Anda di halaman 1dari 25

DIMENSI RESPON DAN

DIMENSI TINDAKAN

KELOMPOK 3:
 Frillia Putri Anindiya
 Muhammad Aqil Ulumy
 Nadila Apriliani
 Noval Nurdiansyah
 Sri Rahayu
DIMENSI RESPON

1. Kesejatian
2. Empati
3. Respect/Hormat
4. Konkret
1. Kesejatian

Adalah pengiriman pesan pada orang lain tentang


gambaran diri kita yang sebenarnya.

Kesejatian dipengaruhi oleh:


1. Kepercayaan diri
2. Persepsi terhadap orang lain
3. Lingkungan
2. Empati

Adalah kemampuan menempatkan diri kita pada


orang lain dan bahwa kita telah memahami bagaimana
perasaan orang lain tersebut dan apa yang menyebabkan
reaksi mereka tanpa emosi kita terlarut dalam emosi orang
lain.
Beberapa aspek empati:

1. Aspek mental
berarti memahami orang secara emosional dan
intelektual. Kemampuan melihat dunia orang lain
dengan menggunakan paradigma orang lain tersebut.
2. Verbal
kemampuan mengungkapkan secara verbal
pemahaman terhadap perasaan dan alasan reaksi
emosi klien. Aspek verbal memerlukan keakuratan
(ketepatan), kejelasan dan kealamiahan (Naturalness).
Lanjutan…

3. Aspek non verbal


yang diperlukan adalah kemampuan
menunjukkan empati dengan kehangatan dan
kesejatian.
Lanjutan 2…

Kehangatan
kehangatan sangat diperlukan dalam menyampaikan
empati untuk menyampaikan kehangatan bisa secara verbal
maupun non verbal.

1) Kondisi muka
 Dahi : dahi tampak rileks, tidak ada kerutan
 Mata : kontak mata yang nyaman, gerakan mata natural
 Mulut : mulut tampak rileks, tidak cemberut, tidak menggigit
bibir, tersenyum, rahang rileks.
 Ekspresi : tampak rileks, tidak ada ketakutan, kekhawatiran
menunjukkan perhatian dan ketertarikan
Lanjutan 3…

2) Kondisi postur/sikap tubuh :


 Tubuh : berhadapan, bahu pararel dengan lawan bicara
 Kepala : duduk atau berdiri dengan tinggi yang sama,
menganggukan kepala jika perlu
 Bahu : mudah digerakkan,tidak tegang
 Lengan : mudah digerakkan, memegang kursi atau tembok
 Tangan : tidak memegang atau menggenggam diantara
keduanya, tidak mengetuk-ngetuk pena atau bermain dengan
objek
 Dada : nafas biasa, tidak tampak menelan
 Kaki : tampak nyaman, tidak menendang
 Telapak kaki : tidak mengetuk
Hal-hal yang dapat merusak kehangatan:

1. Melihat sekeliling pada saat berkomunikasi dengan


orang lain
2. Mengetuk-ngetuk dengan jari
3. Mundur tiba-tiba
4. Tidak tersenyum
Hambatan untuk dapat menunjukkan kehangatan
antara lain:

1) Terburu-buru
2) Emosi berlebihan
3) Shock/terkejut
4) Penilaian tentang orang lain sehingga membuat kita
menjadi mengalihkan perhatian pada masalah kita
sendiri.
3. Respect/hormat

Adalah Perilaku yang menunjukkan kepedulian atau perhatian, rasa suka


dan menghargai klien.
Perilaku respeck bisa ditunjukkan dengan:
1. Melihat kearah klien
2. Memberikan perhatian yang tidak terbagi
3. Memelihara kontak mata
4. Senyum pada saat yang tidak tepat
5. Bergerak kearah klien
6. Menentukan saapan yang disukai
7. Jabat tangan atau sentuhan yang lembut
4. Konkret

Perawat menggunakan terminologi yang spesifik dan


bukan abstrak. Manfaat dari konkret adalah dapat
mempertahankan respon perawat terhadap perasaan klien
penjelasan dengan akurat tentang masalah dan mendorong
klien memikirkan masalah yang spesifik.
DIMENSI TINDAKAN

Adalah suatu usaha perawat utk membuat klien sadar


atas ketidaksesuaian perasaan, perilaku, keyakinan dan
perilaku klien

Dimensi tindakan terdiri dari:


