Anda di halaman 1dari 27

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.F


DENGAN DIAGNOSA MEDIS KISTA OVARIUM
DI RSUD KOTA KENDARI

Studi kasus ini dibuat untuk menyelesaikan serta memenuhi tugas


tugas kegiatan PKK Maternitas Semester IV

Di Susun Oleh :
SRI AGUSTIN BIRI
P00320018047

KEMENTERIAN KESEHATA REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
bimbingan-Nya dalam proses pembekalan PKK Maternitas sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Studi Kasus ini dengan Judul “Asuhan Keperawatan Ny.F Dengan Diagnosa Medis
Kista Ovarium”

Penulis menyadari bahwa selama penulisan Studi Kasus ini penulis banyak mendapatkan dukungan
dan bimbingan dari berbagai pihak, tidak terlepas dari bantuan tenaga, pikiran, dan dukungan moril.
Oleh karena itu, melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Kendari, 9 Mei 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN......................................................................................................4
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI............................................................................................................................5
B. ETIOLOGI..........................................................................................................................5
C. MANIFESTASI KLINIS.....................................................................................................6
D. PATOFISIOLOGI...............................................................................................................6
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG........................................................................................7
F. FARMAKOTERAPI...........................................................................................................7
G. ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................................................8
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN...............................................................................9
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN...................................................................................9
3. INTERVENSI KEPERAWATAN................................................................................9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN.....................................................................................10
B. KLASIFIKASI DATA........................................................................................................17
C. ANALISA DATA...............................................................................................................18
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN.........................................................................................19
E. INTERVENSI KEPERAWATAN......................................................................................20
F. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR........................................................................21
BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN..................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................25

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kista Ovarium adalah sebuah struktur tidak normal yang berbentuk seperti kantung yang
bisa tumbuh dimanapun dalam tubuh. Kantung ini bisa berisi zat gas, cair, atau setengah padat.
Dinding luar kantung menyerupai sebuah kapsul. (Andang, 2013) Kista ovarium biasanya berupa
kantong yang tidak bersifat kanker yang berisi material cairan atau setengah cair. (Nugroho,
2014). Kista berarti kantung yang berisi cairan.
Kista ovarium (kista indung telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya berukuran
kecil, yang terletak di indung telur (ovarium). Kista indung telur dapat terbentuk kapan saja.
(Setyorini, 2014) Kista ovarium merupakan pembesaran dari indung telur yang mengandung
cairan. Besarnya bervariasi dapat kurang dari 5 cm sampai besarnya memenuhi rongga perut,
sehingga menimbulkan sesak nafas. (Manuaba, 2009)
Jadi, kista ovarium merupakan tumor jinak yang menimbulkan benjolan abnormal di
bagian bawah abdomen dan berisi cairan abnormal berupa udara, nanah, dan cairan kental.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi kista ovarium ?
2. Apa etiologi kista ovarium ?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari kista ovarium ?
4. Bagaimana patofisiologi kista ovarium ?
5. Apa pemeriksaan penunjang kista ovarium ?
6. Bagaimana farmakoterapi kista ovarium ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan kista ovarium ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui definisi kista ovarium
2. Mengetahui etiologi kista ovarium
3. Mengetahui manifestasi klinis dari kista ovarium
4. Mengetahui patofisiologi kista ovarium
5. Mengetahui pemeriksaan penunjang kista ovarium
6. Mengetahui farmakoterapi kista ovarium
7. Mengetahui asuhan keperawatan kista ovarium

