Anda di halaman 1dari 25

Alergi terjadi ketika sistem

kekebalan tubuh menghasilkan


reaksi berlebihan terhadap alergen
yang terdapat di lingkungan sekitar.
Definisi
Tes alergi adalah prosedur pemeriksaan yang
dilakukan untuk mendeteksi/mengidentifikasi
apakah tubuh pasien memiliki reaksi alergi
terhadap substansi atau bahan tertentu (alergen)
atau tidak. Skin test (tes kulit) adalah prosedur
pemeriksaan pada kulit pasien yang dilakukan
untuk mengidentifikasi reaksi hipersensitivitas
terhadap alergen tertentu dan faktor pencetus
pada penyakit yang berhubungan dengan alergi,
seperti dermatitis atopic atau urtikaria.
dermatitis atopic

urtikaria
Tujuan
1. Tes kulit sangat bermanfaat untuk menentukan alergen penyebab terjadinya
reaksi alergi (Hikmah, 2015). Sehingga dapat menghindari reaksi alergi pasien
terhadap obat yang diberikan.
2. Membantu menegakkan diagnosa penyakit tertentu
3. Memperlancar proses pengobatan
4. Menghindari kesalahan pemberian obat
Indikasi
Tes alergi dapat dijalani oleh semua orang yang mengalami reaksi alergi dan
membutuhkan informasi lebih lanjut tentang alerginya. Tes ini aman
dilakukan bagi orang dari segala usia, baik dewasa, anak-anak, atau bayi,
kecuali jika terdapat alasan tertentu dari dokter untuk melarangnya. Skin test
biasanya dilakukan pada pasien yang akan diberikan pengobatan dan
dicurigai memiliki alergi terhadap bahan dan obat tertentu, misalnya pada
penderita alergi kulit, rhinitis alergi, asma, alergi makanan, dan lain
sebagainya.
Kontra indikasi
Tes tusuk kulit (skin prick test) umumnya aman dilakukan pada pasien dari berbagai golongan usia.
Namun tes ini tidak direkomendasikan bagi pasien dengan keadaan berikut:

Pernah mengalami reaksi alergi berat


Pasien mungkin sangat sensitif terhadap substansi tertentu. Akibatnya, alergen dalam jumlah sangat
kecil pun dapat menimbulkan reaksi alergi yang mengancam nyawa (anafilaksis).

Mengonsumsi obat-obatan yang dapat mengganggu hasil tes


Obat jenis antihistamin, antidepresan, dan obat GERD dapat memengaruhi hasil tes alergi. Daripada
menghentikan konsumsinya untuk sementara dan berdampak pada kesehatan pasien, dokter bisa
menganjurkan pasien untuk melanjutkan penggunaan obat-obatan ini.

Memiliki kondisi kulit tertentu


Tes kulit membutuhkan kulit yang sehat untuk menjadi lokasi pemeriksaan. Karena itu, penderita
eksim parah atau psoriasis yang melibatkan area tubuh luas, tidak dapat menjalani tes kulit.Bila tes
kulit tidak bisa dilakukan pada pasien, pemeriksaan alergi dengan tes darah akan direkomendasikan
oleh dokter.
Efek samping
Setiap prosedur pemeriksaan umumnya memiliki risiko, termasuk tes alergi. Beberapa efek samping
umum yang mungkin muncul setelah tes alergi, antara lain:
1. Gatal.
2. Kulit memerah.
3. Pembengkakan di area pemeriksaan.
4. Muncul bintik kecil pada area kulit
5. Nyeri di area suntikan.
6. Perdarahan ringan di area suntikan.

