Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PRAKTIKUM

PRACTICE COMPOUNDING AND DISPENSING

SWAMEDIKASI

DOSEN PENGAMPU :

Mamik Ponco Rahayau, M.Si., Apt.

DISUSUN OLEH :

KELAS (B2) KELOMPOK 4

Mamardika Puteri Yuliani (1920384264)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2019
BAB I
PENDAHULUAN

Swamedikasi berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat
yang sederhana yang dibeli bebas di apotik atau toko obat atas inisiatif sendiri tanpa nasehat
dokter. Pengobatan sendiri termasuk memperoleh obat-obatan tanpa resep, membeli obat
berdasarkan resep lama yang pernah diterima, berbagi obat-obatan dengan kerabat atau
anggota lingkaran sosial seseorang atau menggunakan sisa obat- obatan yang disimpan di
rumah.
Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami. Pelaksanaannya
harus memenuhi kriteria penggunaan obat yang rasional, antara lain ketepatan pemilihan
obat, ketepatan dosis obat, tidak adanya efek samping, tidak adanya kontraindikasi, tidak
adanya interaksi obat, dan tidak adanya polifarmasi.
Swamedikasi menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan
keterjangkauan pengobatan. Pada pelaksanaannya swamedikasi dapat menjadi sumber
terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) karena keterbatasan pengetahuan
masyarakat akan obat dan penggunaannya. Dalam hal ini Apoteker dituntut untuk dapat
memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat terhindar
dari penyalahgunaan obat (drug abuse) dan
penggunasalahan obat (drug misuse) karena masyarakat cenderung hanya tahu merk
dagang obat tanpa tahu zat berkhasiatnya.
BAB II
ISI
A. Definisi
Diare merupakan kondisi yang ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan
dengan frekuensi buang air besar (BAB) yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya.
Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi
bakteri, virus, atau parasit. Biasanya diare hanya berlangsung beberapa hari, namun pada
sebagian kasus memanjang hingga berminggu-minggu.
Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair
(mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Diare merupakan suatu
keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang
terjadi berupa peningkatan volume cairan, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah. Dua
kriteria penting harus ada yaitu BAB cair dan sering, jadi misalnya buang air besar sehari tiga
kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut daire. Begitu juga apabila buang air besar dengan
tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari, maka itu bukan diare. Pengertian Diare
didefinisikan sebagai inflamasi pada membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai
dengan diare, muntah-muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang
menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Seseorang dikatakan diare
bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang
air besar berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.
Diare bisa berdampak fatal apabila penderita mengalami dehidrasi akibat kehilangan
banyak cairan dari tubuh. Oleh sebab itu diare tidak boleh dianggap enteng walaupun kondisi
ini umum terjadi.
B. Patofisiologi
Diare adalah ketidakseimbangan antara absorbsi air dan sekresi air atau elektrolit.
Pada keadaan normal, absorpsi air dan elektrolit lebih besar di bandingkan ekskresi. Empat
mekanisme yang menyebabkan ketidakseimbangan

a. Peerubahan transfer aktif yang berakibat pada pengurangan absorpsi sodium


(Na) dan peningkatan sekresi klorida.
b. Perubahan motilitas saluran pencernaan
c. Peningkatan osmolaritas lumen saluran pencernaan
d. Peningkatan tekanan hidrostatik jaringan.
C. Gejala Diare
Gejala yang kerap dirasakan pada penderita diare yakni:
a. Frekuensi buang air besar melebihi normal
b. Kotoran encer / cair
c. Sakit / kejang perut, pada beberapa kasus
d. Demam dan muntah, pada beberapa kasus
e. Dehidrasi
D. Faktor Penyebab Diare Secara Umum
Penyebab diare pada orang dewasa dan anak-anak umumnya adalah infeksi usus.
Infeksi usus bisa terjadi ketika kita mengonsumsi makanan atau minuman yang kotor dan
terkontaminasi. Mikroorganisme yang sering menyebabkan infeksi usus adalah bakteri,
parasit, dan virus seperti norovirus dan rotavirus.

Diare juga bisa timbul akibat faktor-faktor berikut ini:

 Efek samping obat-obatan tertentu,


 Faktor psikologi, misalnya gelisah,
 Konsumsi minuman beralkohol dan kopi yang berlebihan.
 Intoleransi makanan
E. Jenis-Jenis Diare
Departemen Kesehatan RI mengklasifikasikan jenis diare menjadi empat kelompok
yaitu:
a. Diare akut
Merupakan diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari (umumnya kurang
dari tujuh hari). Kebanyakan kasus diare akut disebabkan oleh rotavirus dan tidak perlu
diterapi dengan antibiotik. Lebih dari 90% kasus diare akut disebabkan oleh agen infeksi,
kasus ini sering disertai mual, demam dan nyeri abdominal. Agen penginfeksi dapat
menginfeksi melalui kontak langsung atau dari makanan serta air yang mengalami
kontaminasi bakteri patogen. Faktor resiko terjadinya diare yakni travellers, pasien yang
mengkonsumsi makanan tidak bersih, pasien imunodefisiensi dan pasien dengan Diabetes
Melitus dan Inflammatory Bowel Disease, serta pasien yang mengkonsumsi antasida maupun
NSAID. Diare akut bisa juga dijadikan gejala utama terjadinya infeksi sistemik seperti
hepatitis, listeriosis, legionellosis dan shock syndrome. Efek samping dari pengobatan juga
dapat menyebabkan terjadinya diare akut seperti pada obat antibiotik, anti hipertensi, NSAID,
antidepresan, bronkodilator, antasida, serta laksatif.
b. Disentri
Disentri merupakan diare yang disertai darah dalam tinja. Disentri disebabkan oleh
infeksi bakteri Shigella. Disentri yang lebih serius disebabkan oleh Campylobacter. Pasien
dengan disentri akibat infeksi Shigella dapat diterapi dengan ciprofloxacin atau asam
nalidiksat.
c. Diare persisten
Merupakan diare yang berlangsung lebih dari empat belas hari secara terus menerus.
d. Diare dengan masalah lain; anak yang menderita diare (diare akut dan
persisten) mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam, gangguan gizi atau penyakit
lainnya.

Diare yang hanya sekali-sekali tidak berbahaya dan biasanya sembuh sendiri. Tetapi
diare yang berat bisa menyebabkan dehidrasi dan dapat membahayakan jiwa. Dehidrasi
adalah suatu keadaan dimana tubuh kekurangan cairan yang dapat menyebabkan kematian,
terutama pada bayi dan anak-anak dibawah umur lima tahun jika tidak segera diatasi. Pada
kasus yang jarang, diare yang terus-menerus mungkin merupakan gejala penyakit berat
seperti tipus, kolera atau kanker usus. Selain itu diare dapat menyebabkan malnutrisi karena
nafsu makan yang berkurang. Malnutrisi tersebut akan menyebabkan resiko terjadinya diare
lebih berat dan lama, dan pada akhirnya akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan serta
kematian.

F. Pedoman Pengobatan Diare


Jika diare tidak ditangani dengan cepat dan tepat, dapat mengakibatkan terjadinya
dehidrasi. Untuk itu diperlukan langkah yang tepat untuk mengobati diare tersebut. Berikut
adalah obat yang dapat digunakan untuk mengatasi diare.
a. Oralit
Oralit tidak menghentikan diare, tetapi mengganti cairan tubuh yang keluar bersama
tinja. Oralit 200 adalah campuran gula, garam natrium dan kalium. Jika tidak tersedia oralit
dapat dibuat larutan sendiri dengan mencampur gula 1 sendok teh dan garam ¼ sendok teh
kemudian dilarutkan dalam 200 mL (1 gelas) air mendidih yang telah didinginkan. Kemudian
diminum 1 gelas tiap setelah BAB.
Tabel I. Takaran Pemberian
Keterangan Umur 1-5 tahun 5-12 tahun Dewasa
<
ta
h
u
n
3 jam 1 1/2 gelas 3 gelas 6 gelas 12 gelas
pe
rta
m
a
Sehabis 1/2 gelas 1 gelas 1 ½ gelas 2 gelas
B
A
B

b. Antimotilitas
Antimotilitas adalah obat-obatan yang dapat menghambat gerakan usus, sehingga
usus dilumpuhkan dan frekuensi diare berkurang. Contoh: Loperamid.
c. Adsorbent
Mekanisme aksi absorben yakni menyerap air serta racun pada penderita diare dan
memadatkan tinja.
Tabel III. Daftar Obat Golongan Adsorben (Dipiro et al., 2008)
Dosis Dosis dewasa

Kaolin-pektin 5,7 g kaolin+130,2 30-120 ml setelah


mg/30ml diare 2
tablet 4
kali
sehari

Polycarbophy 500 mg/tablet setelah diare, jangan


melebihi
12 tablet
per hari.

Attapulgit 750 mg/15ml, 1200-1500 mg


300 mg/7,5mL setelah
750mg/tablet, BAB
600 mg/tablet,
300 mg/tablet
d. Anti sekretori
Mekanisme kerja obat ini adalah meningkatkan absorpsi usus terhadap cairan dan
elektrolit.
G. Pencegahan Diare
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah serta mengobati gejala diare yakni:
a. Mengonsumsi banyak cairan (air, sari buah, sup bening). Hindari alkohol,
kopi/teh,susu.
b. Mengonsumsi cairan rehidrasi oral-oralit/larutan gula garam
c. Mencuci tangan dengan baik setiap habis buang air besar dan sebelum
menyiapkan makanan. Diare karena infeksi bakteri/virus bisa menular
d. Menutup makanan untuk mencegah kontaminasi dari lalat, kecoa dan tikus
e. Menyimpan secara terpisah makanan mentah dan yang matang, simpanlah sisa
makanan didalam kulkas.
f. Menggunakan air bersih untuk memasak
g. Air minum harus direbus terlebih dahulu
h. Buang air besar pada jamban
i. Menjaga kebersihan lingkungan
j. Bila diare berlanjut lebih dari dua hari, bila terjadi dehidrasi, kotoran berdarah,
atau terus-menerus kejang perut periksakan ke dokter (diare pada anak-anak/bayi sebaiknya
segera dibawa ke dokter).
H. Terapi non farmakologi
Pemberian edukasi sebagai langkah pencegahan, meliputi:
a. Hygiene perorangan dan sanitasi lingkungan
b. Mengkonsumsi makanan yang sehat
c. Menghindari makanan yang merangsang peristaltic usus, seperti makanan
pedas
I. Swamedikasi diare di apotek
Obat yang dianjurkan untuk mengatasi diare adalah oralit untuk mencegah
kekurangan cairan tubuh, adsorben dan obat pembentuk massa (yang termasuk dalam
kelompok ini adalah norit (karbo adsorben), kombinasi kaolin-pektin dan attapulgit).
Diapet adalah obat antidiare yang mengandung attapulgite dan merupakan obat yang
digunakan untuk mengatasi diare. Obat ini bekerja dengan memperlambat aktivitas usus besar
sehingga usus akan menyerap lebih banyak air dan tinja akan menjadi lebih padat.

KASUS

Seorang ibu pergi ke apotek dan ingin ketemu seorang apoteker. Dengan keluhan
anaknya yang berumur 4 tahun sudah sehari menderita diare sering buang air besar 6 kali
dengan tekstur feses seperti air, badan lemas, perut melilit, dikarenakan meminum susu yang
baru dibeli disupermarket (ganti produk susu) bukan susu yang biasa dikonsumsi.