4
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Kista ovarium merupakan pembesaran dari indung telur yang mengandung cairan.
Besarnya bervariasi dapat kurang dari 5 cm sampai besarnya memenuhi rongga perut,
sehingga menimbulkan sesak nafas. (Manuaba, 2009)
Kista ovarium adalah kista yang paling sering terjadi mempunyai permukaan rata dan
halus biasanya bertangkai seringkali bilateral dan mengandung cairan serasa terjadi selama
menopause, dan juga dapat berpengaruh pada kehamilan. Pada saat menopause kemugkinan
untuk dapat terserang kista ovarium sangat besar untuk itu perlu pemeriksaan lebih dini agar
penderita kista jenis segera dapat mendapatkan pertolongan medis karena penyakit ini sangat
berbahaya.
B. ETIOLOGI
Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium. (Setyorini, 2014)
Faktor penyebab terjadinya kista antara lain adanya penyumbatan pada saluran yang
berisi cairan karena adanya infeksi bakteri dan virus, adanya zat dioksin dari asap pabrik dan
pembakaran gas bermotor yang dapat menurunkan daya tahan tubuh manusia, dan kemudian
akan membantu tumbuhnya kista,
Faktor makanan ; lemak berlebih atau lemak yang tidak sehat yang mengakibatkan
zat-zat lemak tidak dapat dipecah dalam proses metabolisme sehingga akan meningkatkan
resiko tumbuhnya kista, dan faktor genetik (Andang, 2013).
Menurut Kurniawati, dkk. (2009) ada beberapa faktor pemicu yang dapat mungkin
terjadi, yaitu:
1. Faktor internal
1) Faktor genetik
Dimana didalam tubuh manusia terdapat gen pemicu kanker yang disebut gen
protoonkogen. Protoonkogen tersebut dapat terjadi akibat dari makanan yang bersifat
karsinogen, polusi, dan paparan radiasi.
2) Gangguan hormon
Individu yang mengalami kelebihan hormon estrogen atau progesteron akan memicu
terjadinya penyakit kista.
3) Riwayat kanker kolon
Individu yang mempunyai riwayat kanker kolon, dapat berisiko terjadinya penyakir
kista.Dimana, kanker tersebut dapat menyebar secara merata ke bagian alat reproduksi
lainnya.

2. Faktor eksternal
1) Kurang olahraga
Olahraga sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia. Apabila jarang olahraga maka
kadar lemak akan tersimpan di dalam tubuh dan akan menumpuk di sel-sel jaringan tubuh
sehingga peredaran darah dapat terhambat oleh jaringan lemak yang tidak dapat berfungsi
dengan baik.
2) Merokok dan konsumsi alkohol
Merokok dan mengkonsumsi alkohol merupakan gaya hidup tidak sehat yang dialami
oleh setiap manusia. Gaya hidup yang tidak sehat dengan merokok dan mengkonsumsi

5
alkohol akan menyebabkan kesehatan tubuh manusia terganggu, terjadi kanker, peredaran
darah tersumbat, kemandulan, cacat janin, dan lain-lain.
3) Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan serat
Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan serat salah satu gaya hidup yang
tidak sehat pula, selain merokok dan konsumsi alkohol, makanan yang tinggi serat dan
lemak dapat menyebabkan penimbunan zat-zat yang berbahaya untuk tubuh di dalam sel-
sel darah tubuh manusia, terhambatnya saluran pencernaan di dalam peredaran darah atau
sel-sel darah tubuh manusia yang dapat mengakibatkan sistem kerja tidak dapat berfungsi
dengan baik sehingga akan terjadi obesitas, konstipasi, dan lain-lain.
4) Sosial Ekonomi Rendah
Sosial ekonomi yang rendah salah satu faktor pemicu terjadinya kista, walaupun
sosial ekonomi yang tinggi memungkinkan pula terkena penyakit kista.Namun, baik
sosial ekonomi rendah atau tinggi, sebenarnya dapat terjadi risiko terjadinya kista apabila
setiap manusia tidak menjaga pola hidup sehat.
5) Sering stress
Stress salah satu faktor pemicu risiko penyakit kista, karena apabila stress manusia
banyak melakukan tindakan ke hal-hal yang tidak sehat, seperti merokok, seks bebas,
minum alkohol, dan lain-lain.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Gejala-gejala akibat kista ovarium dapat djabarkan sebagai berikut. (Fatah, 2000) gejala
kista secara umum antara lain :
- Rasa nyeri yang menetap dirongga panggul disertai rasa agak gatal
- Rasa nheri sewaktu bersetubuh atau nyeri rongga panggul kalau tubuh bergerak
- Rasa nyeri timbul begitu siklus menstruasi selesai, perdarahan menstruasi tidak
seperti biasa. Mungkin perdarahan lebih lama, mungkin lebih pendek atau mungkin
tidak keluar darah menstruasi pada siklus biasa atau siklus menstruasi tidak teratur.
- Perut membesar
2. Menurut Winkjosastro, 2005 :
a. Gejala akibat pertumbuhan dan meninmbulkan :
1) Rasa berat diabdomen bagian bawah
2) Mengganggu miksi atau defekasi
3) Tekanan kista ovarium dapat menimblkan obstipasi atau edema pada tungkai
bawah
b. Gejala akibat hormonal
Ovarium merupakan sumber hormone utama wanita bila menjadi tumor dapat
gangguan menstruasi tumor sel granulose dapat menimbulkan hipermenorea sedangkan
tumor menimbulkan archenoblastoma menimbulkan amenorea.
c. Gejala akibat komplikasi
1) Perdarahan kedalam kista
Terjadi sedikit-sedikit sehingga berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista
yang menimbulkan gejala nyeri perut mendadak
2) Putaran tangkai
Adanya putaran tungkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum
infundibulopelvikum terhadap peritoneum dan ini menimbulka rasa sakit karena
vena lebih mudah tertekan dan terjadi pembendungan darah dan dapat terjadi
robekan dinding kista, untuk itu perlu tindak lanjut
3) Infeksi pada kista

6
Cenderung mengalami peradangan dan disusul penanahan.
D. PATOFISIOLOGI
Ovulasi terjadi akibat interaksi antara hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan
endometrium. Perkembangan dan pematangan folikel ovarium terjadi akibat rangsangan dari
kelenjar hipofisis. Rangsangan yang terus menerus datang dan ditangkap panca indra dapat
diteruskan ke hipofisis anterior melalui aliran portal hipothalamohipofisial. Setelah sampai di
hipofisis anterior, GnRH akan mengikat sel genadotropin dan merangsang pengeluaran FSH
(Follicle Stimulating Hormone) dan LH (LutheinizingHormone), dimana FSH dan LH
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron (Nurarif, 2013). Ovarium dapat berfungsi
menghasilkan estrogen dan progesteron yang normal. Hal tersebut tergantung pada sejumlah
hormon dan kegagalan pembentukan salah satu hormon dapat mempengaruhi fungsi ovarium.
Ovarium tidak akan berfungsi dengan secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan
hormon hipofisis dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal dapat
menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium.
Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur. Dimana,
kegagalan tersebut terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium dan hal tersebut dapat
mengakibatkan terbentuknya kista di dalam ovarium, serta menyebabkan infertilitas pada
seorang wanita (Manuaba, 2010).

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Metode-metode yang bisa dijadikan diagnosis yang tepat adalah :
1. Laparos kopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah kista berasal dari
ovarium atau tidak dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeiksaan ini dapat di tentukan letak clan batas tumor, apakah tumor
berasal dari uterus ovarium atau kandung kencing, apakah tumor lasik atau solid dan
dapat dibedakkan juga antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. Foto rontgen
Pemeiksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks selanjutnya pada kista
dermag kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam kista.
4. Parasentesis
Fungsi pada astitis dapat berguna untuk menentukan sebab asites yang berguna untuk
mencemarkan kavum peritonel isi kista bila dinding kista tertusuk
5. Pemeriksaan kadar HCG
Untuk menyisihkan ada tidaknya kehamilan
6. Pemeriksaan CS-125
Untuk mengetahui apakah terjadi proses keganasan pada kista

F. PENATALAKSANAAN: MEDIK DAN PRINSIP KEPERAWATAN


a. Medis
Pengobatan kista ovari yang besar biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan
bedah. Jika ukuran lebar kiste kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau fisiologis
pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas
ovarium dan menghilangkan kista.
b. Prinsip Keperawatan

7
Pada prinsipnya yang harus dilakukan perawat adalah tindakan keperawatan seperti
melakukan asuhan keperawatan yang holistik dan sesuai dengan prioritas masalah klien.
Untuk kasus seperti ini, yang dilakukan perawat adalah melakukan pengamatan terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi pada klien.
Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan pembedahan
abdomen. Penurukan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang
besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat, komplikasi ini dapat dicegah
dengan pemakaian gurita abdomen yang ketat.

G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian keperawatan
Data Fokus
1. Identitas klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan
alamat, serta data penanggung jawab
2. Keluhan klien saat masuk rumah sakit: biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut
dan terasa ada massa di daerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang: Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada
daerah abdomen bawah, ada pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang
tidak berhenti, rasa mual dan muntah.
b. Riwayat kesehatan dahulu: Sebelumnya tidak ada keluhan.
c. Riwayat kesehatan keluarga: Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.
d. Riwayat perkawinan: Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap
timbulnya kista ovarium.
e. Riwayat kehamilan dan persalinan: Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal
ini tidak mempengaruhi untuk tumbuh/tidaknya suatu kista  ovarium.
f. Riwayat menstruasi: Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi
digumenorhea dan bahkan sampai amenorhea.
4. Pemeriksaan Fisik: Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara
sistematis.
a. Kepala
1) Hygiene rambut
2) Keadaan rambut
b. Mata
1) Sklera: ikterik/tidak
2) Konjungtiva: anemis/tidak
3) Mata: simetris/tidak
c. Leher
1) Pembengkakan kelenjer tyroid
2) Tekanan vena jugolaris.
d. Dada
Pernapasan
1) Jenis pernapasan
2) Bunyi napas
3) Penarikan sela iga
e. Abdomen
1) Nyeri tekan pada abdomen.