Efek samping ringan ini umumnya akan


hilang dalam hitungan jam atau setelah
beberapa hari.
Penggunaan kortikosteroid krim dapat
disarankan untuk meringankan efek
samping.
Efek samping
Pada beberapa kasus yang jarang
terjadi, tes alergi dapat menghasilkan
reaksi alergi hebat dan membutuhkan
tindakan medis yang bersifat darurat.
Salah satunya adalah anafilaksis, yaitu
reaksi alergi berat yang dapat
mengancam jiwa pasien. Reaksi
anafilaksis ditandai dengan beberapa
tanda dan gejala, antara lain:
1. Mual, muntah, atau diare.
2. Pusing.
3. Denyut jantung lemah dan cepat.
4. Reaksi pada kulit, yang meliputi
Anafilaksis gatal dan kulit memerah.
5. Penyempitan saluran pernapasan
dan pembengkakan pada
tenggorokan atau lidah, yang
menyebabkan pasien sulit
bernapas.
Jenis test alergi (skin test)
1. Uji Intradermal
Secara prinsip, uji intradermal dilakukan dengan memasukkan bahan yang akan
diperiksa ke intradermal. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mengetahui
apakah pasien memiliki alergi terhadap suatu obat sebelum pemberian obat. Uji
intradermal dapat digunakan sebelum pemberian berbagai obat injeksi yang
berpotensi menyebabkan alergi, seperti penicillin, insulin, dan serum antitetanus.
2. Uji Tusuk
Pada uji tusuk,
pemeriksaan terhadap
alergen spesifik dilakukan
dengan mencukit atau
menusuk kulit untuk
memasukkan bahan yang
diduga mencetuskan
alergi. Interpretasi
dilakukan 15-20 menit
setelah aplikasi. Hasil
dikatakan positif jika
muncul ruam ≥3 mm.
3. Uji Tempel
Secara garis besar, uji tempel dilakukan dengan
menempelkan bahan-bahan yang diduga alergen, biasanya sudah
dalam satu panel, ke tubuh pasien untuk melihat bahan mana
yang menimbulkan reaksi hipersensitivitas
PROSEDUR TINDAKAN
Persiapan
Persiapan alat
1. Barak schort
2. Masker (APD)
3. Handscoon
4. Obat dalam tempatnya (sesuai jenis alergen)
5. Spuit 1 cc
6. Kapas alcohol
7. Cairan pelarut/aquades
8. Bak injeksi
9. Buku catatan
10. Spidol
11. Bengkok
Persiapan pasien
Sebelum pasien menjalani tes alergi, pasien diperiksa riwayat kesehatannya. Pada tahap
ini, dokter akan menanyakan riwayat timbulnya keluhan, pertanyaan terkait gaya hidup dan
aktivitas sehari-hari, serta riwayat kesehatan keluarga, terutama riwayat alergi. Setelah itu,
melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari petunjuk tambahan terkait tanda alergi.
Sebelum melakukan test, pasien perlu menghentikan konsumsi obat-obat antihistamin,
seperti cetirizine, loratadine, dan fexofenadine selama 3 hari. Ketotifen dihentikan selama 15
hari.

Obat yang dapat memberi hasil positif palsu antara lain morfin, codeine, aspirin,
dan tetrasiklin. Obat yang dapat memberi hasil negatif palsu antara lain epinefrin, efedrin,
aminofilin, dan kortikosteroid lebih dari 10 mg prednison per hari.
Persiapan
lingkungan
1. Tutup pintu, tutup jendela
2. Perawat menjaga privasi klien
3. Memberikan penerangan yang cukup,
kemudian perawat meminimalkan terjadinya
kesalahan pada saat injeksi
Implementasi
a.Tahap pra interaksi
1)Perawat mempersiapkan peralatan
2)Memeriksa dokumentasi/data klien
3)Melakukan cuci tangan 6 langkah
4)Mempersiapkan alat injeksi IC

b.Tahap orientasi
1)Memberi salam kepada pasien, cocokan identitas pasien
2)Memperkenalkan diri
3)Memberitahukan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
4)Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien untuk dilakukan tindakan
Tahap kerja
1) Dekatkan peralatan
2) Pasang sampiran
3) Cuci tangan 6 langkah
4) Memakai APD (masker, handscoon)
5) Mengatur posisi pasien, yang nyaman
6) Minta klien untuk mengekstensikan siku dan menyangganya dengan lengan
bawah pada permukaan rata
7) Membebaskan daerah yang akan dilakukan penyutikan (menyingsingkan
lengan baju)
8) Isi spuit dengan obat yang akan dilakukan tes alergi (allergen), larutkan
dengan cairan pelarut, ambil 0,5 cc dan encerkan sampai 1 cc, kemudian
letakkan pada baki injeksi
Tahap kerja
Lanjutan…..
9) Mendesinfeksi daerah yang akan dilakukan penyuntikan dengan kapas
alcohol
10)Menegangkan daerah yang akan diinjeksi menggunakan tangan kiri
11)Melakukan injeksi dengan lubang jarm menghadap ke ata, membentuk
sudut 150-200 terhadap permukaan kulit
12)Memasukkan obat hingga terbentuk gelembung, bundaran kecil dibawah
permukaan kulit
13)Menarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase
14)Memberikan tanda lingkaran 2 cm dari area suntikan
15)Menilai reaksi obat setelah 10-15 menit dari waktu penyuntikan, hasil (+) jika
terjadi kemerahan didaerah penusukan dengan diameter >3 mm, hasil
negative jika <3 mm. Catat Reaksi Pemberian
16) Lepas handscoon
Tahap terminasi
1) Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan (subjektif (respon pasien) dan objektif)
2) Merapihkan peralatan
3) Mencuci tangan 6 langkah

Dokumentasi
1) Mencatat kegiatan dalam lembar dokumentasi
2) Mencatat respon klien
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai