Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

MEMASANG RESTRAIN DAN


KOLABORASI
 Restrain/ pengikatan fisik (dalam psikiatri)
secara umum
mengacupadasuatubentuktindakanmengguna
kantaliuntukmengekangataumembatasigerak
anekstremitasindividu yang
berperilakudiluarkendali. Indikasi restrain
meliputiperilakuamuk yang
membahayakandirisendiri, orang lain
danlingkungan.
Tujuan dan manfaat restrain:
 memberikanperlindungandanmenjaminkesel
amatanpasien/lingkunganterhadapcedera
 memberikankeamananfisikdanpsikologisindi
vidu
 memudahkantenagakesehatandalammelakuk
antindakandalamprosedurtindakan
 memfasilitasiklienmenerimaterapi
Indikasi dan kontra indikasi :

Indikasi :
 Pasien menunjukan perilaku yang beresiko membahayakan dirinya
sendiri dan orang lain
 Tahanan pemerintah (yang legal/sah secara hokum) yang dirawat di
rumah sakit
 Pasien yang membtuhkan tatalaksana energensi/segera yang
berhubungan dengan live saving bagi pasien,terutama pelaksanaan
prosedut terapeutik/diagnostic
 Pasien yang memerlukan pengawasan dan penjagaan ketat diruangan
yang aman
 Restrain digunakan jika intervensi lainnya yang lebih tidak restriktif
tidak berhasil/tidak efektif untuk melindungi pasien ,staf,atau orang
lain dari ancaman bahaya-bahaya.

Kontra indikasi :
 Tidak mendapatkan izin tertulis dari keluarga pasien untuk
melaksanakan prosedur
 Pasien kooperatif
 Pasien memiliki kondisi fisik atau mental
Dampakpenggunaan restrain

Dampakfisik :

 Atropiotot
 Hilangnya/berkurangnya detensi tulang
 Ulkus decubitus
 Infeksi nosocomial
 Strangulasi
 Penurunan fungsional tubuh
 Stress kardiak
 Inkontinensia

Dampak psikologis:

 Depresi
 Penurunan fungsi kognitif
 Isolasi emosional
 Kebingungan (confusion) dan agitasi
Hal – hal yang harus diperhatikan pada pasien yang dipasang
restrein menurut Selekman & Snyder (1997) dalam Wong
(2009) adalah sebagai berikut :

 Pasang dan lepaskan kembali restrein secara periodik


 Lakukan tindakan untuk memberi rasa nyaman , gunakan
pelukan terapeutik bukan restrein mekanik
 Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat kecuali ada
kontraindikasi
 Lakukan latihan rentang gerak jika tepat
 Tawarkan makanan, minuman, dan bantuan eliminasi, jika tepat
beri dot
 Diskusikan kriteria pelepasan restrein
 Berikan analgesik dan sedatif jika diinstruksikan atau diminta
jika perlu
 Hindari kemarahan psikologik kepada pasien lain
 Berikan distraksi (membaca buku) dan sentuhan
 Pertahankan harga diri anak
 Lakukan pengkajian keperawatan yang kontinu
 Dokumentasikan penggunaan restrein.
Jenis-jenis restrain:

 Camisole (jaket pengekang)


 Manset/tali untuk pergelangan tangan dan
kaki
 Kursi geriatric
 Sprei/selimut basah
CARA PEMASANGAN RESTRAIN

Sebelum memasang restrain, perawat harus


mengkaji adanya perilaku yang
mengindikasikan kebutuhan restrain, kondisi
kulit pada area yang akan di pasang
restrain, kondisi sirkulasi ekstremitas, dan
keefektifan alat pengaman lainnya
Persiapan Alat
Tentukan jenis dan ukuran restrain yang
dibutuhkan oleh klien. Berikut ini adalah jenis
restrain yang lazim digunakan :
 Restrain sabuk
 Restrain rompi
 Restrain sarung tapak tangan
 Restrain pergelangan tangan atau pergelangan
kaki
 Restrain siku
 Restrain mumi
Prosedur Pelaksanaan:

1. Jelaskan pada klien dan keluarga mengenai


tujuan pemasangan restrain

2. Pasang restrain yang sudah diidentifikasi


sebelumnya berdasarkan kebutuhan klien
Restrain sabuk

 Pastikan sabuk pengaman dalam kondisi baik. Jika menggunakan sabuk


velcro
 pastikan kedua ujung velcro dalam kondisi baik
 Jika sabung mempunyai bagian yang panjang dan pendek, letakkan bagian
yang
 panjang di bawah tempat tidur klien dan ikatkan pada rangka tempat tidur
yang dapat digerakkan. Bagian sabuk yang panjang akan ikut bergerak
saat tempat tidur ditinggikan sehingga tidak menjerat klien. Pasang bagian
yang pendek di sekitar
 pinggang kilen, di atas baju. Beri jarak satu jari antara klien dan sabuk
 Pasang sabuk di sekitar pinggang dan ikat ke belakang kursi roda jika
klien berada di kursi roda, atau
 Ikat sabuk di atas pinggang atau abdomen jika klien berbaring di brankar.
Restrain sabuk harus dikenakan oleh semua klien yang berbaring di
brankar tanpa pengaman bagian tepi
Restrain Rompi

