Disusun Oleh :
Putri Amalia Mahsun
NIM. P1337425120096/1B
1.2 Tujuan
Tujuan utama dari pemasangan pispot adalah untuk membantu pasien dalam
upaya memenuhi kebutuhan eliminasi, serta menjaga kebersihan pasien dan
baju pasien.
1.3 Indikasi
Pasien yang membutuhkan penggunaan pispot adalah pasien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan eliminasinya sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Teori
System tubuh yang memiliki peran dalam proses eliminasi alvi adalah
system gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus besar. Usus
halus terdiri dari atas duodenum, jejenum, dan ilem dengan Panjang kurang
lebih 6 meter dengan diameter 2,5 cm. Usus besar dimulai dari rectum, kolon
hingga anus yang memiliki Panjang kurang lebih 1,5m atau 50-60 inci dengan
diameter 6 cm.
Pada batas diantara usus besar dan ujung usus halus terdapat
ilcocaccal. Katup ini biasanya mencegah produk buangan untuk kembai ke
usus halus. Produk buangan yang memasuki usus besar isinya berupa
cairan. Setiap hari saluran anus menyerap sekitar 800-1000 ml cairan,
penyerapan inilah yang menyebabkan feses mempunyai bentuk setengah
padat, lunak dan cair. Kalua feses terlalu lama dalam usus besar maka terlalu
banyak air yang diserap sehingga feses menjadi kering dan keras.
Kolon sigmoid mengandung feses yang sudah siap dibuang dan
diteruskan kedalam rectum. Dalam rectum terdapat 3 lapisan jaringan
transversal segitiga lapisan tersebut mempunyai arteri dan vena.
Makanan yang diterima oleh usus halus dan lambung dalam bentuk
setengah padat atau dikenal dengan nama chyme, baik berupa air, nutrient,
bikarbonat dan enzim. Secara umum, kolon sebagai tempat absorbs, proteksi,
sekresi dan eliminasi. Proses perjalanan makanan makanan dari mulut
hingga sampai rectum membutuhkan waktu selama 12 jam. Proses
perjalanan makanan khusus pada daerah kolon memiliki beberapa Gerakan
diantaranya haustral suffing atau dikenal sebagai Gerakan mencampur zat
makanan dalam bentuk padat untuk mengabsorpsi air kemudian diikuti
dengan kontraksi haustral atau Gerakan mendorong zat makanan atau air
pada daerah kolon dan terakhir terjadi Gerakan peristatik yaitu Gerakan maju
ke anus.
Defekasi atau proses BAB adalah proses pengosongan usus yang
sering disebut buang air besar. Terdapat dua pusat yang menguasai refleks
untuk defekasi yang terletak di medulla dan sumsum tulang belakang. Apabila
terjadi rangsangan parasimpatis, sfingter anus bagian luar yang diawali oleh
syaraf parasimpatis setiap waktu menguncup atau mengendor selama
defekasi berbagai otot lain membantuk proses itu seperti otot dinding perut,
diafragma dan otot-otot dasar pelvis.
Secara umum, terdapat 2 macam reflek yang membantu proses
defekasi, yaitu pertama, reflekdefekasi interinsik yang mulai dari zat sisa
makanan (feses) dalam rectum sehingga terjadi ditensi. Kemudian, flexus
mesenterikus merangsang Gerakan peristaltic, dan akhirnya feses sampai di
anus. Lalu pada saat sfingter interna relaksasi, maka terjadilah proses
defekasi kedua, feflek defekasi parasimpatis. Adanya feses dalam rectum
yang merangsang saraf rectum ke spinal cord. Dan merangsang ke kolon
desenden, kemudian ke sigmoid, lalu ke rectum dengan Gerakan peristaltic
dan akhirnya terjadi relaksasi sfingter interna, maka terjadilah proses defekasi
saat sfingter interna, maka terjadilah proses defekasi saat sfingter interna
berelaksasi.
Adapun gangguan-gangguan dalam masalah eliminasi alvi yaitu:
1. Konstipasi, keadaan individu yang mengalami resiko tinggi stasis untuk
besar sehingga menimbulkan eliminasi yang jarang atau keras; keluarnya
feses terlalu kering dan keras.
2. Diare, Merupakan keadaan individu yang mengalami atau beresiko sering
mengalami pengeluaran feses dengan bentuk cair. Diare di sertai kejang
usus,mungkin ada rasa mual dan muntah.
3. Inkontinesia Usus, Merupakan keadaan individu yang mengalami
perubahan kebiasaan dari proses defekasi normal mengalami proses
pengeluaran feses tidak di sadari;yang merupakan hilangnya kemampuan
otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas melalui sfingter
sehingga mengakibatkan kerusakan pada sfingter.
4. Kembung, Merupakan penuh udara dalam perut karena pengumpulan
secara berlebihan dalam lambung atau usus.
5. Hemorroid, Merupakan keadaan terjadinya pelebaran vena di daerah anus
sebagai akibat peningkatan tekanan daerah anus yang dapat di sebabkan
karena kontipasiperenggangan saat defekasi.
6. Fekal Impactions, Merupakan masa feses keras di lipatan rektum yang di
akibatkan oleh retensi dan akumulasi materi feses yang
berkepanjangan.penyebab kontipasi asupan kurang,aktivitas kurang,diet
rendah serat,kelemahan tonnus otot.
Salah satu kebiasaan paling penting yang dapat perawat ajarkan tentang
kebiasaan defekasi ialah menetapkan waktu untuk melakukan defekasi untuk
memiliki kebiasaan defekasi yang teratur,seorang klien harus mengetahui
kapan keinginan untuk defekasi muncul secara normal. Perawat
menganjurkan klien untuk mulai menerapkan waktu defekasi yang paling
memungkinkan dalam sehari yang akan dijadikan sebagai rutinitas, biasanya
satu jam setelah makan, apabila klien harus menjalani tirah garing atau
membutuhkan bantuan dalam berjalan perawat harus menawarkan sebuah
pispot atau membantu klien mencapai kamar mandi.
Untuk membantu klien berdefekasi secara normal dan tanpa rasa tidak
nyaman,sejumlah intervensi dapat menstimulasi refleks defekasi
mempengaruhi karakter feses atau meningkatkan peristaltik.
METODOLOGI
Adapun alat dan bahan yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut.
- Handschoon - Nierbekken
- Perlak - Selimut
- Handuk - Masker medis
- Pispot - Antiseptic gel
- Air - Keranjang sampah
3.2. Prosedur Kerja
Berikut Langkah kerja yang dilakukan untuk membantu pasien BAB dengan
menggunakan pispot.
3. Cuci tangan
4. Gunakan handschoon
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Noviansyah, R,2012, Prosedur Tindakan BAB dan BAK, Blog at Word Press, diakses
pada 11 Okrober 2020, https://rulinoviansah.wordpress.com/2012/12/06/prosedur-tindakan-
bab-dan-bak/
Fitri D,2011,SOP Membantu Pasien BAB dengan menggunakan Pispot, Robi Murora
Blogspot, diakses pada 10 Oktober 2020,< https://roby-murora.blogspot.com/2012/05/sop-
membantu-pasien-bab-dengan.html>