Dokumentasi Swamedikasi
Nama pasien Adhit
Jenis kelamin Laki-laki
Usia 4 tahun
Alamat Jl. Letjen Sutoyo No. 100
Tanggal pasien datang 17 September 2019
Keluhan pasien sudah sehari menderita diare sering
buang air besar sehari 6 kali dengan
tekstur feses seperti air badan lemas
perut melilit.
Riwayat alergi Tidak ada
Pasien pernah datang sebelumnya : Ya/tidak*) *coret salah satu
Obat yang diberikan
Nama obat Dosis Cara No Batch Tanggal
pemakaian ED
guanistrep 1-2 Dapat 19050431 Februari
sendok bersama 2020
takar (5- makan atau
10 ml) tidak
Oralit Usia 2-10 Dilarutkan 17030428 November
tahun: 50 dengan air 2021
ml per kg matang,
berat berikan oralit
badan dengan
dalam 4-6 sendok
jam sedikit demi
pertama. sedikit.
Kemudian
100 ml
per kg
berat
badan
pada 18-
24 jam
setelahnya
zinc 2 sendok Dikonsumsi
teh (10 bersama
ml). 1 kali makanan
sehari
selama 10
hari
berturut-
turut

1. Guanistrep
Indikasi :
 Mengurangi frekuensi buang air besar yang cair atau mencret
 Mulas
 Memadatkan feses
Komposisi :
Tiap 5 ml mengandung :
Kaolin 986 mg
Pektin 40 mg
Dosis & Cara Mengonsumsi :
Dosis pemakaian GUANISTREP SIRUP. Obat diminum setelah buang air besar pada
kasus diare Dewasa & anak > 12 tahun : 2 sendok takar (10 ml). Maksimal 60 ml dalam
24 jam. Anak 6-12 tahun : 1-2 sendok takar (5-10 ml). Maksimal 30 ml dalam 24 jam.
Anak 3-6 tahun : 1-2 sendok takar (5-10 ml). Maksimal 15 ml dalam 24 jam. Anak usia <
3 tahun : Sesuai petunjuk dokter. Dapat diminum bersama makan atau tidak
Efek Samping :
GUANISTREP SIRUP, Hipersensitif,Penderita obstruksi usus,Penderita yang harus
menghindari konstipasi

2. Oralit 200 ml

Indikasi :

Oralit digunakan untuk mengobati kondisi tubuh yang kekurang cairan atau dehidrasi
yang disebabkan oleh diare, mencret atau muntaber.
Komposisi :

Setiap 200 ml Oralit mengandung:

 Natrium klorida: 0,52 gram


 Kalium klorida: 0,3 gram
 Trisodium sitrat dihirdat: 0,58 gram
 Glukosa anhidrat: 2,7 gram

Dosis oralit dan cara penggunaan :

Setelah buang air besar (BAB) 

Dosis Oralit untuk dewasa

Untuk orang dewasa yang mengalami dehidrasi:

 Dehidrasi ringan: 50 ml cairan per kg berat badan yang diminum dalam 4-6 jam
sekali.
 Dehidrasi sedang: 100 ml cairan oralit per kg berat badan yang diminum dalam 4-6
jam sekali.

Menjaga keseimbangan cairan:

 Diare ringan: 100-200 ml cairan per kg berat badan dalam satu hari.
 Diare kronis: 15 ml cairan per kg berat badan setiap jam hingga diare berhenti

dosis Oralit untuk anak-anak

Untuk mengatasi dehidrasi:

 Usia < 2 tahun: 15 ml per kg berat badan dalam satu hari sekali.
 Usia 2-10 tahun: 50 ml per kg berat badan dalam 4-6 jam pertama. Kemudian 100
ml per kg berat badan pada 18-24 jam setelahnya.

