Alergi
Disusun oleh:
R. Novi Nurnita Sari
Pembimbing :
dr. Maria Ulfah Sp.A
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi
Definisi Alergi
Alergi berasal dari kata allos yang berarti suatu
penyimpangan atau perubahan dari cara semula atau cara
biasa. Benda asing yang masuk ke tubuh dan menyebabkan
perubahan reaksi tersebut, dinamakan allergen
(Dian.H.Mahdi,1993).
Continue..
Alergi merupakan respons sistem imun yang tidak tepat dan
seringkali membahayakan terhadap substansi yang
biasanya tidak berbahaya. Reaksi alergi merupakan
manifestasi cedera jaringan yang terjadi akibat interaksi
antara antigen dan antibodi (Brunner & Suddarth, 2002).
Prevalensi
Dari penelitian yang di lakukan di Kelurahan Utan Kayu Jakarta
pusat didapatkan 25.5% anak yang menderita alergi
urtikaria
4,5%.
dermatitis
atopik
4,9%
rinitis
alergika
9,0 %
asma
6,9%
Klafikasi Alergi
Anafilaksis
Urtikaria-Angioedema
Urtikaria (kaligata, gidu, nettle-rash, hives), adalah erupsi
kulit yang menimbulkan (wheal) berbatas tegas, berwarna
merah, lebih pucat pada bagian tengah, dan memucat bila
ditekan, disertai rasa gatal. Urtikaria dapat berlangsung
secara akut, kronik atau berulang.
Angioedema (giant urticaria, angioneurotic edema,
quinckes edema) adalah sebuah lesi yang sama dengan
urtikaria tetapi pada angioedema meliputi jaringan
subkutan yang lebih dalam, tidak disertai dengan rasa gatal,
namun biasanya disertai rasa nyeri dan terbakar.
Dermatitis Atopik
Makanan
Faktor
resiko
DA
Infeksi
kulit
Alergen
hidup
bentuk infantil
bentuk anak
bentuk dewasa.
Rinitis Alergik
peradangan sinus karena reaksi alergi terhadap
alergen seperti serbuk sari, tungau, debu, atau bulu hewan
peliharaan. Gejalanya adalah hidung berlendir, tersumbat,
bersin, dan gatal.
Continue..
Definisi Asma
Global Initiative for Atsma (GINA) mendefinisikan asma sebagai
gangguan inflamasi kronik saluran napas yang disertai oleh
peranan berbagai sel khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit
T.
Prevalensi
Jenis
kelamin
Infeksi
respiratorik
Outdoor air
pollution
usia
Faktor
Resiko
Asap rokok
Riwayat
atopi
lingkungan
RAS
Continue..
Akibat inflamasi akan menyebabkan air
remodeling (AR)
Continue..
Konsekuensi Klinis Remodeling saluran
respiratori
Continue..
Asma episodik
jarang
Asma episodik
sering
(asma ringan)
(asma sedang)
Asma
persisten
(asma berat)
Manifestasi Klinis
Anamnesis
Pemeriksaan
fisik
Eksaserbasi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fungsi
paru
Pemeriksaan
hiperaktivitas
saluran napas
Pengukuran
pertanda inflamasi
saluran napas noninvasif
Penilaian status
alergi
Alergi Makanan
Alergi makanan adalah reaksi imunologik yang
menyimpang sebagian besar reaksi ini melalui reaksi
hipesensitivitas tipe I.
Continue..
Berbagai jenis makanan yang menimbulkan alergi pada anak dapat digolongkan
menurut kekerapannya dalam menimbulkan reaksi, adalah sebagai berikut :
Manifestasi Klinis
Saluran cerna, Gejala klinis berupa gatal pada bibir,
mulut, faring; sembab tenggorok, mual-muntah,
nyeri perut, kembung, mencret, perdarahn usus,
protein-losing enteropathy.
Pengobatan
Kromolin, nedokromil
Glukokortikoid
Agonis beta adrenergik
Metil xantin
Antagonis kolinergik (muskarinik)
Antagonis leukotrien
Antagonis reseptor H1
Manifestasi Klinis
Kulit : urtikaria, kemerahan kulit, pruritus,
dermatitis atopik
Klasifikasi
IgE Mediated, yaitu Alergi susu sapi yang diperantarai
oleh IgE. Gejala klinis timbul dalam waktu 30 menit
sampai 1 jam (sangat jarang > 2 jam) setelah
mengonsumsi protein susu sapi.
Non- IgE Mediated, yaitu Alergi susu sapi yang tidak
diperantarai oleh IgE, tetapi diperantarai oleh IgG dan
IgM. Gejala klinis timbul lebih lambat (1-3 jam) setelah
mengkonsumsi protein susu sapi.
Penatalaksanaan
Eliminasi susu sapi direncanakan selama 6-18 bulan.