8
2) Teraba massa pada abdomen.
f. Ekstremitas
1) Nyeri panggul saat beraktivitas.
2) Tidak ada kelemahan.
g. Eliminasi, urinasi
1) Adanya konstipasi
2) Susah BAK
5. Data Sosial Ekonomi
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai tingkat
umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
6. Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.
7. Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium
sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara pada klien
dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan mempengaruhi mental
klien yang ingin hamil/punya keturunan.
8. Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas, dan
tidur karena merasa nyeri
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium
1) Pemeriksaan Hb
b. Ultrasonografi
1) Untuk mengetahui letak batas kista.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis, inlamasi, iskemia,
neoplasma)
Subjektif :
- Mengeluh nyeri
Objektif :
- Tampak meringis
- Bersikap protektif (mis, waspada, posisi menghindari nyeri)
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Sulit tidur
2) Ansietas b/d ancaman kurang terpapar informasi akan penyakitnya, ditandai dengan :
Subjektif :
- Merasa bingung
- Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang di hadapi
- Sulit berkonsntrasi
Objektif :
- Tampak gelisah
- Tampak tegang
- Sulit tidur

9
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (mis, inflamasi, iskemia, neoplasma)
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 5x24 jam maka Tingkat
Nyeri menurun dengan criteria hasil :
- Keluhan nyeri dari meningkat menjadi menurun
- Meringis dari meningkat menjadi menurun
- Gelisah dari meningkat menjadi menurun
- Kesulitan tidur dari meningkat menjadi menurun
- Frekuensi nadi dari memburuk menjadi membaik
Intervensi Keperawatan : Manajemen Nyeri
Observasi :
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri nonverbal
Terapeutik :
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2) Ansietas b/d ancaman terhadap kurang terpapar informasi terhadap penyakitnya
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 5x24 jam maka Tingkat
Ansietas menurun dengan criteria hasil :
- Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang di alami dari meningkat menjadi
menurun
- Perilaku gelisah meningkat menjadi menurun
- Konsentrasi dari memburuk menjadi membaik
- Pola tidur dari memburuk menjadi membaik
Intervensi Keperawatan : Terapi Relaksasi
Observasi :
- Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau
gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif
- Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan
sesudah latihan
Terapeutik :
- Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi
- Gunakan pakaian longgar
- Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
Edukasi :
- Anjurkan mengambil posisi nyaman
- Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi

10
- Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis, napas dalam, peregangan, atau
imajinasi terbimbing)

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN DATA

GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

Nama Mahasiswa : SRI AGUSTIN BIRI No Rekam Medik :

Nim : P00320018047 Ruangan/RS :POLI OBGYN


Tanggal : 9 MEI 2020 Diagnosa Medis :KISTA OVARIUM

A. IDENTITAS
1. Nama Paien : Ny. F Nama Suami : Tn.L
2. Umur : 43 tahun Umur : 52 tahun
3. Suku / Bangsa:Toraja/Indonesia Suku / Bangsa: Toraja
4. Agama : Kristen Agama : Kristen
5. Pendidikan : Sarjana Pendidikan : Sarjana
6. Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS
7. Alamat : Jl.Syech Yusuf Alamat : Jl. Syech Yusuf, Kendari
8. Status Perkawinan : Menikah

B. STATUS KESEHATAN SAAT INI


1. Alasan kunjungan ke Rumah Sakit : check-up
2. Keluhan Utama Saat Ini : klien mengatakan nyeri pada saat haid, nampak klien
meringis kesakitan
3. Timbulnya keluhan : (-) bertahap
(+) mendadak
Faktor yang Memperberat : Tidak ada
5. Upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi : Tidak ada
6. Diagnosa Medik : Kista Ovarium
7. Lain-lain : Klien mengatakan nyerinya seperti diremas dan sifatnya
tajam, klien mengatakan jika di angka kan nyerinya berada di skala 7 dirasakan hilang timbul selama
menstruasi
C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Obstetri
a) Riwayat Menstruasi :
1) Menarche : 11 tahun Siklus : Teratur (+) Tidak (-)
Banyaknya : ± 30 cm Lamanya : 6 hari
3) HPHT : ...................... Keluhan : Nyeri pada saat haid

12
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Ana
k Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Ana
No Ke k
Umur Jen Penol Peny Laser J
Thn kehami Penyul i on uli as Infek Perdaraha K B PJ
lan it s g t i si n B
1 8 bulan Tidak SC Dokter Tidak Tidak Tidak Tidak P
ada ada

c) Genogram

2. Riwayat Keluarga Berencana


a) Melaksanakan KB : (+) ya ( ) tidak
b) Bila ya, Jenis kontrasepsi apa yang digunakan : Suntik
c) Sejak kapan menggunakan kontrasepsi : 2 tahun yang lalu
d) Masalah yang terjadi : Tidak ada

3. Riwayat Kesehatan
a) Penyakit yang pernah dialami ibu : Tidak ada
b) Pengobatan yang didapatkan : Tidak ada
c) Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
(-) Penyakit Diabetes Melitus
(-) Penyakit Jantung
(-) Penyakit Hipertensi
(-) Penyakit Lainnya

4. Riwayat Lingkungan
a) Kebersihan : Bersih
b) Bahaya : Tidak ada
c) Lainnya, sebutkan: Tidak ada
5. Aspek Psikososial
a) Persepsi ibu tentang keluhan / penyakit : Cemas
b) Aspek keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari, bila ya
bagaimana : Tidak menimbulkan perubahan
c) Harapan yang ibu inginkan : ingin cepat sembuh
d) Ibu tinggal dengan siapa : Suami
e) Siapa orang yang terpenting bagi ibu : Keluarga
f) Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : Cemas
g) Kesiapan mental untuk menjadi Ibu: (+) Ya (-) Tidak
13
6. Kebutuhan Dasar Khusus
a) Pola Nutrisi
1) Frekuensi makan : 3 x/hari
2) Nafsu makan : (+) baik ( ) tidak ada nafsu makan, Alasan :
.................
3) Jenis makanan rumah : Nasi, sayur, lauk
4) Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan : Tidak ada
b) Pola Eliminasi
BAK
1) Frekuensi : 6 kali
2) Warna : Bening
3) Keluhan : Saat BAK Tidak ada
BAB
1) Frekuensi : 1 kali
2) Warna : coklat tua
3) Bau : Tidak
4) Konsistensi : Lunak
5) Keluhan : Tidak ada
c) Pola Personal Hygiene
1) Mandi
- Frekuensi : 3 x/hari
- Sabun : (+) Ya ( ) Tidak
2) Oral Hygiene
- Frekuensi : 3 x/hari
- Waktu : (+) Pagi (+) Sore (+) Setelah makan
3) Cuci rambut
- Frekuensi : 1 x/hari
- Shampo : (+) Ya ( ) Tidak

d) Pola Istirahat dan Tidur


1) Lama tidur : 4 jam/hari
2) Kebiasaan sebelum tidur : Tidak ada
3) Keluhan : Klien mengatakan tidur nya terganggu akibat nyerinya, klien
mengeluh sering terjaga akibat nyeri yang dirasakan, dan merasa tidurnya tidak
cukup(tidak puas)

e) Pola Aktivitas dan Latihan


1) Kegiatan dalam pekerjaan : Baik
2) Waktu bekerja : (+) Pagi (+) Sore ( ) Malam
3) Olah Raga : ( ) Ya (+) Tidak
Jenis : ......................
Frekuensi : ......................
4) Kegiatan waktu luang : Tidak ada
5) Keluhan dalam aktivitas : Tidak ada

f) Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan


1) Merokok : Tidak
2) Minuman Keras : Tidak
3) Ketergantungan Obat : Tidak

14
7. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum : Composmentis Kesadaran : Baik
b) Tekanan darah : 110/80 mmH Nadi : 90x/mt
c) Pernapasan : 20 x/menit Suhu : 36,8 0C
d) Berat Badan : 55 Kg Tinggi Badan : 155 cm
e) Kepala : Bentuk : Normal
Keluhan : Tidak ada
f) Mata :
1) Kelopak Mata : Tidak udema
2) Gerakan Mata : Normal
3) Konjungtiva : Tidak anemis
4) Sclera : Tidak ikterik
5) Pupil : Normal
6) Akomodasi : ......................
7) Lainnya, sebutkan : Tidak ada

g) Hidung :
1) Reaksi alergi : Tidak ada
2) Sinus : Tidak ada
3) Lainnya, sebutkan : Tidak ada

h) Mulut dan Tenggorokan :


1) Gigi geligi : Tidak ada
2) Kesulitan menelan : Tidak ada
3) Lainnya, sebutkan : Tidak ada

i) Dada dan Axilla :


1) Mammae : membesar ( ) Ya (+) Tidak
2) Areola mammae : Normal
3) Papila Mammae : Normal
4) Colostrum : Tidak ada
j) Pernapasan :
1) Jalan nafas : Normal
2) Suara Nafas : Normal
3) Menggunakan otot-otot pernapasan : Tidak ada
4) Lainnya, sebutkan : Tidak ada
k) Sirkulasi Jantung :
1) Kecepatan denyut apical : Tidak
2) Irama : Normal
3) Kelainan bunyi jantung : Tidak ada
4) Sakit dada : Tidak ada
5) Timbul : Tidak ada
6) Lainnya, sebutkan : Tidak ada
l) Abdomen :
1) Mengecil : Tidak ada
2) Linea dan Striae : Tidak ada
3) Luka bekas operasi : Tidak ada
4) Kontraksi : Tidak ada
5) Lainnya, sebutkan : Tidak ada
m) Genitourinary :
1) Perineum : Baik
15
2) Vesika Urinaria : Baik
3) Lainnya, sebutkan : Tidak ada

n) Ekstremitas (Integumen / Muskuloskeletal) :


1) Turgor kulit : Baik
2) Warna kulit : Sawo matang
3) Kontraktur pada persendian ekstremitas : Tidak
4) Kesulitan dalam pergerakan : Tidak
5) Lainnya, sebutkan : Tidak ada

Kendari, 2020

Mengetahui,
CI Lahan Praktek Yang Mengkaji

SRI AGUSTIN BIRI

16
B. KLASIFIKASI DATA
Subjektif :
1. Klien mengatakan nyeri saat haid
2. Klien mengatakan cemas akan penyakitnya
3. Klien mengatakan khawatir akan penyakitnya
4. Klien mengatakan gelisah akibat nyeri yang dirasakan
5. Klien mengatakan tidur nya terganggu akibat nyerinya
6. Klien mengatakan nyerinya seperti diremas dan sifatnya tajam,
7. Klien mengatakan jika di angka kan nyerinya berada di skala 7 dirasakan hilang
timbul selama menstruasi
8. Klien mengeluh sering terjaga akibat nyeri yang dirasakan,
9. Klien mengatakan tidurnya tidak cukup(tidak puas)

Objektif :

1. Nampak klien meringis kesakitan


2. Nampak klien gelisah
3. Nampak klien tegang
4. Tanda-tanda Vital :
a. Tekanan darah : 110/80 mmH
b. Nadi : 90x/mt
c. Pernapasan : 20 x/menit
d. Suhu : 36,8 0C

17
C. ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH KEP

Subjektif : Degenerasi ovarium Nyeri Akut


1. Klien mengatakan nyeri saat
haid
2. Klien mengatakan gelisah
akibat nyeri yang dirasakan
3. Klien mengatakan tidur nya Cistoma Ovari
terganggu akibat nyerinya
4. Klien mengatakan nyerinya
seperti diremas dan sifatnya
tajam,
5. Klien mengatakan jika di
Histerektomi
angka kan nyerinya berada di
skala 7 dirasakan hilang
timbul selama menstruasi

Objektif :
1. Nampak klien meringis Komplikasi Peritonia
kesakitan
2. Nampak klien gelisah
3. Tanda-tanda Vital :
a. Tekanan darah : 110/80 Peritonitis
mmH
b. Nadi : 90x/mt
c. Pernapasan : 20 x/menit
Nyeri
d. Suhu : 36,8 0C

Subjektif : Cistoma ovary Ansietas


1. Klien mengatakan cemas akan
penyakitnya
2. Klien mengatakan khawatir
akan penyakitnya
3. Klien mengatakan gelisah Histerektomi
akibat nyeri yang dirasakan
4. Klien mengatakan tidur nya
terganggu akibat nyerinya

Objektif :