1. Konfrontasi
2. Kesegeraan
3. Membuka Diri
4. Emosional Katarsis
5. Bermain peran
1. Konfrontasi

Adalah ekspresi dr perawat untuk merasakan


ketidaksesuaian perilaku klien untuk meningkatkan
kesadaran diri klien
Tujuannya agar orang lain sadar adanya ketidaksesuaian
pada dirinya dalam hal perasaan, tingkah laku dan
kepercayaan.
Tiga kategori konfrontasi (Carkhoff, 1967)

1. Ketidaksesuaian antara ekspresi klien tentang dirinya (konsep


diri) dengan apa yang dia inginkan (ideal diri)
2. Ketidaksesuaian antara ekspresi diri secara verbal dan perilaku
klien
3. Ketidaksesuaian antara pengalaman yang diekspresikan klien
sendiri dan pengalaman perawat tentang klien
Bromley (1981) menyarankan sebelum perawat melakukan
konfrontasi perlu dikaji hal berikut:

1. Tingkat hubungan saling percaya


2. waktu yg tepat : orientasi tdk boleh berlebihan.
3. tingkat stress klien
4. kekuatan mekanisme pertahanan klien
5. perasaan klien akan kebutuhan ruang
personal/kedekatan
6. toleransi & kemampuan klien mendengarkan
pendapat yg berbeda darinya
Konfrontasi tepat dilakukan bila:

1. Tingkah lakunya tidak produktif


2. Tingkah lakunya merusak
3. Ketika mereka melanggar hak kita/hak orang
lain
Cara melakukan konfrontasi:

1. Claficy : membuat sesuatu lebih jelas untuk dimengerti.


2. Articulate : dengan mengekspresikan opini diri sendiri
denagn kata-kata yang jelas.
3. Request : permintaan.
4. Encourage : memberikan support, harapan, kepercayaan.
Contoh kasus:

Rumah kost anda sangat berantakan. Teman


sekamar anda meletakkan baju sembarangan, buku-
buku berserakan dilantai, meskipun teman anda
biasanya membersihkan kamar setiap 2 minggu sekali,
dia tetap saja kembali pada kebiasaannya itu. Anda
sangat merasa tidak nyaman dan bahkan ragu-ragu
untuk mengundang teman anda datang ketempat kost
anda.
2. Kesegeraan

Sensifisitas perawat terhadap perasaan klien dan


kesediaan untuk mengatasi perasaan daripada
mengacuhkannya (Stuart & Sundeen, 1995)
Terjadi jika interaksi difokuskan dan digunakan
untuk mempelajari fungsi Klien dalam hubungan
interpersonal yang lain
3. Membuka diri

Membuat orang lain tahu tentang pikiran, perasaan,


dan pengalaman pribadi kita (Smith, 1992)
Secara subyektif benar, pernyataan personal tentang diri
dan dengan maksud diungkapkan pada orang lain (Stuart
dan Sundeen, 1995)
Rasional : pembukaan diri terapis meningkatkan perasaan
bagi klien untuk ikut membuka diri
Kriteria membuka diri:
1. Untuk menjadi model dan mendidik
2. Untuk memvalidasi realita
3. Untuk mendorong otonomi klien

Cara membuka diri:


1. Mendengar : bukan utk menjawab
2. Empati
3. Membuka diri
4. Mengecek
4. Emosional Katarsis

Klien didorong untuk membicarakan hal-hal yg


sangat mengganggunya untuk mendapatkan efek yg
terapeutik (Stuart dan Sundeen, 1995)
Sangat bergantung pada kepercayaan diri klien dan
kebenaran klien terhadap perawat. Jika klien sulit
mengekspresikan perasaannya, perawat dapat membantunya
dengan menceritakan bagaimana ia bersikap jika berada
pada situasi klien.
5. Bermain Peran

Kegiatan untuk membangkitkan situasi dalam upaya


meningkatkan penghayatan klien dalam hubungan manusia,
& memperdalam kemampuannya untuk melihat situasi dari
sudut pandang lain dan membiarkan klien mencoba situasi
baru dalam lingkungan yang aman (Stuart & Sundeen,
1995)
Tahapan bermain peran terdiri dari beberapa tahap
(Stuart dan Sundeen, 1995)

1. Mendefinisikan masalah
2. Menciptakan kesiapan utk bermain peran
3. Menciptakan situasi
4. Membuat karakter
5. Penjelasan & pemanasan
6. Pelaksanaan memerankan suatu peran
7. Berhenti
8. Analisis dan diskusi
9. Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai