Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING AND DISPENSING

“KONSELING PENGGUNAAN OBAT SUPPOSITORIA”


Kelompok IV Kelas A

Dosen Pengampu : SITI AISIYAH, S.Farm.,M.Sc.,Apt

OLEH:
CLARISTA APRIANI UJAN (1820364004)

PROFESI APOTEKER ANGKATAN XXXVI


UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.  Latar Belakang

Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara di antiaranya: oral,
parenteral, rektal, vaginal, kulit, mata, telinga dan hidung, dengan menggunakan prinsip lima
tepat yakni tepat nama pasien, tepat nama obat, tepat dosis obat, tepat cara pemberian dan tepat
waktu pemberian.Namun yang kita bahas adalah pemberian obat  melalui rektal (dengan
supositoria)

Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat dengan memasukkan obat
melalui anus atau rektum dalam bentuk suppositoria.Suppositoria adalah sediaan padat berbentuk
torpedo yang digunakan melalui anus dan dapat larut pada suhu tubuh. Bahan dasar untuk
pembuatan suppositoria adalah lemak cokelat, P.E.G., serta gelatin. Macam basis supositoria
yaitu basis yang berupa lemak, basis yang larut dalam air, dan basis yang dapat membentuk
emulsi. Penggunaan suppositoria biasanya digunakan pada penderita wasir (ambeien) maupun
pada penderita dalam kondisi tidak sadar (non-kooperatif) yang membutuhkan pertolongan
segera.

2. Tujuan

Untuk memberikan konseling pada masyarakat tentang cara penggunaan obat suppositoria yang
baik dan benar.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemberian obat suppositoria

1.. Definisi/pengertian:

Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat     denganmemasukkan obat


melalui anus atau rektum dalam bentuk suppositoria.Suppositoria adalah sediaan padat dalam
berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui rektal, vagina, maupun uretra, berbentuk
torpedo, dapat melunak, melarut, atau meleleh pada suhu tubuh, dan efek yang ditimbulkan
adalah efek sistemik atau lokal. Bahan dasar yang digunakan harus dapat larut dalam air atau
meleleh pada suhu tubuh. Semakin pendek waktu melarut/mencair semakin baik karena
efektivitas obat semakin baik.

2.  Tujuan Pemberian

a. Untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik.

b. Untuk melunakkan feses sehingga mudah untuk dikeluarkan.

c. Untuk pengobatan wasir atau ambeyen.

B. Pemberian Obat Suppositoria Melalui Rektum

1.  Pengertian Pemberian Obat Melalui Rektum:

Pengertian Pemberian Obat Melalui Rektum adalah pemberian sejumlah obat ke dalam
Rektum dalam bentuk supositoria

2. Tujuan Pemberian Obat Pada Rektum yaitu:

Untuk memperoleh efek pengobatan secara lokal maupun     sistemik Melunakan feces


sehingga mudah untuk di keluarkan.

C. Indikasi dan kontra indiaksi

1. Indikasi

Mengobati gejala-gejala rematoid, spondistis ankiloksa, gout akut dan osteoritis.


2. Kontra Indikasi

 Hipersensitif terhadap ketoprofen, esetosal dan ains lain.

 Pasien yang menderita ulkus pentrikum atau peradangan aktif   (inflamasi    akut) pada
saluran cerna.

 Bionkospasme berat atau pasien dengan riwayat asmabronchial atau alergi

 Gagal fungsi ginjal dan hati yang berat.

 Supositoria sebaiknya tidak di gunakan pada penderitapiotitis atau hemoroid

D. Macam-macam obat supositoria

Bobot suppositoria kalau tidak dinyatakan lain adalah 3 g untuk orang dewasa dan 2 g
untuk anak kecil. Umumnya memiliki panjang 32 mm, berbentuk silinder, dan kedua
ujungnya tajam. Sedangkan untuk bayi dan anak-anak ukurannya ½ dari ukuran dan berat
untuk orang dewasa. Penyimpanan suppositoria dalam wadah tertutup baik dan di tempat
yang sejuk pada suhu 5-15 °C agar suppositoria tidak menjadi lembek dan tidak bisa
digunakan.

Contoh obat supositoria:

1. Kaltrofen supositoria

2. Profeid supositoria

3. Ketoprofen supositoria

4. Dulcolax supositoria

5. Profiretrik supositoria

6. Stesolid supositoria

7. Boraginol supositoria

8. Tromos supositoria

9. Propis supositoria

10. Dumin supositoria

 
E. Keuntungan dan Kerugian obat dalam bentuk suppositoria antara lain

Keuntungan sediaan obat dalam bentuk suppositoria antara lain :

 Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung

 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan

 Langsung dapat masuk ke saluran pembuluh darah sehingga akan   memberikan efek
yang lebih cepat dibanding obat per oral

 Bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar

 Menghindari biotransformasi hati / sirkulasi portal

Kerugian sediaan obat dalam bentuk suppositoria :

 Cara pakai tidak menyenangkan

 Absorbsi obat seringkali tidak teratur / sukar diramalkan

 Tidak dapat disimpan dalam suhu ruangan

  Tidak semua obat bisa dibuat suppositori

F. Prosedur Pemberian Obat Melalui Rectum:

Pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat supositoria yang berfungsi secara
lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh efek sistemik pada obat aminofilin
suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus. Pemberian obat supositoria ini diberikan
tepat pada dnding rektal yang melewati sfingter ani interna. Kontra indikasi pada pasien yang
mengalami pembedahan rektal.

Prosedur Tindakan

Persiapan pasien :

1. Cek perencanaan Keperawatan klien      (dosis, nama klien, obat, waktu pelaksanaan).

2. Kaji kemabali catatan medis untuk melihat adanya pembedahan atau perdarah pada
daerah rektum.

3. Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan.

 
Persiapan Alat:

1. Alat dan Bahan:

2. Obat suppositoria dalam tempatnya.

3. Sarung tangan.

4. Vaselin/pelicin/pelumas.

5. Kertas tisu.

6. Perlak pengalas

7. Selimut mandi

Prosedur Kerja:

1. Cuci kedua tangan sampai bersih dengan air dan sabun

2. Sebelum dikeluarkan dari wadah, jika suppositoria terasa melunak, simpan di kulkas atau
rendam dalam air dingin selama beberapa saat untuk mengeraskannya kembali

3. Buka wadah pembungkus suppositoria

4. Jika diminta untuk menggunakan hanya setengahnya, maka potong di bagian tengah
dengan rata menggunakan pisau yang tajam

5. Bagian ujung suppositoria dilumasi dengan lubrikan larut air supaya licin, jika tidak ada
bisa ditetesi sedikit dengan air keran

6. Diperbolehkan memakai sarung tangan bersih jika ingin

7. Atur posisi tubuh berbaring menyamping dengan kaki bagian bawah diluruskan sementara
kaki bagian atas ditekuk ke arah perut
8. Angkat bagian atas dubur untuk menjangkau ke daerah rektal

9. Masukkan suppositoria, ditekan dan ditahan dengan jari telunjuk, sampai betul-betul
masuk ke bagian otot sfinkter rektum (sekitar ½ – 1 inci dari lubang dubur). Jika tidak
dimasukkan sampai ke bagian otot sfinkter, suppositoria ini akan terdorong keluar lagi dari
lubang dubur

10. Tahan posisi tubuh tetap berbaring menyamping dengan kedua kaki menutup selama
kurang lebih 5 menit untuk menghindari suppositoria terdorong keluar.

11. Buang wadah suppositoria yang sudah terpakai dan kembali cuci kedua tangan sampai
bersih.
 

PENTING :

1. Kembali dalam waktu 5 menit apakah supositoria keluar

2. Cata nama obat,dosis,rute,dan waktu pemberian obat pada catatan obat

3. Observasi adanya efek supsitoria (mis.defekasi,mual mereda) 30 menit setelah obat


diberikan.

G. Mengevaluasi kemampuan berkomunikasi dengan pasien.

Tn. Ari mengalami sakit wasir yang tak kunjung sembuh, kemudian konsultasi ke dokter,
setelah periksa dari dokter kemudian membawah resepnya ke apotik saudara. Setelah
membaca resep, saudara selaku farmasis segera melayani pasien dengan segera melihat
ketersediaan obatnya (ada, tidak ada atau ada dengan merek lain).

Resep :
Tugas :

Setelah menyiapkan obatnya, kemudian menyerahkan obat kepada pasien dengan


mengkomunikasikan ke pasien dengan tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat pemakaian.

Pasien sebelumnya belum pernah menggunakan obat suppositoria. Pasien menyampaikan ke


farmasis jika Ultraproct supp minta diganti dengan Borraginol supp, karena tadi sudah
menyampikan ke dokter dan dokter telah mengijinkannya.

Dialog :

AA: Selamat siang bu, apa ada yang bisa saya bantu ?

Pasien : selamat siang juga mbak. Saya mau menebus resep. (sambil menyerahkan resep
ke asisten apoteker)

Apoteker : Oh iya bu, saya lihat resepnya dulu ya. Resep ini dari dokter Smith ya pak ?

Anak Pasien : iya mbak.

AA : kalau boleh tau kapan dokter meresepkan obat ini ?

Anak Pasien: itu baru tadi pagi mbak.

AA : oh iya bu, atas nama orang tua ibu sendiri ya? Apa ada nomor telpon bapak yang
bisa saya hubungi pak?