18
1. Nampak klien gelisah Kurang terpapar informasi
2. Nampak klien tegang
3. Tanda-tanda Vital :
a. Tekanan darah : 110/80
mmH Kurang pengetahuan

b. Nadi : 90x/mt
c. Pernapasan : 20 x/menit
d. Suhu : 36,8 0C Cemas

Subjektif : Kista ovarium Gangguan Pola Tidur


1. Klien mengatakan tidur nya
terganggu akibat nyerinya
2. Klien mengeluh sering
terjaga akibat nyeri yang
dirasakan,
Membesar
3. Klien mengatakan tidurnya
tidak cukup(tidak puas)
Objektif
5. Nampak klien gelisah
6. Tanda-tanda Vital : Menekan alat organ
disekitar ovarium dextra
e. Tekanan darah :
110/80 mmH
f. Nadi : 90x/mt
g. Pernapasan : 20
Tekanan saraf oleh tumor
x/menit
h. Suhu : 36,8 0C

Nyeri

Gangguan istirahat tidur

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

19
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis, inlamasi, iskemia,
neoplasma)
Subjektif :
- Mengeluh nyeri
Objektif :
- Tampak meringis
- Bersikap protektif (mis, waspada, posisi menghindari nyeri)
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Sulit tidur
2) Ansietas b/d ancaman kurang terpapar informasi akan penyakitnya, ditandai dengan
:
Subjektif :
- Merasa bingung
- Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang di hadapi
- Sulit berkonsntrasi
Objektif :
- Tampak gelisah
- Tampak tegang
- Sulit tidur
3) Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan kurang control tidur ditandai
dengan :
Subjektif :
- Mengeluh sulit tidur
- Mengeluh sering terjaga
- Mengeluh tidak puas tidur
- Mengeluh pola tidur berubah
- Mengeluh istirahat tidak cukup
Objektif :
(tidak tersedia)

E. INTERVENSI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA LUARAN (TUJUAN INTERVENSI KEPERAWATAN


O KEPERAWATAN KEPERAWATAN)
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
dengan agen pencedera intervensi
Observasi :
fisiologis (mis, inlamasi, keperawatan selama
iskemia, neoplasma) 7x24 jam maka
- Identifikasi skala nyeri
Subjektif : Tingkat Nyeri

20
- Mengeluh nyeri menurun dengan - Identifikasi respon nyeri nonverbal
Objektif : criteria hasil : Terapeutik :
- Tampak meringis - Berikan teknik nonfarmakologis untuk
- Keluhan nyeri dari
- Bersikap protektif (mis, mengurangi rasa nyeri (mis.
meningkat
waspada, posisi Relaksasi napas dalam, TENS,
menjadi menurun
menghindari nyeri) hypnosis, akupresur, terapi music,
- Meringis dari
- Gelisah biofeedback, terapi pijat,
meningkat
- Frekuensi nadi aromaterapi, teknik imajinasi
menjadi menurun
meningkat terbimbing, kompres hangat/dingin,
- Gelisah dari
- Sulit tidur terapi bermain)
meningkat
- Fasilitasi istirahat dan tidur
menjadi menurun
Edukasi :
- Kesulitan tidur dari
- Jelaskan penyebab, periode dan
meningkat
pemicu nyeri
menjadi menurun
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Frekuensi nadi dari
- Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk
memburuk
mengurangi nyeri
menjadi membaik
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu

2. Ansietas b/d ancaman Setelah dilakukan Terapi Relaksasi


kurang terpapar informasi intervensi Observasi :
akan penyakitnya, ditandai keperawatan selama - Identifikasi penurunan tingkat energy,
dengan : 5x24 jam maka ketidakmampuan berkonsentrasi, atau
Subjektif : Tingkat Ansietas gejala lain yang mengganggu
- Merasa bingung menurun dengan kemampuan kognitif
- Merasa khawatir dengan criteria hasil : - Periksa ketegangan otot, frekuensi
akibat dari kondisi yang - Verbalisasi nadi, tekanan darah, dan suhu
di hadapi khawatir akibat sebelum dan sesudah latihan

21
- Sulit berkonsntrasi
kondisi yang di Terapeutik :
Objektif : alami dari - Berikan informasi tertulis tentang
- Tampak gelisah meningkat persiapan dan prosedur teknik
- Tampak tegang menjadi relaksasi
- Sulit tidur menurun - Gunakan pakaian longgar
- Perilaku gelisah - Gunakan relaksasi sebagai strategi
meningkat penunjang dengan analgetik atau
menjadi tindakan medis lain, jika sesuai
menurun Edukasi :
- Konsentrasi dari - Anjurkan mengambil posisi nyaman
memburuk - Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
menjadi relaksasi
membaik - Demonstrasikan dan latih teknik
- Pola tidur dari relaksasi (mis, napas dalam,
memburuk peregangan, atau imajinasi
menjadi terbimbing)
membaik

3. Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan Manajemen Nyeri


berhubungan dengan
intervensi
kurang control tidur
Observasi :
ditandai dengan : keperawatan selama
Subjektif :
5x24 jam, maka Pola
- Mengeluh sulit tidur - Identifikasi skala nyeri
- Mengeluh sering Tidur membaik
- Identifikasi respon nyeri nonverbal
terjaga
dengan criteria hasil :
- Mengeluh tidak Terapeutik :
puas tidur - Keluhan sulit tidur
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk
- Mengeluh pola tidur
dari meningkat
berubah mengurangi rasa nyeri (mis.
- Mengeluh istirahat menjadi menurun
Relaksasi napas dalam, TENS,
tidak cukup
- Keluhan sering
Objektif : hypnosis, akupresur, terapi music,
(tidak tersedia) terjaga dari
biofeedback, terapi pijat,
meningkat menjadi
aromaterapi, teknik imajinasi
menurun

22
- Keluhan tidak puas
terbimbing, kompres hangat/dingin,
tidur dari
terapi bermain)
meningkat menjadi
- Fasilitasi istirahat dan tidur
menurun
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu.

F. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

SOPTEKNIK DISTRAKSI MENARIK NAPAS DALAM


1. Topik SOP : Teknik Distraksi Menarik Napas Dalam untuk mengurangi
Nyeri
2. Definisi : Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada
pasien yang mengalami nyeri. Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan
otot, rasa jenuh, kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulasi nyeri.
Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi :
1. Posisikan pasien dengan tepat
2. Pikiran beristirahat
3. Lingkungan yang tenang

3. Indikasi dan Kontra Indikasi


1. Indikasi

23
- Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri.
- Klien dengan ketegangan otot tubuh yang membutuhkan keadaan
rileks.
2. Kontra Indikasi
- Hemoptysis
4. Prosedur Pelaksanaan
a. Tahap prainteraksi
1. Membaca status pasien
2. Mencuci tangan
3. Meyiapkan alat
b. Tahap orientasi
1. Memberikan salam teraupetik
2. Validasi kondisi pasien
3. Menjaga perivacy pasien
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan
keluarga
c. Tahap kerja
1. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada ynag kurang jelas
2. Atur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik
3. Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam sehingga rongga paru berisi udara
4. Intruksikan pasien secara perlahan dan menghembuskan udara membiarkanya
keluar dari setiap bagian anggota tubuh, pada waktu bersamaan minta pasien
untuk memusatkan perhatian betapa nikmatnya rasanya
5. Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat ( 1-2
menit )
6. Instruksikan pasien untuk bernafas dalam, kemudian menghembuskan secara
perlahan dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan, kaki, menuju
keparu-paru kemudian udara dan rasakan udara mengalir keseluruh tubuh
7. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara yang
mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan kai dan
rasakan kehangatanya

24
8. Instruksiakan pasien untuk mengulani teknik-teknik ini apa bila rasa nyeri
kembali lagi
9. Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan secara
mandiri
d. Tahap terminasi
2. Evaluasi hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dengan baik
5. Cuci tangan
e. Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Catat respons pasien
3. Paraf dan nama perawat jaga

E. Analisa Aspek Keselamatan Pasien


1. Pada prosedur teknik relaksasi tidak menimbulkan injuri atau injuri pada pasien,
tetapi kemungkinan adanya kegagalan dalam melakukan teknik relaksasi ini,
sehingga perlu adanya pemberian informasi atau mengedukasi pasien
bagaimana cara teknik relaksasi yang benar sebelum prosedur dilakukan
sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kegagalan dalam prosedur yang
mungkin bisa menybabkan seseorang tidak merasa rileks dan nyeri tidak
berkurang.
2. Upaya yang dapat dilakukan perawat dalam hal ini ialah dengan memberi
edukasi tentang teknik relaksasi napas dalam yang benar sebelum prosedur
dilaksankan unutk menghindari terjadinya kegagalan yang membuat pasien tidak
merasa rileks dan nyeri tidak menurun.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.academia.edu/11554145/Asuhan_Keperawatan_pada_Pasien_Kista_Ovariu
m
2. A.Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi, kosep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC.
3. Buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)
4. Buku Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
5. Buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)

26
27

Anda mungkin juga menyukai