 Pastikan rompi memiliki ukuran yang sesuai dan periksa


kelayakan rompi secara teratur
 Pasang rompi pada klien, dalam keadaan terbuka di bagian
depan atau belakang sesuai rekomendasi produsen
 Tarik tali di ujung rompi melewati dada, dan masukkan tali ke
lubang restrain rompi
 pada sisi yang berlawanan
 Ulangi prosedur yang sama pada ujung talilainnya
 Gunakan simpul hidup untuk memfiksasi setiap ujung tali pada
tempat tidur yang dapat digerakkan atau dibelakang kursi pada
kaki kursi
 Jangan mengikat rompi di bagian kepala tempat tidur
 Ikat tali di belakang kursi dengan menggunakan simpul segi
empat
 Pastikan klien dalam posisi yang sesuai sehingga memfasilitasi
ekspansi dada maksimum untuk bernafas
Restrain Sarung Tapak Tangan

 Pasang restrain sarung tapak tangan pada tangan yang akan dilakukan restain.
Pastikan jari dapat fleksi dengan mudah dan tidak bertumpuk pada jari lainnya
 Ikuti petunjuk produsen untuk memasang restrain sarung tapak tangan
 Lepaskan restrain minimal setiap 2-4 jam jika akan dipasang selama beberapa
hari. Cuci dan latih tangan klien, kemudian pasang kembali restrain sarung
tapak tangan yang bersih sesuai dengan indikasi. Sesuaikan dengan kebijakan
Rumah Sakit terkait interval waktu yag direkomendasikan untuk pelepasan
klien
 Kaji sirkulasi ke tangan klien secara teratur segera setelah restrain terpasang
 Restrain Pergelangan Tangan atau Pergelangan Kaki
 Lapisi area penonjolan tulang pada pergelangan tangan atau kaki jika perlu
 Pasang restrain yang telah disiapkan di sekitar pergelangan tangan atau kaki
 Tarik tali restrain melalui celah di bagian pergelangan tangan atau lewat gesper
restrain
 Dengan menggunakan simpul hidup atau simpul segiempat yang sesuai, ikat
ujung tali restrain pada rangka tempat tidur yang dapat digerakkan. Jangan
pernah mengikatkan ujung tali restrain pada birai tempat tidur atau rangka
tempat tidur yang tidak dapat digerakkan
Restrain Siku

 Periksa restrain untuk memastikan keutuhan


spatel lidah
 Letakkan siku anak di tengah restrain. Pastikan
ujung spatel lidah dilapisi kain
 Bungkus lengan klien secara perlahan dengan
restrain
 Fiksasi restrain menggunakan peniti, tali, atau
plester. Pastikan fiksasi restrain tidak terlalu
kencang, yang dapat membendung sirkulasi
darah
 Selain restrain terpasang, fiksasi restrain pada
baju klien menggunakan peniti
Restrain mumi

 Gunakan selimut atau kain yang cukup lebar dengan jarak


antara ujung ke ujung
 Sekitar dua kali panjang tubuh bayi. Letakkan selimut
atau kain secara mendatar pada permukaan yang kering
 Lipat salah satu ujung ke bawah dan letakkan bayi di
atasnya dengan posisi telentang
 Lipat ujung kanan selimut menutupi tubuh bayi, dengan
lengan kiri masih bebas.
 Lengan kanan berada pada posisi alami di sisi badan
 Lipat sisa ujung bawah selimut ke atas
 Dengan lengan kiri bayi dalam posisi alami di sisi tubuh,
lipat ujung kiri selimut menutupi bayi, termasuk lengan
dan ujung bawah selimut
 Pasang restrain mumi pada bayi hingga prosedur selesai
Tindakan kolaborasi

1. Siapkan medikasi bila perlu sesuai advise dokter


a. Diazepam Injeksi 1 ampul (IM/IV)
b. CPZ Injeksi 1 ampul (IM)
c. Tab CPZ 100 mg
d. Tab Zofredal (Risperidone) 2 mg

2. Kolaborasi dengan medis untuk medikasi


antipsikotikpotensitinggidenganinterval 30-60 menit.
(contoh: Haloperidol 5-10 mg, peroral/injeksi IM).
ObservasigejalaEkstraPiramidalSindrome (EPS) dalam 24
jam pertama, Padaumumnyaberesponsebelumdiberikan
total dosis 50mg, bila EPS terapiTrihexyphenidil 2mg,
dandiphenhydramin 50mg(IM/IV)
KESIMPULAN
Tindakan restrain merupakan salah satu tindakan yang seringkali dilakukan
di rumah sakit yang diberikan untuk memberikan keamanan dan
kenyamanan, baik bagi pasien, staf di rumah sakit dan lingkungan.
Tindakan ini melibatkan semua tim pelayanan kesehatan di rumah sakit
dan dengan dukungan managerial dari direksi rumah sakit.
Hasil penelitian ini tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
adalah tindakan keperawatan selama dilakukannya restrain pada tahap
evaluasi mengobservasi keadaan pasien selama restrain. Tindakan
keperawatan selama restrain mengenai menganti posisi dan masing
masing
satu partisipan menyatakan memantau tanda vital dan mengukur rutin
tanda-tanda vital. Ini membuktikan bahwasannya pasien yang diberikan
tindakan
restrain tetap dijalankan tindakan keperawatan berupa memantau TTV dan
menganti posisi pemasangan fiksasi.

Anda mungkin juga menyukai