Anak Pasien: iya mbak untuk ibu saya sendiri, ada mbak 081xxxxxxxxx.

AA : baik bu, tunggu sebentar ya saya siapkan obatnya dulu.

(setelah mengambil semua obat yang ada di resep AA memanggil pasien)

AA : ibu Siti.

Anak Pasien: iya mbak.

AA : ini obatnya bu ultraproct, digunakan sekali sehari pada malam hari. Harganya

Nanti silahkan bayar di kasir ya bu.

Anak Pasien: oh iya mbak, ini obatnya diminum biasa aja atau gimana mbak?

AA : tidak bu, ini penggunaanya lewat dubur, apakah orang tua ibu belum pernah
menggunakan obat ini sebelumnya?
Anak Pasien : belum pernah mbak, makanya saya bertanya soalnya saya baru lihat obat
yang bentuknya seperti ini

AA : ow iya bu, kalau begitu daya minta waktu ibu sebentar ya, saya mau mengantar
ibu ke ruangan konseling bertemu apoteker untuk menjelaskan cara penggunaan obat ini

Anak Pasien : baik mbak.

AA : kalau beitu silahkan ikuti saya ya bu.

(menujuh ke ruangan konseling untuk bertemu apoteker)

AA : Permisis mbak, ini ada pasien mau minta konseling tentang cara penggunaan
obat suppositoria.

Apoteker : oh iya mbak. Terimah kasih. Silahkan masuk bu.

Anak Pasein : iya mbak.

Apoteker : ow iya bu perkenalkan saya clarista apoteker di apotik ini.

Pasien : belum mbak.

Apoteker : ow iya pak. Kalau begitu saya akan menjelaskan cara penggunaan obat-obat ini.

Yang pertama adalah adalah obat boraginol suppositoria. Obat ini di masukan melalu anus
pak. Sebaiknya bapak meminta bantua orang dirumah untuk pemakaian obat ini. Cara
pakainya, cucilah tangan terlebih dahulu, kemudian ambil obat ini, buka kemasannya
sehingga obat terlihat seperti peluruh. Setelah itu bapak berbaring miring dengan kaki di atas
di tekuk hingga perut dan kaki dibawah di biarkan lurus sehingga kelihatan anusnya.
Kemudian di basahi obat suppo tadi yang sudah di buka dengan air supaya obatnya licin dan
Masukkan suppositoria, ditekan dan ditahan dengan jari telunjuk, sampai betul-betul masuk
(sekitar ½ – 1 inci dari lubang anus). Jika tidak dimasukkan sampai kedalam, suppositoria ini
akan terdorong keluar lagi dari lubang dubur.  Setelah itu tahan posisi tubuh tetap berbaring
menyamping dengan kedua kaki menutup selama kurang lebih 5 menit untuk menghindari
suppositoria terdorong keluar. Obat ini di gunakan 2 kali sehari ya pak, setiap pagi dan sore
hari.

Obat yang kedua adalah obat lanaven kapsul. Obat ini di minum ya pak 2 kali sehari 1
kapsul. Apakah penjelasan saya sudah jelas pak?

Pasien : sudah mbak.


Apoteker : baik pak, kalau sudah jelas apakah bapak bisa mengulang kembali apa yang saya
jelaskan tadi?

Pasien : ow iya mbak. Obat boraginol itu obat yang dimasukan lewat dubur ya mbak,
caranya pertama cuci tangan terlebih dahulu, kemudian buka bungkusnya dan saya berbaring
miring dengan kaki di atas di tekuk sampai perut dan kaki dibawah di biarkan lurus sehingga
kelihatan duburya. Kemudian obat di basahi sedikit dengan air dan di masukkan ke dubur di
tekan tahan dengan jari telunjuk sampai betul-betul masuk. Setelah masuk semua, saya
berbaring 5 menit. Obat ini digunakan pagi dan sore ya mbak. Dan obat kedua adalah obat
minum ya mbak namanya lanaven. Obat ini 2 kali sehari. Betulkan mbak?

Apoteker : betul sekali pak, berarti bapak sudah mengerti cara penggunaan obat ini. Dan
juga perlu diperhatikan ya pak, perbanyak makan yang berserat ya pak, dan juga tidak boleh
menahan keinginan BAB , olahraga yang cukup.

Pasien : oh iya mbak.

Apoteker : baik kalau begitu pak, ini obatnya. Jika ada yang kendala tentang penggunaan
obat ini bapak bisa menghubungi saya.. ini kartu nama saya pak.

Pasien : iya mbak, terima kasih banyak mbak atas informasinya.

Apoteker : sama-sama pak. Semoga lekas sembu ya pak. Selamat siang

Pasien : selamat siang.

Anda mungkin juga menyukai