OLEH:
CLARISTA APRIANI UJAN (1820364004)
PENDAHULUAN
Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara di antiaranya: oral,
parenteral, rektal, vaginal, kulit, mata, telinga dan hidung, dengan menggunakan prinsip lima
tepat yakni tepat nama pasien, tepat nama obat, tepat dosis obat, tepat cara pemberian dan tepat
waktu pemberian.Namun yang kita bahas adalah pemberian obat melalui rektal (dengan
supositoria)
Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat dengan memasukkan obat
melalui anus atau rektum dalam bentuk suppositoria.Suppositoria adalah sediaan padat berbentuk
torpedo yang digunakan melalui anus dan dapat larut pada suhu tubuh. Bahan dasar untuk
pembuatan suppositoria adalah lemak cokelat, P.E.G., serta gelatin. Macam basis supositoria
yaitu basis yang berupa lemak, basis yang larut dalam air, dan basis yang dapat membentuk
emulsi. Penggunaan suppositoria biasanya digunakan pada penderita wasir (ambeien) maupun
pada penderita dalam kondisi tidak sadar (non-kooperatif) yang membutuhkan pertolongan
segera.
2. Tujuan
Untuk memberikan konseling pada masyarakat tentang cara penggunaan obat suppositoria yang
baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
1.. Definisi/pengertian:
Pengertian Pemberian Obat Melalui Rektum adalah pemberian sejumlah obat ke dalam
Rektum dalam bentuk supositoria
1. Indikasi
Pasien yang menderita ulkus pentrikum atau peradangan aktif (inflamasi akut) pada
saluran cerna.
Bobot suppositoria kalau tidak dinyatakan lain adalah 3 g untuk orang dewasa dan 2 g
untuk anak kecil. Umumnya memiliki panjang 32 mm, berbentuk silinder, dan kedua
ujungnya tajam. Sedangkan untuk bayi dan anak-anak ukurannya ½ dari ukuran dan berat
untuk orang dewasa. Penyimpanan suppositoria dalam wadah tertutup baik dan di tempat
yang sejuk pada suhu 5-15 °C agar suppositoria tidak menjadi lembek dan tidak bisa
digunakan.
1. Kaltrofen supositoria
2. Profeid supositoria
3. Ketoprofen supositoria
4. Dulcolax supositoria
5. Profiretrik supositoria
6. Stesolid supositoria
7. Boraginol supositoria
8. Tromos supositoria
9. Propis supositoria
E. Keuntungan dan Kerugian obat dalam bentuk suppositoria antara lain
Langsung dapat masuk ke saluran pembuluh darah sehingga akan memberikan efek
yang lebih cepat dibanding obat per oral
Pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat supositoria yang berfungsi secara
lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh efek sistemik pada obat aminofilin
suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus. Pemberian obat supositoria ini diberikan
tepat pada dnding rektal yang melewati sfingter ani interna. Kontra indikasi pada pasien yang
mengalami pembedahan rektal.
Prosedur Tindakan
Persiapan pasien :
1. Cek perencanaan Keperawatan klien (dosis, nama klien, obat, waktu pelaksanaan).
2. Kaji kemabali catatan medis untuk melihat adanya pembedahan atau perdarah pada
daerah rektum.
Persiapan Alat:
3. Sarung tangan.
4. Vaselin/pelicin/pelumas.
5. Kertas tisu.
6. Perlak pengalas
7. Selimut mandi
Prosedur Kerja:
2. Sebelum dikeluarkan dari wadah, jika suppositoria terasa melunak, simpan di kulkas atau
rendam dalam air dingin selama beberapa saat untuk mengeraskannya kembali
4. Jika diminta untuk menggunakan hanya setengahnya, maka potong di bagian tengah
dengan rata menggunakan pisau yang tajam
5. Bagian ujung suppositoria dilumasi dengan lubrikan larut air supaya licin, jika tidak ada
bisa ditetesi sedikit dengan air keran
7. Atur posisi tubuh berbaring menyamping dengan kaki bagian bawah diluruskan sementara
kaki bagian atas ditekuk ke arah perut
8. Angkat bagian atas dubur untuk menjangkau ke daerah rektal
9. Masukkan suppositoria, ditekan dan ditahan dengan jari telunjuk, sampai betul-betul
masuk ke bagian otot sfinkter rektum (sekitar ½ – 1 inci dari lubang dubur). Jika tidak
dimasukkan sampai ke bagian otot sfinkter, suppositoria ini akan terdorong keluar lagi dari
lubang dubur
10. Tahan posisi tubuh tetap berbaring menyamping dengan kedua kaki menutup selama
kurang lebih 5 menit untuk menghindari suppositoria terdorong keluar.