Bila gejala menghilang dapat dicoba provokasi
setelah eliminasi 6 bulan. Bila gejala tidak timbul lagi
berarti anak sudah toleran dan susu sapi dapat
diberikan kembali. bila gejala timbul kembali maka
eliminasi dilanjutkan kembali sampai 1 tahun dan
seterusnya. Umumnya bayi akan toleran pada usia 2
tahun.
Pencegahan
Primer
Sekunder
Tersier
Kontrol lingkungan
& makanan
Pemeriksaan
laboratorium
Medikamentosa
Terapi Dasar
Penyakit Alergi
Pemeriksaan
penunjang klinis
Imunoterapi
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. M. F
Umur : 1 tahun 7 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki ()
Pendidikan: Belum bersekolah
Nomor Rekam Medis : 14. 11. 78
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 29
November 2012, Pukul 13.45 WIB
ANAMNESIS
Keluhan
Utama
Keluhan
Tambahan
26- 11 12
Batuk (+), pilek (+), demam
(-)
Batuk berulang
Diare
Kakak pertama
Riwayat TB dengan
pengobatan 6 bulan.
Nenek (ibunya)
Riwayat Atsma
Kakek (ibunya)
Riwayat Hipertensi
Riwayat Pengobatan
Riwayat Kehamilan
Riwayat Kehamilan : G3P3A0
Perawatan antenatal : Perawaran
antenatal dilakukan secara rutin
Tempat lahir : Rs. Moh. Ridwan
Meuraksa
Ditolong oleh : Dokter
Cara persalinan : SC
Berat badan lahir : 2.500 gram
Panjang badan lahir : 45 cm
Usia gestasi : 39 40 minggu
Keadaan bayi saat lahir : Gerak
aktif, menangis kuat
Kelainan bawaan : Tidak ada
Anak ke : 3 dari 3 bersaudara
Riwayat Pertumbuhan
Pertumbuhan Gigi I: 6 bulan
Psikomotor :
Gangguan perkembangan:
tidak ada
Riwayat Makanan
Keterangan : sampai saat ini belum bisa makan nasi
Continue..
Susu, merk,dan takaran :
Susu Soya, 12 kali/hari, dengan air 120 ml
ditambah susu 3 sendok takar.
Kesulitan makanan bila ada :
Pasien terdapat kesulitan makan terutama jika makan
nasi dan ketika pasien sedang sakit seperti saat ini.
Kesan (pola, kualitas & kuantitas):
Pola makan kurang baik, kuantitas dan kualitas
kurang baik.
Riwayat Imunisasi
BCG : 1 x ,
setelah lahir
DPT : Lengkap
Campak :
Lengkap
Polio : Lengkap
Hepatitis B :
Lengkap
Riwayat Keluarga
Continue..
Anggota lain yang serumah:
Tidak ada, dirumah hanya dengan ayah, ibu, kakak pertama,
sedangkan kakak keduanya tinggal bersama nenek (ayah).
Masalah dalam keluarga :
Lingkungan tempat tinggal pemukiman padat, rawan banjir
dan pemukiman padat.
Perumahan :
Perumahan dipemukiman padat
Continue..
Keadaan rumah :
Pasien tinggal pemukiman padat dekat dengan
kali jatinegara. Pasien tinggal disebuah
kontrakan 3 petak, dengan pembagian ruangan,
1 ruang tamu sekaligus ruang keluarga, 1 kamar
tidur, 1 ruang dapur, 1 kamar mandi.
Continue..
Daerah lingkungan :
Daerah lingkungan pemukiman padat
Sumber Air Lingkungan :
Sumber air PDAM dan juga Sanyo
Sumber Air lain :
Sumber air lain Minuman Kemasan yang digunakan
untuk minum sehari-hari, biasanya keluarga pasien
menghaiskan 8 galon/ bulan.
Pemeriksaan Fisik
:8 kg
:10 kg
:80 cm
:100 x / menit
: 44 x / menit
: 38,6 0 C
:: kembali cepat
::-
Continue..
Keadaan Umum
Keadaan sakit
Kesadaran
Gizi
Kepala
Bentuk kepala
Rambut
Continue..
Mata
Palpebra
Konjungtiva
Sklera
Cekung
Air mata
Telinga
Serumen
Liang
Gendang
: Tidak ada
: Tampak lapang
: Tampak intak
Continue..
Hidung
Septum deviasi
Sekret
: Tidak ada
: Sekret -/-
Mulut
Bibir
Lidah
Tonsil
Faring
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Continue..
Thorax
Paru :
Inspeksi : Pergerakan dada simetris dalam keadaan statis
dan dinamis pada kedua lapang paru, retraksi (-)
Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru, kanan = kiri
Auskultasi : Suara nafas vesikuler , Rh -/-, Wh -/ Jantung :
Inpeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Continue..
Abdomen
Inspeksi
: Datar, simetris
Palpasi
: Supel, nyeri tekan epigastrium (-), turgor
baik, ascites (-)
Hepar
: Tidak teraba pembesaran
Lien
: Tidak teraba pembesaran
Perkusi
: Timpani pada seluruh lapang abdomen,
nyeri ketok (-)
Auskultasi : Bising usus (+) N
Continue..
