Disusun oleh :
PUTRI NURHALIZAH
(P1337421022147)
Dosen pengampu:
Trimar Handayani, S,Kep.,Ns.M.Biomed
Agus Mulyadi, S.Kep.,Ns.MM
1
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN TEGAL POLTEKKES KEMENKES
SEMARANG
2
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemberian obat suppositoria
B. Tujuan Pemberian
C. Organ – organ yang dapat diberi obat suppositoria
1. Pemberian Obat Suppositoria Melalui Rektum
A. Pengertian Pemberian Obat Melalui Rektum
B. Tujuan Pemberian Obat Pada Rektum
C. Indikasi dan kontra indiaksi
D. Macam-macam obat supositoria
E. Keuntungan dan Kerugian
F.Persiapan Alat
G. Prosedur Kerja
2. Pemebrian Obat Suppositoria Melalui Vagian
A. Pengertian Pemberian Obat Melalui Vagina
B. Tujuan Pemberian Obat Pada Vagina
C. Indikasi dan Kontra Indikasi
D. Macam-macam obat supositoria vagina
E. Keuntungan dan Kerugian
F. Persiapan Alat
3
G. Prosedur Kerja
H. Mekanisme Kerja Obat
I. Evaluasi Tindakan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat
dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum dalam bentuk
suppositoria.
Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan profil pelepasan
obat dari supositoria apabila dievaluasi dengan menggunakan intrinsik
dan non-intrinsik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelepasan obat
yang diperoleh dengan metode non-intrinsik selalu menunjukkan harga
yang lebih besar dibandingkan dengan metode intrinsik berapapun kadar
obat yang terkandung di dalam supositoria, konsentrasi obat tidak
menunjukkan hubungan yang proporsional dengan pelepasan obat
walaupun menunjukkan tendensi pelepasan yang naik dengan naiknya
konsentrasi obat.
B. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui pemberian obat secara
suppositoria
Dapat menyebutkan cara pemberian obat secara Suppositoria
BAB II
PEMBAHASAN
B. Tujuan Pemberian
a. Untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik
5
b. Untuk melunakkan feses sehingga mudah untuk dikeluarkan
6
Jika dikombinasikan dengan preparat obat oral, maka pada
umumnya dosis perhari adalah 1 supositoria yang dimasukan ke
dalam rectum. Jika tidak dikombinasikan, dosis lazim adalah 1 dosis
2 kali sehari.
Contoh obat supositoria
Kaltrofen supositoria
Profeid supositoria
Ketoprofen supositoria
Dulcolax supositoria
Profiretrik supositoria
Stesolid supositoria
Boraginol supositoria
Tromos supositoria
Propis supositoria
Dumin supositoria
7
Obat sesuai yang diperlukan (krim, jelly, foam, supositoria)
Aplikator untuk krim vagina
Pelumas untuk supositoria
Sarung tangan sekali pakai
Pembalut
Handuk bersih
Gorden / sampiran
8
Tarik jari anda dan bersihkan areal anal klien dcngan tisu.
Anjurkan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring
selama 5 menit untuk mencegah keluarnya suppositoria
Jika suppositoria mengandung laktosit atau pelunak fases,
letakan tombol pemanggil dalam jangkauan klien agar klien
dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot atau ke
kamar mandi
Buang sarung tangan pada tempatnya dengan benar
Cuci tangan
Kaji respon klien
Dokumentasikan seluruh tindakan.
9
electron koagulasi.
o Kontraindikasi
Jangan diberikan pada orang yang mempunyai
kecenderungan hipersensitif atau alergi.
10
Pelumas untuk supositoria
Sarung tangan sekali pakai
Pembalut
Handuk bersih
Gorden / sampiran
11
pelumas mengurangi gesekan pada permukaan mukosa
selama insersi supositoria.
o Dengan tangan dominan yang sudah terpasang sarung
tangan, regangkan lipatan libia dan memanjangkan orifisum
vagina.
o Masukan supositoria sekitar 8-10 cm sepanjang dinding
vagina posterior¬. Memastikan distribusi obat yang merata
sepanjang dinding rongga vagina
o Tarik jari tangan dan bersihkan pelumas yang tersisa di
sekitar ofisum dan libia
o Minta klien untuk tetap berada pain posisi tersebut selama 5-
10 menit setelah insersi obat akan didistribusikan dan
diabsorpsikan merata melalui ofisum
o Tawarkan pembalut parineal sebelum pasien melakukan
ambulasi memberikan kenyamanan klien.
o Lepaskan sarung tangan dan buang ke dalam tempat yang
sesuai.
o Cuci tangan
o Kaji respon klien
o Dokumentasikan seluruh tindakan
12
membuat supositoria dengan basis lemak yang mengandung natrium
salisilat sejumlah 50 mg, 100 mg, 150 mg, 200 mg dan 250 mg tiap
supositoria, kemudian dilakukan uji disolusi terhadap supositoria
tersebut dengan menggunakan alat uji disolusi intrinsik yang
membatasi luas kontak muka antara supositoria dengan medium, dan
alat uji disolusi non-intrinsik yang tidak membatasi luas kontak muka
antara supositoria dengan medium. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan profil pelepasan obat dari supositoria apabila
dievaluasi dengan menggunakan intrinsik dan non-intrinsik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pelepasan obat yang diperoleh dengan
metode non-intrinsik selalu menunjukkan harga yang lebih besar
dibandingkan dengan metode intrinsik berapapun kadar obat yang
terkandung di dalam supositoria, konsentrasi obat tidak menunjukkan
hubungan yang proporsional dengan pelepasan obat walaupun
menunjukkan tendensi pelepasan yang naik dengan naiknya
konsentrasi obat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat
dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum dalam bentuk
suppositoria.
Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan profil pelepasan
obat dari supositoria apabila dievaluasi dengan menggunakan intrinsik
dan non-intrinsik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelepasan obat
13
yang diperoleh dengan metode non-intrinsik selalu menunjukkan harga
yang lebih besar dibandingkan dengan metode intrinsik berapapun kadar
obat yang terkandung di dalam supositoria, konsentrasi obat tidak
menunjukkan hubungan yang proporsional dengan pelepasan obat
walaupun menunjukkan tendensi pelepasan yang naik dengan naiknya
konsentrasi obat.
Pemberian obat secara sublingual adalah pemberian obat dengan
cara meletakannya dibawah lidah sampai diabsorpsi ke dalam pembuluh
darah
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini diharapkan agar para pembaca
agar dapat lebih mengetahui tentang tanggung jawab dan tanggung gugat
sebagai perawat. Dan dapat mengaplikasikannya dalam dunia
keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
http://layananapotek.blogspot.com/2008/07/penggunaan-obat-sediaan-
supositoria.html
http://www.thebestlinks.com/tag/prosedur-pemberian-obat-
supositoria.html
14
http://books.google.co.id/books?id=rLWvvfL8BcC&pg=PA88&lpg=PA88&d
q=definisi+supositoria&source=bl&ots=B25ZOajyLE&sig=e0wfWf
ou4g2_iOTK3sf8v6aw3nI&hl=id&ei=4TmnS_vsMZS0rAexic3nAQ&
sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=3&ved=0CA0Q6AEwAg
#v=onepage&q=definisi%20supositoria&f=false
15