Oralit tersedia dalam bentuk cairan yang harus dilarutkan terlebih dahulu dengan
air. Dalam satu bungkus terdapat 200 ml oralit dan harus dilarutkan dalam 200 ml
air ( 1 gelas air matang).
Efek Samping :

Efek Samping Oralit Oralit umumnya ditoleransi dengan baik oleh tubuh. Namun
demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut:

 Perut kembung.
 Nyeri pada abdomen.
 Hipernatremia.
3. L zinc syrup

Indikasi : Terapi pelengkap diare pada anak-anak. Digunakan bersama garam rehidrasi
oral P merupakan suplemen yang mengandung zat aktif ZInc. Suplemen ini digunakan
untuk memenuhi kebutuhan Zinc tubuh.

Komposisi : Tiap sendok teh (5ml) mengandung Zn sulphate monohydrate setara dengan
zinc elemental 10mg

Dosis oralit dan cara penggunaan : Bayi usia 2-6 bulan : 1 sendok teh (5ml), 1 kali sehari
selama 10 hari (walaupun diare sudah berhenti). Anak usia 6 bulan-5 tahun : 2 sendok teh
(10ml), 1 kali sehari selama 10 hari berturut-turut. Bahkan jika diare sudah
berhenti.Selama diare masih berlangsung, selain diberikan suplementasi zinc juga
diberikan garam rehidrasi oral.Para ibu menyusui dianjurkan untuk tetap menyusui atau
meningkatkan frekuensi menyusui pada anak selama dan setelah diare. Dikonsumsi
bersama makanan
Efek Samping :

 Sakit perut.
 Mual.
 Muntah.
 Diare.
 Iritasi pada lambung.
 Lelah.
 Sakit kepala.

Dialog

Apoteker Selamat siang bu, saya Puteri apoteker di apotek ini, ada yang bisa saya bantu?
Pasien Siang mbak, saya mau beli obat mbak untuk anak saya
Apoteker Oh iya bu. Sebelumnya dengan ibu siapa ya? Alamat rumah ibu dimana?
Pasien Saya Asti, alamat rumah di Jl.Letjen Sutoyo No. 100
Apoteker Nama anak ibu Asti yang sakit siapa ya? Umurnya berapa?
Pasien Nama anak saya Adhit mbak, umur 4 tahun
Apoteker Kalau boleh tau keluhan anak ibu bagaimana ya?
Pasien Sudah seharian ini anak saya diare mbak, sering buang air besar sehari 6 kali
dan yang keluar itu encer kayak air, badan lemas, perut melilit mbak
Apoteker Sebelumnya makan atau minum apa ya bu ?
Pasien Anak saya baru saya belikan susu formula yang lagi promo.jadi murah di
supermarket mbak
Apoteker Apakah anak ibu sebelumnya sudah pernah sakit seperti ini ?
Pasien Belum pernah mbak
Apoteker Apa anak ibu memiliki riwayat penyakit lain atau alergi obat?
Pasien Tidak mbak, anak saya tidak memiliki penyakit lain dan juga tidak alergi obat.
Apoteker Oh iya bu, anak ibu sebelumnya sudah minum obat apa?
Pasien Belum ada mbak, soalnya saya bingung obat apa yang bisa diminum anak
saya.
Apoteker oh begitu, tunggu sebentar ya bu, saya siapkan obatnya dulu.
Pasien Iya mbak (Beberapa saat kemudian)
Apoteker ini obatnya, ya bu.Yang pertama Guanistrep sirup 1-2 sendok takar (5-10 ml).
Maksimal 15 ml dalam 24 jam. Untuk efek sampingnya tidak berbahaya tetapi
jika penggunaan berlebih dapat terjadi sembelit, sebaiknya jika fesesnya sudah
tidak encer dihentikan saja ya mbak.
Ini obat yang kedua oralit diminum 2 sachet oralit untuk 2 gelas setelah BAB
ya bu untuk mengatasi kekurangan cairan atau dehidrasi karna diare. Efek
Samping Oralit kemungkinan tidak ada, karena umumnya ditoleransi dengan
baik oleh tubuh. Jadi tidak apa-apa mbak tetapi jika terjadi efek yang serius
sebaiknya konsultasi ke dokter. Dan ini obat ke tiga adalah L-Zinc sirup 2
sendok teh (10 ml). 1 kali sehari selama 10 hari berturut-turut
Pasien Oh gitu ya mbak
Apoteker Untuk penyimpanannya disimpan pada kotak obat, jauhkan dari sinar matahari
langsung dan jangkauan anak-anak ya bu. Terus.anak ibu jangan minum
susu.formula yang ibu beli tadi, kasih anak ibu minum air putih yang cukup.
Pasien Iya mbak
Apoteker Untuk susu formula yang baru ibu beli sebaiknya dihentikan karena
kemungkinan tidak cocok untuk anak ibu, ibu bisa gunakan jenis susu formula
anak ibu yang dulu saja. Bagaimana bu apakah sudah jelas ?
Pasien Sudah mbak
Apoteker kalau sudah bisa tolong diulangi apa yang saya jelaskan tadi. Biar saya tau ibu
nya sudah benar-benar paham atau belum.
Pasien Anak saya dapat obat yang pertama Guanistrep sirup 1-2 sendok takar (5-10
ml). Maksimal 15 ml dalam 24 jam, sebaiknya jika fesesnya sudah tidak encer
dihentikan saja.
Obat yang kedua oralit diminum 2 sachet oralit untuk 2 gelas setelah BAB.
Dan obat ke tiga adalah L-Zinc sirup 2 sendok teh (10 ml). 1 kali sehari selama
10 hari berturut-turutdan, untuk penyimpanannya disimpan pada kotak obat,
jauhkan dari sinar matahari langsung dan jangkauan anak-anak.
Dan susu formula yang baru saya beli dihentikan pemberian nya ke anak saya.
Apoteker iya bu benar, apakah masih ada yang belum dimengerti atau ada yang ingin
ditanyakan lagi bu?
Pasien Tidak ada mbak, sudah jelas semua.
Apoteker Kalau begitu ini obatnya bu total harganya jadi Rp 61.000 bisa bayar dikasir ya
bu.
Pasien Iya mbak
Apoteker Semoga lekas sembuh anaknya ya bu
Pasien Iya mbak terima kasih
Apoteker Sama-sama
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yang lebih banyak dari
biasanya, dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai
frekuensi defekasi. Diare ditimbulkan oleh makanan, miniman, virus dan bakteri. Kuman
penyakit diare ditularkan melalui air dan makanan, tangan yang kotor, berak sebarang tempat
dan botol susu yang kurang bersih.

Penyakit diare ditandai dengan adanya berak encer, biasanya 3x atau lebih dalam
sehari, disertai muntah, badan lesu dan lemah, tidak mau makan, panas. Bahaya dari pada
diare itu adalah banyaknya kehilangan cairan tubuh, dan menyebabkan kematian.

Usaha untuk mengatasi diare yaitu dengan cara memberi minuman larutan Oralit dan
untuk mengatasi diare nya bisa berkonsultasi kepada apoteker. Cara pencegahan penyakit
diare yaitu dengan cara menjaga hygiene perorangan dan sanitasi lingkungan dan
mengkonsumsi makanan yang sehat, dan menghindari makanan atau minuman yang
menyebabkan intoleran.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Volume 48 – 2013 s/d 2014.
Jakarta: PT. ISFI Penerit. Hlm 94-96.
Ganiswarna G, Sulistia. 1995. Farmakologi dan Terapi. edisi IV,467-481. Bagian
Farmakologi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Dipiro, 2008. Sepsis and Septic Shock, dalam: Pharmacotherapy A Pathophysiologic
Approach. McGraw-Hill Companies, United States of America, hal. 2135.

Anda mungkin juga menyukai