Genitalia
Laki-laki, tidak ada kelainan
Ekstremitas
Akral hangat, edema (-) dan cyanosis (-),
Continue..
Refleks fisiologis
Refleks patologis
Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap 29 November 2012
Hb
: 12, 1 g/dL
Ht
: 36 %
Trombosit
: 397.000 /uL
Leukosit
: 22.000 /uL
LED
:6
Hitung jenis leukosit :
Basofil : Eosinofil : 3
Stab
:Segmen : 65
Limposit : 33
Monosit : -
Kesan :
Peningkatan
leukosit
(leukositosis)
Continue..
Pemeriksaan Test Mountox 29 November 2012
Hasil test (1 Desember 2012) negatif
Pemeriksaan Foto Thorax
Kesan : Minimal infiltrat paru kiri, Cor normal.
Continue..
Resume
Pasien datang ke Poli Anak dengan keluhan demam (+)
sejak tadi pagi pukul 04.00 WIB. Demam mendekati sore
ataupun malam semakin demam, menggigil (+), kejang
(-), penurunan kesadran (-). Batuk (+) , batuknya 4 hari
yang lalu dan sering berulang. Dahak (+), warna dahak
kekuningan, bau (-), berdarah (-), suara mengi (-),
keringat dingin pada malam (+), nafsu makan menurun,
penurunan BB (+), muntah (+) ketika batuk, napas cepat
(+) , BAB cair, pagi ini sudah 2 x BAB dengan
konsistensi cair disertai ampas, tidak berlendir, tidak
berbau, tidak berdarah. Sudah berobat namun tidak ada
perubahan. Riwayat atopik dalam keluarga (+)
Pemeriksaan Fisik
Continue..
Berat badan sekarang : 8 kg
Berat badan sebelum sakit : 10 kg
Gizi : Kesan anak mengalami kurang gizi yang berat
(kurus)
Mulut : Mukosa bibir kering, lidah kotor (-), lidah
hiperemis (-), Tonsil T1-T1 tenang, faring hiperemis
(+) dan sekret (+).
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
Continue..
Paru :
Inspeksi : Pergerakan dada simetris dalam
keadaan statis dan dinamis pada kedua lapang
paru, retraksi (-)
Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru, kanan =
kiri
Auskultasi : Suara nafas vesikuler , Rh -/-, Wh -/-
Continue..
Jantung
Inpeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Continue..
Abdomen :
Inspeksi : Datar, simetris
Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (-), turgor baik, ascites
(-).
Hepar : Tidak teraba pembesaran
Lien : Tidak teraba pembesaran
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen, nyeri ketok
(-)
Auskultasi : Bising usus (+) N
Continue..
Genitalia : Laki-laki, tidak ada kelainan
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-) dan
cyanosis (-)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Hasil Lekositosis
Pemeriksaan Test Mountox 29 November 2012
Hasil test (1 Desember 2012) negatif
Pemeriksaan Foto Thorax
Kesan : Minimal infiltrat paru kiri, Cor normal.
Diagnosis
Diagnosis
Diagnosis
Banding
Batuk kronik
berulang susp.
alergi
Tuberkulosis Paru
Prognosis
Quo ad Vitam
: ad bonam
Quo ad Functionam : ad bonam
Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
FOLLOW-UP
H+1
H+2
H+3
H+4
1 12 12
2 12 -12
3 12 12
30 11 12
Demam (+), batuk
(+), dahak (+), rasa
ingin muntah (+),
muntah (-), BAB
belum pagi ini, BAK
T.a.k
Boleh Pulang
BAB III
ANALISA KASUS
Anamnesis
Batuk, batuknya 4 hari yang lalu, dan berulang,
Batuk meningkat pada malam hari, menurut sang
ibu nafas pasien terlihat cepat, Riwayat alergi
dirumahnya (+)
Pemeriksaan Fisik
Faring hiperemis, sekret (+), Batuk tidak
disertai pilek, Tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening
Pemeriksaan Penunjang
Berdasarkan hasil pemeriksaan
Laboratorium, kesan : Leukositosis
Berdasarkan test mauntoux (-) Foto
thorax, Kesan : Minimal infiltrat
paru kiri, cor normal
Continue..
Hal ini menandakan bahwa batuk
disebabkan oleh adanya infeksi yang
mengarah infeksi bakteri yang menjadi
faktor pencetus alergi, dan bahwa batuk
yang berulang bukan disebabkan oleh
tuberkulosis paru, karena uji tuberkulin
sensitivitas dan spesifisitas lebih dari 90%.
Penatalaksanaan
Infus RL 20 tpm, Ventolin amp + NaCl 3% (Jika
tidak ada NaCl Fisiologi), Neosma syrup 3 x 1 cth,
Tropigesic 3 x 1 cth, Puyer (Amoksilin, Ambroxol,
Ctm) 3 x 1 bungkus, Bubur biasa, Edukasi orang tua.
Terima Kasih