Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

SHORT BOWEL SYNDROME

Oleh:
SITI NGINDIASIH

RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA


ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN SHORT BOWEL SYNDROME

TUJUAN UMUM

Setelah mempelajari materi asuhan keperawan pasien dengan short bowel


syndrome, diharapkan para peserta mampu mengaplikasikan askep tersebut
di lingkungan kerja masing- masing

TUJUAN KHUSUS

Setelah mempelajari materi diatas para peserta mapu:


1. Mengetahui tanda-tanda gangguan saluran percernaan
2. Mampu memberikan nutrisi pada pasien short bowel syndrome
3. Mampu bemberikan perawatan terhadap pasien short bowel syndrome

BATASAN

Short Bowel Syndrome(SBS) atau syndrome usus pendek merupakan


gangguan malabsorbsi yang diakibatkan oleh tindakan pembedahan atau
reseksi pada usus halus sehingga usus tersebut kehilangan fungsi
absorbsinya.

ETIOLOGI

Penyakit pada Short Bowel Syindrome ini dapat disebabkan oleh


berbagai macam hal, antara lain adalah:
1. Chorn Disease
2. Cacat bawaan, seperti Atresia Ileum
3. Mesenteric Infarction, yaitu penyumbatan pada arteri yang mensuplai
darah yang
menuju ke sebagian usus
4..Radiation Enteritis, yaitu peradangan pada usus yang disebabkan
oleh radiasi
5. Cancer
6. Volvulus , yaitu usus melilit

PATOFISIOLOGI
Kebanyakan pencernaan dan penyerapan makanan terjadi di dalam
usus kecil. Apabila terjadi pengangkatan atau atresia
/tidak adanya usus halus pada tubuh, berarti penyerapan makanan
jelas akan terganggu. Konsekwensi pada pengangkatan bagian usus kecil
tergantung pada seberapa bayak bagian itu diangkat dan dimana letaknya.
Jika bagian tengah (jejunum)diangkat, kadangkala bagian akhir(ileum) bisa
menyesuaikan dan menyerap nutrisi yang lebih dibandingkan jika yang
diangkat ileumnya. Jika pengangkatan lebih dari 3 kaki atau 1 yard(1yard =
1 meter) ileum yang diangkat, sisa usus kecil biasanya tidak atau sulit untuk
menyesuaikan. Sebelum penyesuaian terjadi, atau jika tidak
biasmenyesuaikan, usus akan mengalami kesulitan menyerap nutrisi dalam
jumlah banyak, termasuk lemak, protein dan vitamin. Usus tersebutjuga
tidak dapat menyerap asam empedu yang dikeluarkan oleh hati yangmana
asam empedu tersebut dapat membantu pencernaan.
Malabsorbsi ini akan menyebabkan diare. Hal ini akan menyebabkan
orang akan mengalami kekurangan Cairan, gizi dan juga kekurangan
vitamin.

PENGOBATAN

Pengobatan atau terapi yang dilakukan , segera setelah operasi, ketika


diare menjadi berat, dokter memberikan caran infuse untuk menggantikan
dan memberikan kebutuhan cairan melalui parenteral yang disebut Total
Parenteral Nutrition(TPN). TPN ini mengandung semua jenis nutrisi yang
diperlukan, termasuk protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.
Kemudian secara bertahap akan diberikan cairan atau minum lewat mulut
secara perlahan-lahan. Pemberian enteral feeding dianjurkan memiliki
banyak kandungan lemak dan protein dibandingkan karbohidrat. Pada
pemberian enteral feeding diberikan dalam jumlah sedikit dan sering adalah
lebih baik dibandingkan pemberian yang jarang dalam jumlah besar.
Alternatif terapi yang lain adalah dengan pencangkokan usus kecil, tetapi
hal ini masih sangat jarang dilakukan.
PEMERISAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat kita lakukan , adalah :
1. Laboratorium darah: darah rutin, elektrolit

2. Tinja rutin, kultur dan sensivitas

KOMPLIKASI

1. Sepsis
2. Dehidrasi
3. Gizi buruk

DIAGNOSE KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL

1. Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit


2. Kurang volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan berlebih
3. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
malabsorbsi..
4. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan infasif

RENCANA KEPERAWATAN

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan


berhubungan dengan kehilangan cairan
Tujuan/NOC: cairan dan elektrolit adekuat
- Selaput mukosa lembab
- Produk urine 1-3 cc/kg/j
- Intake output seimbang
- Tanda-tanda vital normal
- Turgor elastis

Intervensi
- Monitor intake output cairan
- Monitor tanda –tanda vital
- Monitor tanda-tanda dehidrasi tiap3 jam
- Hitung produk feses dan urine
- Kolaborasi pemberian cairan intra vena
- Kolaborasi pemeriksaan darah elektrolit

2. Kurang volume cairan berhubungan dengan output berlebih

Tujuan/NOC: Hidrasi Adekuat


- Membrane mukosa lembab
- Mata tidak cekung
- Keluaran urine normal
- Tidak ada demam
-Nilai hematokrit dbn

Intervensi/NIC:
- Monitor status cairan termasuk intake output
-Monitor jumlah Hb dan Hmt serta elektrolit
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor berat badan tiap hari
- Monitor pasien terhadap peruibahan cairan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kehilangan cairan dan masukan tidak adekuat
Tujuan/NOC: nutrisi adekuat
 Berat badan turun kurang dari 10 %
 Mukosa lembab
 Turgor kulit baik

Intervensi/NIC:
 Monitor tanda vital
 Timbang berat badan untuk mengetahui penurunan berat badan
/hari
 Observasi dan catat respon bayi terhadap pemberian minum
(cek residu)
 Beri minum porsi kecil dengan frekuensi yang sering
 Anjurkan ibu untuk menyusui jika memungkinkan atau beri asi
peras.

4. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan infasif


Tujuan/NOC: Kontrol infeksi
 Pengetahuan tentang resiko infeksi
 Memonitor factor resiko dari lingkungan
 Menghindari paparan
Intervensi/NIC:
 Kontrol infeksi
- Bersihkan lingkungan
- Pertahankan tehnik isolasi
- Batasi pengunjung jika perlu
- Gunakan sabun antiseptic untuk cuci tangan
- Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan perawatan
- Gunakan alat pelindung diri
- Pertahankan lingkungan aseptic selama pemasangan alat
- Monitor IV Line
 Perlindungan infeksi
- Monitor tanda dan gejala infeksi baik local ataupun sistemik
- Monitor kerentanan terhadap infeksi
- Inspeksi kulit dan membrane mukosa dari kemerahan
- Batasi pengunjung
- Pertahankan tehnik aseptic
- Pertahankan tehnik isolasi

Anda mungkin juga menyukai