan.
- JANGAN digunakan pada pasien dengan: ostomy, colostomy, atau G-tube; hernia,
Cardio Obstructive Paru-paru Penyakit parah (COPD); atau dengan tabung pasca
operasi, sayatan atau garis pemantauan. Ini bisa terganggu oleh pengekangan
d) Reaksi Merugikan
Masalah emosional, psikologis, atau fisik yang parah dapat terjadi terjadi: jika
perangkat yang digunakan tidak nyaman; atau jika sangat parah membatasi gerakan.
Jika pasien cenderung menyebabkan cedera diri sendiri atau orang lain, dapatkan
bantuan dari dokter yang berkualifikasi otoritas untuk menemukan intervensi atau
metode pengekangan alternatif.
e) Instruksi Aplikasi
1. Dengan pembukaan di belakang, letakkan tangan pasien lengan baju.
2. Tutup kembali dengan memberi makan ujung tali melalui masing-masing dari
empat gesper yang sesuai.
3. Menyeberangi lengan pasien di depan, dan melewati setiap lengan lingkaran
vertikal di tingkat dada.
4. Lewatkan setiap lengan melalui simpul vertikal yang terletak di sisi jaket di bawah
lengan.
5. Amankan kedua ujung lengan di belakang punggung pasien dengan menggunakan
tali yang terpasang.
6. Lewatkan tali panggul di antara kaki pasien dan aman dengan gesper di belakang
punggung pasien.
7. Periksa semua tali untuk memastikan tali pengaman cukup kuat untuk mencegah
melarikan diri, tetapi tidak mengganggu sirkulasi atau pernapasan.
Daftar Rujukan

Stuart and Sundeen (2006). Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.


Townsend, Mary C (2009). Buku Saku Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri Untuk
Pembuatan Rencana Keperawatan. Alih bahasa Novi Helena C Daulima ; editor Monica
Ester Edisi 3, Jakarta : EGC.
Copel, L.C, (2007). Kesehatan Jiwa & Psikiatri, Pedoman Klinis Perawat (Psychiatric and
Mental Health Care: Nurse's Clinical Guide). Edisi Bahasa Indonesia (Cetakan kedua).
Alihbahasa : Akemat. Jakarta: EGC
WHO,(2011).http://www.who.int/mental_health/management/schizophrenia/en/ (diakses 19
Mei 2018)

Anda mungkin juga menyukai