11. Buang wadah suppositoria yang sudah terpakai dan kembali cuci kedua tangan sampai
bersih.
PENTING :
Tn. Ari mengalami sakit wasir yang tak kunjung sembuh, kemudian konsultasi ke dokter,
setelah periksa dari dokter kemudian membawah resepnya ke apotik saudara. Setelah
membaca resep, saudara selaku farmasis segera melayani pasien dengan segera melihat
ketersediaan obatnya (ada, tidak ada atau ada dengan merek lain).
Resep :
Tugas :
Dialog :
AA: Selamat siang bu, apa ada yang bisa saya bantu ?
Pasien : selamat siang juga mbak. Saya mau menebus resep. (sambil menyerahkan resep
ke asisten apoteker)
Apoteker : Oh iya bu, saya lihat resepnya dulu ya. Resep ini dari dokter Smith ya pak ?
AA : oh iya bu, atas nama orang tua ibu sendiri ya? Apa ada nomor telpon bapak yang
bisa saya hubungi pak?
Anak Pasien: iya mbak untuk ibu saya sendiri, ada mbak 081xxxxxxxxx.
AA : ibu Siti.
AA : ini obatnya bu ultraproct, digunakan sekali sehari pada malam hari. Harganya
Anak Pasien: oh iya mbak, ini obatnya diminum biasa aja atau gimana mbak?
AA : tidak bu, ini penggunaanya lewat dubur, apakah orang tua ibu belum pernah
menggunakan obat ini sebelumnya?
Anak Pasien : belum pernah mbak, makanya saya bertanya soalnya saya baru lihat obat
yang bentuknya seperti ini
AA : ow iya bu, kalau begitu daya minta waktu ibu sebentar ya, saya mau mengantar
ibu ke ruangan konseling bertemu apoteker untuk menjelaskan cara penggunaan obat ini
AA : Permisis mbak, ini ada pasien mau minta konseling tentang cara penggunaan
obat suppositoria.
Apoteker : ow iya pak. Kalau begitu saya akan menjelaskan cara penggunaan obat-obat ini.
Yang pertama adalah adalah obat boraginol suppositoria. Obat ini di masukan melalu anus
pak. Sebaiknya bapak meminta bantua orang dirumah untuk pemakaian obat ini. Cara
pakainya, cucilah tangan terlebih dahulu, kemudian ambil obat ini, buka kemasannya
sehingga obat terlihat seperti peluruh. Setelah itu bapak berbaring miring dengan kaki di atas
di tekuk hingga perut dan kaki dibawah di biarkan lurus sehingga kelihatan anusnya.
Kemudian di basahi obat suppo tadi yang sudah di buka dengan air supaya obatnya licin dan
Masukkan suppositoria, ditekan dan ditahan dengan jari telunjuk, sampai betul-betul masuk
(sekitar ½ – 1 inci dari lubang anus). Jika tidak dimasukkan sampai kedalam, suppositoria ini
akan terdorong keluar lagi dari lubang dubur. Setelah itu tahan posisi tubuh tetap berbaring
menyamping dengan kedua kaki menutup selama kurang lebih 5 menit untuk menghindari
suppositoria terdorong keluar. Obat ini di gunakan 2 kali sehari ya pak, setiap pagi dan sore
hari.
Obat yang kedua adalah obat lanaven kapsul. Obat ini di minum ya pak 2 kali sehari 1
kapsul. Apakah penjelasan saya sudah jelas pak?
Pasien : ow iya mbak. Obat boraginol itu obat yang dimasukan lewat dubur ya mbak,
caranya pertama cuci tangan terlebih dahulu, kemudian buka bungkusnya dan saya berbaring
miring dengan kaki di atas di tekuk sampai perut dan kaki dibawah di biarkan lurus sehingga
kelihatan duburya. Kemudian obat di basahi sedikit dengan air dan di masukkan ke dubur di
tekan tahan dengan jari telunjuk sampai betul-betul masuk. Setelah masuk semua, saya
berbaring 5 menit. Obat ini digunakan pagi dan sore ya mbak. Dan obat kedua adalah obat
minum ya mbak namanya lanaven. Obat ini 2 kali sehari. Betulkan mbak?
Apoteker : betul sekali pak, berarti bapak sudah mengerti cara penggunaan obat ini. Dan
juga perlu diperhatikan ya pak, perbanyak makan yang berserat ya pak, dan juga tidak boleh
menahan keinginan BAB , olahraga yang cukup.
Apoteker : baik kalau begitu pak, ini obatnya. Jika ada yang kendala tentang penggunaan
obat ini bapak bisa menghubungi saya.. ini kartu nama saya pak.